Professional Documents
Culture Documents
I111 13 532
I111 13 308
I111 13 502
I111 13 342
I111 13 038
I111 13 006
I111 13 072
Bismillahi rahmanirahim.
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang hingga saat ini
telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya terutama berupa kesempatan dan
kesehatan sehingga saya bisa menyelesaikan sebuah makalah individu dengan
judul mekanisme penyediaan daging di Sulawesi selatan Salawat, salam dan
taslim tak lupa pula kita kirimkan kepada Nabi besar Muhammad saw yang telah
mengatantarkan kita dari alam kebodohan ke alam yang dipenuhi dengan
pencerahan ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya haturkan kepada pihakpihak yang turut andil dalam pembuatan makalah ini. Dalam pembuatan makalah
ini pula, kami menyadari masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk
itu saya senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah kami.
Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja
yang membacanya dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi teman-teman yang
ingin membuat makalah serupa. Amin.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem peredaran darah yang terdapat di dalam tubuh manusia merupakan
1.2.
Darah Kontraksi Jantung dan Peredaran Darah perifer, Fungsi otak dan integrasi
saraf, Termoregulasi dan rambut getar, Proses menelan dan respirasi pada manusia
yaitu Untuk mengetahui bentuk sirkulasi darah kontraksi jantung dan peredaran
darah perifer dalam tubuh, Untuk mengetahui fungsi otak dan pengaruh saraf
terhadap tubuh, untuk menegrtahui suhu tubuh manusia dan katak pada berbagai
kondisi dan bagaimana rambut getar bekerja pada proses penelanan makanan pada
katak, Untuk mengetahui proses menelan dan respirasi pada manusia.
Kegunaan dilakukannya praktikum Fisiologi Ternak mengenai Sistim
Sirkulasi Darah Kontraksi Jantung dan Peredaran Darah perifer, Fungsi otak dan
integrasi saraf, Termoregulasi dan rambut getar, Proses menelan dan respirasi
pada manusia yaitu agar dapat mengetahui cara kerja dalam melakukan praktikum
sehingga mampu melihat secara langsung bentuk sirkulasi darah,kontraksi jantung
dan peredaran darah perifer, agar praktikan mampu mengetahui fungsi otak dan
integrasi saraf dalam tubuh, agar praktikan mampu mengukur suhu tubuh dengan
menggunakan termometer dan dapat mengetahui bentuk dan gerakan rambut getar
pada katak, agar praktikan tahu proses menelan dan respirasi pada manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh. Pembuluh vena kava
pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.
3. Pembuluh darah kapiler
Pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari
pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman
rumit di mana setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar
2000 kapiler darah.
2.2.
dan 2 ventrikel. Kedua atrium dipisahkan oleh septum tipis dan dengan ventrikel
oleh fibrous atrio-ventricular ring. Atrium berdinding tipis dengan struktur kuat.
Ventrikel berdinding lebih tebal dan saling dipisahkan oleh septum interventricular. Otot ventricular terdiri dari 3 lapisan, yaitu endocardium, myocardium
dan epicardium. Jantung dilapisi dengan oleh perikardium inelastik yang
melindungi dari overdistension (Rachman, 2007).
pembuluh vena dan memompa ke paru untuk mengambil oksigen. Sisi kiri jantung
menampung darah yang balik dari paru-paru dan memompa keseluruh jaringan
tubuh yang memerlukan oksigen (Anonimc, 2009).
Beberapa sifat-sifat jantung yaitu eksitabilitas adalah kemampuan jantung
untuk berkontraksi bila mendapat rangsangan dengan intensitas yang cukup besar,
daya hantar merupakan kemampuan jantung untuk menghantarkan impuls, daya
kontraksi merupakan kemampuan jantung untuk berdenyut/berkontraksi.
Keotomatisan merupakan kemampuan jantung untuk berdenyut dengan
sendirinya tanpa ada impulas yang datang dari luar jantung, hokum starling pada
jantung yaitu otot tidak berkontraksi bila kekuatan rangsangan tidak cukup kuat,
tetapi akan berkontraksi secara maksimum jika kekuatan rangsangan cukup kuat,
aksi vagus jantung yaitu saraf vagus jantung akan menghambat gerakan jantung
akan diimbangi dengan saraf simpatetik yang mempercepat denyut jantung,
jantung mempunyai periode refrakter yang lama, periode refrakter adalah saat
yang menunjukkan bahwa jaringan hidup kehilangan sifat eksitabilitas untuk
sementara, jadi pada saat itu jaringan tersebut tidak memberikan respon bila
dirangsang. Selain itu, jantung berfungsi untuk memompakan darah keseluruh
jaringan tubuh (Ganong, 1995).
Siklus jantung terbagi atas tiga periode yaitu periode sstole (periode
kontraksi) adalah statu keadaan jantung dimana ventrikel dalam keadaan
menguncup. Katub bikus dan trikuspidalis dalam keadaan tertutup dan velvuva
semilunaris arteri pulmonaris terbuka sehingga darah dari ventrikel dektra
mengalir ke arteri pulmoner dan masuk kedalam paru-paru kiri dan kanan.
Peristole adalah waktu permulaan kontraksi atrium sampai ke permulaan
kontraksi ventrikel. Diastole adalah periode dimana atrium dan ventrikel dalam
keadaan istirahat. Urutan kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole) dari berbagai
bagian alat jantung adalah berasal dari variasi tekanan intern atrium dan ventrikel
(Sonjaya, 2008).
Curah jantung, volume darah yang disemprotkan oleh setiap ventrikel
setiap menit, ditentukan oleh kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup.
Kecepatan denyut jantung berubah-ubah oleh perubahan keseimbangan pengaruh
simpatis dan parasimpatis pada nodus SA. Stimulasi parasimpatis memperlambat
katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan dan bilik. Karena
jantung katak hanya mempunyai satu bilik,darah yang banyak mengandung
oksigen dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik jantung. Darah katak
tersusun dari plasma darah yang terang (cerah) dan berisi sel sel darah
(korpuskula), yakni sel sel darah merah , sel darah putih dan keeping sel darah.
Jantung katak terdiri dari (Ayon, 2008) :
1. Sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya disebelah posterior
2. Dua buah serambi , yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri
(atrium sinister)
3. Sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari
jantung
4. Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat yang keluar dari bagian dasar
anterior bilik.
2.3.
Fungsi Otak
Otak adalah pusat pengendali tubuh. Kemampuan massa jaringan mirip
spons seberat satu setengah kilo untuk menerima, menyimpan, dan meneruskan
informasi sangat menaljubkan. Otak dan medula spinalis terdiri atas banyak
bagian, masing-masing dengan perannya sendiri. Karena otak dan medula spinalis
sangat vital, maka organ ini memiliki beberapa pembungkus pelindung. Pelindung
paling luar adalah tulang, tengkorak mengelilingi dan melindungi otak, vertebrae
melindungi medula spinalis. Dibawah tengkorak dan vertebrae terdapat tiga
Lobus olfaktorius
Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius.
Lobus ini tidak terlalu berkembang. Oleh karenanya berbentuk relative kecil dan
merupakan penonjolan dari bagian yang disebut hemisperium serebri. Kurang
berkembangnya lobus olfaktorius yang berperan sebagai pusat pembau pada
terdiri
atas
sepasang
hemispermiun
serebri.
Pada
serebrum
talamus dan kelenjar hipofisis. Thalamus amphibi terletak di bagian dorsal otak
dan merupakan jembatan antara serebrum dan mesenshefalon. Sedangkan kelenjar
hipofisis terletak pada bagian ventral otak yang berfungsi mengatur kerja kelenjarkelenjar endokrin. Oleh karenanya dikatakan sebagi Master of Glands.
d.
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi, karena aktifitas otot relative
berkurang.
e.
f.
hubungan bercabang yang mengahsilkan kerja dengan kecepatan tinggi dan sangat
cepat dan di dalam sistem saraf ini terdapat sel saraf. Sel saraf ini biasa disebut
dengan neuron yang merupakan unit fungsional dan struktural sistem saraf pada
semua hewan multisel yang akan menerima berbagai informasi dari dalam dan
dari luar tubuh dan mengkoordinasikan semua aktivitas organ di dalam tubuh
sehingga memegang peranan dalam tingkah laku subjektif suatu makhluk hidup.
Neuron mempunyai struktur dan ukuran yang bervariasi, namun memiliki struktur
umum yang sama yaitu (Rachman, 2007) :
1. Dendrit merupakan bagian dari neuron yang khusus menerima rangsangan
baik rangsangan dari lingkungan maupun dari sel lain. Dendrit yang menjulur
masuk ke badan sel berfungsi untuk menghantar impuls listrik ke badan sel.
2. Akson merupakan bagian yang menjulur keluar dari badan sel melalui akson
hilock yang berfungsi untuk menghantarkan impuls yang berasal daribadan
sel. Akson diselubungi oleh selubung myelin yang berfungsi untuk
mempercepat penghataran impuls, oleh karena mempunyai resistensi yang
tinggi, dimana hanya pada Nodus of Ranvier aktifitas listrik membran dapat
terjadi mengakibatkan proses depolarisasi.
3. Badan sel merupakan bagian dari sel yang mempunyai nukleus berfungsi
untuk pemeliharaan metabolis dan pertumbuhan sel saraf
4. Telodendrion merupakan alat distribusi.
3
4
melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial
listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat,
kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel
saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan
terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini
(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan
gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per
detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
impuls
dari
neuron
pra-sinapsis
ke
post-sinapsis.
panas tubuh dengan melakukan kontraksi otot. Dengan alasan tubuh tersebut, lalat
dikatakan bersifat endotermik sebagian. Hewan mengalami pertukaran panas
dengan lingkungan disekitar atau dapat dikatakan berinteraksi panas. Interaksi
panas tersebut menguntungkan ataupun merugikan sekalipun demikian hewan
ternyata dapat memperoleh manfaat yang besar dari peristiwa pertukaran panas
ini. Interaksi panas tersebut ternyata dimanfaatkan oleh hewan sebagai cara untuk
mengatur suhu tubuh mereka, yaitu untuk meningkatkan dan menurunkan
pelepasan panas dari tubuh, atau sebaliknya untuk memperoleh panas. Interaksi
atau pertukaran panas antara hewan dan lingkungannya dapat terjadi melalui
empat cara yaitu konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi.
Konduksi
Konduksi panas merupakan perpindahan atau pergerakan panas antara dua
benda yang saling bersentuhan. Dalam hal ini benda yang suhunya lebih tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah. Laju aliran panas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain luas permukaan benda yang saling bersentuhan,
perbedaan suhu awal antara kedua benda tersebut.
Konveksi
Konveksi ialah perpindahan panas antara dua benda yang terjadi melalui zat
alir (fluida) yang bergerak. Dalam hal ini, panas dari tubuh hewan dipindahkan ke
zat alir yang bergerak di dekatnya. Sebagai contoh, orang yang menggunakan
kipas angin atau berkipas-kipas karena kepanasan.
Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas antara dua benda yang tidak saling
bersentuhan. Contoh untuk hal ini misalnya perpindahjan panas dari matahari ke
tubuh hewan dari panas api dipereapian ke tubuh manusia atau dari panas lampu
OHP ke tubuh kita. Semakin tinggi suhu benda yang mengeluarkan radiasi.
Semakin tinggi pula intensitas radiasinya.
Evaporasi
Evaporasi atau penguapan adalah proses perubahan benda dari fase cair ke
fase gas. Perubahan benda (misalnya air) dari fase cair ke fase gas memerlukan
sejumlah energi dalam bentuk panas. Oleh karena itu apabila air direbus
menggunkaan panas atau listrik, lama kelamaan air tersebut akan berubah menjadi
uap. Apabila panas yang diperlukan untuk mengubah air (atau zat cair lainnya)
dari fase cair menjadi gas dinamakan panas penguapan.
2.6.
Rambut Getar
Rambut getar merupakan suatu selaput lendir yang terdapat dalam rongga
mulut katak dan mempunyai fungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut
dan permukaan dinding cavumn oris.
Terdapat 6 macam rambut menurut Protist Imformation server, antara lain
yaitu :
1. Chilodonella
Cilia atau rambut getar yang mempunyai panjang 120 miron. Chilodonella.
Mempunyai cytopharyngeal basket tersendiri . Berbentuk oval dengan nukleus
yang berukuran besar (macronukleus) yang terlihat dengan jelas dibawah sinar
terang.
2. Prorondon
Cilia atau rambut getar yang mempunyai panjang sekitar 141 mikron,
Prorondon mempunyai bentuk yang silindris, terbungkus oleh ectoplsma yang
tebal. Terdapat sitosom di dalamnya.
3. Colpoda
Cilia atau rambut getar mempunyai panjang dengan kisaran 60 hingga 70
mikron, oleh karena itulah colpoda merupakan cilia atau rambut getar yang
berukuran lebihj medium bila dibandingkan dengan cilia yang lainnya. Colpoda
mempunyai bentuk seperti bentuk ginjal, memiliki vacuola makanan yang
terdapat di dalam selnya, yang berguna untuk mencerna makanan.
4. Stensor
Cilia atau rambut getar yang terdapat pada cavum oris ini berbgentuk
seperti terompet, dapat juga berbentuk slindris dan mempunyai vakuola
kontrakstil di bagian atas, biasanya terdapat di air hangat dan segar.
5.
Coleps
Cilia atau rambut getar yang mempunyai bentuk yang menyerupai tong
(barrel) dengan dikelilingi oleh lapisan endoplamix. Terdapat sitosom di
bagian anterior ujung dan juga dilengkapi dengan cilia yang panjang. Cilia
ujung posterior lebih panjang dibandingkan dengan cilia yang terletak di ujung
anterior, serta mempunyai panjang 40-65 mikron.
6. Tetrahymena
Tetrahymena adalah rambut getar yang oligophymeno pharon dan pada
umumnya terdapat di air tawar. Biasa digunakan pada bahan untuk
mendemonstrasikan organisasi dari hewan tingkat rendah. Dikelilingi oleh cilia di
sepanjang tubuhnya. Tetrahymena mempunyai bventuk basal.
2.7.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam
jaringan. Dimana semua proses tersebut dikoordinasi oleh gerakangerakan otot halus dan sekresi saluran pencernaan.
Struktur sistem pencernaan terbagi menjadi dua bagian yaitu traktus
gastrointestinal (saluran pencernaan) yang terdiri atas rongga mulut, pharynk,
esophagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus; dan organ-oragan
assesoris/tambahan yang terdiri dari lidah, gigi, kelenjar ludah, hati, kantung
empedu dan pankreas (Watson, 2002).
Menurut Tambayong (2001), saluran cerna mempunyai empat lapisan atau
tunika yaitu :
a. Tunika mukosa, yang terdiri atas epitel permukaan, basah, dilapisi mukus
(lendir) diatas lamina basal; lamina propria (jaringan ikat longgar); dan
tunika muskularis mukosa (otot polos).
b. Tunika Submukosa, dimana lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar,
yang memudahkan mukosa bergerak. Disini terdapat pleksus pembuluh
darah dan pleksus saraf disebut pleksus submukosa (Meissner), yang
berfungsi mengatur kontraksi mukosa.
c. Tunika muskularis eksterna, yang terdiri atas dua atau tiga lapis otot polos.
Lapis otot dalam (sirkuler) berfungsi menyempitkan lumen dan lapis luar
(longitudinal) memendekkan usus.
d. Tunika adventisia (serosa) adalah lapis terluar, yang terdiri atas jaringan
ikat longgar yang relatif padat. Seringkali menyatu dengan jaringan ikat
bangunan sekitarnya.
Tiga fase pencernaan yang saling bekerja sama yaitu fase sefalik terjadi
ketika kita berfikir, melihat, atau mencium makanan dalam hal ini menstimulasi
pelepasan getah lambung dan pergerakan lambung, ini sebabnay lambung
mengalami keroncongan ketika kita sedang lapar. Fase gastrik terjadi ketika
makanan ada di dalam lambung dan keberadaan makanan ini merangsang
pelepasan getah dan gerakan lambung. Fase intestinal (usus) terjadi ketika
makanan memasuki duodenum dan sekresi sserta gerakan di dalam lambung
dihambat oleh mekanisme yang digambarkan diats, yang melibatkan baik
mekanisme hormonal dan neural (Watson, 2002).
Menurut Rachman (2007), beberapa fungsi saliva yaitu :
parotis merupakan kelenjar yang paling besar dan berada tepat dibawah mulut dan
telinga, panjangnya Kira-kira 5 cm dan terbuka ke dalam mulut, berlawanan arah
dengan gigi molar atas kedua. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang dipengaruhi
oleh penyakit yang umumnya disebut gondongan. Kelenjar submandibular dan
kelenjar submaksilaris, dimana keduanya terbuka ke dalam lantai mulut dan
cairan banyak mengandung protein sehingga makanan dapat menjadi kental.
Kelanjar lidah, dimana mengandung enzim lipase (Watson, 2002).
Bolus merupakan gumpalan makanan yang terbentuk estela reguritasi dan
pengunyahan kembali dimana makanan yang telah dikunyah akan tercampur
dengan saliva yang diletakkkan di atas permukaan lidah kemudian dengan
bantuan lidah menggerakkan bolus menuju faring (Frandson, 1992).
2.8.
Sistem Sekresi
Dalam rangka memenuhi kebutuhan energi (ATP), semua makhluk hidup
penyakit, maka kotoran dan zatzat sisa dalam tubuh kita harus dibuang melalui
alat-alat ekskresi. Alat-alat ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, dan paruparu (Rahadian, 2009).
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme
yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan
protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses
pembusukan
mikroba
dalam
usus.
Selain
itu,
ginjal
juga
berfungsi
a.
b.
c.
kemih menjamin bahwa ujung bagian bawah tertutup selama miksi dengan
kontraksi kandung kemih, sehingga mencegah rufleks urine kembali ke ureter dan
mencegah penyebaran infeksi dari kandung kemih ke atas (Gibson, 2002).
Kandung kemih terdiri dari membran mukosa yang menjadi lipatan ketika
kandung kemih kosong, lapisan submukosa, lapisan muscular, membentuk
sebagian besar ketebalan dinding kandung kemih dan sebagian membentuk
sfingter disekitar lubang uretra serta peritoneum atau fascia pelvis pada sisi luar
(Gibson, 2002).
Miksi adalah kerja refleks yang sangat penting setelah masa bayi dikontrol
oleh pusat yang lebih tinggi pada sistem saraf. Miksi dikontrol melalui sarf eferon
menuju kandung kemih dimana pengeluaran urine dibantu dengan kontraksi otot
abdomen dan diafragma yang menyebabkan kolaps kandung kemih dengan
meningkatkan tekanan intra abdominal (Gibson, 2002).
Menurut Rahadian (2009) yang menyatakan bahwa hal-hal yang
mempengaruhi produksi urin adalah Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian
tubulus distal karma meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon
ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan
encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga
urin sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan
penyakti diabetes insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat
encer.
Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor
berikut (Rahadian, 2009) :
a. Jumlah air yang diminum, Akibat banyaknya air yang diminum, akan
menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid
protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang
diproduksi banyak.
(kelenjar sudorifera), udara dari rongga hidung akan masuk ke faring dan
selanjutnya memasuki tenggorokan berupa pipa yang panjangnya kurang lebih 10
cm, terletak dileher dan sebagian dirongga dada (toraks). Tenggorokan bercabang
menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Udara dari bronkiolus
akan masuk ke dalam paru-paru yang terletak di dalam rongga dada bagian atas
dan di bagian sampingnya dibatasi oleh otot dan rusuk dan dibagian bawah oleh
diafragmayang berotot kuat (Anonim, 2009).
rongga dada bertambah dan terjadi perbedaan tekanan lebih besar antara udara
luar dan di rongga intratorak (Sonjaya, 2008).
Ekspirasi, bila tidak terjadi gerakan udara yang dimana tekanan
bronkisama dengan tekanan atmosfir. Tekanan intratorak bertambah karena
diafragma dan tulang rusuk kembali kepada kedudukan semula. Hal ini
menyebabkan udara didalam paru-paru didorong keluar karena tekanan intratoraks
bertambah dan elastisitas paru-paru iru sendiri. Pada saat otot-otot inspirasi rileks
maka volume torak menurun, tetapi jumlah udara dalam paru-paru mulai tetap
sama, oleh karena itu tekanan intrapulmonari meningkat di atas tekanan udara
luar, darah mengalir dari paru-paru ke eksterna sampai tekanan sama lagi
(Sonjaya, 2008).
Dalam proses respirasi terdapat pigmen yang bertanggung jawab dalam
proses inu yaitu hemoglobin yang berwarna merah dan akan berikatan dengan
oksigen (O2) membentuk oksihemoglobin yang sifatnya lebih asam dari
hemoglobin. Suatu protein yang mengandung senyawa dari hemin disebut
hemoglobin dimana hemoglobin ini merupakan pigmen respirasi karena
mempunyai peranan dalam mengangkut gas yang terlibat keseimbangan asam
basa (Guyton, 1995).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi yaitu pengaruh korteks
cerebrasi karena adanya koneksi antara cerebrasi dengan pusat pernafasan. Ini
berarti bahwa kita dapat merubah corak pernafasan. Orang dapat menahan nafas
menurut kemauannya tetapi kemampuan nafas dapat dibatasi oleh peningkatan
kadar karbondioksida dan ion H+darah. Faktor yang kedua yaitu refleks inflasi,
pada dinding bronki terdapat reseptor yang sensitive terhadap rangsangan yang
disebut stretch reseptor (Frandson, 1992).
Respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor; yaitu umur, dimana
semakin tua seseorang maka frekuensi pernapasannya semakin tinggi; jenis
kelamin, dimana antara pria dan wanita memilki frekuensi pernapasan yang
berbeda; posisi tubuh dan kegiatan tubuh, dimana posisi dan kegiatn yang
dilakukan akan mempengaruhi frekuensi pernapasan yang dihasilkan; dan faktor
yang terakhir adalah suhu tubuh, dimana bila kita melakukan aktivitas seperti lari
dapat meningkatkan suhu tubuh yang berakibat pada frekuensi pernapasan yang
juga mengalami peningkatan (Ganong, 2003).
Menurut Sonjaya (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi difusi gas
melintasi epitel atau membran pernapasan yaitu :
1. Tekanan Parsial Gas
Gas akan bergerak dari suatu daerah bertekanan tinggi ke gas bertekanan
rendah. Tekanan parsial gas adalah tekanan total campuran gas x % gas dalam
campuran..
2. Luas permukaan epitel atau membrane pernafasan
Pada variable lain tetap, semakin luas membran maka semakin meningkat
difusi gas.
3.
4.
Kontraksi Jantung
Perikardium dilepas
(menit)
Stanius I
Stanius II
(menit)
(menit)
45
46
Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2014
25
27
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada keaadaan normal otot jantung
berkontraksi selama 45 denyutan/menit. Kemudian saat perikardium dilepas
jantung berkontraksi sebanyak 46 denyutan/menit. Kemudiaan saat stanius I,
jantung berkontraksi sebanyak 25 denyutan/menit dan saat stanius II, jantung
berkontraksi sebanyak 27 denyutan/menit. Hal ini menunjukkan dengan adanya
pengikatan otot dengan erat maupun longgar akan meningkatkan denyutan
jantung karena pengikatan akan menghambat sisi salah satu jantung. Nilai
denyutan jantung. Nilai denutan jantung dalam keadaan normal. Hal ini sesuai
dengan pendapat Aryulina (2008) yang menyatakan bahwa pada saat jantung
normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh parasimpatis dominan dalam
mempertahankan kecepatan denyut jantung sekitar 60-80 denyutan/menit.
Jumlah Denyutan
1
60
2
61
3
60
4
62
5
59
Sumber : Data Hasil PengamatanPraktikum Fisiologi Ternak, 2014
Dari hasil tabel diatas terlihat bahwa pada menit 1, 2, 3, 4 dan 5
didapatkan hasil yaitu 60, 61, 60, 62 dan 59 denyutan/menit. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin lama waktunya maka jumlah denyutan juga semakin menurun.
Hal ini sesuai dengan pendapat Erliyanto (2008) yang menyatakan bahwa jantung
normal berada diantra 60-100 denyutan per menit.
3.2 Fungsi Otak dan Integrasi Saraf
3.2.1 Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung
Tabel 11. Rangsangan dan Interaksi Sel Saraf
Perlakuan
Normal
Keseimbangan Badan
+++
Frekuensi Nafas
++
Sikap Badan
+++
Gerakan Spontan
++
Kemampuan Berenang
+++
Sumber : Data Hasil Pengamatan Praktikum Fisiologi Ternak, 2014
Berdasarkan tabel diatas didaptkan hasil pada keseimbangan badan, sikap
badan dan kemampuan berenang pada katak pada saat katak normala sangant
baik, sedangkan pada perlakuan frekuensi nafas dan gerakan spontan pada katak
yang normal cukup baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Isnaeni (2010) yang
menyatakan bahwa pusat integrasi pada hewan biasanya berupa otak atau korda
spinalis peran pusat integrasi adalah membandingkan informasi yang diterima
sesuai dengan keadaan yang seharusnya. Jadi apabila otak dan korda spinalis
berjalan normal maka perilaku pada katak juga tidak tergganggu sebagaimana
mestinya.
3.2.1 Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung
Tabel 12. Fungsi Otak
Perlakuan
Normal
Spinal
Deserebrasi
+++
++
Sikap Badan
+++
Gerakan Spontan
++
Keseimbangan
Badan
Frekuensi Nafas
Kemampuan
+++
+
Berenang
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisologi Ternak, 2014
Ketiak
36,2
40
Ketiak
32
35
biasanya
berfungsi
untuk menelan
makanan
masuk
ke
No.
Jenis Minuman
Air Mineral
40
Warna
Pr.
Orange
Lk.
Kuning
20
Kuning
Kuning
80
150
Kuning
Kuning
200
100
Kuning
Kuning
80
100
Orange
Orange
Susu putih
20
20
Orange
Orange
Susu coklat
180
100
Orange
Orange
Bau
Pr.
Lk/
Pesing/ amonia
8
Nutrisari
100
100
Orange Orange
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2014
Dari hasil praktikum dapat dilihat bahwa berbagai jenis miniman volume
urine relatif berbeda-beda. Volume urine pada laki-laki berkisar antara 20-150 mL
sedangkan pada perempuan berkisar antara 20-200 mL. Warna urine relatif
berbeda yaitu jingga dan kuning. Sementara bau urine pada dasarnya sama yaitu
pesing atau amonia
Perbedaan volume urine pada setiap orang dengan jenis minuman yang
berbeda. Salah satu faktor yang mempengaruhi ekskresi urine yaitu minuman. Hal
ini sesuai dengan pendapat Eleks (2010) yang menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi perbedaan pada pola berkemih yaitu asupan nutrisi cairan
atau minuman yang dikonsumsi serta tingkat gula suatu minuman.
Perbedaan volume urine laki-laki dan perempuan berbeda-beda urine yang
dikeluarkan laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Ini disebabkan karena
frekuensi berkemih pada wanita lebih sering daripada laki-laki namun volumenya
lebih sedikit. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Marya (2013) yang
menyatakan bahwa frekuensi berkemih pada wanita lebih sering daripada laki-laki
hanya saja volumenya lebih sedikit dibandingkan laki-laki.
Bau urine pada semua sampel sama yaitu berbau khas amonia. hal ini
dikarenakan adanya pemecahan urea pada bakteri. Hal ini sesuai dengan pendapat
Danarie (2011) yang menyatakan bahwa bau urine normal adalah bau khas
amonia yang merupakan hasil pemecahan urea oleh bakteri.
Warna urine yang dilakukan atau dihasilkan berbeda-beda atau bervariasi
mulai dari jingga dan kuning baik laki-laki maupun perempuan. Warna kuning
pada urine menunjukkan kadar gula yang dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Danarie (2011) yang menyatakan bahwa warna urine yang normal
adalah warna kunign karena adanya pigmen urochrome.
Berdasarkan
pengamatan
yang
dilakukan,
volume
urine
yang
Perlakuan
Menelan kering
Kemampuan Menelan
Lk.
Pr.
-
Menelan basah
+++
+++
Laring terangkat
5
Menelan dengan bolus
++
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2014
++
Pada saat menelan secara terbalik, makanan sulit untuk ditelan meskipun
makanan akhirnya tertelan. Hal ini dikarenakan saat makanan berada di
kerongkongan, makanan didorong dengan gerak peristaltik sehingga makanan
tertelan walaupun keadaan terbalik. Hal ini sesuai dengan pendapat Elexs (2010)
yang menyatakn bahwa kerongkongan adalah saluran pencernaan yang
menghubungkan rongga mlut dengan lambung. Didalam kerongkongan terjadi
gerak peristaltik.
Kemampuan menelan saat laring terangkat juga sulit dilakukan karena
laring sebagai saluran pencernaan ditahan atau diangkat sehingga makanan sulit
untuk diteruskan ke kerongkongan. Hal ini sesuai dengan pendapt Padapi (2010)
yang menyatakan bahwa deglutisi atau proses menelan harus melewati laring dan
oeshopagus.
3.3.4 Proses Respirasi Manusia
Gambar 7: Sistem Respirasi Manusia
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
Sumber: http://animesoppeng.blogspot.com/2013/respirasi-pada-manusia.html
1. Hidung
Hidung merupakan alat pernapasan yang paling awal yang dilalui udara.
Di dalam rongga hidung mengalami penyaringan dan penghangatan. Penyaringan
ditunjukkan kepada benda-benda asing yang tidak berbentuk gas, misalnya debu.
Benda tersebut dihalangi oleh rambut-rambut halus (silia) yang tumbuh keluar.
Penghangatan yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh.
Penghangatan ini terjadi akibat kontaknya silia tersebut dengan permukaan selaput
lendir sehingga menjadi lembab. Jaringan yang terdapat di dalam rongga hidung
adalah epithelium silindris bersilia.
2. Faring (Rongga Tekak)
Faring merupakan rongga persimpangan antara jalan pernapasan dengan
jalan makanan (esophagus). Di dalam faring terdapat katup penutup rongga
hidung yang disebut uvula atau anak tekak. Selain itu juga terdapat epiglotis yang
berfungsi untuk mengatur pergantian perjalanan pernapasan dan makanan pada
persimpangan tersebut.
3. Laring (Pangkal Tenggorokan)
Merupakan daerah pangkal batang tenggorokan yang bertindak sebagai
daerah pembentukan suara, dimana di dalamnya terdapat tulang rawan yang
membentuk jakun. Di dalam laring terdapat selaput suara yang ketegangannya
diatur oleh serabut-serabut otot, sehingga dapat menghasilkan tinggi rendahnya
nada yang diperlukan.
4. Trakea (Batang Tenggorokan)
Merupakan saluran respirasi yang befungsi sebagai saluran udara dan
panjangnya 10 cm serta terdiri dari 16-20 gelang cincin. Cincin-cincin ini terdiri
dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C). Trakea ini
terdiri dari 3 lapis yaitu :
a. Lapis luar terdiri atas jaringan ikat
b. Lapis tengah terdiri dari otot polos dan cincin tulang rawan
c. Lapis terdalam terdiri atas jaringan epitel bersilia yang menghasilkan
banyak lendir yang berfungsi untuk menangkap dan mengembalikannya ke
hulu saluran pernapasan benda-benda asing yang akan masuk ke dalam
peru-paru
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat dismpulkan bahwa :
a.
Pembuluh darah arteri lebih cerah dibanding dengan pembuluh darah vena
karena arteri mengandung oksigen. Pada saat pengikatan stanius terjadi
penurunan denyut jantung karena trerhambatnya aliran darah dari
pembuluh vena masuk kedalam ventrikel. Ketika jantung dikeluarkan dari
tubuh katak , jantung tersebut masih dapat berdenyut, hal ini dikarenakan
jantung memiliki sifat otomatis artinya masih bisa berdenyut walaupun
b.
c.
d.
suhu lingkungan.
Yang berperan dalam proses menelan adalah saliva yang terdapat di dalam
mulut yang berfungsi untuk melarutkan makanan. Kemudian dengan
meminum zat deuretik maka produksi urin seseorang akan meningkat yang
menyebabkan seseorang buang air kecil.
DAFTAR PUSTAKA