You are on page 1of 9

Nama-nama instrumen dan fungsinya :

1. Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses pengembunan.
2. Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
3. Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan.
4.

Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian
jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus

5. Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya
6. Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan

Destilasi dan Ekstraksi


A. DESTILASI
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Jenis-jenis destilasi adalah sebagai berikut:
1.

Distilasi Sederhana

Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau
dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen
yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini
dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol.

2.

Distilasi Fraksionasi

Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih,
dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan
untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 C dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri
minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di
kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap
platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari
plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.

3.

Distilasi Uap

Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai
200 C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu
mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat
yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah
titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan
untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan
air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari daun eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk
ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin
ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke
kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

4.

Distilasi Vakum

Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan
pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya, atau campuran yang
memiliki titik didih di atas 150 C. Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut
dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen
yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan
pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem
distilasi ini.
B.

EKSTRAKSI

Ekstraksi merupakan suatu metoda pemisahan komponen dari suatu campuran dengan
menggunakan suatu pelarut. Dalam praktek, ekstraksi digunakan untuk memisahkan senyawa

organik dari larutan air atau suspensi. Solute (zat terlarut) atau bahan yang akan dipisahkan
terdistribusi di antara kedua lapisan (organik dan air) berdasarkan kelarutan airnya. Macam
ekstraksi :
1.

Ekstraksi padat-cair

Ekstraksi padat cair merupakan metode penyarian senyawa dari tumbuhan dimana sampelnya
berupa material padat. Ekstraksi padat-cair secara umum terdiri dari maserasi, refluktasi,
sokhletasi, dan perkolasi. Metode yang digunakan tergantung pada sifat senyawa yang kita
inginkan. Jika senyawa rentan terhadap pemanasan maka metode maserasi dan perkolasi yang
kita pilih, jika tahan terhadap pemanasan maka metode refluktasi dan sokletasi yang
digunakan.

2.

Maserasi merupakan proses ekstraksi menggunakan pelarut diam atau dengan


beberapa kali pengocokan yang dilakukan pada suhu ruangan. Pada dasarnya sampel
direndam dalam pelarut dan sekali-kali dilakukan pengocokan, perendaman dilakukan
24 jam dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru.
Perkolasimerupakan ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada suhu ruangan.
Prosedurnya begini: sampel di rendam dengan pelarut, selanjutnya pelarut (baru)
dilalukan (ditetes-teteskan) secara terus menerus sampai warna pelarut tidak lagi
berwarna atau tetap bening yang artinya sudah tidak ada lagi senyawa yang terlarut.
Refluksmerupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih pelarut
tersebut, selama waktu tertentu dan sejumlah pelarut tertentu dengan adanya
pendingin balik (kondensor). Umumnya dilakukan tiga sampai lima kali pengulangan
proses pada residu pertama, sehingga termasuk proses ekstraksi sempurna.
Prosedurnya: masukkan sampel dalam wadah, pasangkan kondensor, panaskan.
Pelarut akan menguap sebagai senyawa murni dan kemudian terdinginkan dalam
kondensor, turun lagi ke wadah, mengekstraksi lagi dan begitu terus.
Ekstraksi dengan alat Soxhlet (Leaching) merupakan ekstraksi dengan pelarut yang
selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor). Disini sampel disimpan dalam
alat Soxhlet dan tidak dicampur langsung dengan pelarut dalam wadah yang di
panaskan, yang dipanaskan hanyalah pelarutnya, pelarut terdinginkan dalam
kondensor dan pelarut dingin inilah yang selanjutnya mengekstraksi sampel.

Ekstraksi cair-cair

Merupakan pemisahan suatu zat dalam larutan oleh pelarut lain yang tidak dapat bercampur
dimana terjadi suatu proses kesetimbangan dan berlaku hukum distribusi. Tipe pemisahan ini
memindahkan zat terlarut dari satu pelarut ke pelarut lain. Cara ini dapat digunakan untuk
memisahkan produk reaksi atau suatu larutan. Dalam hal ini pelarut yang digunakan harus
tidak saling bercampur, jika kedua pelarut saling bercampur maka tidak dapat digunakan.
Pemilihan pelarut pengekstrak amatlah penting, karena akan menentukan apakah zat-zat
terlarut tertinggal dalam corong pisah atau terbawa pelarut yang dikeluarkan.

DESTILASI VAKUM
1.

Pengertian Destilasi Vakum

Distilasi vakum adalah distilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm (300 mmHg absolut).
Proses distillasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer.
2.

Fungsi dari Destilasi Vakum

Untuk menurunkan titik didih pada minyak berat atau long residu sehingga menghasilkan
produk produknya.
3.

Produk yang dihasilkan dan Alat yang digunakan

a.

Produk yang dihasilkan

Produk-produk yang dihasilkan pada destilasi vakum antara lain :


1.

Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ),

2.

Produk Light Vacum Sloop ( LVS ),

3.

Produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),

4.

Produk Parafine Oil Distillate ( POD ),

5.

Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue.

b.

Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan pada pross destilasi vakum antara lain :


Enjector
Kondensor
Coloum vakum

4.

Treatment dan Proses Destilasi Vakum

a.

Treatment Destilasi Vakum

Proses distillasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer, bertujuan untuk mengambil
minyak midle distillate yang tidak terambil diproses CDU, dengan cara menarik ( vacum )
produk tersebut dari long residue, sebenarnya minyak midle distillate tersebut mungkin dapat
dipisahkan dengan menaikkan suhu inlet kolom pada proses distillasi atmosfer.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa minyak bumi bila dipanaskan pada suhu 370
derajat Celcius minyak bumi akan mengalami cracking, patahan yang terjadi dapat
membentuk senyawa hydrocarbon tidak jenuh berupa olefin, dimana senyawa ini dalam
produk minyak bumi tidak dikehendaki karena sifatnya yang tidak stabil. Untuk menyiasati
supaya suhu tidak tinggi maka tekanan prosesnya yang dibuat rendah sehingga tujuan
menguapkan minyak midle distillate dapat diuapkan pada temperatur kurang dari 370 derajat
celcius ( 345 oC ).
b.

Proses Destilasi Vakum

Long Residue hasil dari proses distilasi atmosfer dipanaskan pada preheater dan dapur sampai
temperatur 345 OC, kamudian dimasukkan dalam kolom distilasi vacum yang tekanannya
13 mmH2O. Dalam kolom ini terdapat tray-tray seperti halnya di kolom distilasi
atmosferik. Untuk memperluas kontak uap dan cairan biasanya kolomnya dibuat lebih lebar.
Untuk mendapatkan tekanan dibawah atmosfer digunakan peralatan yang disebut ejector dan
kondensor.
Dari kolom ini akan keluar produk masing-masing :
Top kolom berupa produk Light Vacum Sloop ( LVS ), produk ini merupakan produk yang
jelek, yang biasa nya di tampung sebagai minyak sloop.
Dibawah Light Vacum Sloop ( LVS ) adalah produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),
digunakan untuk komponen blending solar.
Selanjutnya produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan baku bagi
proses pembuatan lilin atau Wax di unit proses Wax Plant. Produk ini merupakan produk
yang khusus, jadi tidak semua HVU mempunyai produk ini.
Produk selanjutnya adalah produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ). Produk ini digunakan
untuk bahan baku proses cracking ( Hydro Cracking Unit / HCU ). Produk POD bila tidak di
olah di wax plant di gabungkan dengan produk HVGO untuk umpan di HCU.
Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk Fuel Oil di dapur
atau digunakan untuk asphal jalan.
Produk-produk tersebut keluar dari kolom kemudian diambil panasnya di preheater atau
heat exchanger dan didinginkan dengan fin fan dan selanjutnya di kirim ke tanki produksi
atau ke proses selanjutnya.

5.

Aplikasi Destilasi Vakum

a.

Dalam Skala Laboratorium

Skala laboratorium penyulingan vakum adalah ketika cairan untuk disuling memiliki titik
didih atmosfer tinggi atau perubahan kimia pada suhu mendekati titik didih atmosfer mereka.
Suhu bahan sensitif (seperti beta karoten) juga memerlukan distilasi vakum untuk menghapus
pelarut dari campuran tanpa merusak produk. Alasan lain penyulingan vakum digunakan
adalah bahwa dibandingkan dengan penyulingan uap ada tingkat yang lebih rendah residu
membangun. Hal ini penting dalam aplikasi komersial dimana transfer suhu diproduksi
menggunakan penukar panas.
b.

Dalam Skala Industri

Vakum skala industri penyulingan memiliki beberapa keunggulan. Tutup mendidih campuran
mungkin memerlukan banyak tahap kesetimbangan untuk memisahkan komponenkomponen. Satu alat untuk mengurangi jumlah tahapan yang diperlukan adalah dengan
memanfaatkan penyulingan vakum. Vacuum kolom distilasi biasanya digunakan dalam
penyulingan minyak telah diameter berkisar sampai sekitar 14 meter (46 kaki), tinggi badan
berkisar sampai sekitar 50 meter (164 kaki), dan harga berkisar sampai sekitar 25.400 meter
kubik per hari (160.000 barel per hari).

You might also like