You are on page 1of 20

I.

PRUBAHAN SUHU
1. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini
terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan
suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh
inti konstan pada 37C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus
akan terangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu
dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga
suhu kembali pada titik tetap.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh


1. Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi
dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana
disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.
2. Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme
menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah
lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh
metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf
simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi
epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
3. Hormone pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan
kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga
meningkat.

4. Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia
dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju
metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
5. Hormone kelamin
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kirakira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada
perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran
hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3
0,6C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme
sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10C.
7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20
30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan
untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal
nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu
dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena
lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas
dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan
gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan
(aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 40,0 C.
9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat
menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
2

10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas
tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu
antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis
arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa
yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi
panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan
radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

3. PENGUKURAN SUHU TUBUH


A. PEMERIKSAAN SUHU ORAL
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien
5. Tentukan letak bawah lidah
6. Turunkan suhu termometer dibawah antara 340C 350C.
7. Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 5 menit
9. Angkat termometer dan baca hasilnya
10. Catat hasil
11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan
keringkan.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

B. PEMERIKSAAN SUHU AKSILA


1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien
5. Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan
tissue
6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C 350C.
7. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada
(mendekap dada)
8. Setelah 3 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
9. Catat hasil
10. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
11. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan
keringkan.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
C. PEMERIKSAAN SUHU REKTAL
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien dengan posisi miring
5. Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat)
6. Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline
7. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C 350C.
8. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan termometer kedalam
rektal dengan perlahan-lahan, jangan sampi berubah posisi dan ukur suhu
9. Setelah 3 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
10. Catat hasil
11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan
keringkan.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

4. Menurut Tamsuri Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi :

Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36C

Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 37,5C

Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 40C

Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40C

II.

PANAS
2.1 PENGERTIAN PANAS
Panas atau demam adalah salah satu gejala yang muncul bila ada yang tidak beres
dalam tubuh kita. Bisa hanya karena kurang cairan atau kurang minum, bisa juga karena
ada infeksi di dalam tubuh kita.
2.2 MEKANISME PANAS
1. Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Meningkat, yaitu :
a. Vasodilatasi
Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada
hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi
vasodilatasi yang kuat pada kulit.
b. Berkeringat
Pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui
evaporasi. Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di area
preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh
kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang
merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan
keringat karena rangsangan dari epinefrin & norefineprin.
c. Penurunan pembentukan panas
2. Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Menurun, yaitu :
a. Vasokontriksi
Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus
posterior.
b. Poliereksi
Rangsangan simpatis menyebabkan otot erector pili yang melekat pada folikel
rambut berdiri.
c. Peningkatan pembentukan panas
Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan
badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan
modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian
6

kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi
kehilangan panas tubuh.
2.3 SISTEM PENGATUR TUBUH TERHADAP PANAS
Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga
komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor,
hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada
suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan
sekitarnya
Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organorgan tubuh yang saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat
dua jenis sensor pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda
tempat pada jaringan sekeliling (penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam)
dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini, isyarat yang diterima langsung dikirimkan ke
sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke syaraf motorik yang mengatur pengeluaran
panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung, paru-paru dan seluruh tubuh.
Setelah itu terjadi umpan balik, dimana isyarat, diterima kembali oleh sensor panas dan
sensor dingin melalui peredaran darah .
2.4 CARA PENURUNAN PANAS TUBUH
Suhu badan normal adalah 37,5 derajat Celcius. Bila suhu badan di atas suhu
normal tersebut, maka dikatakan tubuh mengalami demam. Demam merupakan tanda
bahwa tubuh dalam kondisi yang tidak normal, oleh karena itu tidak boleh dibiarkan.
Harus dilakukan upaya untuk menurunkan demam tadi sehingga suhu tubuh kembali
normal. Suhu tubuh yang makin tinggi juga berbahaya, terutama pada anak. Bila tubuh
tidak bisa mentolerir suhu yang tinggi tadi, bisa terjadi kejang. Terjadinya kejang akan
memberikan pengaruh buruk pada otak.
Upaya untuk menurunkan demam adalah sebagai berikut:
1. Kenakan pakaian yang tipis, karena pakaian yang tebal justru menghambat keluarnya
panas sehingga suhu tubuh tidak segera turun.
2. Jika pakaian basah oleh keringat, segera ganti dengan pakaian yang kering.
7

3. Lakukan tindakan mengompres badan dengan menggunakan air biasa. Bagian yang
dikompres adalah dahi, ketiak dan selangkangan, yang merupakan tempat dengan
pembuluh darah yang besar.
4. Tidak dianjurkan mengompres dengan es atau alkohol, karena terdapat perbedaan
suhu yang besar dengan tubuh, yang justru akan menimbulkan ketidaknyamanan,
bahkan bisa memicu timbulnya kejang.
5. Perbanyak cairan yang masuk ke dalam tubuh dengan banyak minum. Selain itu
minumlah obat penurun panas secara teratur sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

III.

BUNYI DAN CAHAYA


1. BUNYI
Bunyi merupakan getaran di dalam medium elastic pada frekuensi dan intensitas
yang dapat didengar oleh telinga manusia. Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena
dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara, yaitu udara. Ada tiga syarat
agar terjadi bunyi. Syarat yang dimaksud yaitu ada sumber bunyi, medium, dan
pendengar. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, getaran itu merambat melalui
medium menuju pendengar. Sama seperti gelombang lainnya, sumber gelombang bunyi
merupakan benda yang bergetar. Energi dipindahkan dari sumber dalam bentuk
gelombang bunyi. Selanjutnya, bunyi dideteksi oleh telinga. Oleh otak, bunyi
diterjemahkan, dan kita bisa memberikan respon. Misalnya, ketika kita mendengarkan
suara lagu dari radio, kita meresponnya dengan ikut bernyanyi, atau sekadar
menggoyangkan kaki.
A. Bunyi merupakan Gelombang Longitudinal
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang
terdiri atas partikel-partikel yang berosilasi searah dengan gerak gelombang tersebut,
membentuk daerah bertekanan tinggi dan rendah (rapatan dan renggangan). Partikel yang
saling berdesakan akan menghasilkan gelombang bertekanan tinggi, sedangkan molekul
yang meregang akan menghasilkan gelombang bertekanan rendah. Kedua jenis
gelombang ini menyebar dari sumber bunyi dan bergerak secara bergantian pada
medium.
Gelombang bunyi dapat bergerak melalui zat padat, zat cair, dan gas, tetapi tidak
bisa melalui vakum, karena di tempat vakum tidak ada partikel zat yang akan
mentransmisikan getaran. Kemampuan gelombang bunyi untuk menempuh jarak tertentu
dalam satu waktu disebut kecepatan bunyi. Kecepatan bunyi di udara bervariasi,
tergantung temperatur udara dan kerapatannya. Apabila temperatur udara meningkat,
maka kecepatan bunyi akan bertambah. Semakin tinggi kerapatan udara, maka bunyi
semakin cepat merambat. Kecepatan bunyi dalam zat cair lebih besar daripada cepat
rambat bunyi di udara. Sementara itu, kecepatan bunyi pada zat padat lebih besar
9

daripada cepat rambat bunyi dalam zat cair dan udara menunjukkan cepat rambat bunyi
pada berbagai materi.
B. Sifat Bunyi
Pada umumnya, bunyi memiliki tiga sifat, yaitu tinggi rendah bunyi, kuat lemah
bunyi, dan warna bunyi.Tinggi rendah bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang
diterima oleh telinga manusia berdasarkan frekuensi (jumlah getaran per detik). Tinggi
suara ( pitch) menunjukkan sifat bunyi yang mencirikan ketinggian atau kerendahannya
terhadap seorang pengamat. Sifat ini berhubungan dengan frekuensi, namun tidak sama.
Kekerasan bunyi juga memengaruhi titi nada. Hingga 1.000 Hz, meningkatnya kekerasan
mengakibatkan turunnya titi nada.
Gelombang bunyi dibatasi oleh jangkauan frekuensi yang dapat merangsang
telinga dan otak manusia kepada sensasi pendengaran. Jangkauan ini adalah 20 Hz
sampai 20.000 Hz, di mana telinga manusia normal mampu mendengar suatu bunyi.
Jangkauan frekuensi ini disebut audiosonik. Sebuah gelombang bunyi yang memiliki
frekuensi di bawah 20 Hz dinamakan sebuah gelombang infrasonik. Sementara itu, bunyi
yang memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Banyak hewan yang dapat
mendengar bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz. Misalnya, kelelawar dapat
mendeteksi bunyi yang frekuensinya sampai 100.000 Hz, dan anjing dapat mendengar
bunyi setinggi 50.000 Hz. Kelelawar menggunakan ultrasonik sebagai alat penyuara
gema untuk terbang dan berburu. Kelelawar mengeluarkan decitan yang sangat tinggi dan
menggunakan telinganya yang besar untuk menangkap mangsanya. Gema itu
memberitahu kelelawar mengenai lokasi mangsanya atau rintangan di depannya
(misalnya pohon atau dinding gua).
Kuat lemah atau intensitas bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang diterima
oleh telinga manusia berdasarkan amplitudo dari gelombang tersebut. Amplitudo adalah
simpangan maksimum, yaitu simpangan terjauh gelombang dari titik setimbangnya.
Intensitas menunjukkan sejauh mana bunyi dapat terdengar. Jika intensitasnya kecil,
bunyi akan melemah dan tidak dapat terdengar. Namun, apabila intensitasnya besar,
bunyi menjadi semakin kuat, sehingga berbahaya bagi alat pendengaran.

10

2. ANATOMI SISTEM PENDENGARAN


Sistem Pendengaran atauu telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga bagian luar,
telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Berikut akan dijelaskan mengenai bagian
bagian dari telinga tersebut.
a. Anatomi Telinga Luar
Telinga luar, yang terdiri
dari aurikula (atau pinna) dan
kanalis

auditorius

eksternus,

dipisahkan dari telinga tengan oleh


struktur
dinamakan

seperti

cakram

membrana

yang
timpani

(gendang telinga). Telinga terletak


pada kedua sisi kepala kurang lebih
setinggi mata. Aurikulus melekat ke
sisi kepala oleh kulit dan tersusun
terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga.
Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang
kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi
temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari
di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis
auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai
kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial
tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir
pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula
seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen.
Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian
luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan
perlindungan bagi kulit.

11

b. Anatomi Telinga Tengah

Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah


lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua
Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas
lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu
mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan
rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke
nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang
temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus
stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang
membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial
telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian
dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah.
Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh
membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau
struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah
mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke
12

telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe. Tuba eustachii yang lebarnya
sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring.
Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot
palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba
berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga
tengah dengan tekanan atmosfer.
c. Anatomi Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk

pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial


VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan
bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun
tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak
membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang
berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh
perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.
13

Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan
dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran,
dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna
mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe,
yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui
aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan
kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa
memegang cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat
tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga
dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan
gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut
labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang
cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan
percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan
aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam
kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea,
bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis,
utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang
bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus
fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut
dan asupan darah ke batang otak.
3. SISTEM PENGATURAN TUBUH TERHADAP BUNYI
Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar dan disalurkan ke lubang
telinga, dan menuju gendang telinga. Gendang Telinga bergetar untuk merespons
gelombang suara yang menghantamnya . Getaran ini mengakibatkan tiga tulang
(ossicle) di telinga tengah bergerak. Secara mekanis getaran dari gendang telinga ini
akan disalurkan, menuju cairan yang berada di rumah siput( koklea). Getaran yang
sampai di koklea ini akan menghasilkan gelombang, sehingga rambut sel yang ada di
koklea akan bergerak. Gerakan ini mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi
elektrik ke saraf pendengaran ( auditory nerve,) dan menuju ke pusat pendengaran di
14

otak. Pusat ini akan menerjemahkan energi tersebut menjadi suara yang dapat dikenal
oleh otak.
4. CAHAYA

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata


dengan panjang gelombang sekitar 380750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah
radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang
tidak. Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan
sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut
spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai
warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang
penting pada fisika modern. Dalam hal ini yang cahaya berhubungan dengan salah
satu system indra yang dimiliki oleh manusia yaitu mata.
5. ANATOMI SISTEM PENGELIHATAN ( MATA )
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot
penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
1. Bola Mata
Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata.
Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

15

Gbr. Struktur bola mata dilihat dari samping

a. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak
tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva
adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi
melindungi bola mata dari gangguan.

b. Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada
koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid
membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian
depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi
sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan
siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi
dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

c. Retina
Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan
sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak.
Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik
buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu
bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian
belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi
menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput
transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini
peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang
konjungtiva disebut konjungtivitis.
Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air
mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.
16

Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi
sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.
3. Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali
yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor.
Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh
pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang
(sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua
macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel
batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang,
sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk
membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di
daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa
protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan
terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan
gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut
juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan
gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap
warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap
spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum).
Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika
kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut,
sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil
sehingga sinar tampak paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun
yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar
obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut
pemfokusan.
17

Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya


dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk
pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu
mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa.
Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang,
sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa
yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot
siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga
memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya
lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi
sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan
ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga
lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut
daya akomodasi.
6. MEKANISME CAHAYA
Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lubang
bundar anterior di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.
Pupil membesar bila intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap), dan apabila
berada di tempat terang atau intensitas cahayanya besar, maka pupil akan mengecil. Yang
mengatur perubahan pupil tersebut adalah iris. Iris merupakan cincin otot yang
berpigmen dan tampak di dalam aqueous humor, karena iris merupakan cincin otot yang
berpigmen, maka iris juga berperan dalam menentukan warna mata. Setelah melalui pupil
dan iris, maka cahaya sampai ke lensa. Lensa ini berada diantara aqueous humor dan
vitreous humor, melekat ke otototot siliaris melalui ligamentum suspensorium. Fungsi
lensa selain menghasilkan kemampuan refraktif yang bervariasi selama berakomodasi,
juga berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Apabila mata memfokuskan pada
objek yang dekat, maka otototot siliaris akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih
tebal dan lebih kuat. Dan apabila mata memfokuskan objek yang jauh, maka otototot
siliaris akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Bila cahaya
sampai ke retina, maka selsel batang dan selsel kerucut yang merupakan selsel yang
18

sensitif terhadap cahaya akan meneruskan sinyalsinyal cahaya tersebut ke otak melalui
saraf optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata,
lebih kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak sudah
dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.

Supaya benda terlihat jelas, mata harus membiaskan sinarsinar yang datang dari
benda agar membentuk bayangan tajam pada retina. Untuk mencapai retina, sinarsinar
yang berasal dari benda harus melalui lima medium yang indeks biasnya (n) berbeda:
udara (n=1,00), kornea (n=1,38), humor aqueous (n=1,33), lensa (n=1,40 (rata-rata)) dan
humor vitreous (n=1,34). Setiap kali sinar lewat dari satu medium ke medium yang lain,
sinar itu dibiaskan pada bidang batas. Secara kolektif, semua bidang batas berperan pada
pembiasan sinar untuk membentuk bayangan pada retina. Bidang batas tersebut ada
empat yaitu:
2.
3.
4.
5.

perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara.


perbatasan antara permukaan posterior kornea dan humor aqueous
perbatasan antara humor aqueous dan permukaan anterior lensa
perbatasan antara permukaan posterior lensa dan humor vitreous
Bagian terbesar dari daya bias mata bukan dihasilkan oleh lensa, akan tetapi

terjadi pada bidang batas antara permukaan anterior kornea dan udara, hal ini dapat
terjadi karena perbedaan indeks bias antara kedua medium ini cukup besar. Sebaliknya,
pada lensa yang secara normal bersinggungan dengan cairan di setiap permukaannya,
19

memiliki daya bias total hanya 20 dioptri, yaitu kirakira 1/3 dari daya bias total susunan
lensa. Bila lensa ini diambil dari mata dan kemudian lingkungannya adalah udara, maka
daya biasnya menjadi enam kali lipat. Sebab dari perbedaan ini adalah karena cairan yang
mengelilingi lensa mempunyai indeks bias yang tidak berbeda dari indeks bias lensa.
Perbedaan indeks bias yang kecil akan sangat menurunkan kekuatan pembiasan cahaya di
kedua permukaan lensa. Namun lensa adalah penting karena lengkung permukaannya
dapat mencembung sehingga memungkinkan terjadinya akomodasi.

20

You might also like