Professional Documents
Culture Documents
ANTI PLATELET
Fisiologi hemostatis
Pembuluh darah yang bocor akan menginduksi formasi
gumpalan darah guna mencegah kehilangan banyak darah
dan mempercepat penyembuhan.
Formasi gumpalan harus melakukan lokalisasi untuk
mencegah tersebarnya gumpalan dengan pembuluh yang
tidak rusak.
Formasi lokalisasi gumpalan pada tempat luka di bagi menjadi
4 tahapan yang kadang-kadang overlapping.
Hemostasis primer
Tujuan dari hemostatis primer adalah terbentuknya platelet untuk
menstabilisasi dengan cepat terjadinya kerusakan vaskuler.
Platelet adalah fragmen sel yang dibangun dari megakaryocyte
sumsum tulang belakang. Bentuknya kecil, berupa ikatan
membran terdiri dari sitoplasma dan intinya.
Reseptor glikoprotein didalam membran plasma platelet adalah
mediator primer yang akan mengakivasi platelet.
Hemostatis primer mentransformasi platelet menjadi kondisi plug
hemostatik melalui 3 reaksi : (1) Adhesi platelet, (2) Reaksi
pelepasan granul platelet, (3) Agregasi platelet dan konsolidasi.
Adhesi Platelet
Reaksi pertama terjadi ketika kolagen
subendothelial vaskular mengalami kerusakan.
Adhesi akan dimediasi oleh von Willebrand factor
(vWF), suatu protein multimerik yang disekresi
untuk mengaktivasi platelet dan ketika terjadi
kerusakan endhotelium vaskular.
vWF berikatan dengan reseptor permukaan
glycoprotein Ib (GPIb) pada membran platelet
dan terikat pada subendhotelial collagen Ikatan
ini memediasi adhesi platelet-collagen.
Virchowtriad
Antiplatelet
Ada 3 golongan obat yang dapat digunakan untuk
mengatsi pembentukan thrombus yaitu :
1. anti platelet
2. anticoagulan
3. thrombolitik.
Pada maklah ini hanya difokuskan kepada obat anti
platelet.
Golongan obat anti platelet dapat dikelompokan
menjadi : inhibitor cyclooxygenase (COX)
inhibitor phosphodieterase
inhibitor reseptor ADP pathway
antagonis GPIIb-IIIa.
1. Inhibitor Cyclooxygenase
Aspirin menghambat sintesis prostaglandin yang selanjutnya
menghambat reaksi pelepasan platelet dan mempengaruhi
agregasi normal platelet. Secara biokimia sintesis prostaglandin
pada platelet dan sel endothelial merupakan dasar mekanisme
kerja aspirin sebagai obat antiplatelet.
Aktivasi platelet dan sel endothelial menginduksi phosphplipase A2
(PLA2) pada membran phospholipid dan pelepasan arachidonic
acid. Arahidonic acid akan ditranformasi menjadi cyclic
endoperoxide yang dikenal dengan prostaglandin G2 (PGG2) oleh
enzim COX. Pada platelet cyclic endoperoxide dikonversi
menjadi thromboxane A2 (TxA2). Yang akan bekerja pada reseptor
TxA2 pada sel permukaan. TxA2 menyebabkan vasokonstriksi
lokal dan menginduksi agregasi platelet serta reaksi pelepasan
granul platelet. Di dalam sel endothelial cyclic endoperoxide
dikonversi menjadi prostacyclin (PGI2). PGI2 menyebabkan
vasodilatsi lokal dan menghambat agregasi platelet serta reaksi
pelepasan granul platelet.
Sintesis Prostaglandin
2. Inhibitor Phosphodiesterase
Dipyridamole adalah inhibitor phosphodieterase platelet
yang dapat menurukan agregabilitas platelet.
Pada platelet peningkatan konsentrasi cAMP intrasel akan
menurunkan agregabilitas platelet. Kadar cAMP platelet
diregulasi secara fisiologi oleh TxA2 dan PGI2 sebagai
mediator. cAMP mengaktivasi protein kinase A, yang
dengan adanya Ca2+ intrasel akan menghasilkan agregasi
platelet.
Inhibitor Phosphodiesterase platelet akan menurunkan
agregabilitas platelet dengan menghambat degradasi
cAMP, sebagai aktivator dari platelete adenyl cyclase dalam
penurunan agregabilitas platelet dengan peningkatnya
sintesis cAMP.
4. Antagonis GPIIb-IIIa
Contoh obatnya adalah Eptifibatide, Abciximab, dan
Tirofiban.
Reseptor membran platelet GPIIb-IIIa sangat penting dalam
proses agregasi platelet, pembentukan molekul fibrinogen
dan jembatan platelet antara satu dengan yang lain.
Variasi stimulus dapat terjadi contohnya dengan TxA2, ADP,
epinephrine dan thrombin. Sehingga penghambatan
reseptor GPIIb-IIIa akan menghambat agregasi platelet.
Terima Kasih