You are on page 1of 10

Partograf

Definsi
Partograf adalah pencacatan kemajuan atau proses persalinan di lembaran partograf.
Tujuan
Tujuan utama penggunaal partograf adalah :
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal sehingga dapat
mengetahui kondisi ibu dan janin dan membantu untuk membuat keputusan klinik
Penggunaan Partograf
World Health Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi partograf agar lebih sederhana
dan lebih mudah digunakan. Fase laten telah dihilangkan, dan pencatatan pada partograf
dimulai dari fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm.
Partograf harus digunakan untuk
1. Semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sampai dengan kelahiran bayi,
sebagai elemen penting asuhan persalinan
2. Semua tempat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah
sakit, dan lain-lain);
3. Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan
dan kelahiran (Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Bidan, Dokter Umum, Residen, dan
Mahasiswa Kedokteran).

Halaman Depan Partograf

Cara Pengisian Halaman Depan Partograf


Pencatatan di partograf dimulai pada kala 1 fase aktif (pembukaan serviks 4cm) hingga
lahirnya bayi.
1. Informasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal atas partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: jam pada partograf) dan perhatikan
kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah
ketuban.
2. Kesehatan dan Kenyamanan Janin
a. Denyut Jantung Janin
Dinilai setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap
kotak pada bagian horizontal, menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di
sebelah kolom kiri (vertikal) menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi
tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ.
Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis yang
tidak terputus.

DJJ normal diantara garis tebal angka 100 180 kali/menit. Penolong harus
sudah waspada bila DJJ dibawah 120 atau diatas 160. Catat tindakan-tindakan
yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi
partograf.
b. Warna dan Adanya Air Ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air
ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang
sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut :
U
: Ketuban utuh (belum pecah)
J
: Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M
: Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D
: Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K
: Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban kering
Meknoium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan gawat janin. Jika
terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda
gawat janin (DJJ <100 atau > 180 kali / menit), ibu segera dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang sesuai. Akan tetapi, jika terdapat mekonium kenatal, segera
rujuk ibu ke tempat yang memiliki asupan kegawatdaruratan obstetrik dan
bayi baru lahir.
c. Molase (Penyusupan Tulang Kepala Janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Hal ini dinilai setiap
melakukan pemeriksaan dalam (4jam). Tulang kepala yang saling menyusup
atau tumpang tindih, menunjukkan kemungkinan adanya disproporsi tulang
panggul (Cephalo Pelvic Disproportion CPD). Ketidakmampuan akomodasi
akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat
dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali
untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan
tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda
disproporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai.
Catat temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan
lambang-lambang berikut :
0
: tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi
1
: tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2
: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat
dipisahkan
3
: tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
3. Kemajuan persalinan

Lajur kedua di partograf untuk memantau kemajuan persalinan. Angka 0-10 dalam cm
di kiri menunjukkan pembukaan atau dilatasi serviks. Selain itu angka di sebelah kiri
tersebut, skala 1-5 juga menunjukkan penurunan janin. Setiap kotak horizontal
menyatakan waktu 30 menit, sedangkan setiap kotak vertikal menunjukkan
penambahan dilatasi 1 cm.
a. Pembukaan Serviks
Periksa dalam setiap 4 jam sehingga pencatatan dilakukan setiap 4 jam, jika
ada penyulit lebih sering. Partograf mulai ditulis ketika sudah ada pembukaan
4cm (fase aktif). Yang harus diingat, tanda X ditulis di garis waktu yang
sesuai dengan lajur pembukaan serviks. Kemudian, hubungkan tanda X
dengan X lainnya dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh.
b. Penurunan Bagian Terbawah atau Presentasi Janin
Setiap periksa dalam (per 4 jam), jangan lupa mencatat turunnya bagian
terbawah janin juga. Normalnya pembukaan serviks akan diikuti dengan
turunnya bagian terbawah janin. Pengukurannya dengan palpasi bimanual,
diukur dari seberapa jauh dengan tepi simfisis pubis. Pencatatannya dengan
simbol O, ditulisnya di garis-garis yang sama dengan lajur pembukaan
serviks, menggunakan skala angka pembukaan serviks. Hanya saja ini dari 05. Kemudian antara simbol O dihubungkan dengan garis putus-putus.
Kategorinya dari 5/5 hingga 0/5, diperiksa dengan menggunakan 5 jari tangan.
5/5 : bagian terbawah janin belum masuk ke tepi atas simfisis pubis
0/5 : bagian terbawah janin sudah masuk semua ke dalam simfisis pubis
sehingga tidak dapat dipalpasi lagi.
c. Garis Waspada dan Garis Bertindak
Pencatatan fase aktif (jika pembukaan serviks minimal 4cm) selalu dimulai
dari garis waspada. Garis waspada dimulai dari pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir saat pembukaan lengkap, jika laju pembukaan 1cm/jam. Jika dilatasi
serviks mengarah ke sebelah kanan dari garis waspada, berarti pembukaan
<1cm/jam, mulai dipertimbangkan tindakan intervensi yang dapat dilakukan.
Contohnya amniotomi, infus oksitosin, persiapan merujuk.
Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak, harus
dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Persalinan tanpa penyulit,
catatan pembukaan serviks tidak akan melewati garis bertindak.
4. Jam dan Waktu
a. Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan

Lajur yang berada di bawah lajur pembukaan serviks dan turunnya kepala.
Terdapat kotak-kotak dengan angka dari 1 16. Setiap kotak menyatakan
waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif
b. Waktu Aktual Saat Pemeriksaan Dilakukan
Di bawah lajur kotak dengan angka 1 16, terdapat kotak-kotak kosong.
Kotak ini untuk mencatat waktu aktual di mulai dari fase aktif pertama. Satu
kotak besar tersebut menunjukkan waktu 1 jam sama dengan 2 kotak kecil di
bagian pembukaan serviks (satu kotak kecil 30 menit)
5. Kontraksi Uterus
Di lajur kontraksi, terdapat 5 kotak ke atas (1-5). Satu kotak menunjukkan satu kali
kontraksi. Cek kontraksi uterus tiap 30 menit selama fase aktif lalu raba dan catat
jumlah kontraksi selama 10 menit (beberapa kali kontraksi) dan lamanya setiap
kontraksi (dalam detik). Saat fase laten, periksa lama dan frekuensi uterus tiap jam.
Titik-titik
Garis-garis
Isi Penuh

: Lama setiap kontraksi < 20 detik


: Lama setiap kontraksi 20 40 detik
: Lama Setiap kontraksi > 40 detik

6. Obat dan Cairan


Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat
oksitosin, obat-obatlainnya dan cairan IV
a. Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit
jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan I.V. dan dalam satuan
tetesan per menit.
b. Obat-obatan lain dan Cairan I.V.
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan I.V. dalam
kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
7. Kesehatan dan Kenyamanan Ibu
a. Nadi, Tekanan Darah dan Temperatur
Nadi diperiksa setiap 30 menit selama fase aktif (beri tanda titik pada kolom
waktu yang sesuai). Tekanan Darah dicatat setiap 4 jam selama fase aktif (beri
tanda panah pada kolom waktu yang sesuai. Temperatur dicatat setiap 2 jam
b. Volume Urin, protein atau aseton
Diukur setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih)
8. Asuhan, Pengamatan, dan Keputusan Klinik Lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan, dan keputusan klinik di sisi luar kolom
partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga

tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan. Asuhan, Pengamatan, dan/atau
Keputusan Klinik mencakup :
a. Jumlah cairan per oral yang diberikan
b. Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur
c. Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgyn, Bidan, Dokter
Umum)
d. Persiapan sebelum melakukan rujukan
e. Upaya rujukan
f.
Lembar Belakang Partograf
Dikenal sebagai catatan persalinan. Lembar ini mencatat hal yang terjadi selama proses
persalinan dan kelahiran, serta tindakan yang dilakukan dari kala I-IV serta asuhan bayi baru
lahir.

Apa saja cara lain yang digunakan untuk menghitung usia kehamilan?
Menentukan Usia Kehamilan Berdasarkan Pemeriksaan Fisik
Ukuran uterus berkolerasi dengan usia janin, namun faktor yang mempengaruhi ukuran
uterus (seperti fibroid) dan karakteristik badan ibu (seperti obesitas) dapat mempengaruhi
hasil. Uterus usia kehamilan 10 12 minggu sebesar grapefruit. Pada usia 20 minggu, fundus
mencapai umbilikus. Setelah 20 minggu, tinggi fundus dalam centimeter seharusnya
berkolerasi dengan usia gestasi. DJJ dapat didengar pada usia 11 12 minggu.
Menentukan Usia Kehamilan Berdasarkan USG
Trimester Pertama
Penentuan usia gestasi pada trimester pertama dapat menggunakan diameter gestasional sac
dan Crown Rump Length (CRL). Pada minggu 3-5 dapat dilihat pertumbuhan gestasional sac.
Pengukuran Mean Sac Diameter (MSD) umumnya digunakan, akan tetapi apabila MSD
melebihi 14 mm maka pengukuran MSD kurang reliable. Umumnya MSD tumbuh 1mm per
hari.
Yolk Sac merupakan penanda kehamilan intrauterine dan dapat terlihat pada usia kehamilan 5
6 minggu. Yolk Sac dapat berkembang maksmial mencapai 6 mm pada usia 10 minggu dan
secara gradual bermigrasi ke perifer chorionic cavity. Pada akhir trimester pertama yolk sac
tidak terdeteksi.
Crown-Rump Length merupakan pemeriksaan paling akurat pada trimester pertama untuk
menentukan usia gestasi. Pemeriksaan MSD tidak perlu dilakukan apabila kita dapat
memeriksa CRL. CRL dapat diukur minimal ketika mencapai 10mm (7 minggu)
Trimester Kedua dan Ketiga
Pada trimester kedua dan ketiga, USG digunakan untuk menentukan usia gestasi melalui
beberapa parameter biometric sekaligus seperti biparietal diameter, lingkar kepala, lingkar
perut, dan panjang femur.
Tanda Kehamilan Matur
Parameter kematuran kehamilan adalah pada pusat osifikasi epifisis pada distal femur,
proksimal tibia dan proksimal humerus. Parameter ini dapat berguna pada akhir kehamilan

yang tidak diketahui usia gestasinya. Temuan pada epifisis distal femur memiliki PPV
(Positive Predict Value) 96% untuk mengindikasikan usia kehamilan minimal 32 minggu,
proksimal tibia memiliki PPV 83% untuk mengindikasikan usia kehamilan minimal 37
minggu dan proksimal humerus memiliki PPV 100% untuk mengindikasikan usia kehamilan
minimal 38 minggu.
Ballard Score

Kapan suatu kontraksi uterus dikatakan abnormal?


Seiring dengan berjalannya proses kehamilan, kontraksi uterus meningkat secara gradiaul,
kontraksinya menjadi lebih lama, interval memendek, kontraksi menjadi lebih kuat. Apabila
ada gangguan pada proses ini disebut inertia uterine.

Inertia uterine terkoordinasi (inertia uterus hipotonis)


Kontraksi uterus dengan ritme normal, simetris, tetapi kontraksinya lemah, tekanan
intrauterine rendah < 2.0kPa (15mmHg), durasi singkat berkisar <2 / 10 menit.
Inertia uterine tidak terkoordinasi (inertia uterus hipertonis)
Colicky uterus : inkoordinasi berbagai bagian uterus saat kontraksi
Hyperactive lower uterine segment : bagian atas uterus kurang dominan.

Bagaimana interpretasi APGAR Score?

Menit pertama

: 1 Asfiksia Berat

Menit kelima

: 3 Asfiksia Berat

Menit kesepuluh

: 7 Normal

Daftar Pustaka
Tanto, Chris dan I Putu Gede Kayika. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke-4. Jakarta:
Media Aesculapius
Prawirohardjo, Sarwono.2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

You might also like