Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
11
12
X AKG Energi/Protein
BB Standar AKG
: 100% AKG
b. Sedang
: 80-90% AKG
c. Kurang
: 70-80% AKG
d. Defisit
a. Energi
13
Kecukupan Energi
990
1200
1620
Kal/kg BB/hari
110
100
90
b. Protein
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Akan
tetapi dalam praktek sehari-hari umumnya dapat ditentukan dari
asalnya. Protein hewani biasanya mempunyai nilai yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan protein nabati. Protein telur dan protein
susu biasanya dipakai sebagai standar untuk nilai gizi protein.
Nilai gizi protein nabati ditentukan oleh asam amino yang kurang
(asam amino pembatas), misalnya protein kacang-kacangan. Nilai
protein dalam makanan orang Indonesia sehari-hari umumnya
diperkirakan 60% dari pada nilai gizi protein telur (Soediaoetama,
2004).
14
gram / hari
1,27
1,19
1,12
1,06
1,01
c. Lemak
Gram
31
36
44
62
15
16
Kalsium
(mg)
200
400
500
500
Fosfor
(mg)
100
225
400
400
Zat besi
(mg)
0,5
7
8
9
Vitamin A
(RE)
375
400
400
450
Vitamin C
(mg)
40
40
40
45
B. Status Gizi
a. Definisi Status Gizi
Status gizi adalah interpretasi dari data yang didapatkan dengan
menggunakan berbagai metode untuk mengindentifikasi populasi atau
individu yang beresiko atau dengan status gizi buruk ( Departemen Gizi
dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia,
2007 ).
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
adalah konsumsi makanan dan pengguanan zat-zat gizi dalam tubuh.
Tubuh yang memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien
akan mencapai status gizi yang optimal. Defisiensi zat mikro seperti
vitamin dan mineral memberi dampak pada penurunan status gizi dalam
waktu yang lama (Almatsier, 2002).
Status gizi merupakan keadaan keseimbangan antara asupan dan
kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama
untuk anak balita, aktivitas, pemeliharan kesehatan, penyembuhan bagi
17
mereka yang menderita sakit dan proses biologis lainnya di dalam tubuh
(Depkes RI, 2008).
Kebutuhan bahan makanan pada setiap individu berbeda karena adanya
variasi genetik yang akan mengakibatkan perbedaan dalam proses
metabolisme. Sasaran yang dituju yaitu pertumbuhan yang optimal tanpa
disertai oleh keadaan defisiensi gizi. Status gizi yang baik akan turut
berperan dalam pencegahan terjadinya berbagai penyakit, khususnya
penyakit infeksi dan dalam tercapainya tumbuh kembang anak yang
optimal.
Kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi
adalah kelompok bayi dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang
paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status
gizi balita.
Menurut WHO, pemeliharan status gizi anak sebaiknya :
a. Dimulai sejak dalam kandungan. Ibu hamil dengan gizi yang baik,
diharapkan akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
b. Setelah lahir segera beri ASI eksklusif sampai usia 4 atau 6 bulan.
c. Pemberian makanan pendampingan ASI (weaning food ) bergizi, mulai
usia 4 atau 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat menerima menu
lengkap keluarga.
d. Memperpanjang masa menyususi (prolog lactation) selama ibu dan bayi
menghendaki.
18
a. Faktor Langsung
1) Konsumsi Pangan
2) Infeksi
Penyakit infeksi dan keadaan gizi anak merupakan 2 hal yang saling
mempengaruhi. Dengan infeksi, nafsu makan anak mulai menurun dan
mengurangi konsumsi makanannya, sehingga berakibat berkurangnya zat
gizi ke dalam tubuh anak. Dampak infeksi yang lain adalah muntah dan
mengakibatkan kehilangan zat gizi. Infeksi yang menyebabkan diare pada
anak mengakibatkan cairan dan zat gizi di dalam tubuh berkurang.
Kadangkadang orang tua juga melakukan pembatasan makan akibat
infeksi yang diderita dan menyebabkan asupan zat gizi sangat kurang
19
1) Pengetahuan Gizi
2) Tingkat Pendapatan
20
3) Besar Keluarga
c.
1.
21
22
2.
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:
survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
1.
2.
3.
Faktor
ekologi
digunakan
untuk
mengungkapkan
bahwa
23
Pengukuran Langsung
1.
2.
3.
4.
Antropometri
Biokimia
Klinis
Biofisik
1. Survei Konsumsi
2. Statistik Vital
3. Faktor Ekologi
24
a. Parameter Antropometri
1. Umur
2. Berat Badan
25
3. Tinggi badan
b. Indeks Antropometri
yang
mendadak,
misalnya
karena
26
Kelebihan Indeks BB/U antara lain lebih mudah dan lebih cepat
dimengerti oleh masyarakat umum, baik untuk mengukur status
gizi akut atau kronis, sangat sensitif terhadap perubahanperubahan kecil, dan dapat mendeteksi kegemukan. Kelemahan
Indeks BB/U adalah dapat mengakibatkan interpretasi status gizi
yang keliru bila terdapat edema maupun acites, memerlukan
data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah usia 5
tahun, sering terjadi kesalahan pengukuran, seperti pengaruh
pakaian
atau
(Supariasa,2002).
gerakan
anak
pada
saat
penimbangan
27
28
lebih
lama.
Membutuhkan
dua
orang
untuk
melakukannya.
TB
29
Kategori Status
Gizi
Gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Gizi lebih
Sangat pendek
Pendek
Normal
Tinggi
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
< -3 SD
-3 SD sampai dengan < -2 SD
-2 SD sampai dengan 2 SD
>2 SD
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas
< -3 SD
-3 SD sampai dengan < -2 SD
-2 SD sampai dengan 1 SD
>1 SD sampai dengan 2 SD
>2 SD