Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
A. Identitas penderita
Nama
: Tn. Nain
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Usia
: 55 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Sulung
MRS
: 16 April 2015
No. RMK
: 1.14.75.80
B. Anamnesis
Pasien mengeluhkan perut bengkak dan keras sejak 10 hari yang
lalu. Pasien mengaku telah diopname di rumah sakit kotabaru selama 5
hari SMRS Ulin Banjarmasin. Pasien mengeluhkan rasa sakit pada perut
dari bagian samping kanan hingga tengah dan pada daerah epigastrium.
Keluhan pasien juga diikuti oleh demam kurang lebih 5 hari yang lalu,
tetapi saat masuk rumah sakit, suhu tubuh sudah normal. Pasien tidak
mengeluhkan sakit kepala, pusing dan mata pasien tampak kuning. Pasien
mengeluhkan nyeri di seluruh bagian tubuh dan merasa lelah. Batuk,sakit
saat bernafas, sesak nafas. Buang air besar tidak berdarah, tetapi
mengalami diare. Buang air kecil lancar dan normal. Makan dan minum
normal, tetapi pasien tidak dapat makan terlalu banyak karena akan
menjadi sesak dan merasakan nyeri saat menelan. Nafsu makan menurun
nyeri perut diare. Nyeri otot dan kelemahan, nyeri punggung dan kram.
Pasien tidak dapat tidur satu hari sebelum MRS.
Tidak ada riwayat alergi obat-obatan atau makanan dan alergen
lainnya yang pernah dialami oleh pasien. Riwayat imunisasi tidak
diketahui pasien. Sejak 10 hari sebelum MRS
Keluhan serupa pernah dialami oleh pasien saat masih remaja dan
di rawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Pasien mengaku memiliki riwayat
tekanan darah tinggi dan maag. Riwayat kencing manis dan riwayat asma
disangkal oleh pasien. Penyakit serupa pada keluarga disangkal oleh
keluarga pasien, tetapi ibu pasien pernah muntah muntah darah.Riwayat
tekanan darah tinggi, kencing manis dan asma juga disangkal oleh
keluarga pasien.
Terapi yang diberikan di Instalasi Gawat Darurat pada tanggal 16
April 2015 diantaranya intravenous Ringer laktat 20 tetes per menit,
Injeksi Ranitidin 2x1 ampul intravena dan injeksi ondensantron 3x1 ampul
intravena.
C. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, secara keseluruhan, pasien terlihat sangat
lemas, sulit berkomunikasi dengan orang lain dan terkadang keadaannya
gelisah. Status gizi normal. IMT 22,22. Kesadaran Compos Mentis. GCS
4-5-6. Tekanan darah pasien 100/70 mmHg dengan laju nadi 100 kali per
menit dan laju nafas 24 kali per menit. Suhu tubuh pasien terukur dengan
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap pada tanggal 16 April
saat masuk rumah sakit menunjukkan Hb 8,8 g/dl, leukosit 20,1 ribu/ul,
eritrosit 3,49 juta/ul, hematokrit 27,9 vol%, trombosit 338 ribu/ul, MCV
80,0 fl, MCH 25,2 pg, MCHC 31,5 %, Glukosa darah sewaktu 105 mg/dL,
SGOT 55 U/I, SGPT 19 U/I, Ureum 80 mg/dL, Creatinin 1,8 mg/dL.
diberikan obat suntik dan obat minum berupa antibiotik, antipiretik dan
anti emetik. Setelah 3 hari mengkonsumsi obat, keluhan muncul, badan
menjadi bengkak dan merah-merah kemudian setelah beberapa hari
muncul bentol-bentol yang berisi air dan pecah kemudian menjadi koreng
dan akhirnya menjadi sisik-sisik halus. Sampai sekarang, bengkak sudah
hilang dan merah-merah masih muncul disertai dengan bentol-bentol dan
sisik-sisik halus yang disertai dengan rasa gatal. Selain merah-merah di
kulit, pasien juga mengeluhkan nyeri sendi sejak kurang lebih 1 tahun
yang lalu, namun bertambah parah sejak beberapa hari terakhir. Nyeri
terutama terjadi pada pagi hari kemudian berangsur-angsur membaik pada
malam hari. Nyeri disertai dengan bengkak di persendian jari, tangan dan
kaki.
Riwayat
penyakit
serupa
tidak
pernah
dialami
pasien.
338 ribu/ul, MCV 80,0 fl, MCH 25,2 pg, MCHC 31,5 %, Glukosa darah
sewaktu 105 mg/dL, SGOT 55 U/I, SGPT 19 U/I, Ureum 80 mg/dL,
Creatinin 1,8 mg/dL.
Pada tanggal 21 September 2013, dilakukan pemeriksaan
laboratorium tambahan. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
Cholesterol total 78 mg/dL, Trigliserida 128 mg/dL, Ureum 115 mg/dL,
Creatinin 4,3 mg/dL, Asam Urat 6,9 mg/dL, CRP 6,4 mg/l, Rheumatoid
Factor < 8 IU/ml, ASTO Kuantitatif < 100 IU/ml.
F. Daftar Masalah
Berdasarkan data diatas didapatkan 4 daftar masalah, yaitu :
1. Eritema Nodusum
2. Rheumatoid Artritis
3. CKD Grade
G. Rencana Awal
1. Eritema Nodusum
Dari kasus, didapatkan pasien mengeluhkan badannya muncul
bentol-bentol
dan
berwarna
kemerahan.
Awalnya
pasien
mmHg, nadi 86 kali per menit, nafas 20 kali per menit, suhu 37 oC. Pada
tanggal 23 dilakukan USG abdomen dan didapatkan kesan Vesikolithiasis.
Terapi yang diberikan masih sama dengan hari sebelumnya.
Pada tanggal 24 september 2013, keadaan umum pasien masih
tampak lemah, kesadaran tampak somnolen. Demam semakin hari
semakin meningkat dengan suhu 39,6oC. Diagnosis bertambah menjadi
Suspek Rheumatoid Artritis, Eritema Nodusum dan Suspek Sepsis.
Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin kembali di ulang pada hari ini,
didapatkan Hb 9,9 g/dl, leukosit 24,6 ribu/ul, eritrosit 3,75 juta/ul,
hematokrit 27,8 vol%, trombosit 327 ribu/ul, MCV 74,3 fl, MCH 26,5 pg,
MCHC 35,6 %, Ureum 181 mg/dL dan Creatini 5,1 mg/dL. Terapi yang
diberikan masih sama dengan hari sebelumnya hanya terdapat perubahan
infus yaitu infus NS 20 tpm dan tambahan injeksi metronidazol 3 x 1.
Pada tanggal 25 September 2015 keadaan umum pasien makin
tampak lemah dengan GCS 1-1-1 dan kesadaran koma. Demam sangat
tinggi, suhu mencapai 40,1oC. Tekanan darah 90/50 dengan nafas 36 kali
per menit dan nadi 134 kali per menit. Diagnosis masih sama dengan hari
sebelumnya dan terapi yang diberikan juga masih sama dengan hari
sebelumnya dikurangi dengan obat per oral. Pada hari ini dilakukan
pemeriksaan Urinalisa dan didapatkan hasil warna kekerurah kuning
keruh, BJ 1.015, pH 6,0, Protein albumin 1+, keton negatif, glukosa
negatif, bilirubin negatif, darah samar 1+, nitrit positif, Urobilinogen 0,1,
leukosit negatif. Hasil pemeriksaan Urinalisa (sedimen) menunjukkan
leukosit 1-2, Eritrosit 5-8, Selinder negatif, Epithel 1+, Bakteri 1+, Kristal
negatif.
Pada tanggal 26 September 2013, keadaan umum pasien tampak
makin lemah serta tampak pernapasan Kussmaul. Tekanan darah semakin
turun menjadi 80/50 mmHg dengan nafas 38 kali per menit, nadi 144 kali
per menit dan suhu 39,1oC. Pemberian antrain sudah tidak mampu
mengatasi demam pada pasien. Pada pukul 08.00 pagi keadaan pasien
semakin tampak memburuk dan pada akhirnya pukul 08.15 pasien
akhirnya dinyatakan meninggal dunia.