Professional Documents
Culture Documents
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny.H
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 45 tahun
Tanggal lahir
: 10 Mei 1969
Alamat
: Ranca Bango RT001/001 Rajeg
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Kesatuan
: Swasta
Pendidikan
: SMP
Status perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Sunda
Tanggal masuk RS : 17 September 2014
RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis
: Tanggal 12 oktober 2014
Alloanamnesis
: Anak pasien (tanggal 12 Oktober 2014)
A. Keluhan Utama
Pasien menangis dan marah-marah.
B. Keluhan Tambahan
Sering berbicara sendiri dan tertawa sendiri.
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Dari alloanamnesis dengan anak pasien, dikatakan pasien menangis lalu
marah-marah mengungkapkan isi hatinya, lalu setelah semua isi hatinya keluar
pasien kembali normal. Menurut keterangan anaknya, pasien sering bertingkah
laku seperti anak-anak dan sering mendorong-dorong perabotan rumah seperti
tempat tidur lemari dan juga sering merusak barang. Sudah kurang lebih dua
bulan pasien tidak minum obat dari dokter dengan alasan obat membuat lemas.
Pada autoanamnesis, pasien mengaku habis bertengkar dengan suaminya.
Suaminya bekerja sebagai supplier ikan untuk restoran-restoran. Setiap hari suami
pasien berangkat dari rumahnya sore hari dan pulang baru pada pagi hari. Pasien
yang resah akan hal tersebut menceritakannya ke tetangga, dan tetangganya
berkomentar bahwa bisa saja suaminya pulang pagi karena main permpuan atau
selingkuh, kemudian pasien mempercayai hal tersebut begitu saja sehingga
memicu pertengkaran tersebut. Pasien mengaku mempunyai nama lain yaitu
Bunga Nirwana sebagai model iklan lulur purbasari dan Audy sebagai polisi. Saat
1
ini, pasien sering mengatakan banyak di jenguk oleh orang-orang seperti ibu Ani
Yudhoyono, bapak Bambang Suharto. Pasien mengaku nama ayah pasien adalah
Bambang Suharto dan ibu pasien adalah ibu Tutut Suharto. Pasien juga berkata
bahwa pak Jokowi sering bermain kerumah pasien untuk meminjam surat-surat
berharga. Pasien mengaku mobilnya di gadaikan di pegadaian karena untuk
keperluan dana pemilihan calon presiden kemarin.
Selama berada didalam perawatan Paviliun Amino pasien terlihat sering
menyeringai, sering berbicara sendiri dan menertawakan pasien lain. Pasien
terkadang mengacuhkan pertanyaan sambil bermain-main sendiri atau tidur.
D. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien mengatakan bahwa 10 tahun yang lalu pasien pernah dirawat
dirumah sakit jiwa Grogol karena kabur selama satu bulan, dengan diagnosis
skizoafektif. Pasien tidak meminum obatnya sejak 2 bulan sebelum masuk rumah
sakit.
Menurut anak pasien, semenjak nenek pasien meninggal, pasien jadi
kehilangan tempat untuk bercerita karena ayah dan ibu pasien sudah sibuk dengan
keluarga masing-masing, sedangkan anak-anak dan suami pasien juga jarang ada
dirumah sehingga jarang terjadi komunikasi antara pasien dan keluarga. Pasien
sering di hasut oleh saudaranya bahwa pasien dilarang dirumah terus karena nanti
suami kawin lagi. Padahal suaminya sangat sabar dan royal menghadapi pasien.
psikoaktif.
E. RiwayatKehidupan Pribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal
Data tidak didapatkan karena sulitnya bertemu dengan orang tua pasien
Masa Dewasa
1. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah
pertama. Pasien pernah tidak naik kelas satu kali saat kelas 4 SD. Pasien
mengatakan sering bermain congklak bersama teman-temannya.
2.
Riwayat Pekerjaan
Pasien mengaku pernah kerja di pabrik namun sekarang sudah tidak bekerja lagi.
Namun
pasien
terkadang
juga
ngobrol
dengan
tetangga
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak satu-satunya. Ayah dan Ibu pasien bercerai sejak
usia pasien masih 2 tahun.
Genogram
anak pasien pulang sekolah sore atau malam. Setelah pasien masuk ke dalam
perawatan di paviliun Amino RSPAD, keluarga sering menjenguk pasien. Pasien
mengatakan ingin pulang karena ingin bertemu anak dan keluarganya.
Persepsi
Pasien tentang diri dan lingkungan
Pasien menganggap bahwa dirinya dibawa ke rumah sakit karena
bertengkar dengan suaminya. Pasien tahu sedang dirawat di RSPAD Paviliun
Amino.
Persepsi keluarga tentang diri pasien
Anak pasien yang pertama berpendapat bahwa pasien membutuhkan
pengobatan dari bagian kesehatan jiwa. Keluarga menginginkan pasien segera
sembuh agar bias beraktifitas kembali.
Mimpi, fantasi dan nilai-nilai
Saat ini harapan dan mimpi pasien berubah-ubah setiap hari. Pada
wawancara pertama pasien ingin pergi umroh, pada wawancara kedua pasien
ingin menjadi artis dan pada wawancara ketiga pasien ingin menjadi lurah.
III.
STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien perempuan berusia 45 tahun tampak sesuai dengan usia, tinggi
kurang lebih 160 cm kulit sawo matang, rambut lurus panjang, berwarna hitam.
Penampilan kurang rapi dan merawat diri. Pada saat dilakukan wawancara,
tanggal 12 oktober 2014 pasien menggunakan baju lengan panjang terusan
bermotif bunga, memakai sandal warna-warni, menggunakan lipstick dan bedak
serta memakai kerudung. Pasien dapat berjalan dengan keseimbangan baik dan
cara berjalan yang normal.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien duduk dan berdiri tidak tenang didalam ruang perawatan. Saat
wawancara pasien sering tidak menjawab pertanyaan, atau sering bercerita
panjang lebar terlebih dahulu baru menjawab pertanyaan. Kontak mata sering
teralihkan. Pasien suka berada diatas tempat tidur.
3. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien kurang kooperatif selama wawancara berlangsung dan terkadang
menjawab pertanyaan yang diajukan dengan tidak langsung, berbelit-belit dan
tidak sesuai dengan pertanyaan, sehingga pertanyaan harus dua atau tiga kali
diulangi. Pasien bersikap aktif, pasien banyak bercerita tentang banyak hal yang
tidak berhubungan satu dengan yang lainnya dimana pembicaraannya dari satu hal
ke hal lain bergeser secara cepat dan tidak terdapat kaitan. Dan kadang tertawa
dengan apa yang dibicarakannya.
b. Mood dan Afek
Mood
: Elevated mood
Afek
: Inappropriate affect
Keserasian
: Tidak sesuai
c. Pembicaraan
Pasien berbicara spontan, banyak, lancar, volume suara sedang, irama dan
intonasi kurang jelas, serta artikulasi yang kurang jelas.
d. Gangguan Persepsi
Pasien mengatakan
melihat wujud bayangan saudara yang sudah
meninggal datang (halusinasi visual) dan meminta pasien untuk baik-baik.
Kemudian saat pemeriksaan tanggal 12 oktober 2014 pasien mengaku
mendengarkan suara orang yang banyak ditelinganya dan yakin bukan dirasakan
(halusinasi auditorik) yang pasien kenal sebagai abah yang menyuruhnya untuk
menjadi seorang artis. Tetapi pasien mengaku tidak sampai dikontrol oleh suara
tersebut dan tidak dipengaruhi.
e. Pikiran
Proses pikir : Asosiasi Longgar, menuju Inkoheren
Isi Pikir
: Waham Kebesaran, Waham Bizzare, Waham Cemburu
f. Sensorium dan Kognitif
Taraf kesadaran dan kesiagaan
Compos mentis, kesiagaan baik
Orientasi
1. Waktu
Kemampuan visuospasial
Pasien tidak dapat menggambarkan jam dengan baik dan benar.
Pikiran abstrak
Peribahasa berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian tidak dapat
pasien
kurang
sopan
terhadap
pasien
lainnya
karena
sering
menertawakannya.
Penilaian realita
RTA terganggu.
Tilikan
Pasien memiliki tilikan derajat 1, pasien tidak sadar dirinya sakit,
tetapi menyalahkan faktor luar/ organik sebagai penyebabnya. Menurut
pasien, alasan pasien dirawat karena pasien ingin beristirahat saja di rumah
sakit.
: Baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. Status Gizi
: Cukup
merah.
j. Ekstremitas
2. Status Neurologis
a.
GCS
: 15
b.
: negatif
c.
: negatif
d.
Motorik
:5
e.
Sensorik
Adanya asosiasi longgar dari pasien karena aliran pikiran pasien dimana
gagasan-gagasannya bergeser dari satu subjek ke subjek lainnya dengan cara yang
sama sekali tidak berhubungan dan membingungkan. Seperti saat pasien sedang
bercerita bahwa pasien dulu adalah seorang polisi, lalu pasien menyebutkan namanama orang banyak dan berpindah lagi ke topik bahwa jokowi sering datang
kerumahnya. Tetapi yang pemeriksa temukan sudah mengarah ke proses pikir
yang inkoheren.
Dari pemeriksaan didapati penampilan yang kurang rapi dan merawat diri.
Mood meningkat, afek tidak sesuai, tidak serasi dengan mood. Bicara spontan,
banyak serta volum suara yang sedang, cepat dan kurang jelas.
Terdapat ganguan persepsi berupa halusinasi visual dan halusinasi
auditorik. Dengan proses pikir asosiasi longgar yang mengarah ke inkoheren
dan Isi pikir berupa waham kebesaran, waham bizzare dan waham cemburu.
Kesiagaan dan orientasi baik. Kemampuan visuospasial, berpikir abstrak,
intelegensia serta daya informasi kurang baik. Penilaian realita terganggu. Tilikan
derajat 1. Reliabilitas tidak dapat dipercaya.
VII.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I:
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah menderita
penyakit yang mengganggu fungsi otak dan juga tidak ditemukan adanya riwayat
penggunaan zat psikoaktif. Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala, demam
tinggi atau kejang sebelumnya. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan
diagnosis gangguan mental organik dan penggunaan zat psikoaktif.
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami gejala afektif
(manik) yang ditandai dengan peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktifitas
fisik dan mental sebagai derajat keparahan, dan skizofrenik yang sama menonjol
dan secara bersamaan ada dalam episode yang sama. Dari hal tersebut, kriteria
diagnostik menurut PPDGJ III pada ikhtisar penemuan bermakna pasien
digolongkan dalam F25.0 Skizoafektif Tipe Manik
Aksis II
Pada pasien ditemukan adanya masalah dan tekanan dari keluarga. Hal ini
didapati berdasarkan alloanamnesis dari anak pasien yang mengatakan bahwa
pasien kurang perhatian dari orangtua sejak kecil dan saat nenek meninggal pasien
merasa sangat kehilangan. Ditambah dengan masalah saudara-saudara yang selalu
menuntut pasien untuk memberikan jatah warisan dari nenek pasien.
Aksis V
:
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
didapatkan 70-61 yakni beberapa gejala ringan, menetap, disabilita ringan dalam
fungsi, secara umum baik. Untuk saat ini 60-51 dengan gejala sedang (moderete),
disabilitas sedang.
11
IX. DIAGNOSIS
Diagnosis kerja
Diagnosis banding
X.
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Fungsionam
: Elevated Mood
: Inappropiate affect
: Halusinasi visual, Halusinasi Auditorik
: Waham kebesaran, Waham bizzare, Waham
cemburu
: Terganggu
: Derajat 1
12
XII.
RENCANA TERAPI
a. Farmakologi :
i. Olanzapin 1 x 10mg
Olanzapin merupakan antipsikotik atipikal, dengan mekanisme
kerja memblokade dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron diotak,
khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor
antagonist), sehingga efektif untuk gejala positif. Selain itu, anti psikosis atipikal
juga berafinitas terhadap Serotonin 5 HT2 Receptors, sehingga efektif juga
untuk gejala negatif. Obat ini memperbaiki dua jenis hendaya yang menjadi ciri
khas pada skizofrenia ini: (1) gejala positif seperti halusinasi, waham, pikiran
terganggu, dan agitasi serta (2) gejala negatif seperti menarik diri, afek datar,
anhedonia, miskin pembicaraan, katatonia dan hendaya kognitif.
ii.
Depakote 2 x 250 mg
Merupakan obat antikonvulsan golongan asam valproic berisi divalproex sodium
digunakan untuk terapi pada manik akut atau gejala yang berhubungan dengan
bipolar dengan atau tanpa psikosis. Bekerja dengan cara meningkatkan kadar
GABA pada otak karena pada pasien skizofrenia mengalami kehilangan neuron
GABA-ergik yang menyebabkan penurunan aktivitas neuron dopaminergik dan
noradrenergik.
b. Nonfarmakologis
i. Terhadap pasien
Psikoterapi suportif: untuk membina hubungan, menunjukan empati dan
reassurance, dimana terapis ikut terlibat dan berperilaku aktif, berempati dan
memberikan perhatian pada pasien, menerima pasien tanpa menghakimi,
mensuport usaha adaptif pasien, dan menghormati pasien sebagai manusia
seutuhnya.
ii. Terhadap keluarga dan teman
Psikoedukasi mengenai :
a. Penyakit pasien
Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif
mengenai penyebab penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang
memberatkan, dan bagaimana cara pencegahan. Sehingga keluarga dan teman bisa
menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi dan
mencegah kekambuhan.
13
DISKUSI
Berdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnosis untuk Skizoafektif Tipe Manik adalah :
1. Kriteria ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik yang tunggal
maupun untuk gangguan yang berulang dengan sebagian besar episode
skizoafektif tipe manik.
2. Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitu
menonjol dikombinasi dengan irritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.
3. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua,
gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, F20.pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d)).
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a) thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda ; atau thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan
luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan thought broadcasting= isi pikirannya
tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
b) delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar; atau delusion of passivitiy = waham tentang dirinya tidak
berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara
jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau
penginderaan khusus). delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak
wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
14
15
Olanzapin 1x10 mg
Olanzapin merupakan antipsikotik atipikal, dengan mekanisme
kerja memblokade dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron diotak,
khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor
antagonist), sehingga efektif untuk gejala positif. Selain itu, anti psikosis atipikal
juga berafinitas terhadap Serotonin 5 HT2 Receptors, sehingga efektif juga
untuk gejala negatif. Obat ini memperbaiki dua jenis hendaya yang menjadi ciri
khas pada skizofrenia ini: (1) gejala positif seperti halusinasi, waham, pikiran
terganggu, dan agitasi serta (2) gejala negatif seperti menarik diri, afek datar,
anhedonia, miskin pembicaraan, katatonia dan hendaya kognitif.
Depakote 2x250 mg
Depakote merupakan obat antikonvulsan golongan asam valproic
berisi divalproex sodium digunakan untuk terapi pada manik akut atau gejala yang
berhubungan dengan bipolar dengan atau tanpa psikosis. Bekerja dengan cara
meningkatkan kadar GABA pada otak karena pada pasien skizofrenia mengalami
kehilangan neuron GABA-ergik yang menyebabkan penurunan aktivitas neuron
dopaminergik dan noradrenergik.
16
DAFTAR PUSTAKA
17