Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
Getaran Bebas
Getaran bebas terjadi jika system berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam
system itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas
akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat system
dinamika yang dibentuk oleh distribusi masa dan kekuatannya. Semua system yang memiliki
masa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa
rangsangan luar.
Getaran Paksa
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika
rangsangan tersebiut berosilasi maka system dipaksa untuk bergetar pada frekuensi
rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural system, maka
akan didapat keadan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan
pda struktur besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap pesawat terbang, merupakan
Prinsip DAlembert
Sebuah alternative pendekatan untuk mendapatkan persamaan adalah penggunaan
prinsip DAlembert yang menyatakan bahwa sebuah system dapat dibuat dalam kedaan
keseimbangan dinamis dengan menambahkan sebuah gaya fiktif pada gaya-gaya luar yang
biasanya dikenal sebagai gaya inersia.
2.3 Analisis Getaran
Dasar analisis getaran dapat dipahami dengan mempelajari model sederhana massapegas-peredam kejut.Struktur rumit seperti badan mobil dapat dimodelkan sebagai jumlahan
model massa-pegas-peredam kejut tersebut.Model ini adalah contoh osilator harmonic
sederhana.
x
m
k
Dimana :
X
: adalah simpangan
: adalah massa
x
m
m
k
mx
Mx
mx+kx=0
misal jawab :
x = A sin t + B cos t
x = A cos t - B sin t
2
2
x = - A sin t - B cos t
2
x=- x
2
m(- x)+kx = 0
2
(k-m )x = 0
2
Getaran terjadi, jika x 0. Oleh karena itu (k-m ) = 0 dam akibatnya :
k
k
= wn=
( frekuensi pribadi)
m
m
.
w=
Dalam dinamika strukur, jumlah kordinat bebas diperlukan untuk menetapkan susunan
atau posisi system pada setiap saat, yang berhubungan dengan jumlah derajat kebebasan.Pada
umumnya, struktur berkesinambungan mempunyai derajat kebebasan tak terhingga. Namun
dengan proses idealisasi atau seleksi, sebuah model matematis yang tepat dapat mereduksi
jumlah derajat kebebasan menjadi suatu jumlah diskrit dan untuk beberapa keadaan dapat
menjadi derajat kebebasan tunggal.
Sistem derajat kebebasan tunggal ini dapat dijelaskan secara tepat dengan model
matematis seperti pada gambar 2.3 dimana memiliki elemen-elemen sebagai berikut:
1. Elemen massa (m), menyatakan massa dan sifat inersia dari struktur.
2. Elemen pegas (k), menyatakan gaya balik elastis (elastic restoring force) dan kapasitas
energi potensial dari struktur.
3. Elemen redaman (c), menyatakan sifat menyatakan sifat getaran dan kehilangan energy
dari struktur.
4. Gaya pengaruh (F(t)), menyatakan gaya luar yang bekerja pada system struktur.
Dengan mengambil model matematis pada gambar 2.4, dianggap bahwa tiap elemen pada
system menyatakan suatu sifat khusus, yaitu:
1. Massa (m) menyatakan sifat khusus inersia (property of inertia), buka elastisitas atau
kehilangan energy.
2. Pegas (k), menyatakan elastisitas, bukan inersia atau kehilangan energy.
3. Perdam (c), menyatakan kehilangan energy.
2.4 System Tak Teredam (Undamped System)
Analisis system dasar yang sderhana dalam pembahasan dinamika srtuktur adalah
system derajat kebebasan tunggal, dimana gaya geser atau redaman diabaikan, dan sebagai
tambahan, akan ditinjau system yang bebas dari gaya aksi gaya luar selama bergerak atau
bergetar. Pada keadan ini, system tersebut hanya dikendalikan oleh pengaruh atau kondisi
yang dinamakan kondisi awal (initial conditions), yaitu perpindahan yang diberikan dalam
kecepatan pada saat t=0, pada saat pembahasan dimulai.System kebebasan tunggal tak
teredam sering dihubungkan dengan osilator sederhana tak teredam (simple undamped
oscillator) yang disajikan deperti gambar 2.5 (a) dan 2.5 (b).
Gambar 2.5 hubungan gaya dan perpindahan (a) pegas kuat (b) pegas linear (c) pegas
lemah
Berdasarkan gambar 2.5 karakteristik lengkungan (a) menyataka sifat dari pegas kuat
(hard spring), dimana gaya harus memberikan pengaruh lebih besar untuk suatu perpindahan
yang disyaratkan seiring dengan terdeformasinya pegas. Sedangkan, karakteristik lengkungan
(b), menyatakan sifat pegas linear, karena deformasinya selaras (proportional) dengan gaya
dan gambar grafisya mempunyai karakteristik garis lurus. Konstanta keselarasan antara gaya
dan perpindahan dari pegas linear disebut konstanta pegas (spring constant), yang biasa
dinyatakan dengan k, sehinggaa persamaan yang menyatakan hubungan antara gaya dan
perpindahan pegas linear adalah sebagai berikut :
F s=k y ..(1)
Pegas dengan karakteristik lengkungan (c) pada gambar 2.5 disebut pegas lemah,
dimana pertambahan gaya untuk memperbesar perpindahan cenderung mengecil pada saat
deformasi pegas menjadi makin besar.
2.6 Hukum Gerak Newton
Hubungan analitis antara perpindahan y dan waktu t, diberikan oleh Hukum Newton
kedua, untuk gerak sebagai berikut :
F = ma
Dimana :
F : Gaya yang bekerja pada partikel
m : Massa
a : resultan percepatan
persamaan dapat ditulis dalam bentuk ekivalen, dimana besaran komponennya menurut sumbu
koordinat x,y, dan z, yaitu :
F x =ma x
F y =m a y
F z =m az
Percepatan didefinisikan sebagai turunan kedua vector posisi terhadap waktu, yang berarti
ketiga persamaan adalah persamaan differential.Persamaan Hukum Newton dapat digunakan
peda benda idealis seperti partikel yang bermasa tetapi tidak bervolume, tetapi juga dapat
digunakan pada benda berdimensi yang bergerak. Benda kaku yang bergerak pada sebuah
bidang adalah simetris terhadap bidang gerak (bidang x-z), sehingga mengakibatkan Hukum
Newton perlu dimodifikasi menjadi :
a G x
F x =m
a G y
F y =m
M G =I G
aG x
,
aG y
bermasa G
: percepatan sudut
IG
MG
: jumlah momen gaya yang bekerja pada benda terhadap sumbu melalui
pusat
massa G yang tegak lurus oada bidang x-y.
mg
y
ky
Dimana gaya pegas bekerja pada arah negative mempunyai tanda minus dan
percepatan dinyatakan oleh . Pada notasi ini, dua titik di atas menyatakan turunan kedua
terhadap waktu dan satu titik menyatakan turunan pertama terhadap waktu, yaitu kecepatan.
2.7 Getaran Bebas Dengan Redaman
m
k
x
c
Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa selain
gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida benda akan
mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida, gaya akibat kekentalan ini sebanding
dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien
peredam, dengan satuan N s/m (SI).
Fd = cv = c = c
dx
dt
Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda, kita mendapat persamaan
m + c + kx = 0
solusi persamaan ini rgantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup kecil, system
masih akan bergetar namun akhirnya akan berhenti .keadaan ini disebut kurang redam, dan
merupakan kasus yang paling mendapatkan perhatian dalam analisi vibrasi. Bila eredam
diperbesar mencapai titik saat system tak lagi berosilasi, kita mencapai titik redaman kritis.
Bila peredam ditambahkan melewati titik keritis ini system disebut dalam keadaan lewat
redam.
Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada
model massa-pegas-peredam adalah :
c c =2 km
= 2 km
Sebagai contoh struktur logam akan memiliki nisbah redaman lebih kecil dari 0.05,
sedangkan suspense otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3.
Solusi system kurang redam pada model massa-pegas-redam adalah :
X (t) =
xnt cas ( 1 2 n t ) , n =2 F n
Nilai x, amplitudo awal, dan , ingsutan fase, ditentukan oleh panjang regangan pegas.
Dari solusi tersebut perlu diperhatikan dua hal : faktor eksponensial dan fungsi
cosinus. Faktor eksponensial menentukan seberapa cepat system teredam ; semakin besar
nisbah redaman, semakin cepat system teredam ke titik nol. Fungsi cosinus melambangkan
osilasi system, namun frekuensi osilasi berbeda daripada kasus tidak teredam.
Frekuensi seperti ini dinamakan frekuensi alamiah teredam, (Fd), dan dan terhubung
dengan frekuensi alamiah tak redam lewat rumus berikut :
2
Fd = 1 fn
Frekuensi alamiah teredam lebih kecil daripada frekuensi alamiah takredam, namun
untuk banyak kasus praktis nisbah redaman relative kecil, dan karenanya perbedaaan tersebut
dapat diabaikan.Karena itu deskripsi teredam dan takredam kerap kali tidak disebutkan ketika
menyatakan frekuensi alamiah.
2.8 Pengertian gelombang
Gelombang transversal
Suatu gelombang dapat dapat dikelompokan menjadi gelombang transversal jika
partikel-partikel mediumnya bergetar keatas dan kebawah dalam arah tegak lurus terhadap
gerak gelombang.Contph gelombang transversal adalah gelombang tali.Ketika kita
menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam arah tegak lurus
dengan arah gerak gelombang.Bentuk gelombang transversal seperti gambar dibawah ini.
Gelombang Longitudinal
Selain gelombang transversal, terdapat juga gelombang longitudinal.Jika pada
gelombang transversal arah getaran medium tegak lurus arah rambatan, maka pada gelombang
longitudinal, arah getaran medium sejajar dengan arah rambat gelombang.
Pada gambar diatas Nampak bahwa arah getaran sejajar dengan arah rambat
gelombang.Serangkaian rapatan dan regangan merambat sepanjang pegas.Rapatan merupakan
daerah dimana kumparan pegas saling mendekat, sedangkan regangan merupakan daerah
dimana kumparan pegas saling menjauhi.Jika gelombang transversal memiliki pola berupa
puncak dan lembah, maka gelombang longitudinal memiliki pola berupa rapatan dan
regangan.Panjang gelombang adalah jarak antara rapatan yang berurutan atau regangan yang
berurutan.
Salah satu contoh gelombang longitudinal adalah gelombang suara di udara.Udara
sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat dan meregang sepanjang arah rambat
gelombang udara.Berbeda dengan gelombang air atau gelombang tali, gelombang suara tidak
bisa kita lihat menggunakan mata.
BAB IV
PEMBAHASAN
Beban)
( k2 k1)
(dalam m)
0.18
(dalam m)
0.185
(m)
0.005
Waktu (sekon)
3.5
4
3.8
4
3.5
Tabel 4.3 : Pengujian getaran dengan beban 0.5 kg, nilai simpangan x = 3 cm
Pengujian
Waktu (sekon)
Ke
1
2
3
4
5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
2
2.2
2
2.3
2
b b24 ac
2a
x1,2 =
4 ac
2a
, karena b = 0, maka :
Sebelum menggunakan rumus abc, dicari terlebih dahulu nilai k dengan rumus :
F m x g 0.5 x 9.81
=
=
x
x
0.005
k=
= 981 N/m
k
m
n=
981
0.5
2 f
f=
44.29
2
f = 7.05 Hz
4 ac
2a
x1,2 =
4 x 0.5 x 981
2 x 0.5
x(t) = (A cos
t + B sin
t)
n
x(0) = {A cos n 0) + B sin
(0)}
3 = A cos 0 + B sin 0
3 = A + 0, maka A = 3
Kondisi batas pada saat t=0, maka = 0
d
dt
= (A cos n t + B sin n t)
0=-A
0=0+B
B=
0
n
cos
t+B
cos
=0
Jadi, :
x(t) = (A cos
t + B sin
t)
t = 0 (-360)
Agar getaran dapat terhenti, maka berikutnya adalah menentukan redaman yang akan
digunakan dengan menggunakan persamaan :
m + c + kx = 0
Rumus abc yang digunakan akan menjadi :
x1,2
b b24 ac
=
, dimana : a = m, b = c, c = kx
2a
Redaman kritis :
Cc = 2
km
Cc = 2
981 x 0.5
Cc = 44.29 Ns/m
Maka persamaan x1 dan x2 adalah :
x1,2
b b24 ac
=
2a
x1,2
x1,2 =
44.29 1961.61962
1
= 44.29 0.63 i
t)
0
x(0) = e (A sin 0 + B cos 0 )
= 1 (0 + B)
B=3
44.29t
= e
44.29t
= -44.29 e
0.63t)
0
0 = -44.29 e (0 + B) +
e 0 (0.63 A 0)
0 = -44.29 B + 0.63 A
0 = -44.29 (3) + 0.63 A
0 = -132.87 + 0.63 A
0.63 A = 132.87
A = 210.905
Jadi, persamaan yang diperoleh adalah :
44.29t
x(t) = e
44.29t
x(t) = e
Apabila amplitude awal untuk x1 = 100%, maka bila dalam pengujian jarak yang
ditentukan sejauh 3 cm, Amplitudo yang diperoleh adalah 100% x 3 = 3, dan untuk amplitude
setelah 4x siklus gerakan adalah x5 = 60% = 0.6
Berikut ini adalah gambar hasil pengujian get Aran pada pegas yang diberi beban
berbeda-beda. Dimana pengujian dilakukan sebanyak 5 kali.
Pengujian Tanpa Beban
Jarak rata rata dihitung dari puncak getaran hingga ke garis tengah adalah
Jarak rata rata dihitung dari puncak getaran hingga ke garis tengah adalah
Sesuai teori logaritma, maka :
x1
|
ln x 2|
x1
|
ln x 2|
=
faktor redaman dicari dengan rumus :
=
(2 )2+ 2
( 6.28)2 + 2
2
1
c=2x
km
c=
Frekuensi Pribadi
k
n=
m
n=
981
0.5
= 44.29 rad/s
1 2
d
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Getaran adalah gerakan bolak balik suatu interval waktu tertentu.
Jenis getaran
1. Getaran Bebas terjadi jika system berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada
dalam system itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem
yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya,
yang merupakan sifat system dinamika yang dibentuk oleh distribusi masa dan
kekuatannya. Semua system yang memiliki masa dan elastisitas dapat
mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.
2. Getaran Paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika
rangsangan tersebiut berosilasi maka system dipaksa untuk bergetar pada
frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu
frekuensi natural system, maka akan didapat keadan resonansi dan osilasi besar
yang berbahaya mungkin terjadi.
Analisis Getaran
Getaran bebas tanpa peredam
Getaran bebas dengan redaman
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, selama perambatannya
gelombang membawa energy.Pada gelombang, materi yang merambat memerlukan
medium, tetapi medium tidak ikut berpindah.
Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik merupakan gelombang yang membutuhkan medium untuk
berpindah tempat.
Gelombang mekanik terdiri dari dua jenis, yakni : gelombang transversal dan
longitudinal.
Gelombang Transversal adalah suatu gelombang dapat dapat dikelompokan
menjadi gelombang transversal jika partikel-partikel mediumnya bergetar
keatas dan kebawah dalam arah tegak lurus terhadap gerak gelombang.Contoh
gelombang transversal adalah gelombang tali.
Gelombang Longitudinal adalah Jika pada gelombang transversal arah getaran
medium tegak lurus arah rambatan, maka pada gelombang longitudinal, arah
getaran medium sejajar dengan arah rambat gelombang.
5.2 Saran
Apabila dalam penulisan laporan ini terdapat kesalahan baik dalam penulisan,
perhitungan maupun yang lain lain, kami selaku penyusun memohon maaf sebesarbesarnya. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
DATAR PUSTAKA