You are on page 1of 2

II.

VI EFEK ATAU DAMPAK DARI PENERANGAN YANG KURANG BAIK


Penerangan yang tidak baik akan menyebabkan tenaga kerja mengalami
kesulitan dalam melihat obyek yang dikerjakannya dengan jelas. Hal ini selain
akan menyebabkan tenaga kerja lamban dalam melaksanakan pekerjaanya juga
akan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Selain itu penerangan di tempat kerja yang kurang baik akan menyebabkan
tenaga kerja mengeluarkan upaya yang berlebihan dari indera penglihatannya,
misalnya dengan lebih mendekatkan indera penglihatannya terhadap obyek
yang dikerjakannya, ini berarti akomodasi lebih dipaksakan.
Hal ini akan dapat lebih memudahkan timbulnya kelelahan mata yang ditandai
dengan terjadinya penglihatan rangkap dan kabur, mata berair dan disertai
perasaan sakit kepala disekitar mata. Selain itu kelelahan mata yang
berlangsung agak lama akan dapat menimbulkan terjadinya kelelahan mental
yang ditandai dengan gejala-gejalanya meliputi sakit kepala dan penurunan
intelektual, daya konsenrrasi dan kecepatan berfikir. Lebih lanjut semua itu akan
dapat menyebabkan kerusakan pada indra penglihatan yang lebih parah.
Menurut Grandjean (1993) penerangan yang tidak didesain dengan baik akan
menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dan
penerangan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan dampak, yaitu:
1. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiensi kerja.
2. Kelelahan mental.
3. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
4. Kerusakan indra mata dan lain-lain.
Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara kepada
penurunan performansi kerja, sebagai berikut:
1. Kehilangan produktivitas
2. Kualitas kerja rendah
3. Banyak terjadi kesalahan
4. Kecelakan kerja meningkat
Intensitas penerangan yang dibutuhkan di masing-masing tempat kerja
ditentukan dan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat
ketelitian suatu pekerjaan, maka akan semakin besar kebutuhan intensitas
penerangan yang diperlukan, demikian pula sebaliknya. Standar penerangan di
Indonesia telah ditetapkan seperti tersebut dalam Peraturan Menteri Perburuhan
(PMP) No. 7 Tahun 1964, Tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan dan
penerangan di tempat kerja. Standar penerangan yang ditetapkan untuk di
Indonesia tersebut secara garis besar hampir sama dengan standar
internasional. Sebagai contoh di Australia menggunakan standar AS 1680 untuk
Interior Lighting yang mengatur intensitas penerangan sesuai dengan jenis dan
sifat pekerjaannya.
II.VII PENGENDALIAN PENERANGAN DI LINGKUNGAN KERJA
Sangatlah penting suatu usaha preveitif di berdayakan dalam suatu lingkuangan
kerja yang dapat membantu produktivitas pekerja, usaha-usaha tersebut antara
lain:
1. memakai APD(alat pelindung diri) seperti misalnya memakai kaca mata
kobalt biru bagi mereka yang bekerja menghadapi pancaran cahaya infra
merah.Selain itu sinar matahari juga mengandung cahaya ultra ungu. Untuk itu

mencegah timbulnya efek cahaya ultra ungu pada mata maka tenaga kerja yang
menghadapi cahaya tersebut perlu memakai kaca mata berlapis timah hitam.
2. mengatur kondisi lingkungan kerja seperti banyak bukaan-bukaan untuk
masuknya cahaya alami, dan ventilasi
3. mengatur intensitas penerangan di lingkungan kerja, agar cahaya tak terlalu
silau atupu terlalu redup.
4. pengecekan, pembersihan, penggantian berkala alat-alat yang digunakan
sebagai sumber cahaya

You might also like