Professional Documents
Culture Documents
Asma Bronkial
Zyad Kemal
2009730064
Pembimbing :
Dr. olivia
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin: laki laki
Alamat : Ciganjur, Jagakarsa
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Sesak nafas sejak 2 hari yang lalu
Keluhan Tambahan :
Batuk
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
STATUS GIZI
BB : 56 kg
TB : 168 cm
IMT : 56 / (1,68)2 = 20 Normal
TANDA VITAL
Nadi : 110x/menit, reguler, kuat angkat
Pernapasan : 16x/menit
Suhu : 36,7C
STATUS GENERALIS
Kepala
Normochepal
Rambut berwana hitam distribusi merata, tidak mudah rontok
Mata
Pupil isokor refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
Konjungtiva anemis (-/-)
Konjungtiva hiperemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Hidung
Bentuk simetris
Mukosa hidung merah muda
Sekret (+)
Epistksis (-)
Septum deviasi (-)
Telinga
Normotia
serumen (-/-)
Otorhea (-/-)
Membran tympani intact
Mulut
Mukosa oral tidak sianosis
Lidah kotor (-)
Bibir kering.
Leher
Pembesaran KGB (-)
Pembesaran tyroid (-)
Thorak
Normochest
Abdominothorakal
Paru-paru
:
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris, retraksi
suprasternal (+), penggunaan otot bantu respiratorik (+), inspirasi terlihat lebih
dalam daripada ekspirasi.
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi: wheezing (+) pada kedua lapang paru
Jantung :
Inspeksi : Ictus kordis tidak telihat
Palpasi : Tidak teraba ictus kordis
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi: Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : Permukaan abdomen datar.
Palpasi : Nyeri epigastrium (-), nyeri tekan
kuadran kanan atas (-)
Hepar : Tidak teraba pembesaran
Lien : Tidak teraba pembesaran
Perkusi : Timpani pada 4 kuadran abdomen
Auskultasi : Bising usus normal
Ekstremitas Atas
Superior : Akral dingin, CRT <2 detik, edema (-),
sianosis (-), ikterik (-), anemis (-)
Inferior : Akral dingin, CRT <2 detik, edema (-),
sianosis (-), ikterik (-), anemis (-)
RESUME
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan sesak
nafas sejak 2 hari yang lalu. Sesak dirasa berat, dan
kadang bernafas melalui mulut. sesak nafas lebih berat
pada malam hari. pasien juga mengaku sering
mengeluhkan tulangnya sering terasa nyeri. Batuk juga
dirasakan oleh pasien sejak 1 hari yang lalu. Batuk
biasa dirasakan pada malam hari.
Paru-paru :
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dinding
dada simetris, retraksi suprasternal (+), penggunaan
otot bantu respiratorik (+), inspirasi terlihat lebih dalam
daripada ekspirasi.
Auskultasi : wheezing (+) pada kedua lapang paru
DAFTAR MASALAH:
Asma bronkial
RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
Spirometri
Analisis gas darah
Foto toraks
RENCANA
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
Hindari faktor pencetus
Medikamentosa :
Dexamethasone 3 x 1 ampul
Salbutamol 3 x 2 mg
inhaler bronkodilator
Asma bronkial
DEFINISI
Asmaadalahpenyakitinflamasikroniss
aluranpernapasanyangdihubungkan
dengan hiper responsif, keterbatasan
aliran udara yang reversible dan gejala
pernapasan.
Asma bronkial adalah salah satu
penyakit paru yang termasuk dalam
kelompok penyakit paru alergi dan
imunologi yang merupakan suatu
penyakit yang ditandai oleh tanggap
reaksi yang meningkat dari trakea dan
bronkus terhadap berbagai macam
rangsangan dengan manifestasi berupa
kesukaran bernafas yang disebabkan
oleh penyempitan yang menyeluruh
dari saluran nafas.
ANATOMI PARU
EPIDEMIOLOGI
Asma dapat ditemukan pada laki-laki dan perempuan di segala usia,
terutama pada usia dini.Perbandinganlaki-laki dan perempuanpada usia
dini adalah 2:1 dan pada usiaremajamenjadi1:1.Prevalensi asma lebih
besarpada
wanitausiadewasa.
Laki-laki
lebihmemungkinkan
mengalamipenurunan
gejaladiakhirusiaremaja
dibandingkan
denganperempuan.
BerdasarkandataOrganisasiKesehatanDunia(WHO),hinggasaat ini jumlah
penderita asma diduniadiperkirakan
mencapai300jutaorangdan
diperkirakan angka ini akan terus meningkat hingga 400 juta penderitapada
tahun 2025. Hasil penelitian Interntional Study on Asthma and Allergies in
Childhood(ISAAC)padatahun 2005menunjukkan bahwadiIndonesia
prevalensipenyakit asma meningkat dari 4,2% menjadi 5,4%. Diperkirakan
prevalensi asmadi Indonesia 5%dariseluruh pendudukIndonesia, artinya
saat ini ada 12,5 juta pasien asma di Indonesia.
ETIOLOGI
1. Ekstrinsik (alergik).
2. Intrinsik (non
alergik).
3. Asma gabungan
2. Faktor
presipitasi
a. Alergen
b.
Perubahan
cuaca
c. stress
d.
Lingkungan
kerja
e. Olahraga
yang berat
PATOFISIOLOGI
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernapas.
Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhiolus terhadap bendabenda asingdiudara.
Reaksiyangtimbulpadaasma,
:
tipealergididugaterjadidengancarasebagai berikut : seorangyang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE
abnormal
dalam
jumlah
besar
dan
antibody
inimenyebabkanreaksialergibilareaksi dengan antigen spesifikasinya.
Padaasma,antibodyiniterutamamelekatpadaselmastyang
terdapat padainterstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus
dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E
orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah
terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan
berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi
lambat (yang merupakan leukotrient),
Efekgabungandarisemuafaktor-aktoriniakan menghasilkan edema
lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental
dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga
menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.
FAKTOR RESIKO
Atopi
Obesitas
Hiperreaktivit
as bronkus
Jenis
kelamin
Ras
Faktor pencetus
a.Factor
Lingkungan :
-. Allergen dalam
rumah
- Allergen luar
rumah
b. Factor lain :
- Allergen makanan
Allergen obat-obat
tertentu
- Bahan yang mengiritasi
Ekspresi
emosi
berlebihan
Asap rokok bagi
perokok aktif
maupun
perokok pasif
- Polusi udara dari dalam
dan luar ruangan
MANIFESTASI KLINIS
Bisa saja
seorang
penderita asma
hampir-hampir
tidak
menunjukkan
gejala yang
spesifik sama
sekali, di lain
pihak ada juga
yang sangat
jelas gejalanya.
Gejala dan
tanda tersebut
antara lain:
- Batuk
- Nafas sesak (dispnea) terlebih
pada
saat mengeluarkan nafas
(ekspirasi)
- Wheezing(mengi)
- Nafas dangkal dan cepat
- Ronkhi
- Retraksi dinding dada
- Pernafasan cuping hidung
(menunjukkan telah
digunakannya semua ototototbantu pernafasan dalam
usaha mengatasi sesak yang
terjadi)
- Hiperinflasi toraks (dada seperti
gentong)
KLASIFIKASI
1.
Anamnesis
Anamnesis
meliputi
adanya gejala
yang :
1. Episodik
2. gejalaberu
pa batuk,
3. sesak
napas,
4. mengi,
5. rasa berat
di dada dan
6. variability
yang
berkaitan
dengan
cuaca.
7. Faktor
-faktor
yang
mempenga
ruhi asma,
8. riwayat
keluarga
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
fisik pada
pasien asma
tergantung
dari derajat
obstruksi
saluran napas.
Tekanan darah
biasanya
meningkat,
frekuensi
pernapasan
dan denyut
nadi juga
meningkat,
ekspirasi
memanjang
diserta ronki
kering, mengi.
Laboratoriu
m
Darah
(terutama
eosinofil,Ig E),
sputum
(eosinofil,spir
alCursshman,
kristal
Charcot
Leyden).
Pemeriksaan
Penunjang
1. Spirometri
Spirometri
adalah alat
yang
dipergunakan
untuk
mengukur faal
ventilasi paru.
2. Uji
Provokasi
Bronkus
Uji provokasi
bronkus
membantu
menegakkan
diagnosis
asma.
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
Bilaterdapatkomplikasiempisema(C
OPD),makagambaranradiolusenaka
nsemakin bertambah.
Bila terdapat komplikasi, maka
terdapat gambaran infiltrate pada
paru
DIAGNOSIS BANDING
Bronkitis kronik
Bronchitiskronikditandaidenganbatukkronikyangmengeluarkansputum3
bulandalamsetahununtuksedikitnya2tahun.Gejalautamabatukyang disertai
sputum dan perokok berat.Gejala dimulai dengan batuk pagi, lama kelamaan
disertai mengidan menurunkan kemampuan jasmani.
Emfisema paru
Sesaknapasmerupakangejalautamaemfisema,sedangkanbatukdanmengi
jarang menyertainya.
Emboli paru
HalhalyangdapatmenimbulkanemboliparuadalahgagalJantung.
Disamping gejala sesak napas, pasien batuk dengan disertai darah (haemoptoe).
PENATALAKSANAAN
TUJUAN PENATALAKSANAAN
ASMA
PENATALAKSANAAN ASMA
BRONKIAL
Pengobatan nonmedikamentosa :
1.
2.
Penyuluhan
Menghindari faktor
pencetus
3. Pengendali emosi
4. Pemakaian oksigen
Pengobatan
medikamentosa :
Pengobatan ditujukan
untuk mengatasi dan
mencegah gejala
obstruksi jalan napas,
terdiri atas pengontrol
dan pelega.
PENGONTROL
(CONTROLLER
S)
Pengontroladalahmedikasiasmajangkapanjanguntukmeng
ontrol
asma.
Diberikan setiap hari untuk mencapai dan mempertahankan
keadaan asma terkontrol pada asma persisten.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PELEGA (RELIEVER)
Prinsipnya untuk dilatasi jalan napas melalui relaksasi
otot polos, memperbaiki dan atau menghambat
bronkokonstiksi yang berkaitan dengan gejala akut
seperti mengi, rasa berat di dada dan batuk , tidak
memperbaiki inflamasi jalan nafas atau menurunkan
hiperresponsif jalan nafas.
Yang termasuk pelega adalah :
Agonis beta2 kerja singkat
Kortikosteroid sistemik (steroid sistemik digunakan sebagai
obat pelega bila penggunaan bronkodilator yang lain sudah
optimal tetapi hasil belum tercapai, penggunaannya
dikombinasikan dengan bronkodilator lain)
Antikolinergik
Aminofillin
KOMPLIKASI
Berbagai komplikasi yang
mungkin timbul adalah :
- Status
asmatikus
atelektasis
hipoksemia
- Pneumothorok
- emfisema
PROGNOSIS
Mortalitas akibat asma sedikit nilainya. Gambaran yang paling
akhir menunjukkan kurang dari 5000 kematian tiap tahun dari
populasi beresiko yang berjumlah kira-kira 10 juta. Sebelum
dipakai kortikosteroid, secaraita asma wanita dua kali lipat
penderita asma pria.
Juga kenyataan bahwa angka kematian pada serangan asma
dengan usia tua lebih banyak, kalau serangan asma diketahui
dan dimulai sejak anak-anak dan mendapat pengawasan yang
cukup, kira-kira setelah 20 tahun, hanya 1% yang tidak sembuh
dan di dalam pengawasan tersebut kalau seering mengalami
serangan common cold 29 % akan mengalami serangan ulang.
Pada penderita yang mengalami serangan intermiten angka
kematiannya 2% sedangkan angka kematian pada penderita
yang dengan serangan terus menerus angka kematiannya 9%.
KESIMPULAN
TERIMA KASIH