Professional Documents
Culture Documents
evaluasi dampak terapi obat untuk setiap kondisi medis pasien. Contohnya evaluasi hasip terapi
obat pasien diabetes, maka perlu dievaluasi kontrol glikemik (gula darah dan Hemoglobin A1c),
kontrol tekanan darah (<130/80 mmHg) dan penurunan lipid (LDL < 100 mg/dL, 2.6 mmol/L).
Dengan kata lain untuk memenuhi hasil evaluasi trapi obat pada pasien diabetes, semua nilai nilai nya (dan selebihnya jika pasien juga menderita komplikasi lainya) harus di monitoring,
evaluasi, dan dokumentasi setiap waktu.
Sekitar 4700 pasien dengan diabetes, tekanan darah harus dijaga setiap waktu dan
didokumentasikan dgn rekam elektronik terapetik pasien. Dalam kunjungan terbanyak, 95% nilai
tekanan diastol (<80 mmHg).Tekanan sistolik 71% yang terbanyak (<130 mmHg). Masih pada
pasien yang sama kontrol glikemi di evaluasi dengan nilai A1c. Nilai A1c (<8% ) pada 85% pasien
dengan diabetes. Hasil terbanyak A1c yang lebih aggresif <7% dalam 58% kasus. seperti
gambaran sebelumnya, kontrol lipid juga faktor pentg dalam penurunan resiko pasien dengan
diabetes. Nilai kolesterol (total) (<200 mg/dL, 5.2 mmol/L) pada 88% pasien diabetes. 77% nilai
LDL (diantaranya <100 Mg/dl, 2.6 mmol/L atau < 70 mg/dL, 1.8 mmol/L jika didentifikasi). Hasil
nilai capai trigeliserida hanya 57% pada pasien diabetes yang membutuhkan individual regimen
obat, sering kombinasi obat, dengan kata lain untuk control kolesterol dan trigeliserida yang
adekuat.
Hamper semua pasien hiperlipidemia sering diterapi dengan statin atau kombinasi agen penurun
lipid. Beberapa praktisi mengikuti lebih dari 3300 pasien yang memakai obat hiperlipidemia untuk
dilakukan evaluasi hasil terapi obat. Pada kelompok ini hasil terbanyak kolesterol (total) adalah
86%. Sedangkan nilai LDL 80% dan HDL 58% pada pasien hiperlipidemia, sama halnya total
nilai HDL baru-baru in didokemtasikan (>40 mg/dl, 1.1 mmol/L) pada 61% pasien. Table 8-4
merupakan rangkuman hasil data klini pasien diabetes dan pasien hiperlipidemia.
Dalam hal ini dalam klinik dari evaluasi bagi prktisi asuhan kefarmasihan adalah berorintasi pada
pasien.
Praktisi
mendokumentasi
beberapa
parameter
monitoring
data
laboratoriumsecaraberurutan sepanjang waktu. Tekanan darah, lipid, dan hemoglobin A1c juga
adalah nilai yang sangat diperhatikan. Melewati semua 19 yang harus dilakukan oleh praktisi
asuhan kefarmasian, nilai A1c diturunkan dengan rata-rata 0.4% (P<0.01). Secara signifikan data
statistic menjelaskan adanya penurunan tekanan sistolik, total kolesterol, LDL, dan trigeliserida
juga didokumentasikan. Table 8-5 menjelaskan mengenai 19 hasil data yang dilewati dalam
praktek asuhan kefarmasian. Rata rata perbedaan nilai telah diperhitungkan dari dasarnya
(perhitungan nilai yang paling muda) sampai nilai yang paling baru (perhitungan nila yang paling
akhir) pada pasien secara multiple.
Table 8-4
Hasil data pasien dengan diabetes dan pasien dengan hiperlipidemia.
Pasien Diabetes
Systolic
Diastolic
A1c < 8%
A1c < 7%
Cholesterol
71%
95%
85%
58%
88%
LDL
Pasien Hiperlipidemia
Kolesterol
LDL
HDL
Trigeliserida
86%
80%
61%
58%
Table 8-5
Hasil nilai laboratorium pada pasien yang menerima terapi
Jumlah Pasien
Rata
perbedaaan
rata
P value
A1c
N= 2109
7.7%
7.2%
0.4 %
< 0.01
Systolic
N=3852
132 mmHg
129 mmHg
4 mmHg
<0.05
Diastolic
N= 3765
76 mmHg
75 mmHg
1 mmHg
ns
Kolesterol
N= 1804
172 mg/dL
168 mg/dL
10 mg/dL
<0.05
LDL
N= 1665
98 mg/dL
92 mg/dL
7 mg/dL
<0.01
HDL
N=1694
49 mg/dL
48 mg/dL
1 mg/dL
ns
Trigeliserida
N= 1673
169 mg/dL
145 mg/dL
21 mg/dL
<0.05
Secara komprensif manajemen pelayanan medikasi, status setiap kondisi medis di manajerial oleh
medikasi yang di evaluasi oleh setiap penemu yang berkelnjutan. Setiap ketetapan yang
digambarkan secara longitudinal keefktifan terapi obat pasien setiap waktu. Bagi pasien dengan
penyakit akut, evaluasi berkelanjutan sering dilayani sebagaimana determinasi hasil akhir.
Biasanya, bagi pasien dengan kondisi kronik, evaluasi berkelanjuttan atau serial berkelnjutan
dilayanimenetapkan perkembangan atau kemunduran pada status kondisi pasien dimanajemen
dengan terapi obat selama masih dalam lingkup yang sama.
Pada praktek, banyak pasien mempunyai kondisi multiple dan membutuhkan terapi obat untuk
managemen kondisi akut dan kronik. Oleh karena itu, praktisi membutuhkan pedoman kerja yang
nantinya bias digunakan secara efektif dan dokumet hasil serta kondisi status pasien di manajemen
dengan medikasi. Sebuah standart hasil definisi farmokoterapi telah di tetapkan dan didiskusikan
dibawah ini dengan jelas.
TERMINOLOGY HASIL STATUS
Standart terminology yang digunkan untuk menjelaskan hasil status dari terapi obat adalah tepat
dan mewakili kedua kuputusaan dan tindakan pada bagian praktisi dan pasien.
Ketetapan hasil standar dijelaskan 2 karakteristik terapi obat pasien :
1.
2.
Progress, kekurangann progress, hasil terapi yang diinginkan saat itu juga dievaluasi
berkelanjutan
Tindakan, jika ada, maka perlu diambil keputusan
Definisi
Pemecahan
Seimbang
Perbaikan
Buruk
regimen obat
dibutuhkan
(produk
dan/atau
dosis)
Gagal
Kadaluarsa
Sebelum kami menjelaskan mengenai hasil yang diharapkan secara mendetail dan adanya
pemberian contoh, maka seharusnya dimulai dengan definisi yang bermanfaat bagi hasil evaluasi.
Inisial istilah yang digunakan menjelaskan mengenai status kondisi medikasi pasien yang
menerima terapi obat adalah awalnya dengan memulai dan menetapkan sasaran terapi.
Hal ini menunjukkan terapi dimulai dan diizinkan praktisi untuk ditetapkan lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk menjangkau hasil klinik yang diinginkan.
PERMULAAN
Istilah hasil yang unik telah dipesan untuk dicatat waktunya (hari)ketika farmakoterapi diawali
untuk memanajemen kondisi medis pasien. Tidak ada awalan hari yang mengizinkan kalkulasi
jumlah lamanya terapi sebagaimana capaian sasaran.
Contohnya : wanita berusia 56 tahun menderita kolesterol dan kelebihan LDL 18 bulan yang lalu.
Dia telah mengubah pola dietnya tahun lalu dan memulai sebuah program latihan 3 bulan yang
lalu. Hari ini dia sedang memulai terapi statin dengan aatorvastatin 10 mg sehari. Hasil status
terapi statin hari ini akan didokumnetasikan sebagai langkah awal.
Hal ini akan membuat kesulitan untuk mengetahui hasil actual tanpa pengetahuan yang jelas
mengenai status pasien awalnya. Sekarang kami bisa menjelaskan setiap langkah secara formal.
PEMECAHAN
Pasien telah mendapat hasil sasaran terapi dengan sukses dan terapi obat dihentikan. Penggunaan
istilah pemecahan yang dimaksudkan untuk menhadirkan kembali hasil positif akhir pasien dan
yang paling sering dipakai adalah kondisi medis akut atau sakit parah. Tindakan yang diambil,
dalam kasus yang dihentikan terapi obat, seharusnya didokumentasikan klinisi dan atau laboratory
evidence dari hasil positif.
Contohnya : melalui pertimbangan kasus merupakan terapi yang sukses di komunitas yang
diperoleh adalah pneumonia pada pasien pria usia 53 tahun selama 10 hari menerima eritromicin
4 x 500 mg sehari. Pada hari ke sepuluh adalah pemberian antibiotic yang terakhir, suhu badan
pasien kembali normal, berhenti batuk, leukosit meningkat dan infiltrasi x-ray rongga dada bersih.
Dia tidak membuthkan antibiotic kembali seperti 10 hari yang lalu. Tidak diperlukan penambahan
berkelanjutan terapi dan pneumonia telah terpecahkan (terselesaikan)
SEIMBANG
Sasaran terapi pasien telah dijangkau dan terapi obat yang sama akan dilanjutkan sampai
manajemen optimal pada pasien penyakit kronik. Ini merupakan kasus yang memiliki frekuensi
terbanyak ketika terapi obat digunakan sabagai terapi atau mencegah kondisi medis kronik atau
sakit. Dalam kasus ini, keseimbangan kondisi klinik pasien dan atau memperbaiki hasil tes
laboratorium predterminasi sasaran.
Contohnya : wanita usia 63 tahun dengan tekanan darah range 110-120/70-80 mmHg selama 2
bulan. Praktisi memberikan farmakoterapi awal dengan 25 mg HCT setiap pagi, diet sodium, dan
program latihan ringan. Pada hari ke-60 evaluasi berkelanjutan, tekanan darah pasien 112/76
mmHg dan menunjukkan bahwa tekanan darah pasien mencapai sasaran yang diharapkan oleh
karena itu hipertensi yang diderita dinyatakan stabil dan tidak ada perubahan regimen dosis HCT.
Evaluasi selanjutnya direncanakan 90 hari selanjutnya dan dilanjutkan kesuksesan sesuai rencana.
PERBAIKAN
Pengukuran progress sedang direalisasikan untuk dicapai sesuai sasaran terapi pasien. Sasaran
belum dilengkapi sekarang, tidak ada perubahan terapi obat yang akan diimplementasikan
sekarang karena dibutuhkan waktu yang banyak untuk mengamati manfaat yang penuh dari
regimen obat.
Contohnya : pasien pria berusia 55 tahun mengalami tanda depresi dan gejala kekurangan energy
dan gangguan tidur dan makan. Perbaikan diawali pada 3 mnggu awal terapi obat dengan 100 mg
sehari antidepresat sertraline(Zoloft).
Walaupun kenginan depresi dan kemampuannya tidak terespon penuh, tidak ada perubahan
regimen dosis yang akan diperbaiki, depresinya diperbaiki dan dievaluasi berkelanjutan sesuai
jadwal selama 4 minggu.
PERBAIKAN PARTIAL
Indikasi evaluasi adalah bahwa beberapa progress positif dibuat menjangkau sasaran terapi, tetapi
penyesuaian terapi obat dibutuhkan saat ini untuk melengkapi semua sasaran terapi yang
selanjutnya akan dievaluasi berkelanjutan.
Contohnya : wanita 47 tahun menderita nyeri arthritis dan telah diterapi selama 2 minggu dengan
ketoprofen n(Oridus) 4 x12.5 mg, menginginkan tambah terapi untuk ketidaknyamanan yang
dirasakan pasien, tetappi indikasi efektifitas yang lebih mungkin direalisir dengan kenaikan dosis
ketoprofen menjadi 75 mg (3x25 mg sehari). selanjutnya dijadwalkan evaluasi berkelanjutan 2
minggu setelahnya, mengetahui penyesuaian regimen dosis Nsaid dilanjutkan atau ditambahkan
relaxan untuk pasien dengan toleransi iritasi perut, sakit kepala, dan retensi cairan.
TIDAK ADA PERBAIKAN
Evaluasi klinik bahwa itu, terbaru, kecil atu tidak ada progress positif telah dijangkau sesuai
sasaran terapi pasien, tetapi perbaikan lebih lanjut telah diantisipasi, membrikan waktu lebih, oleh
karena itu rencana perwatan pasien diatur waktu dan evaluasi berkelanjutannya.
BURUK
Evaluasi praktisi menjelaskan kemunduran kesehatan pasien, penurunan terapetic adekuat
menggunakan terapi obat terbaik yang bisa diberikan untuk individu. Karena sasaran terapi tidak
dicapai, perubahan terapi obat pasien dibutuhkan saat ini. Dosis obat mungkin dibutuhkan untuk
meningkatkan dan atau membuat sinergis terapi obat mungkin perlu ditambahkan, kemudian
divaluasi berkelanjutan untuk mengetahui status kondisi pasien.
GAGAL
Indikasi evaluasi praktisi adalah terapi obat saat ini telah diberikan sesuai dosis adekuat dan untuk
kebutuhan adekuat, mereka gagal untuk menolong capaian sasaran terapi. Oleh karena itu terapi
saat ini seharunya di hentikan dan diawali kembali dengan alternative farmakoterapi. Dalam
situasi ini, keinginan mencapai hasil yang diinginkan belum terealisasi dan diawali treatment yang
lain selain yang gagal.
KADARLUARSA
Faktanya kematian pasien saat menerima terapi obat didokumentasikan direkammedis. Hal
penting lain mengenai factor yang mendukung, terkhususnya jika ada DRP seharusnya dicatat.