Irigasi kolon merupakan suatu cara untuk mengeluarkan isi kolon (feses), dilakukan secara terjadwal dengan memasukkan sejumlah air dengan suhu yang sama dengan tubuh / hangat. Tindakan irigasi kolostomi, serupa dengan tindakan enema, yaitu suatu bentuk penatalaksanaan stoma yang digunakan untuk klien yang memiliki kolostomi desendens atau kolostomi sigmoid. Tujuan irigasi adalah mendistensikan usus secukupnya guna menstimulasi peristaltik, yang akan meningkatlkan pengosongan kolon. Tindakan ini dapat dilakukan pada saat luka operasi sudah benar-benar sembuh, dan tidak ada lagi rencana tindakan lanjutan seperti, kemoterapi / radiasi, atau dapat dilakukan setalah 3 bulan setelah selesai radiasi / kemoterapi. Manfaat tindakan ini adalah feses akan keluar secara teratur / terjadwal, mengurangi pembentukan gas, meminimalkan komplikasi di stoma, mencegah konstipasi, mengurangi penggunaan kantong dan meningkatkan rasa percaya diri. Irigasi kolostomi dapat dilakukan pada pasien dengan kolostomi desenden / sigmoid, karena feses mereka sudah terbentuk, pasien dengan riwayat BAB regular, pasien yang mampu melakukan prosedur irigasi. Irigasi kolostomi tidak dapat dilakukan pada pasien dengan riwayat iritable bowel syndrom, stoma pada kolonasenden dan tranversum, stoma prolaps dan hernia peristoma, pasien dengan kemoterapi, radiasi pelvis, pasien dengan diagnosis yang buruk / diare, dan pasien dengan urostomi dan ileustom. Klien yang memiliki pola pengosongan teratur biasanya tidak perlu menggunakan kantong kolostomi. (Kozier & Erb, 2009) Ada banyak sinonim untuk irigasi kolon, misalnya pengobatan kolon, colon cleaning, irigasi rektal, terapi kolon, kolon hidroterapi. Di pengobatan komplementer, irigasi kolon digunakan untuk berbagai indikasi alkoholisme, alergi, arthritis, asma, sakit punggung, bau mulut, kembung, dilapisi lidah, radang usus, sembelit, kerusakan yang disebabkan oleh nikotin atau faktor lingkungan lainnya, kelelahan, sakit kepala, hiperkolesterolemia, hipertensi, gangguan pencernaan,
insomnia, masalah bersama, insufisiensi hati, kehilangan konsentrasi, gangguan
mental, parasit kutu, rawan infeksi, rheumatoid arthritis, kemacetan sinus, masalah kulit dan kolitis ulserativa. Sebuah survei di Inggris menunjukkan bahwa 84% dari pasien yang menggunakan irigasi kolon adalah perempuan. Sebagian besar dari mereka menganggap irigasi kolon sebagai terapi seumur hidup dan mempercayai terapi ini tiga kali lebih efektif dibandingkan obat konvensional. Mereka pada umumnya berpikir bahwa irigasi kolon bermanfaat untuk mendetoksifikasi, membersihkan, dan untuk unblok sistem. 1.2 Tujuan 1.2.1 Untuk mengetahui trend dan issue mengenai irigasi kolon untuk detoksifikasi. 1.2.2 Untuk mengetahui perbandingan teknik irigasi kolon dengan standar yang ada, 1.2.3
dalam hal ini yaitu standar NOC dan NIC.
Untuk menganalisa hambatan dan keuntungan/hal yang mendukung jika trend dan issue tersebut diaplikasikan di Indonesia.
Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., Erb, G. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC