You are on page 1of 6

Laporan Pendahuluan

PEB ( PRE EKLAMSI BERAT )


A. Definisi
Pre eklampsi adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan viable / usia
kehamilan > 20 minggu dan atau berat janin 500 gram yang ditandai dengan
hypertensi, protein urine dan oedema ( Icemi,wahyu, 20013).
Preeklampsi berat (PEB) adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi dengan tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
yang disertai proteinuria dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih
(akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.
PEB adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi
tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu
atau lebih. (Nanda, 2012)
B. Etiologi
Menurut Syaiffudin, (2006) Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum
diketahui secara pasti, tapi pada penderita yang meninggal karena preeklamsi
terdapat perubahan yang khas pada berbagai alat. Tapi kelainan yang menyertai
penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air dan koagulasi
intravaskuler. Walaupun vasopasmus mungkin bukan merupakan sebab primer
penyakit ini, akan tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai gejala
yang menyertai preeklamsi..
Sebab pre eklamsi belum diketahui
1. Vasospasmus menyebabkan :
a. Hypertensi
b. Pada otak (sakit kepala, kejang)
c. Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
d. Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
e. Pada hati (icterus)
f. Pada retina (amourose)

2. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia


yaitu :
Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnnion,
dan molahidatidosa :
a. Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
b. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian jajin
dalam uterus.
c. Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.
3. Faktor Perdisposisi Preeklamsi
a. Molahidatidosa
b. Diabetes mellitus
c. Kehamilan ganda
d. Hidrocepalus
e. Obesitas
f. Umur yang lebih dari 35 tahun
C. Manifestasi Klinis
Menurut Mochtar (2005) ada beberapa maifestasi klinis yaitu :
1. Sakit kepala terutama daerah frontalis
2. Rasa nyeri di daerah epigastrium \
3. Gangguan mata.penglihatan menjadi kabur
4. Terdapat mual sampai muntah
5. Gangguan pernafasan sampai cyanosis
6. Terjadi gangguan kesadaran

D. Patofisiologi
Pada pre eklampsi terjadi spasme pembuluh darah yang disertai retensi
garam dan air pada biopsi ginjal ditemukan spasme lubal artierole glomerulus.
Pada beberapa kasus, lumen arteriole sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat
dilalui oleh suatu sel darah merah. Jadi jika semua arteriole dalam tubuh
mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi
kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi Sedangkan
kenaikan berat badan dan oedema yang disebabkan oleh penimbunan air yang
berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui sebabnya mungkin karena
retensi garam dan air

Protein uri dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi


perubahan glomerulus
Perubahan organ organ pada pre eklampsi :
1. Plasenta dan rahim
Pada pre eklampsi terdapat spasmus arteriola spiralis desidua dengan
akibat menurunnya aliran darah ke plasentarubahan plasenta akibat tuanya
kehamilan dapat dipercepat pada pre eklampsi yang jelas terjadi atropi
sinsitum.Arteria spiralis mengalami kontrkasi dan penyempitan akibat
necrotizing arteriopathy. Pada pre eklampsi dan eklampsi sering terjadi
partus prematurus
2. Ginjal
Pada ginjal terjadi sedikit pembengkakan pada glomelurus.Filtrasi
glomelurus berkurang oleh karena aliran ginjal menurun. Hal ini
menyebabkan filtrasi natrium melalui glomelurus menurun, sebagai
akibatnya terjadi retensi garam dan air
3. Otak
Pada pre eklampsi aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas
batas normal.Pada pre eklampsi resistensi pembuluh darah meninggi, ini
terjadi pula pada pembuluh darah otak. Oedema yang terjadi pada otak dapat
mengakibatkan gangguan usus.
4. Paru paru
Kematian ibu pre eklampsi dan eklampsi biasanya disebabkan oleh
oedema paru yang menimbulkan dekompensisi kordis. Biasanya pula terjadi
aspirasi pneumonia atau abses paru
5. Mata
Dijumpai adanya oedema retina dan spasme pembuluh darah dapat terjadi
ablusio retina yang disebabkan oedema intra okuler dan merupakan salah
satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan
6. Keseimbangan cairan dan elektrolit
Pada pre eklmpsi tidak dijumpai perubahan yang nyata pada metabolisme
air, elektrolot, kristaloid dan protein serum.
E. Klasifikasi
PEB di golongkan menjadi 2, yaitu:

1. Pre eklamsi berat


a. TD 160/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5gr atau lebih perliter
c. Oliguria (jumlah urine <500cc/24 jam)
d. Adanya gangguan serebri, gangguan visus, dan rasa nyeri pada
efigastrium
e. Terdapat edema paru dan sianosis
2. Pre eklamsi ringan
a. Tekanan darah 140/90 mmHg
b. Edema (kaki, jari tangan dan muka atau BB meningkat)
c. Proteinuria positif
F. Faktor Resiko
1.
Terjadi pada primigravida ( terutama remaja dan wanita yang berusia
2.
3.
4.

35 tahun)
Wanita gemuk
Wanita dengan hypertensi essensial
Wanita yang mengalami penyakit ginjal, gemeli, polihidramnion, DM

dan molahidatidosa
G. Komplikasi
1. Stroke
2. Hipoxia janin
3. Gagal ginjal
4. Kebutaan
5. Gagal jangtung
6. Kejang
7. Hipertensi permanen
8. Distress fetal
9. Infark plasenta
10. Abruptio plasenta
11. Kematian janin
H. Penatalaksanaan PEB
1. Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di daerah
kamar bersalin.Tidak harus ruangan gelap. Pengobatan medisinal : diberikan obat
anti kejang MgSO4 dalam infus dextrose 5% sebanyak 500 cc tiap 6 jam. Cara
pemberian MgSO4 : dosis awal 2 gram intravena diberikan dalam 10 menit,
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam drip infus (80
ml/jam atau 15-20 tetes/menit).

Syarat pemberian MgSO4 : Frekuensi napas lebih dari 16 kali permenit, tidak ada
tanda-tanda gawat napas, diuresis lebih dari 100 ml dalam 4 jam sebelumnya,
refleks patella positif. (Wiknjosastro H,2006).
I. Pemeriksaan Penunjang Preeklampsia
1. Pemeriksaan spesimen urine mid-stream untuk menyingkirkan kemungkinan
infeksi urin.
2. Pemeriksaan darah, khususnya untuk mengetahui kadar ureum darah (untuk
menilai kerusakan pada ginjal) dan kadar hemoglobin.
3. Pemeriksaan retina, untuk mendeteksi perubahan pada pembuluh darah retina.
4. Pemeriksaan kadar human laktogen plasenta (HPL) dan esteriol di dalam
plasma serta urin untuk menilai faal unit fetoplasenta
5. Elektrokardiogram dan foto dada menunjukkan pembesaran ventrikel dan
kardiomegali.

DAFTAR PUSTAKA
Ichemi,Sukarni. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Numed. Jakarta. 2013
Mochtar, R. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. EGC. Jakarta. 2005

NANDA. Nursing Diagnosis : Definitions and classification. EGC. Jakarta. 20122014


NIC and NOC. Fifth Edition .MOSBY. 2008
Saifuddin A.B., Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2001
Saifuddin A.B., Buku Panduan Praktis Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2002

You might also like