You are on page 1of 3

ANCAMAN dan KEASINGAN BADAI SIKLON TROPIS

Komunitas Peduli Bencana, 19 Maret 2004


NGATIJO, seorang nelay an di pantai Siung, desa Purwodadi, k ecamatan Tepus, kabupaten
Gunungk idul. Ia tak bisa mengangk at jaring udang k arang (lobster) y ang dipasangny a 3 hari lalu.
Lha piy e mas, ombak ra karuan gedhene. Tur raiso diselani (Gimana mas, ombak ny a sangat
besar dan tidak peluang untuk perahu masuk k e tengah laut), tuturny a siang itu di pelataran
TPI pantai Siung 19 Maret 2004. Seharusny a jaring udang hany a dipasang semalaman saja. Sore
dipasang, diangk at pagi hariny a.
Pantai Siung dan pantai lainny a di k awasan k abupaten Gunungk idul, Pacitan, hingga Malang
Selatan serta k awasan pantai selatan Jawa lainny a merupak an pantai k arang y ang langsung
berhadapan dengan palung laut. Ombak normal di pantai-pantai bertebing seperti itu lebih besar
dan liar dari pantai pasir y ang landai. Belum lagi risik o menabrak karang, jik a pengemudi tidak
cermat.
Biasany a ombak di pantai Siung bisa disiasati Ngatijo. Ia bisa melaut, dengan menghitung
interv al setiap 4 k ali ombak besar ak an ada 1 k ali ombak landai. Saat itulah perahuny a bisa
melaju k e tengah laut dan harus cepat sebelum ombak berikutny a datang.
Sudah 3 hari ini interv al 4-1 itu hilang. Jaringe mesthi wis remuk (Jaringnya pasti sudah
hancur) tambah Ngatijo. Ia k ehilangan modal k erja jaring bernilai sek itar 2 juta rupiah. Ditany a
penghasilanny a, Ngatijo mengelak diplomatis, Yo ora mesthi mas, lha sing dioyak duwe nyowo,
(Ya tidak menentu, karena yang diburu punya ny awa bisa bergerak dan menghindari jaring-,).
Lha ora nyongko, maune ombak-angine biasa wae (Tidak disangk a, tadiny a ombak dan angin
biasa saja) k atanya menggambarkan kondisi beberapa hari sebelumny a. Kini Ngatijo seperti
berhadapan dengan dinding gelap perjudian nasib. Bagaimana ia ak an memperoleh modal k erja
k embali? Apak ah bencana serupa tak ak an berulang?
BADA I FAY sedang mengamuk di laut Timor, jauh hari sebelum Ngatijo memasang jaringny a.
Badai ini dilapork an bergerak k e arah barat-barat day a dan mempengaruhi ombak di perairan
Samudera Indonesia. Makin k e barat, mak in kuat pengaruh badai itu di pantai Siung,
meny ebabk an interval ombak melebihi k emampuan Ngatijo y ang sudah 8 tahun menjadi nelay an.
Peringatan Dini

Badai siklon tropis Fay di laut


Timor tanggal 17 Maret 2004
pukul 9:30 waktu setempat,
bergerak ke arah barat daya
dengan kecepatan gerak 6
kilometer per jam. Publikasi
semacam ini terus diperbaharui
dan diwartakan badan
meteorologi Australia sebagai
peringatan awal pada
penduduknya. Harian Kompas
pada hari yang sama
memperingatkan adanya
gelombang 1,5 hingga 2,5
meter di Samudra Indonesia
yang berbahaya bagi kapalkapal nelayan, tongkang dan
feri.
--Sumber: www.bom.gov.au

Watch Area

Destructive Winds

BADA I SIKLON TROPIS seperti badai Fay adalah fenomena alamiah yang memang harus ada.
Dan sebagai ancaman, ia tidak datang tiba-tiba. Tanda-tanda k elahiran suatu badai tropis bisa
diperk iran. Keberadaan dan pergerakanny a pun bisa diamati dengan tek nologi. Hanya k adangk adang, tanda-tanda badai bisa diamati, dirasak an dan dibandingk an dengan tanda-tanda badai
dalam pengalaman melaut Ngatijo.
Mata

Ilustrasi di www.bom.gov.au menjelaskan


bagian tengah badai siklon tropis yang
disebut mata merupakan lingkaran
berdiameter antara 10 hingga 100 kilometer,
paling sering dilaporkan sekitar 40 meter.
Kecepatan angin bagian ini lebih rendah
bahkan berlangit cerah. Mata dikelilingi
dinding awan padat setingi 16 kilometer
dengan angin dan hujan yang hebat.

Persemaian

Daerah pertumbuhan siklon tropis paling


subur di dunia adalah samudra I ndonesia
dan perairan barat Aust ralia.
Sebagaimana dijelaskan badan
meteorologi Australia di situs resminya
www.bom. gov.au pertumbuhan siklon di
kawasan tersebut mencapai rerata 10
kali per tahun. Siklon tropis di selain
menghancurkan daerah yang dilewati,
juga menyebabkan banjir. Australia telah
mengembangkan peringatan dini untuk
mengurangi tingkat risiko ancaman siklon
tropis sejak era 1960-an.

OMBA K BESA R dan angin badai adalah ancaman bagi nelay an pantai selatan Jawa seperti
Ngatijo dan nelay an dimanapun. Kehilangan modal k erja berupa jaring dan perahu sampai
k ehilangan ny awa adalah bentuk bencanany a. A ncaman ombak dan angin badai tidak ak an
menjadi bencana, apabila Ngatijo memilik i k emampuan mengelolany a dan tingk at ancaman tidak
lebih tinggi dari kemampuan mengelola.
Ngatijo telah memilik i k emampuan mengelola ancaman ombak pantai Siung dengan cara
mempelajari interv alny a. Bencana itu terjadi k etika tingk at ancaman meninggi dan melebihi
k emampuan Ngatijo.

KETIADAA N PENGETAHUA N dan k emampuan mengak ses informasi tentang perk embangan
badai Fay adalah k erentanan Ngatijo. Pengetahuan dan informasi perk embangan badai tropis
semacam Fay dapat diak ses melalui k oran, internet dan radio siaran A ustralia. Semua itu tidak
mudah bagi Ngatijo. Diperluk an solusi alternatif y ang menggabungk an tek nologi informasi dan
konstruk si sosiokultural nelay an pantai selatan Jawa atau perairan lainny a di Indonesia untuk
memperk uat k emampuan merek a mengelola ancaman-ancaman badai sik lon tropis.
A nda punya gagasan solusinya? Mari peduli dan berbagi.
Liar

Riset yang dilakukan badan meteorologi


Australia menghasilkan gambar jejak
pergerakan badai siklon tropis yang dikatakan
sebagai jejak paling liar diantara kawasan
siklon tropis di dunia. Sayang tidak dijelaskan
jejak dalam gambar itu rekaman data pada
kurun waktu berapa lama.

Badai Fiona

Tanggal 6 Februari 2003 badai siklon tropis Fiona berada di 300 mil lepas pantai selatan Jawa. Foto ini dipublikasikan oleh Nasa
melalui www.earthobservervatory.go. us Diperkirakan angin di pusat badai berkecepatan 104 mil per jam dan ekor badai mencapai
84 mil per jam. Referensi semacam ini cukup untuk menjadi peringatan pemerintah dan warga negara Indonesia.

You might also like