Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai beberapa teknik yang dapat digunakan
untuk mengenal tumbuhan yang sakit, baik dari gejala penyakitnya maupun darai
berbagai tanda pengenal lain yang dapat digunakan untuk mengenali gejala tersebut.
Selain itu juga akan diuraikan mengenai berbagai morfologi dan sifat patogen
penyebab penyakit tumbuhan sehingga mahasiswa akan dapat mengenal dan
memahami tentang patogen penyebab penyakit tersebut.
Materi perkuliahan ini akan diberikan dalam 4 kali pertemuan (4 x 2 jam). Untuk
lebih mendalami materi ini, mahasiswa juga akan dibantu dengan adanya praktikum
yang mengenalkan tentang berbagai gejala dan tanda penyakit dengan berbagai
gambar serta preparat patogen penyebab penyakitnya baik yang berupa jamur,
bakteri, virus, nematoda maupun tumbuhan tinggi parasitik.
PENYAJIAN
patogen (tubuh buah, kumpulan spora, miselium, dll.), senyawa yang dikeluarkan oleh
tanaman sebagai reaksi tanaman akibat serangan patogen (blendok, lendir, dli.)
Berdasarkan tempat munculnya gejala, gejala dapat dibedakan menjadi gejala
lokal (setempat) atau gjala primer dan gejala sistemik atau gejala sekunder.
Gejala lokal adalah gejala yang terbatas pada lokasi tertentu yaitu pada tempat
terjadinya infeksi, seperti gejala yang berupa bercak, busuk, dll. Gejala sistemik adalah
gejala yang muncul bukan pada tempat yang terinfeksi akibat adanya gejala lokal
(setempat), seperti adanya gejala layu yang disebabkan karena adanya pembusukan
pada akar. Pembusukan pada akar adalah gejala lokal, sedangkan layunya tanaman
adalah gejala sistemik. Gejala sistemik dapat terjadi pada seluruh bagian tumbuhan
seperti layu, kerdil, perubahan warna daun.
Gejala penyakit yang tampak terjadi karena adanya perubahan yang terjadi
pada sel. Pada umumnya gejala dapat dilihat pada bagian luar tumbuhan akan tetapi
ada beberapa gejala yang baru dapat dilihat apabila tanaman tersebut dibelah (gejala
dalam). Berdasarkan tipe gejalanya, gejala penyakit dapat dibagi menjadi tiga tipe
pokok yaitu :
a. Gejala nekrotik, yaitu gejala yang terjadi akibat adanya kerusakan pada sel
atau bagian sel, atau matinya sel. Kenampakan gejala ini dapat berupa bercak,
pembusukan, eksudasi, layu, nekrosis, gosong
b. Gejala hiperplastik, yaitu gejala yang terjadi akibat adanya pertumbuhan atau
perkembangan sel yang luar biasa. Kenampakan gejala ini dapat berupa
pertumbuhan yang luar biasa seperti gejala sapu, menggulung atau
mengeriting, kudis, tumor
c. Gejala hipoplastik, yaitu gejala akibat terhambatnya pertumbuhan atau
perkembangan sel. Kenampakan gejala ini dapat berupa kerdil, etiolasi,
klorosis
Tanda penyakit merupakan struktur yang dibentuk oleh patogen selain gejala
yang terjadi pada tanaman. Tanda penyakit ini merupakan salah struktur yang dapat
membantu dalam rangka diagnosis penyakit tumbuhan. Tanda penyakit pada penyakit
yang disebabkan oleh jamur dapat berupa miselium atau struktur yang merupakan
modifikasi miselium (seperti rhisomorf, sklerotium), tubuh buah jamur, spora jamur.
Pada penyakit yang disebabkan oleh bakteri tanda penyakit dapat berupa oose bakteri
yang merupakan kumpulan spora bakteri yang keluar dari jaringan tanaman.
Ascomycetes,
Basidiomycetes
dan
Deuteromycetes
(Fungi
Imperfecti).
Jamur dapat membentuk struktur tahan yang dapat digunakan untuk
mempertahankan diri apabila kondisi lingkungan tidak memungkinkan. Struktur tahan
tersebut dapat berupa rhizomorf yaitu kumpulan hifa sejajar yang memebentuk
dinding yang kuat, kiamidospora yaitu satu sel hifa yang memendek dan memadat
serta isinya berubah menjadi cadangan makanan, sklerotium yaitu kumpulan hifa
yang tidak sejajar dan kemudian akan memadat serta dapat membentuk dinding
ataupun tanpa dinding yang kuat. Pada kondisi yang tidak memungkinkan (seperti
kondisi yang ekstrim - kekeringan atau tidak ada inang) struktur tahan tersebut akan
tetap dapat mempertahankan diri sehingga setelah kondisi lingkungan memungkinkan
struktur tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi individu yang baru.
a. "Phycomycetes"
Jamur kelas "Phycomecetes" ini mempunyai ciri, hifa tidak bersekat,
berkembang biak secara seksual dengan membentuk spora seksual (seperti
zigospora, oospora) dan secara aseksual dengan fragmentasi miselium atau
pembentukan spora aseksual (seperti sporangiospora, konidium).
Beberapa jamur patogen tumbuhan yang termasuk dalam kelas ini antara lain
Phytophthora infestans penyebab penyakit hawar daun pada kentang, Phytophthora
nicotianae penyebab penyakit lanas pada tembakau, busuk pangkal batang pada
cabai, P. palmivora penyebab penyakit busuk pucuk pada kelapa, busuk pangkal
batang pada lada,
b. Basidiomycetes
Jamur kelas Basidiomycetes mempunyai ciri, hifa bersekat, berkembang biak
secara aseksual dengan fragmentasi miselium atau dengan membentuk spora seksual
(konidium) dan secara seksual dengan membentuk basidiospora. Pada umumnya
jamur kelas Basidiomycetes ini membentuk tubuh buah yang dapat dilihat secara
makroskopi.
Beberapa
jamur
patogen
tumbuhan
yang
termasuk
dalam
kelas
Basidiomycetes antara lain ustilago scitaminea penyebab penyakit hangus pada tebu,
Puccinia sorghi dan P. polysora penyebab penyakit karat pada jagung, P. arachidis
penyebab penyakit karat pada kacang tanah, Hemileia vastatrix penyebab penyakit
karat pada kopi, Erxobasidium vexans penyebab penyakit cacar pada the, Cortisium
salmonicolor atau Upasia salmonicolor penyebab penyakit jamur upas pada berbagai
tumbuhan berkayu, Rigidoporus microporus penyebab penyakit alar putih pada karet.
c. Ascomycetes
Jamur kelas Ascomycetes mempunyai ciri hifa bersekat, berkembang biak
secara aseksual dengan fragmentasi miselium atau membentuk spora aseksual
(konidium) atau secara seksual dengan membentuk askospora.
Beberapa patogen tumbuhan yang termasuk dalam kelas Ascomycetes ini
antara lain Ceratocystis fimbriata penyebab penyakit Mouldy Rot pada bidang sadapat
karet, (Istulina deusta penyebab penyakit leher akar pada teh, Elsinoe iwata penyebab
penyakit kudis pada kacang hijau, Microcyclus ulei penyebab penyakit hawar daun
amerika selatan pada karet yang sampai saat ini keberadaanya masih terbatas pada
pertanaman karet di Amerika Selatan.
ditemukan mampu membentuk fase seksual maka dapat dilakukan perpindahan kelas
dari jamur tersebut.
Banyak sekali jamur patogen yang termasuk dalam kelas ini antara lain
Fusarium oxvsporum penyebab penyakit layu, Colletotrichum spp. penyebab penyakit
antraknose, Cercospora spp. penyebab penyakit bercak daun, Alternaria spp.
penyebab penyakit bercak daun, dll.
Jamur patogen tumbuhan dapat menular atau menyebar melalui berbagai
cara anatara lain, melalui angin, penularan melalui tanaman sakit yang ditanam di
tempat lain, melalui tanah yang telah terinfeksi, alat-alat pertanian yang digunakan
untuk memelihara tanaman yang sakit, bahan perbanyakan tanaham (benih, bibit,
stek, dll.) yang telah terinfeksi oleh jamur, air irigasi, hewan vektor atau bahkan
dapat melalui spora jamur yang tertempel pada tubuh manusia dan kemudian ikut
terbawa sesuai dengan perginya manusia.
Bakteri patogen tumbuhan
Bakteri merupakan jasad prokariotik yang mempunyai bermacam-macam
bentuk. Bakteri tidak dapat dideterminasi dengan berdasarkan morfologinya saja
karena beberapa jenis bakteri memiliki bentuk yang sama, sehingga harus dilakukan
pengujian secara biokimiawi. Bakteri berkembang biak dengan pembelahan sel secara
biner. Kelompok bakteri disebut koloni dan koloni dapat mempunyai bentuk dan warna
yang berbeda-beda. Di luar dinding selnya bakteri dapat membentuk lapisang lendir
yang merupakan satu kesatuan dengan dinding sel. Bakteri bergerak dengan
menggunakan flagel. Sebagai tanda penyakit pada anaman yang terserang oleh
bakteri biasanya menunjukkan adanya koloni bakteri yang keluar dari jaringan yang
sakit yang disebut dengan oose bakteri.
Pada umumnya bakteri yang bersifat patogen pada tanaman merupakan
bakteri yang berbentuk batang. Beberapa contoh bakteri yang bersifat patogen
tumbuhan antara lain; Pseudomonas solanacearum penyebab penyakit layu pada
berbagai tanaman solanaceae, Xanthomonas campestris penyebab penyakit hawar
daun pada padi, penyakit busuk hitam pada kobis, penyakit hawar bakteri pada ubi
kayu, penyakit bisul bakteri pada kedelai, penyakit kanker pada jeruk, Erwinia
carotovora penyebab penyakit busuk basah pada wortel, Clavibacter xyli penyebab
penyakit ratoon stunting pada tebu.
yaitu berbentuk memanjang (batang atau benang lentur), bola (isometris atau
polihedral) dan mirip bakteri (rhabdovirus). Partikel-partikel virus disebut virion. Virus
mempunyai asam nhukleat yang berbentuk spiral dengan protein yang berfungsi
sebagai sleubung yang juga disebut kapsid.
Semua virus adalah patogen luka, yaitu hanya bisa masuk ke tumbuhan
inangnya apabila ada luka. Beberapa vektor penular virus antara lain, serangga,
nematoda, tungau dan jamur dapat menularkan virus bersamaan dengan saat dirinya
menginfeksi atau melukai tanaman inangnya. Virs juga dapat menular melalui
penyambungan tanaman, atau menular secara mekanis oleh manusia sendiri.
REFERENSI
Agrios, G.N. 1988. Plant Pathology. 3d Ed. Academic Press, New York. 803p.
Dropkin, V.W. (1989) Pengantar Nematologi Tumbuhan. Gadjah Mada University
Press. Terjemahan Supratoyo (1991), 366p.
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University
Press. 754p.
Walker, J.C. 1957. Plant Pathology. 2d Ed. McGraw-Hill, New York. 707p.