You are on page 1of 10

CASE REPORT SESSION

Senin, 20 Agustus 2007

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
BSR 15 Agustus 2007

Disusun oleh :
Robby Hermawan

C11050199

Wulan Apriliani

C11050258

Pembimbing :
Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K)

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HASAN SADIKIN
BANDUNG
2007

BAB I.
LAPORAN KASUS

1.

KETERANGAN UMUM
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien

: Tn.H

Umur

: 20 tahun

Pendidikan

: SMU

Status marital

: Belum Menikah

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Alamat

: Jln. Letnan Sutejo, Indramayu

Agama

: Islam

Tanggal Masuk RS

: 8 -8 - 2007

PENANGGUNG JAWAB
Nama

: Tn. S

Umur

: 54 tahun

Pekerjaan

: Petugas keamanan di pelelangan ikan

Hubungan dengan Pasien

: Ayah kandung

Nama Ibu

: Ny. F

Umur

: 42 tahun

Pekerjaan

: Guru SD

2.

ANAMNESIS
Keluhan Utama

Bicara sendiri dan tertawa sendiri


Riwayat Penyakit Sekarang
Heteroanamnesis
Sejak 2 tahun SMRS (setelah lulus SMA), pasien menjadi lebih
pendiam dari biasanya. Jika diajak bicara, kadang-kadang pasien
menjawab tidak nyambung. Pasien suka bicara sendiri. Karena perubahan
ini, teman-teman pasien menjauhinya. Pasien masih dapat mandi dan
makan sendiri. Pasien dibawa ke pengobatan alternatif, tetapi tidak ada
perubahan.
Sewaktu lulus SMA, pasien diputuskan oleh pacarnya. Dua minggu
SMRS, pasien melakukan hal-hal yang aneh, jika ditinggalkan bekerja
oleh ayah dan ibu, seperti membungkus pagar dengan plastik, memakai
kacamata hitam sambil tertawa-tawa sendiri. Pasien menjadi sering lupa,
misalnya lupa pernah menyimpan uang di saku. Pasien juga menjadi lebih
banyak makan, banyak minum, sulit tidur karena menurut pasien ada suara
yang berbicara di telinganya. Satu tahun SMRS, pasien pernah berobat
jalan ke psikiater selama satu tahun, pasien belum pernah dibawa ke RSJ
sebelumnya.
Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala, kejang, atau patah
tulang. Ibu pasien pernah dibawa ke bagian jiwa RSHS pada tahun 1985,
dirawat selama 3 bulan dan juga pernah di ECT.
Ayah dan ibu pasien selalu memanjakan dan memenuhi semua
keinginan pasien. Pasien merupakan anak tunggal. Ayah dan ibunya
menikah tahun 1985.
Riwayat kehamilan dan persalinan
Hamil 9 bulan, persalinan ditolong bidan, lahir sehat.

Masa bayi
ASI sampai dengan usia 3 bulan, kemudian berhenti setengah bulan,
karena pekerjaan ibu. Selanjutnya dilanjutkan sampai dengan usia 2 tahun.
Masa prasekolah
Toilet training oleh ibu, pasien lebih diasuh nenek, pasien mulai banyak
bicara sejak usia 3 tahun.
Masa sekolah dan prapubertas
Pasien masuk SD pada usia 7 tahun. Prestasi biasa saja, tidak pernah tidak
naik kelas.
Masa pubertas
Prestasi pada saat SMP, biasa saja. Pasien memiliki banyak teman. Pasien
pernah mencuri ayam karena disuruh oleh teman. Pasien pernah membeli
pil BK karena disuruh teman, tapi tidak ikut meminumnya. Pasien bersifat
pendiam, tidak punya pendirian, suka mengikuti perintah teman-temannya.
Masa dewasa dan masa tua
Belum dilalui.
Kepribadian sebelum sakit
Pendiam, manja, setiap keinginan pasien harus dipenuhi. Banyak menurut
pada teman.
Kehidupan psikososial
Pasien pernah pacaran pada waktu SMA, kemudian putus.
Kehidupan emosional
Pasien tidak mudah marah

Konsep dan konsekuensi terhadap :


Agama : kurang
Moral : kurang
Sosial : baik, suka dimanfaatkan oleh teman
Autoanamnesis
Pasien sulit tidur, karena sering mendengar suara-suara seperti
menasihati pasien agar kencing di kamar mandi. Pasien sering teringat
dengan kejadian tawuran antara sekolahnya dengan anak-anak sekolah
lain. Pasien juga sering melihat dan mendengar kejadian tersebut. Pasien
kecewa dan jengkel terhadap teman-temannya, karena teman-temannya
selalu membuat keributan. Pasien juga kecewa terhadap teman-temannya
karena mereka meninggalkannya, padahal, pasien selalu membela temantemannya jika berada dalam kesulitan. Pasien pernah merasa ada sakit
pada rahang bawahnya.
Pasien mengatakan bahwa dirinya belum pernah pacaran, namun ia
pernah menyukai teman perempuannya yang bernama V, namun ditolak.

3.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
KU

komposmentis, tenang

120/80 mmHg

92 x/m

20 x/m

afebris

Status Psikiatrikus
Roman muka

biasa

Kesadaran

kompos mentis

Kontak / Rapport :

(+) / kurang adekuat

Orientasi

tempat :

buruk

waktu

buruk

orang

buruk

Perhatian

baik

Persepsi

ilusi ( + )
halusinasi dengar (+)
halusinasi lihat (+)

Ingatan

baik

Intelegensia

belum diketahui

Pikiran

:
Bentuk

autistik

Isi

obsesi (-)
fobia (-)
waham (-)
ide bunuh diri (-)

Jalan

perlambatan(retarded)

Mood

biasa

Afek

afek tumpul

Emosi

Dekorum

sopan santun

: baik

cara berpakaian : baik


kebersihan

: baik

Tingkah laku

hipoaktif

Bicara

relevan

Insight of illness :

buruk

4.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I

: F20.1 Skizofrenia hebefrenik

Aksis II

: F60.7 Gangguan kepribadian dependen


DD/Retardasi Mental ?

Aksis III

: Tidak ada

Aksis IV

: Masalah dengan teman, orangtua?

Aksis V

: GAF saat pemeriksaan = 70-61 : beberapa gejala ringan


dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik.

5.

USUL PEMERIKSAAN
Tes Kepribadian
Tes IQ

6.

PENATALAKSANAAN
Haloperidol 2 x 1,5 mg

7.

PROGNOSA
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad malam

BAB II. PEMBAHASAN


Pasien didiagnosis skizofrenia hebefrenik oleh karena menunjukkan
gejala-gejala :

pendiam gejala negatif skizofrenia

menjawab tidak nyambung irelevan

bicara sendiri autistik

pasien melakukan hal-hal yang aneh autistik

tertawa-tawa sendiri afek tidak wajar

ada suara yang berbicara di telinganya halusinasi suara

dapat melihat teman-temannya, padahal tidak ada siapapun


halusinasi lihat

sering menunjuk dokter dan perawat sebagai teman-temannya waktu


SMA ilusi

Gejala-gejala tersebut mulai dialami sejak 2 tahun SMRS dan telah


mengganggu fungsi sosial pasien di keluarga maupun dengan teman-temannya.

Skizofrenia hebefrenik ditegakkan oleh karena :

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

Diagnosis ditegakkan pada usia 20 tahun (15-25 tahun)

Kecenderungan untuk menyendiri

Perilaku hampa tujuan dan hampa perasaan

Afek dangkal dan tidak wajar

Gangguan afek dan dorongan kehendak serta gangguan proses pikir


menonjol

Halusinasi tidak menonjol

Prognosis dari skizofrenia ditentukan berdasarkan tabel berikut :


Prognosis Baik
Onset lanjut

Prognosis Buruk
Onset dini

Faktor pencetus yang jelas

Tidak ada faktor pencetus

Onset akut

Onset yang tersembunyi

Riwayat sosial, seksual dan kerja Riwayat sosial, seksual dan kerja
sebelum sakit yang baik

sebelum sakit yang buruk

Gangguan suasana perasaan terutama Kepribadian autistik dan menarik diri


depresi
Menikah

Lajang, cerai

Riwayat keluarga gangguan suasana Riwayat keluarga dengan skizofrenia


perasaan
Sistem dukungan yang baik

Sistem dukungan yang buruk

Gejala positif

Gejala negatif
Gejala dan tanda neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam 3 tahun
Sering kambuh
Riwayat menyerang orang

Pada pasien ini, prognosis ad vitam ad bonam, sedangkan ad functionam


dubia ad malam oleh karena :

Onset dini

Kepribadian autistik dan menarik diri

Lajang

Riwayat keluarga dengan skizofrenia

Gejala negatif

DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry, 9th ed.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. 2003.
2. Departemen Kesehatan RI. PPDGJ III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
1993.

You might also like