You are on page 1of 28

KARAKTERISTIK PENGUAT DALAM LEMBAR DATA

Lembar data juga memuat karakteristik


transistor dalam konfigurasinya sebagai
penguat sinyal kecil.
Terdapat
pada
bagian
Electrical
Characteristic lembar data yang lain pada
Small-Signal Characteristic.
Beberapa nilai merupakan parameter h.
hfe, hie, hre, dan hoe.

Awal mula digunakan model parameter h


untuk menganalisis dan merancang
rangkaian dengan transistor.
Memodelkan transistor dengan fokus pada
apa yang terjadi pada di ujung2 terminal
transistor tanpa memperhitungkan proses
fisik yang terjadi didalam transistor.
Pendekatan yang lebih praktis adalah
menggunakan model Ebers-Moll atau
model disebut dengan metode
parameter re.
Tepat digunakan untuk keperluan praktis.

HUBUNGAN PARAMETER h DENGAN Re


Perolehan arus AC transistor dinyatakan
sebagai hfe dalam lembar data.
Ekivalen dengan .
Pada lembar data transistor 2N3004
perolehan arus AC memiliki nilai minimum
100 dan maksimum 400.
Dengan IC = 1 mA dan VCE = 10 V
= hfe

hie ekivalen dengan impedansi masukan.


Nilai hie yang tercantum dalam lembar data
minimum 1 K dan maksimum 10K.
Selain angka-angka pada lembar data lazim
terdapat grafik-grafik yang mengambarkan sifat
dinamis beberapa besaran.

hie
r =
h fe
'
e

MENGANALISIS PENGUAT
Meliputi analisis komponen arus searah dan
arus bolak-balik.
Secara praktis, terhadap arus DC kapasitor
berlaku sebagai sakelar yg sedang terbuka.
IE merupakan parameter penting untuk dihitung
karena menjadi dasar perhitungan re pada
analisis AC.
Pada analisis AC tegangan DC dianggap
terhubung singkat.

PENGUAT PANJARAN BASIS


+VCC
RB

RC

Ekivalen DC

bre'

Ekivalen AC

PENGUAT PANJARAN PEMBAGI TEGANGAN

bre'

PENGUAT PANJARAN DUA SUMBER TEGANGAN

bre'

PENGUAT TRANSISTOR

bre'

i b AC mengal ir melalui

masukan b asis s e'

impedansi

v in = i b r e'
i c melalui R

Paralel

RC R L
v out = i c (RC//RL) = i b
RC + R L
tegangan A C adalah p roporsi te
v out
v in

RC R L
i b
RC + R L
=
i b r e'

RC R L

RC + R L
re'

gangan kel uaran terh adap masuk an

Re sis tan si beban A C yang dir asakan ole h kolektor


adalah ran gkaian par allel R C dan R L .
Re sis tan si total d isebut seb agai resis
rc = R C //R L =

tan si AC Kole ktor (r c ).

RC R L
RC + R L

Dengan dem ikian pero lehan tega ngan :


v
r
A v = out = c'
v in
re

CONTOH 1
Rangkaian ekivalen DC :
3KW
VB =
x12V = 2,4V
3KW + 12KW
2,4V - 0,7V
V -V
= 1,7mA
I E = B BE =
1KW
RE
Resistenasi AC dioda basis - emitor :
re' =

25mA 25mA
=
= 14,71W
IE
1,7mA

Lanjutan Contoh 1
bre'

Re sis tan si yang dirasakan oleh kolektor:


rc =

RC RL
4000 + 10000
=
= 2857,14
RC + RL
14000

Perolehan tegangan:
AV =

rc 2857,14
=
= 194,23
'
re
14,71

Tegangan keluaran:
vout = AV .vin = 194,23x 2mV = 388,46mV

Contoh 2
Analisis D C:
12V- 0 ,7V
= 0 ,94 mA
12000
Re sis tan si AC diod a basis-em itor:
IE =

re' =

25 mV
25 mV
=
= 26 ,6
0 ,94 mA
IE

Re sis tan si yang di rasakan ko lektor:


3000 x 4000
= 1714 ,29
3000 + 4000
Perolehan tegangan:

rc =

AV =

rc 1714 ,29
=
= 64 ,45
'
26 ,6
re

Tegangan k eluaran:
vout = AV .v in = 64 ,45 x 5 mV = 322 ,25 mV

IMPEDANSI MASUKAN
Setiap sumber (tegangan maupun arus) pasti
memiliki resistansi internal yang membebani
sinyal.
Dipandang dari sisi rangkaian, resistansi ini
bertindak sebagai impedansi masukan rangkaian.
Dampak yang paling nyata dari keberadaan
impedansi masukan ini adalah terbaginya
tegangan sinyal AC ke resistansi internal
rangkaian dan dioda basis-emitor transistor.
Akan dibahas pengaruh impedansi masukan
terhadap besaran-besaran rangkaian yang
dianalisa.

Rangkaian ekivalen AC dan dengan


menggunakan model , maka didapatkan
rangkaian sebagai berikut:
bre'

zin (rangkaian) = R1 // R2 // bre'


vin lebih kecil dari vs
vin =

zin ( rangkaian)
RS + Z in ( rangkaian)

.vs

Tegangan sumber sinyal terbagi 2, ada pada


resistansi internal sumber sinyal dan yang
dirasakan oleh impedansi masukan rangkaian.

Efek resistansi internal

Contoh 3

b = 300

RANGKAIAN EKIVALEN DC

3K
VB =
x12V = 2,4V
12 K + 3K
VB - VBE 2,4V - 0,7V
IE =
=
= 1,7 mA
RE
1KW
25mV 25mV
r =
=
= 14,71W
IE
1,7 mA
'
e

RANGKAIAN EKIVALEN AC
bre'

Besarnya perolehan (A V ) adalah :


4 Kx 20 K
r
R // R
3,333K
A V = c' = C ' L = 4 K + 20 K =
= 226,58
re
re
14,71W
14,71W
bila b = 300, maka :
zin ( basis ) = b re' = (300 )(14,71W) = 4413W
zin ( rangkaian ) = 12 K // 3 K // 4,413 K = 1,555 KW

1555 W
vin =
x3mV = 1,83mV
1000 W + 1555 W
Tegangan masukan AC sebesar 1,83mV inilah
yang dirasakan basis transisto r penguat.
v out = AV .vin = 226 ,58 x1,83mV = 414 ,64 mV

PENGUAT BERTINGKAT
Penguat bertingkat adalah dua atau lebih
rangkaian
penguat
yang
dipasang
berderet untuk mendapatkan perolehan
tegangan (atau arus) yang lebih besar.
Penguat disusun sehingga keluaran satu
penguat menjadi masukan bagi tingkat
berikutnya.

PENGUAT DUA TINGKAT

Sinyal yang telah dikuatkan pada penguat


tingkat 1 diteruskan oleh kapasitor kopling
ke penguat tingkat 2. Keluaran penguat
tingkat 2 diberikan ke resistor beban (RL)
setiap tingkat penguat menggeser fase
sinyal sebesar 1800 sehingga dengan
penguat dua tingkat fase sinyal keluaran
akan bergeser 3600 atau kembali ke fase
semula.

Rangkaian ekivalen AC penguat dua tingkat

Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa impedansi


masukan rangkaian tingkat2 (Zin(tingkat2)) yang terhubung
parallel dengan RC merupakan beban bagi rangkaian
tingkat 1.

rc ( tingkat1) = RC1 // zin ( tingkat 2 )


Akibatnya, perolehan tegangan tingkat 1(A V1 ) :
AV 1 =

rc ( tingkat1)
'
e

RC1 // zin (tingkat 2)


re'

rc ( tingkat 2) = RC 2 // RL
AV 2 =

rc (tingkat 2)
re'

RC // RL
=
re'

AV = AV ( tingkat1) . AV (tingkat 2)

KELAS OPERASI PENGUAT


1.

2.

Penguat kelas A, bila dalam operasinya penguat ini


menguatkan seluruh periode isyarat masukan bolakbalik. Selama satu siklus isyarat masukan, arus
kolektor selalu mengalir. Penguat kelas A umumnya
dirancang untuk memiliki titik kerja tepat ditengahtengah garis beban.
Penguat kelas B, bila dalam operasinya penguat ini
hanya menguatkan setengah siklus isyarat masukan.
Pada setengah siklus lainnya transistor berada dalam
kondisi cutoff. Penguat jenis ini memiliki hamburan
(disipasi) daya berupa panas yang kecil karena hanya
beroperasi selama setengah siklus.

3. Penguat kelas C, bila dalam operainya


penguat ini hanya menguatkan kurang
dari setengah siklus isyarat masukan.
Pada lebih dari setengah siklus lainnya,
transistor penguat berada dalam kondisi
cutoff.

You might also like