Professional Documents
Culture Documents
1. PENDAHULUAN
Beberapa tahun terakhir ini terdengar isu global warming yang kian meningkat. Hal ini diduga
akibat adanya peningkatan penduduk dunia sehingga kebutuhan akan bahan pangan dan energi
meningkat. Peningkatan ini diperparah dengan pengalih fungsian lahan seperti hutan, sungai,
laut, danau, dan berbagai kekayaan milik bumi lainnya. Hal ini akan berdampak ke seluruh dunia
maka dalam pemeliharaan bumi diusulkan dalam mengganti beberapa bahan bakar dengan
kekayaan alam dari nabati, salah satunya adalah minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati bergizi tinggi yang merupakan bahan pangan yang
penting bagi milyaran orang di dunia. Minyak kelapa sawit di ekstrak dari buah kelapa sawit.
Tanaman ini sangat produktif sehingga perkebunannya dapat menghasilkan keuntungan yang
besar. Beberapa hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit untuk
meningkatkan jumlah produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil atau CPO). Salah satu
daerah yang memiliki basis produksi utama dengan 70% dari budidaya di daerah tersebut adalah
Sumatera.
Untuk memenuhi permintaan yang cukup banyak, maka kapasitas yang dikirim tidak sedikit
melainkan dikirim dengan jumlah yang besar supaya kualitas CPO tidak menurun sewaktu
pengiriman. Moda transportasi laut yang digunakan adalah kapal. Kapal dapat mencakup barang
dalam jumlah yang sedikit hingga jumlah yang besar sesuai dengan kebutuhan dan jenis barang
tersebut. Sarana prasarana yang paling sesuai di Kota Dumai adalah pengembangan oil storage.
Pengembangan ini dilakukan guna mengantisipasi kenaikan jumlah produksi dan Kota Dumai
mempunyai nilai tambah sebagai potensi ekspor terbesar karena berada di daerah perairan
tersibuk yaitu Selat Malaka.
Secara garis besar, tahap yang dilakukan adalah membuat Master Plan. Master Plan merupakan
tahap perencanaan layout pelabuhan dengan berbagai aspek mulai dari analisis kondisi
lingkungan, perhitungan komponen pelabuhan dengan mengikuti standar yang digunakan, dan
beberapa kriteria lain yang perlu diperhatikan. Setelah mendapatkan layout yang sesuai dengan
aspek-aspek yang ada, maka tahap selanjutnya akan lebih memperhatikan hal-hal detail seperti
pemilihan fender dan bollard dilihat dari gaya yang bekerja pada struktur, penggunaan tiang
pancang, dan lain sebagainya. Namun, Tugas Akhir ini hanya akan membahas tentang
perencanaan layout pelabuhan CPO yaitu Master Plan. Lokasi yang memenuhi kriteria
perencanaan pelabuhan di Kota Dumai ini terdapat di Lubuk Gaung (Gambar 1 dan Gambar 2)
Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung
Lubuk
Gaung
2. METODOLOGI
Pelabuhan yang direncanakan mempunyai kapasitas total sebesar 160,000 ton dan kapal yang
akan tambat dan melayani proses loading unloading CPO di pelabuhan Lubuk Gaung adalah
kapal tangker dengan ukuran 5,000 DWT, 8,000 DWT, 10,000 DWT, dan 15,000 DWT. Dalam
perencanaan pelabuhan CPO di Lubuk Gaung, terdapat empat faktor lingkungan yang berperan
dalam kinerja pelabuhan, diantarnya adalah angin, gelombang, pasang surut, dan arus.
2.1 Analisis Data Lingkungan
Angin memiliki arah dominan dari arah South dan memiliki kecepatan terbesar pada arah
North sebesar 15m/s. Gelombang diukur dari pengamatan angin yang terjadi di perairan
sekitar Lubuk Gaung. Hasil analisis gelombang tiap bulan pada tahun 2000 sampai tahun
2009 memiliki arah dominan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Hasil analasis
mengenai gelombang ekstrim untuk perkiraan tinggi gelombang saat keadaan ekstrim
ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 1 Arah Angin Dominan Tiap Bulan (Tahun 2000 sampai Tahun 2009)
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Arah
Dominan
North
North
North East
North East
South East
South East
South East
South East
South East
South East
North
North
Arah Mata
Angin
North
North East
East
South East
South
South West
West
North West
Tinggi Gelombang
Ekstrim (m)
0.41
0.26
0.41
1.53
0.41
0.25
0.2
0.27
Periode
Ekstrim (s)
2.72
2.15
2.72
6.99
2.72
2.11
1.92
2.18
3
Kriteria desain dengan periode ulang 50 tahun menghasilkan parameter gelombang dari
arah dominan gelombang dari South East, seperti berikut:
Tinggi gelombang
: 1.53 meter
Periode gelombang
: 6.99 detik
Arus laut yang terjadi di perairan sekitar Lubuk Gaung diukur pada saat spring (pasang)
dan neap (perbani). Pada saat spring, kecepatan arus adalah 0.27m/s dari arah NW (North
West atau Barat Laut). Pada saat neap, kecepatan arus 0.15m/s dari arah NW (North
West atau Barat Laut).
Pasang surut yang terjadi di perairan sekitar Lubuk Gaung berjenis pasang surut
campuran dominan ganda (mixed dominant semi diurnal). Hal tersebut berarti dalam satu
hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya
berbeda. Elevasi elevasi penting yang terdapat pada pasang surut dengan tunggang
pasut sebesar 3.26 meter adalah sebagai berikut:
Highest Water Spring (HWS) : (+) 1.67 m dari MSL
: 0.4 LOA
: 0.8 LOA
: 1.35 LOA
Penamaan komponen dermaga dolphin dapat dilihat pada Gambar 3. Pada BS. 6349,
kondisi perletakkan mooring dolphin terluar secara umum menggunakan ketentuan sudut
45 dan sudut spring line sebesar 10 terhadap sb.x. Ketentuan ini juga disesuaikan
dengan jarak antara komponen hingga membentu bentang yang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Jenis dermaga struktur dolphin menghasilkan ukuran dermaga untuk setiap kapal, sebagai
berikut:
LOA (m)
Jarak antara
BD (m)
Jarak antara
MD terdekat
(m)
Jarak antara
MD terjauh
(m)
5000 DWT
102 m
8000 DWT
115 m
10000 DWT
127 m
15000 DWT
144 m
40.8 m
46 m
50.8 m
57.6 m
81.6 m
92 m
101.6 m
115.2 m
137.7 m
155.25 m
171.45 m
194.4 m
Sama halnya dengan alur pelayaran. Penentuan alur pelayaran mengacu kepada British
Standard 6349-2:2000. Karakteristik alur pelayaran ditentukan dengan perumusan seperti
berikut:
Dimana:
H
= kedalaman alur
d
= draft kapal
Lebar Alur Pelayaran menurut BS. 6349
Dimana:
B
LOA
(m)
102
115
127
144
Lebar Alur
(m)
134.3
150.4
166.4
188.8
BS.6349
Kedalaman
Diameter
Alur (m)
(m)
204
8.32
230
9.49
254
10.27
288
11.57
Luas kolam
putar (m2)
130740.52
166190.25
202682.99
260576.26
:
:
:
:
:
66 ft = 20.117 m
40 ft = 12.192 m
3,875.17 m3
1,000,000 gallons
17
:
:
:
:
:
27 ft = 8.23 m
24 ft = 7.315 m
389.14 m3
100,000 gallons
5
Ruang pompa
: 20 x 10 m
Ruang Maintenance
: 30 x 20 m
Gedung kesehatan
: 20 x 20 m
: 50 x 50 m
Kantin
: 20 x 15 m
Gudang
: 20 x 20 m
Lahan parkir
Alternatif Layout II
Alternatif Layout V
Alternatif Layout VI
Pemilihan layout yang akan digunakan berdasar atas peniliain dari berbagai aspek perbandingan.
Perbandingan yang ditinjau dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Faktor
Penentu
Jumlah
Panjang
Trestle
Total
panjang
pipa dari
kapal ke
oil
storage
Jumlah
Tiang
Pancang
Waktu
maksimu
m yang
diperluk
an untuk
mengoso
ngkan
tangki di
pelabuha
n
Jumlah
Alternatif Layout
1
Keterangan
Rank
2
Keterangan
169.54 m
0.57 km
57 tiang
41 jam.
Rank
3
Keterangan
Rank
4
Keterangan
Rank
5
Keterangan
Rank
6
Keterangan
Rank
341.11 m
337.2 m
334.09 m
332.02 m
425 m
1.2 km
0.98 km
0.89 km
0.78 km
1.84 km
114 tiang
113 tiang
112 tiang
110 tiang
142 tiang
14 jam +
waktu bolak
balik kapal
selama 13
hari + waktu
pengosongan
kapal
10,000DWT
selama 4 jam
15 jam
15 jam
18 jam
17
15
21 jam
13
12
20
4. KESIMPULAN
Fasilitas laut yang terpilih merupakan alternatif layout ketiga dengan karakteristik dua dermaga dengan menggunakan jarak mooring
dolphin luar dari kapal ukuran 15,000 DWT dan 8,000 DWT. Pemilihan tersebut dilihat dari segi ekonomis dan segi efisiensi waktu
maupun efektivitas kinerja dari pelabuhan tersebut, sehingga layout pelabuhan CPO akan tampak seperti Gambar 6, berikut:
10
5. SARAN
Dibutuhkan data yang lebih spesifik sehingga memudahkan dalam menentukan kriteria
desain.
Selanjutnya dapat direncanakan perencanaan mengenai struktur dermaga Pelabuhan CPO
di Lubuk Gaung
Masih diperlukan analisis biaya mengenai kinerja pelabuhan CPO di Lubuk Gaung dalam
memperjelas perbandingan ranking sebagai penentu hasil akhir untuk layout pelabuhan
CPO di Lubuk Gaung.
6. DAFTAR PUSTAKA
Direction of the Civil Engineering and Buildng Structures Sector Committee. (2000). British
Standard 6349-2: 2000. London : 389 Chiswick High Road.
11