Professional Documents
Culture Documents
bibir yang tidak dikatubkan antara bibir atas dengan bibir bawah
atau bibir dengan gigi dan tidak ada penggabungan alat ucap
seperti lidah dengan gigi, lidah dengan gusi, dan lainnya.
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan
secara garis besar yang dimaksud vokal adalah suatu bunyi yang
dihasilkan oleh pertemuan antara dua buah alat ucap maupun
yang hanya dihasilkan dari satu alat ucap. Sedangkan bunyi
vokal sendiri lebih menjurus kepada huruf-huruf hidup atau huruf
vokal dimana huruf-huruf tersebut dihasilkan oleh alat ucap
berupa bibir yang menyempit, membuka lebar, maupun yang
membundar.
3.2 Konsonan
Konsonan-konsonan digolongkan menjadi beberapa kategori
yang berbeda-beda dan menarik, mungkin bersuara atau tak
bersuara, dan oral atau nasal. (Lyons,1995:103). Konsonankonsonan kemudian dapat diklasifikasikan menurut berbagai
variabel artikulatoris (hanya beberapa yang telah kita sebut).
Misalnya menurut konvensi-konvensi IPA, [p] adalah bilabial, tak
bersuara, oral, hambat; [b] adalah bilabial, bersuara, oral,
hambat; [f] adalah labiodental ,tak bersuara, frikatif (oral); [m]
adalah bilabial, nasal (bersuara), hambat; [t] adalah dental (atau
alveolar), tak bersuara, hambat, oral. [n] adalah dental (atau
alveolar),hambat, nasal (bersuara), dsb. (Lyons,1995:104)
Konsonan memiliki banyak macam berdasarkan alat ucap
yang digunakan untuk membentuknya. Macam konsonan yang
dibedakan berdasarkan alat ucap yaitu diantaranya adalah
labiodental, apikodental, bilabial, alveolar, dan lain sebagainya.
Adanya fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris
menyebabkan seseorang mudah bekomunikasi dengan orang lain
dalam menghasilkan bunyi. Fonetik tersebut berhubungan
dengan mekanisme alat ucap dalam mengeluarkan bunyi. Bunyi
yang dikeluarkan dapat berupa bunyi vokal maupun konsonan
yang mempunyai cara berbeda dalam cara pengucapannya.
Dalam konsonan, dua komponen terpenting adalah daerah
artikulasi dan cara artikulasi. (Robins, 1992:115). Daerah
artikulasi tersebut menjadi daerah pertemuan antara dua
artikulator. Seperti pertemuan bibir atas dan bibir bawah (kedua
bibir terkatup) yang disebut dengan bilabial, misalnya dalam
mengucapkan [p], [b], dan [m]. Cara artikulasi adalah cara
artikulator menyentuh atau mendekati daerah artikulasi, seperti
bunyi getar pada ujung lidah yang menyentuh tempat yang sama
berulang-ulang, seperti saat mengucapkan [r].
Dalam buku Linguistik Umum yang ditulis oleh Abdul
Chaer (2007: 116) menyatakan bahwa bunyi-bunyi konsonan
Daftar Acuan
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Lyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Robins, R.H. 1992. Linguistik Umum Sebuah Pengantar.
Yogyakarta: Kanisius
Verhaar, J.W.M. 2006. Azas-azas Linguistik Umum. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.