Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
1.1 Kondisi Umum Provinsi Sumatera Utara
Kondisi umum Provinsi Sumatera Utara diuraikan berdasarkan letak geografis,
administratif,
fisik
lingkungan
(geologi,
topografi,
jenis
tanah,
hidrologis,
Sebelah
Sebelah
Sebelah
Sebelah
Utara
Barat
Selatan
Timur
:
:
:
:
Provinsi Aceh
Samudera Hindia
Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat
Selat Malaka
71.680,68 km atau 3.73 % dari luas wilayah Republik Indonesia dan luas
lautan sebesar 110.000,65 km yang sebagian besar berada di daratan Pulau
Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau-pulau Batu serta
beberapa pulau kecil, baik di perairan bagian barat maupun di bagian timur
Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Utara memiliki 213 pulau yang telah
memiliki nama, dengan 6 (enam) pulau di wilayah Pantai Timur termasuk
Pulau Berhala sebagai pulau terluar yang berbatasan sengan selat Malaka
dan sisanya 207 pulau di wilayah Pantai Barat dengan Pulau Wunga dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2010-2030
Bab 1
Pendahuluan
Pulau Simuk sebagai pulau terluar di wilayah Pantai Barat. Secara regional
pada posisi geografisnya, Provinsi Sumatera Utara berada pada jalur
strategis pelayaran internasional Selat Malaka yang dekat dengan Singapura,
Malaysia dan Thailand.
Bab 1
Pendahuluan
Gambar 1-1
Peta Orientasi Wilayah Perencanaan Provinsi Sumatera Utara
Bab 1
Pendahuluan
Tabel 1-1
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara
No.
Kabupaten/Kota
Luas
Wilayah
(km)
Kota Medan
Medan
21
Kota Binjai
Binjai
90,24
Tebing Tinggi
38,44
79,97
265,10
Kota Pematangsiantar
Pematangsiantar
Tanjung Balai
61,52
114,65
Kota Padangsidimpuan
Padangsidimpuan
Kota Sibolga
Sibolga
10,77
Gunung Sitoli
469,36
Lubuk Pakam
22
2.486,14
Sei Rampah
17
1.913,33
6.263,29
8
9
10
11
Kab. Langkat
Stabat
23
12
Kab. Asahan
Kisaran
25
3.675,79
13
Kab. Dairi
Sidikalang
15
1.927,80
17
2.127,25
14
Kab. Karo
Kabanjahe
15
Rantau Prapat
2.561,38
16
Aek Kanopan
3.545,80
17
Kota Pinang
3.116,00
Pamatang Raya
31
4.368,60
3.764,65
18
Kab. Simalungun
19
Tarutung
15
20
Pandan
20
2.158,00
4.352,86
21
Sipirok
12
22
Balige
16
2.352,35
Panyabungan
23
6.620,70
1.218,30
10
2.297,20
2.433,50
980,32
23
24
Salak
25
Dolok Sanggul
26
Kab. Samosir*
Pangururan
27
Kab. Nias
Gido
Lotu
11
1.501,63
18
1.625,91
28
29
Teluk Dalam
30
Lahomi
904,96
544,09
31
Limapuluh
32
Sibuhuan
3.892,74
33
Gunung Tua
3.918,05
71.680,6
8
Banyaknya
Kecamatan
Ibukota
Medan
417
Tapanuli Selatan
Kab. Labuhan Batu Utara pemekaran dari Kab. Labuhan Batu
Labuhan Batu
Bab 1
Pendahuluan
Gambar 1-2
Peta Wilayah Administrasi Provinsi Sumatera Utara
1.1.3.1
Kondisi Geologi
sebelah
timur
dan
lempeng
Australia
di
sebelah
barat.
Hal
ini
Bab 1
Pendahuluan
Utara mulai dari segmen Alas-Karo dan sepanjang kurang lebih 390 km
merupakan sumber bencana alam geologi berupa pusat-pusat gempa di
darat, tsunami dan pemicu terjadinya letusan gunung berapi dan tanah
longsor. Jalur patahan (subduction) di Pantai Barat sepanjang kurang lebih
250 km merupakan pusat pusat gempa di dasar laut.
Kondisi struktur geologi yang kompleks yang dicirikan oleh bentuk bentang
alam perbukitan, terlipat dengan patahan selain merupakan jalur gempa juga
potensial menimbulkan tanah longsor terhadap sekitar 40-50 % dari luas
daerah Provinsi Sumatera Utara yang mencakup 18 wilayah kabupaten dan 1
kota (menurut keadaan tahun 2005) merupakan kawasan yang rentan
gerakan tanah longsor (hapus).
Kondisi Geologi di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 1-3.
ini
sesuai
untuk
dikembangkan
bagi
pengembangan
budidaya
Bab 1
Pendahuluan
Kondisi Topografi
Secara topografis wilayah Pantai Timur Sumatera Utara relatif datar, bagian
tengah
bergelombang
dan
berbukit
karena
merupakan
bagian
dari
perkebunan;
serta
wilayah
dataran
tinggi
potensial
untuk
Bab 1
Pendahuluan
1.1.3.4 Iklim
Curah hujan relatif cukup tinggi yaitu berkisar 1.431 - 2.265 mm per tahun
dengan jumlah hari hujan rata-rata sebesar 173 - 230 hari per tahun. Musim
kemarau pada umumnya terjadi pada Juni sampai September dan musim
penghujan terjadi pada bulan November sampai Maret.
Kondisi curah hujan di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar
1-5.
Hidrologis Kawasan
Kondisi hidrologi di Provinsi Sumatera Utara terdiri dari air permukaan yaitu
sungai, danau, rawa
wilayah terbagi atas 72 DAS dan 3 (tiga) DAS lintas provinsi. Jumlah induk
sungai di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 99 buah, Anak Sungai sebanyak
783 buah, Ranting Sungai 659 buah, anak Ranting Sungai 342 buah.
Sesuai dengan Peraturan Menteri PU nomor 11.A/PRT/M/2006 tentang Sungai
dan Satuan Wilayah Sungai, maka sungai-sungai di Provinsi Sumatera Utara
dapat dikelompokkan ke dalam 11 (sebelas) Satuan Wilayah Sungai
berdasarkan lintas wilayahnya yaitu WS Strategis Nasional adalah WS
Belawan Ular Padang, WS Toba Asahan dan
Batang Gadis. WS Lintas Provinsi
WS Batang Angkola
lintas provinsi
Bab 1
Pendahuluan
Wilayah Sungai
Nama
Luas
DAS
(Ha)
559.828,8
84
41.099,948
45.685,022
42.758,198
13.302,528
78.624,547
130.928,007
26.932,119
69.696,933
110.801,582
Lokasi
Keterangan
WS
Strategis
Nasional
(Kewenangan
Pusat)
S. Bedagai
2
631.931,
08
Toba - Asahan
Danau Toba
S. Asahan
S. Tanjung
110.260
631.931,08
S. Suka
3
4.325,48
DAS Siriam
21.930,32
752.947,
71
72.956,72
126.972,35
91.616,93
303.181,82
158.219,89
656.871,22
549.794,89
50.506,68
30.313,85
209309,64
77.720,35
131.589,29
DAS Nunukan
Rokan
Riau - Sumbar Sumut
S. Rokan
DAS Indra Giri
S. Bangko
Rokan
S. Rokan Kiri
S. Rokan Kanan
S. Kubu
S. Sumpur
WS
Strategis
Nasional
(Kewenangan
Pusat)
Tapanuli
Selatan,
Mandailing Natal dan
Kota Padangsidimpuan
WS
Strategis
Nasional
(Kewenangan
Pusat)
Kab.
Humbang
Hasundutan,
Toba
Samosir
Tapanuli Utara, Samosir,
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah, Kota
Sibolga
WS
Lintas
Kabupaten/Kota
(Kewenangan
Provinsi)
WS
Lintas
Provinsi
(Kewenangan
Pusat)
WS
Lintas
Provinsi
(Kewenangan
Pusat)
Bab 1
Pendahuluan
No
.
Wilayah Sungai
Nama
Luas
DAS
(Ha)
Lokasi
Keterangan
Kab.
Dairi,
Kab.
Humbang Hasundutan,
Kab. Karo,
Kab.
Langkat,
Kab.
Pakpak Bharat, Kab.
Toba
Samosir, Kab. Tapanuli
Tengah, Kab. Aceh
Tenggara, Kab. Aceh
Selatan,
Kab.
Aceh
Singkil,
Kab. Gayo Lues, dan
Kota Sabuluh Salam
WS
Lintas
Provinsi
(Kewenangan
Pusat)
WS
Lintas
Kabupaten/Kota
(Kewenangan
Provinsi)
Kab.
Asahan,
Kab.
Simalungun,
Kab.
Batubara,
Kab. Serdang Bedagai,
dan
Kota
Pematangsiantar
WS
Lintas
Kabupaten/Kota
(Kewenangan
Provinsi)
WS
Lintas
Kabupaten/Kota
(Kewenangan
Provinsi)
WS
Lintas
Kabupaten/Kota
(Kewenangan
Provinsi)
S. Sontang
S. Asik
S. Air Pesut
S. Sibinail
S. Pagang
S. Pincuran
panjang
S. Timbawan
Alas - Singkil
Aceh - Sumatera Utara
Lae Pardomuan
DAS Singkil
Lae Siabuhan
Lae Siragian
Lae Singkil
L.Kuala Baru
Lae Ordi
Lae Kombih
Lae Cinondang
Wampu - Besitang
S. Wampu
S. Batang
Serangan
S. Lepan
S. Besitang
S. Babalan
S. Kapal Keruk /
K. Gading
DAS Besitang
DAS Babalan
DAS Lepan
DAS Batang
Serangan
DAS Asam
Kumbang
DAS Wampu
S. Galang
9
Bah Bolon
S. Bah Bolon
S. Balai
S. ParePare/Gambus
S. Pagurawan
S. Perupuk
S. Tanjung
S. Kiri
DAS Hapal
DAS Bahbolon
DAS Perupuk
DAS Merbau
S. Napal
10
Kualuh Barumun
S. Kualuh
DAS Kualuh
S. Bilah
Das Bilah
1.721.334,
93
898.602,86
426.280,50
S. Barumun
396.451,57
DAS Barumun
S. Panai
11
P. Nias
S. Inou
S. Ndra
Humene/Matawa
S. Afia
S. Gido Zebua
S. Idano Zala
S. Bol
S. Erfi
S. Otua
S. No Alu
S. Tulang Baho
DAS Sawo
530.241,
02
530.241,
02
DAS Ladara
DAS Muzoi
DAS Sowu
DAS Gamo
DAS Tumula
DAS Nou
DAS Oyo
DAS Idanoi
DAS Gari
10
Bab 1
Pendahuluan
No
.
Wilayah Sungai
S. Manliho
S. Lae Khua
S. Oyo
S. Nalawo
S. Idanogowo
S. Mola
Nama
Luas
DAS
(Ha)
Lokasi
Keterangan
DAS Moro
DAS Gidosibua
DAS Mua
DAS Lahome
DAS Oou
DAS Idanogawu
DAS Tulumbahu
DAS Mola
DAS Sokhili
DAS Hoya
DAS Susua
DAS Masio
DAS Eho
DAS Mejaya
DAS Za'ua
DAS Sialikhe
DAS Telo
Sumber: Sumatera Utara dalam Angka 2010, BP DAS Asahan Barumun dan BP DAS Wampu
Ular
11
Bab 1
Pendahuluan
Provinsi
Sumatera
Utara
memiliki
potensi
air
tanah
dimana
enam
diantaranya dari cekungan air bawah permukaan berada pada lintas provinsi
yaitu :
Tabel 1-3
Tabel Cekungan Air Tanah di Provinsi Sumatera Utara
No.
CAT
Nama CAT
Luas CAT
(Km)
Lokasi
Langsa
853
Medan
19.786
Kutacane
Sibulus Salam
3.632
Sidikalang
2.438
Samosir
648
Kab. Samosir
Porsea-Prapat
483
Tarutung
875
Onolimbu/Gunung
Sitoli
42
10
Lahewa
20
11
Sirombu
17
12
Kuala Batangtoru
13
Teluk Durian/
Pekanbaru
14
Banjarampa
211
15
Panyabungan
242
16
Pasaribuhuan
225
17
Padangsidimpuan
240
18
NatalUjunggading
19
Lubuk Sikaping
351
795
21.799
2.825
217
12
Bab 1
Pendahuluan
Gambar 1-4
Peta Topografi Provinsi Sumatera Utara
Gambar 1-5
Peta Curah Hujan Wilayah Provinsi Sumatera Utara
13
Bab 1
Pendahuluan
Gambar 1-6
Peta Hidrologi/Pembagian DAS terhadap Wilayah Sungai Provinsi
Sumatera Utara
14
Bab 1
Pendahuluan
15
Bab 1
Pendahuluan
penduduk
dan
kegiatannya,
kemajuan
perekonomian
dan
kegiatan
pertaniannya.
Desentralisasi
keuangan
dan
16
Bab 1
Pendahuluan
yang
ada.
Kegiatan
pemanfaatan
ruang
terkonsentrasi
dan
Sumatera
Utara
dengan
berkurangnya
kawasan
hutan,
prasarana
wilayah
yang
memadai.
Wilayah
ini
sesuai
untuk
17
Bab 1
Pendahuluan
Potensi
Pantai
Barat
ini
perlu
dikembangkan
mengingat
tingkat
kelautan
dan
perikanan,
ditambah
dengan
menurunnya
18
Bab 1
Pendahuluan
Gambar 1-7
Peta Tutupan Lahan Provinsi Sumatera Utara
19
Bab 1
Pendahuluan
20
Bab 1
Pendahuluan
Jenis
Pengusahaan
Perkebunan
Rakyat
Perkebunan
Besar/Swasta
BUMN/PTPN
Jumlah
* Angka Sementara
%/
tahun
2007
1.047.896,19
2008
1.059.563,78
2009*
1.102.477,90
0,91
397.250,61
453.853,41
450.294,98
450.294,98
4,74
383.166,90
386.459,01
403.365,49
403.365,49
0,33
1.801.972,61
1.888.208,61
1.913.224,25
1.956.138,37
1,63
Sumber : Rencana Strategis Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013
Jenis
Pengusahaan
Perkebunan
Rakyat
Perkebunan
Besar/Swasta
3.
BUMN/PTPN
Jumlah
* Angka Sementara
2007
1.593.616,1
0
1.463.032,3
3
1.324.051,9
0
4.381.150,3
3
2008
1.733.036,6
4
1.316.939,5
9
1.339.550,4
4
4.389.526,6
7
2009*
1.708.008,9
3
1.316.939,5
9
1.339.550,4
4
4.364.498,9
6
%/
tahun
0,85
1,38
1,94
1,35
Sumber : Rencana Strategis Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013
Gambar 1-8
Peta Kesesuaian Lahan di Provinsi Sumatera Utara:
21
Bab 1
Pendahuluan
1.1.4.3 Kehutanan
Berdasarkan Surat Keputusan menteri Kehutanan Nomor : 44/Menhut-II/2005
tanggal 16 Pebruari 2005 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi
Sumatera Utara, luas kawasan hutan di Provinsi Sumatera Utara adalah
seluas 3.722.273,36 ha atau 51,92 % dari luas Provinsi Sumatera Utara
(7.168.068,00 ha). Berdasarkan fungsinya, kawasan hutan dimaksud terdiri
dari :
A. Fungsi hutan dalam kawasan lindung (1.754.553,36 ha)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
:
:
:
:
:
:
:
:
12.287,46
85.552,00
187.985,00
108.000,00
51.600,00
3.448,90
8.350,00
1.297.330,
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
00
B.
22
Bab 1
Pendahuluan
a.
b.
:
:
c.
879.270,00
1.035.690,0
Ha
Ha
0
52.760,00
Ha
(HPK)
Secara de jure, luas kawasan hutan di Provinsi Sumatera Utara adalah
51,92% dari luas daratan, namun secara de facto
keadaannya
sebagian
telah
mengalami
kerusakan
di lapangan
sebagai
akibat
2.529.677,22
Ha,
yang
terdi
dari
kawasan
lindung
seluas
B.
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
23
Bab 1
Pendahuluan
Gambar 1-9
Peta Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara
(SK Menhut Nomor : 44/Menhut-II/2005)
24
Bab 1
Pendahuluan
1.1.4.4
Sibayak
Lapangan
RES
(Mwe)
Kabupaten
Sp
Hp
-
Karo
Beras Tepu
LauDebuk-Debuk
Sibayak
Karo
Marike
Karo
Dolok Merawan
Simalungun
Samosir
Simbolon Samosir
Samosir
7
8
Sarulla
Namorailangit
Tap. Utara
Tap. Utara
Ins
Ps
-
70
25
22
5
22
5
22
5
RE
(Mwe
)
Pb
131
Pv
(MW
)
30
100
-
200
-
13
5
21
25
Bab 1
Pendahuluan
0
9
10
Sibuhuan
Padang Lawas
S. Merapi Sampuraga
Madina
11
Sampuraga
Madina
12
Roburan
Pahae Jahe, Sipoholon,
Tarutung
Madina
13
10
0
-
22
5
420
320
Tap. Utara
Lokasi
Desa Nagasaribu
Kecamatan
Lintongnihuta
Kabupaten Humbang
hasundutan
Koordinat
2o140,4 LU
98o5204
BT
Status
Eksplorasi
Lanjutan
Cadangan
13.191.086
m
Desa Simangarunsang
Kecamatan
Doloksanggul
Kabupaten Humbang
Hasundutan
2o1612 LU
98o4400
BT
Eksplorasi
Lanjutan
20.666.444
m
Desa Panaitengah
Kecamatan Bilah Hilir
Kabupaten Labuhan
Batu
Eksplorasi
Pendahulu
an
370.000.000
m
Desa Buluhtelang,
Kecamatan
Padangtualang
Kabupaten Langkat
03o5257,4"
LU
98o200,9"
BT
Penyelidik
an
Pendahulu
an
6.000.000
m
Desa Banjaraur
Kecamatan Batahan
Kabupaten Mandailing
Natal
00o3139
LU
99o0945
BT
Penyelidik
an
Umum
26
Bab 1
Pendahuluan
Lokasi
Desa Rantau Panjang
Kecamatan Lingga Bayu
Kabupaten Mandailingnatal
Koordinat
Desa Pulaupadang
Kecamatan Lingga Bayu
Kabupaten Mandailingnatal
00o3144
LU
99o1633 BT
Desa Pargarutan,
Kec. Padangsidimpuan Timur,
Kab. Tapanuli Selatan
Desa Ampolu Kec.
Padangsidimpuan Timur,
Kabupaten Tapanuli Selatan
Desa Jonggoljae
Kecamatan Arse
Kabupaten Tapanuli Selatan
Kecamatan Sibolga
Kabupaten Tapanuli Tengah
Desa Laudamak
Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat
03o2810,5 LU
98o0837,2 BT
Desa Tangkahan
Kecamatan Batangserangan
Kabupaten Langkat
03o4206,3 LU
98o0322,11
BT
10
Kecamatan Besitang
Kabupaten Langkat
11
Kecamatan Seilepan
Kabupaten Langkat
12
Desa Tanjungberingin
Kecamatan Kualuhhulu
Kabupaten Labuhan Batu
13
14
Status
Penyelidika
n
Pendahulu
an
Penyelidika
n
Pendahulu
an
Eksplorasi
Pendahulu
an
Penyelidika
n
Pendahulu
an
Penyelidika
n
Pendahulu
an
Penyelidika
n
Pendahulu
an
Penyelidika
n
Pendahulu
an
Penyelidika
n
Pendahulu
an
Penyelidika
n
Pendahulu
an
Penyelidika
n
Pendahulu
an
Penyelidika
n
Pendahulu
an
Penyelidika
n
Pendahulu
an
Eksplorasi
Pendahulu
an
Penyelidika
n
Pendahulu
an
Cadangan
1.000.000 ton
100.000 ton
150.000 ton
1.000.000 ton
19.200.000 ton
1.000.000 ton
27
Bab 1
Pendahuluan
No
15
Lokasi
Desa Onozitoli Sifaoroase
Kecamatan Gunung Sitoli,
Kota Gunung Sitoli
Koordinat
Status
Cadangan
Penyelidika 1.000.000 ton
n
Pendahulu
an
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, 2009
Bahan
Galian
Sebaran Lokasi
1
Antimoni
2
Arsen
28
Bab 1
Pendahuluan
No
Bahan
Galian
Sebaran Lokasi
Barit
Bauksit
5
Belerang
6
Besi
7
Bismutih
Kromium
9
Emas
29
Bab 1
Pendahuluan
No
Bahan
Galian
Sebaran Lokasi
10
Perak
11
Tembaga
12
Florit
13
Mangan
14
Merkuri
Molibden
um
Niobium
Platina
15
16
17
18
Tellurium
19
Seng
30
Bab 1
Pendahuluan
No
Bahan
Galian
Sebaran Lokasi
Selatan
Desa Sopokomil, Kecamatan Silimapunggapungga Kabupaten
Dairi
Kecamatan Sosa Kabupaten Tapanuli Selatan
20
Timbal
21
Wolfram
Lahewa,
CAT
Sirombu,
CAT
Kuala
Batangtoru,
CAT
Teluk
Gambar 1-10
31
Bab 1
Pendahuluan
32
Bab 1
Pendahuluan
Bedagai, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Langkat dan Kota Medan, mencapai
276.030 ton/tahun dengan potensi jenis ikan unggulan di laut pesisir seperti,
tuna, tongkol, cakalang, kerapu, kakap, kembung, tenggiri, baronang, japuh,
biji nangka, senangin, teri dan pari (tingkat pemanfaatan baru sekitar
90,75%). Sementara Potensi SDI di Bagian Tengah
bentukan
alam,
dapat
berupa
pantai,
laut,
danau,
33
Bab 1
Pendahuluan
dalam
lingkup
Taman
Nasional
Gunung
Leuser
yang
jaman
dahulu,
kawasan
permukiman
yang
masih
wisata
budaya
diantaranya
Istana
kerajaan
dan
rumah
Makam Sialagan
Ambarita,
Rumah Tradisonil
34
Bab 1
Pendahuluan
Megalit,
Kampung
Tradisionil
Bawomatoluwo,
Di
wilayah
Provinsi
Sumatera
Utara
yang
dapat
kawasan,
yaitu
kawasan
kawasan
rawan
massa
gerakan
35
Bab 1
Pendahuluan
Kemiringan Lereng.
Kemiringan Lereng yang terjal pada bagian barat Pegunungan Bukit
Barisan. Perbedaan elevasi satu tempat dengan tempat lain menjadi
sumber energi gaya berat untuk mempermudah terjadinya gerakan.
Kondisi Geologi.
Batuan Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Utara adalah batuan
yang dicacah-cacah oleh patahan-patahan.
Di
Sumatera Utara
terdapat 3 (tiga) ruas patahan utama yaitu Renun, Toru dan Angkola.
Keadaan geologi lainnya adalah kedudukan atau kemiringan lapisan
tanah dan batuan di daerah (desa, kota) tersebut. Semakin miring
lapisan tanah/batuan maka semakin labil atau semakin mudah
longsor, demikian pula jika kemiringan topografi suatu daerah
semakin curam atau semakin terjal, maka akan semakin mudah
longsor.
Curah Hujan
Curah hujan yang tinggi terdapat pada daerah perbukitan bagian
barat Bukit Barisan serta disekitar Pegunungan Leuseur. Selanjutnya
kondisi dan pola pengeringan air hujan yang jatuh di suatu daerah
akan menentukan tingkat kerawanan terjadinya longsor disuatu
daerah. Daerah dengan kondisi pengeringan alamiah (drainage) yang
buruk akan menyebabkan genangan yang melumas bidang gelincir
massa batuan dan memicu terjadinya longsor.
Gempa
Adanya gempa bumi dapat memicu terjadinya longsor, seperti yang
terjadi di Muara Sipongi pada Desember 2006.
36
Bab 1
Pendahuluan
pada
Kecamatan
Siabu,
Panyabungan,
Batang
Natal
dan
37
Bab 1
Pendahuluan
Kawasan ini terletak di sepanjang Pantai Timur yang dilalui oleh jalur
lintas timur Sumatera. Termasuk dalam kawasan ini yaitu Kabupaten
Simalungun pada Kecamatan Silau Kahean, Raya Kahean, Bandar,
Pematang Bandar, Dolok Batunanggar, Tapian Dolok, Siantar, Bosar
Maligas, Ujung Padang, Hutabayu Raja dan Tanah Jawa; Kabupaten
Tapanuli Tengah pada Kecamatan Manduamas, Barus, Sorkam, Kolang,
Tapian Nauli, Sibolga, Lumut dan Sibabangun;
Kabupaten Mandailing
38
Bab 1
Pendahuluan
Lolowau,
Amandraya,
Teluk
Dalam,
Lahusa;
Kota
Gunung
Sorik
Merapi,
Gunung
Sinabung,
Gunung
Dolok
Martimbang, Gunung Sibayak, Gunung Pusuk Buhit dan Gunung Sibualbuali. Keenam gunung api tersebut dapat di bagi kedalam 3 klasifikasi
gunung api sebagai berikut:
Tipe A, yaitu gunung yang pernah tercatat meledak paling tidak
sekali sejak tahun 1600. Gunung api tipe ini paling rentan meletus.
Gunung api di Provinsi Sumatera Utara yang termasuk kedalam tipe
ini ialah Gunung Sorik Merapi di Kabupaten Mandailing Natal dan
39
Bab 1
Pendahuluan
Selatan.
Tipe C, yaitu gunung yang tidak pernah tercatat meletus. Namun
melihat tanda-tanda di sekitar gunung itu, diyakini gunung itu adalah
gunung api. Gunung di Sumatera Utara yang termasuk kedalam tipe
ini
ialah
Gunung
Dolok
Martimbang/Namoralangit/Hela
toba
di
Peta sebaran kawasan rawan bencana dapat dilihat pada Gambar 1.11.
40
Bab 1
Pendahuluan
Gambar 1-11
Peta Rawan Bencana Provinsi Sumatera Utara
41
Bab 1
Pendahuluan
Provinsi
DKI Jakarta
Jawa Barat
1980
1990
1995
6.503
27.45
4
8.259
35.384
Jawa Tengah
25.373
28.521
Jawa Timur
29.189
32.505
Sumatera Utara
8.361
10.256
Sumatera Selatan
4.629
6.313
147.49
0
179.37
8
9.112
39.20
6
2000
2010
8.389
9.607
35.729
43.053
31.228
32.382
34.783
37.476
11.649
12.982
7.207
6.899
7.450
194.7
54
206.26
4
29.653
33.84
4
11.11
4
dst
Total Indonesia
237.641
Sedangkan berdasarkan data BPS dari tahun 2004 sampai tahun 2008, dapat
dilihat laju pertumbuhan penduduk tahun 2008, provinsi ini berpenghuni
13,042 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan sebesar 1,84 % per tahun dalam
kurun waktu tahun 2004-2008.
Laju pertumbuhan penduduk kabupaten terbesar terdapat pada Kabupaten
Tapanuli Tengah (3,11 %), Kabupaten Deli Serdang (3,35 %), Kabupaten Karo
(3,72 %) dan Pakpak Bharat (4,72 %). Besarnya laju pertumbuhan penduduk
kabupaten/kota
tersebut
perekonomian/produksi
diperkirakan
dalam
skala
besar,
daya
tarik
seperti
pertumbuhan
sektor
pariwisata,
terbentuknya Kabupaten
42
Bab 1
Pendahuluan
Tabel 1-11
Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Kabupaten/Kota
(update 2011)
Jumlah Penduduk
Kabupaten/Kota
2006
2007
2008
2009
2010
Laju
Pertumbuhan
2004Rata2005
rata
Kabupaten
1
Nias
442.019
442.548
443.492
444.502
131.377
1,95%
0,58%
Mandailing Natal
413.750
417.590
423.712
429.889
404.945
1,87%
2,85%
263.815
Tapanuli Selatan
629.212
637.312
263.812
265.855
2,75%
1,48%
Tapanuli Tengah
297.843
305.922
314.632
323.563
311.232
1,64%
3,11%
Tapanuli Utara
262.642
263.750
267.595
271.474
279.257
0,41%
0,68%
Toba Samosir
169.116
169.299
171.833
174.453
173.129
-5,32%
0,72%
1.027.964
417.584
415.110
1,91%
2,43%
700.606
668.272
1,44%
1,53%
859.879
817.720
0,87%
1,03%
273.851
270.053
0,82%
1,22%
370.619
360.960
1,25%
3,72%
1.788.35
1
1.057.76
8
1.790.43
1
3,00%
3,35%
1,58%
2,22%
273.733
289.708
1,95%
-0,84%
158.070
171.650
0,31%
0,45%
42.814
40.505
0,82%
4,72%
132.023
119.653
9,34%
2,43%
642.983
594.383
0,88%
1,99%
389.510
375.885
1,95%
193.278
194.774
223.531
185.209
186.643
225.259
351.620
330.701
280.562
277.673
Labuhan Batu
Asahan
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Nias Selatan
Humbang
Hasundutan
Pakpak Bharat
987.157
1.038.55
4
1.007.185
676.605
688.529
841.198
846.329
853.112
267.629
268.780
342.555
1.634.11
5
1.013.84
9
1.686.366
1.738.431
1.027.414
1.042.523
271.026
271.944
272.848
152.757
351.368
271.983
153.837
360.880
155.290
34.822
38.726
41.062
Samosir
130.662
131.205
131.549
Serdang Bedagai
605.630
618.656
630.728
Batubara
Padang Lawas
Utara
373.836
382.474
967.535
Padang Lawas
Nias Utara
127.244
81.807
9.688.672
9.860.936
Nias Barat
Kabupaten
9.528.3
38
1,73%
1,87%
Kota
1
Sibolga
Tanjung Balai
Pematangsiantar
Tebing Tinggi
Medan
91.941
93.207
94.614
96.034
84.481
1,67%
2,05%
156.475
159.932
163.679
167.500
154.445
2,40%
2,34%
234.698
1,29%
1,21%
145.248
2.097.61
0
0,96%
1,22%
1,27%
1,12%
235.372
236.607
238.773
240.939
137.959
2.067.28
8
139.409
141.059
2.083.156
2.102.105
142.717
2.121.05
3
43
Bab 1
Pendahuluan
Binjai
244.256
Padangsidimpuan
Gunungsitoli
181.865
248.256
185.132
252.652
257.105
246.154
2,44%
2,13%
188.499
191.912
191.531
2,95%
2,26%
126.202
1,51%
1,36%
13.248.
386
12.982.
204
1,68%
1,62%
3.115.1
Kota
56
3.145.699
3.181.381
12.643.
12.834.37
13.042.31
Total
494
1
7
Sumber: Sumatera Utara dalam Angka 2009; Analisis 2010
Gambar 1-8
LPP Rata-rata (Tahun 2004-2008) Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
Utara
5.00%
4.00%
3.00%
2.00%
1.00%
0.00%
-1.00%
B. Sebaran Penduduk
Secara geografis, penyebaran penduduk terbesar masih terkonsentrasi pada
wilayah Pantai Timur, yaitu dimana pada wilayah tersebut terdapat sejumlah
kabupaten yang berpenghuni terbesar (di atas 5 % dari seluruh penduduk
provinsi) dan berkepadatan tertinggi (di atas 200 jiwa/km 2), seperti :
Labuhan Batu, Asahan, Deli Serdang, Langkat dan Serdang Bedagai. Pada
wilayah timur ini juga terdapat sejumlah besar kota besar dengan distribusi
dan kepadatan penduduk terbesar yaitu Kota Medan, Sibolga, Tanjung Balai,
Pematangsiantar, Tebing Tinggi, Medan, Binjai dan Padangsidimpuan.
44
Bab 1
Pendahuluan
Pada Tabel 1-12 dapat dilihat bahwa secara umum kepadatan bruto di
Provinsi Sumatera Utara masih rendah karena sebagian besar wilayahnya
merupakan kawasan yang tidak terbangun, yaitu kawasan hutan dan
perkebunan.
Kecuali
pada
kota-kota
yang
ada
di
Sumatera
Utara,
penduduk
Kota
Medan,
sebesar
7.929
jiwa/Km.
Hal
ini
Tabel 1-12
Distribusi dan Kepadatan Penduduk Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan
Kabupaten/Kota Tahun 2010
No
Kabupaten
Luas
Wilayah
(Km)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Kepadata
n
Penduduk
(Jiwa/Km)
Kabupaten
1
Nias
980,32
131.377
134
2
3
Mandailing Natal
6.620,70
404.945
61
Tapanuli Selatan
4.352,86
263.815
61
Tapanuli Tengah
2.158,00
311.232
144
Tapanuli Utara
3.764,65
279.257
74
Toba Samosir
2.352,35
173.129
74
Labuhan Batu
2.561,38
415.110
162
Asahan
3.675,79
668.272
182
Simalungun
4.368,60
817.720
187
10
Dairi
1.927,80
270.053
140
11
Karo
2.127,25
360.960
165
12
Deli Serdang
2.486,14
1.790.431
720
13
Langkat
6.263,29
967.535
154
14
Nias Selatan
1.625,91
289.708
178
15
Humbang Hasundutan
2.297,20
171.650
75
16
Pakpak Bharat
1.218,30
40.505
33
17
Samosir
2.433,50
119.653
49
18
Serdang Bedagai
1.913,33
594.383
311
19
Batubara
904,96
375.885
415
20
3.918,05
223.531
57
21
Padang Lawas
3.892,74
225.259
58
22
3.571,00
330.701
93
23
3.116,00
277.673
89
24
Nias Utara
1.501,63
127.244
85
45
Bab 1
Pendahuluan
25
26
27
Nias Barat
Sibolga
Tanjung Balai
544,09
10,77
61,52
81.807
84.481
154.445
150
7844
2510
28
29
Pematangsiantar
79,97
234.698
2935
Tebing Tinggi
38,44
145.248
3779
30
Medan
31
Binjai
265,10
2.097.610
7913
90,24
246.154
2728
32
33
Padangsidimpuan
114,65
191.531
1671
Gunung Sitoli
469,36
126.202
269
71.680,68
12.982.204
181
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Regency
1
Nias
2
Mandailing Natal
3
Tapanuli Selatan
4
Tapanuli Tengah
5
Tapanuli Utara
6
Toba Samosir
7
Labuhan Batu
8
Asahan
9
Simalungun
10
Dairi
11
Karo
12
Deli Serdang
13
Langkat
14
Nias Selatan
15
Humbang Hasundutan
16
Pakpak Bharat
17
Samosir
18
Serdang Bedagai
19
Batu Bara
20
Padang Lawas Utara
21
Padang Lawas
22
Labuhan Batu Selatan
Kota
1.573
67.712
11.862
79.047
29.590
42.977
166.148
263.320
259.904
48.604
90.748
1.355.844
320.159
9.277
21.866
1.765
11.427
217.846
119.996
12.333
24.015
54.401
Desa
129.804
337.233
251.953
232.185
249.667
130.152
248.962
404.952
557.816
221.449
260.212
434.587
647.376
280.431
149.784
38.740
108.226
376.537
255.889
211.198
201.244
223.272
Jumlah
Total
131.377
404.945
263.815
311.232
279.257
173.129
415.110
668.272
817.720
270.053
360.960
1.790.431
967.535
289.708
171.650
40.505
119.653
594.383
375.885
223.531
225.259
277.673
% Kota
% Desa
5,32%
14,16%
10,12%
14,33%
10,66%
15,36%
21,61%
29,58%
26,11%
14,73%
25,53%
58,11%
22,64%
5,66%
10,69%
14,97%
12,14%
59,99%
29,58%
8,76%
9,91%
x
94,68%
85,84%
89,88%
85,67%
89,34%
84,64%
78,39%
70,42%
73,89%
85,27%
74,47%
41,89%
77,36%
94,34%
89,31%
85,03%
87,86%
40,01%
70,42%
91,24%
90,09%
x
46
Bab 1
Pendahuluan
23
Labuhan Batu Utara
24
Nias Utara
25
Nias Barat
Kota/City
26
Sibolga
27
Tanjung Balai
28
Pematangsiantar
29
Tebing Tinggi
30
Medan
31
Binjai
32
Padangsidimpuan
33
Gunungsitoli
Jumlah/Total
200
8
200
7
200
6
200
5
200
4
Sumber: Sumatera Utara dalam
44.927
3.155
X
84.481
154.445
234.698
145.248
2.097.610
235.450
136.275
35.969
6.382.67
2
5.931.97
0
5.822.57
3
5.703.53
3
5.329.50
2
5.242.54
9
Angka Tahun
285.774
124.089
81.807
x
x
x
x
x
10.704
55.526
90.233
6.599.53
2
7.110.34
7
7.011.79
8
6.939.96
1
6.997.17
6
6.880.81
1
2009
330.701
127.244
81.807
100,00%
98,03%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
65,81%
34,19%
45,48%
54,52%
45,37%
54,63%
45,11%
54,89%
43,24%
56,76%
43,24%
56,76%
13.042.31
7
12.834.37
1
12.643.49
4
12.326.67
8
12.123.36
0
1,97%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 secara umum
penduduk pedesaan berada pada Kabupaten yang ada di Sumatera Utara,
kecuali pada Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai.
Sedangkan penduduk perkotaan sebagian besar berada pada kota-kota di
Sumatera Utara. Apabila dilihat dari perbandingan penduduk desa-kota di
Sumatera Utara, dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 penduduk pedesaan
masih lebih besar daripada penduduk perkotaan, yaitu
45,48% untuk
47
Bab 1
Pendahuluan
Gambar 1.13
Peta Sebaran Penduduk Provinsi Sumatera Utara
C. Perkembangan Penduduk
48
Bab 1
Pendahuluan
jiwa),
namun
dengan
catatan
Laju
Pertumbuhan
Penduduk
22
23
24
25
26
27
28
Kab/Kota
Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhan Batu
Asahan
Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Nias Selatan
Humbang
Hasundutan
Pakpak Bharat
Samosir
Serdang Bedagai
Batu Bara
Padang Lawas
Utara
Padang Lawas
Selatan
Labuhan Batu Utara
Labuhan Batu
Selatan
Total Kabupaten
Kota Sibolga
Kota Tanjung Balai
Kota
Pematangsiantar
Kota Tebing Tinggi
Kota Medan
Kota Binjai
Kota
(%)
0,58%
2,85%
1,48%
3,11%
0,68%
0,72%
2,43%
1,53%
1,03%
1,22%
3,72%
3,35%
2,22%
-0,84%
Penduduk
Tahun
Dasar
(2008)
(jiwa)
443.492
423.712
263.812
314.632
267.595
171.833
1.027.964
688.529
853.112
271.983
360.880
1.738.431
1.042.523
272.848
0,45%
4,72%
2,43%
1,99%
-
155.290
41.062
131.549
630.728
382.474
LPP
rata2
193.278
Proyeksi
2010
Proyeksi
2015
Proyeksi
2020
Proyeksi
2025
Proyeksi
2030
(jiwa)
448.679
448.243
271.679
334.490
271.235
174.305
1.078.568
709.759
870.729
278.647
388.198
1.856.815
1.089.226
268.301
(jiwa)
461.915
515.964
292.387
389.794
280.554
180.642
1.216.247
765.743
916.381
296.029
465.885
2.189.256
1.215.343
257.263
(jiwa)
475.540
593.917
314.673
454.242
290.192
187.210
1.371.500
826.142
964.426
314.496
559.119
2.581.217
1.356.062
246.678
(jiwa)
489.568
683.647
338.659
529.345
300.162
194.016
1.546.571
891.306
1.014.990
334.115
671.012
3.043.354
1.513.075
236.530
(jiwa)
504.010
786.934
364.472
616.865
310.474
201.070
1.743.990
961.609
1.068.205
354.957
805.297
3.588.231
1.688.267
226.798
156.697
45.029
138.011
656.033
-
160.271
56.706
155.591
723.827
-
163.926
71.410
175.410
798.626
-
167.664
89.928
197.753
881.156
-
171.488
113.247
222.942
972.213
-
11.744.78
8
120.667
215.941
13.122.84
9
133.537
242.369
14.701.07
1
147.779
272.032
275.926
163.155
2.402.227
325.349
246.342
293.064
173.354
2.539.592
361.502
275.402
311.267
184.190
2.684.811
401.673
307.890
185.209
1,87%
2,05%
2,34%
9.860.936
94.614
163.679
9.484.645
98.528
171.415
10.539.79
6
109.037
192.394
1,21%
1,22%
1,12%
2,13%
2,26%
238.773
141.059
2.102.105
252.652
188.499
244.598
144.522
2.149.386
263.528
197.097
259.790
153.556
2.272.292
292.812
220.348
49
Bab 1
Pendahuluan
No
.
Kab/Kota
LPP
rata2
(%)
Padangsidimpuan
Total Kota
1,36%
Penduduk
Tahun
Dasar
(2008)
(jiwa)
Proyeksi
2010
Proyeksi
2015
Proyeksi
2020
Proyeksi
2025
Proyeksi
2030
(jiwa)
(jiwa)
(jiwa)
(jiwa)
(jiwa)
3.500.230
14.040.02
6
3.749.607
15.494.39
4
4.018.820
17.141.66
9
4.309.642
19.010.71
3
3.181.381
3.269.075
12.753.72
Sumatera Utara
13.042.317
0
Sumber: Sumatera Utara dalam Angka, 2009 dan Hasil Analisis, 2010
1,62%
20
21
22
23
24
25
26
Kab./Kota
Kab. Nias
Kab.Mandailing Natal
Kab.Tapanuli Selatan
Kab.Tapanuli Tengah
Kab.Tapanuli Utara
Kab.Toba Samosir
Kab. Labuhan Batu
Kab. Asahan
Kab.Simalungun
Kab.Dairi
Kab.Karo
Kab.Deli Serdang
Kab.Langkat
Kab.Nias Selatan
Kab.Humbang Hasundutan
Kab.Pakpak Bharat
Kab.Samosir
Kab.Serdang Bedagai
Kab.Batu Bara
Kab. Padang Lawas Utara
Kab. Padang Lawas
Kab. Labuhan Batu Utara
Kab. Labuhan Batu Selatan
Kabupaten
Kota Sibolga
Kota Tanjung Balai
Kota Pematangsiantar
Kota Tebing Tinggi
Kota Medan
Kota Binjai
Kota Padangsidimpuan
Proyeksi Kepadatan Kota
Luas
Wilayah
(Km)
Tahun
2008
Kepadatan (jiwa/Km)
2010
2015
2020
132
78
67
181
75
77
132
208
210
154
219
881
194
158
70
47
64
378
71.019,99
134
148
165
185
207
10,77
61,52
79,97
38,44
265,10
90,24
114,65
660,69
9.148
2.786
3.059
3.760
8.108
2.920
1.719
4.948
10.12
4
3.127
3.249
3.995
8.571
3.245
1.922
5.298
11.204
3.510
3.450
4.244
9.062
3.605
2.149
5.675
12.399
3.940
3.665
4.510
9.580
4.006
2.402
6.083
13.721
4.422
3.892
4.792
10.128
4.451
2.685
6.523
3.918,05
3.892,74
140
103
78
245
80
82
168
242
232
173
315
1.224
242
145
73
74
81
461
2030
128
68
62
155
72
74
117
193
199
145
182
747
174
165
68
37
57
343
3.495,39
6.620,70
4.352,86
2.158,00
3.764,65
2.352,35
9.223,18
3.675,79
4.368,60
1.927,80
2.127,25
2.486,14
6.263,29
1.625,91
2.297,20
1.218,30
2.433,50
1.913,33
904,96
136
90
72
210
77
80
149
225
221
163
263
1.038
217
152
71
59
72
417
2025
144
119
84
286
82
85
189
262
245
184
379
1.443
270
139
75
93
92
508
50
Bab 1
Pendahuluan
No
.
Kab./Kota
Poyeksi Kepadatan Sumut
Luas
Wilayah
(Km)
Tahun
2008
71.680,68
Kepadatan (jiwa/Km)
2010
178
2015
196
2020
216
2025
239
2030
265
Dari tabel di atas dapat dilihat proyeksi kepadatan Sumatera Utara secara
keseluruhan adalah 272 jiwa/km. Kepadatan penduduk ini termasuk ke
dalam kategori rendah apabila dibandingkan dengan standar kepadatan
bruto sebesar 200 jiwa/Ha. Dalam hal ini berarti dapat dikatakan bahwa isu
daya tampung penduduk tidak menjadi permasalahan hingga akhir tahun
perencanaan. Hal yang harus mulai diperhatikan adalah isu pemerataan
penduduk. Penduduk di kota diprediksi akan terus mengalami peningkatan
sedangkan penduduk di desa akan mengalami penurunan. Penduduk kota
masih terpusat di Kota Medan dan sekitarnya.
D. Kebudayaan
Sumatera Utara juga dikenal sebagai provinsi multikultural, di dalamnya
terdapat etnis dan agama. Selain Batak dan Melayu yang menjadi penduduk
asli provinsi ini, ada banyak kelompok etnis lainnya juga yang juga hidup
berdampingan. Setidaknya ada 13 (tiga belas) suku berkembang di provinsi
ini dengan 13 (tiga belas) bahasa daerah. Dari semua suku yang ada, 9
(sembilan) diantaranya adalah suku asli dan 4 (empat) suku pendatang.
Keragaman suku-suku ini belum termasuk Jawa, Cina, dan India yang juga
hidup berdampingan bersama mereka.
Jumlah dan persentase menurut suku/etnis asli daerah Sumatera Utara sebanyak 7
(tujuh) suku/etnis yaitu meliputi Melayu sebanyak 5,86 %, Karo sebanyak atau 5,09 %,
Simalungun sebanyak 2,04 %, Tapanuli/Toba sebanyak 25,62 %, Mandailing sebanyak
11,27 %, Pakpak sebanyak 0,73 %, Nias sebanyak 6,36 % Sedangkan suku/etnis
pendatang meliputi Jawa sebanyak 33,40 %, Minang sebanyak 2,66 %, Cina sebanyak
2,71 %, Aceh sebanyak 0,97 %, lainnya (warga negara asing) sebanyak 3,29 %
Keberagaman suku tentu diikuti pula oleh mosaik adat istiadat dan nilai-nilai
budaya. Keragaman adat istiadat di Sumatera Utara diwarnai oleh adat
Batak, Mandailing, Melayu, Karo, Nias
51
Bab 1
Pendahuluan
Komposisi
Sektor
Ekonomi
pertanian
(primer),
industri
(sekunder), dan jasa (tersier) tahun 2006. Dari komposisi sektor ekonomi
tersebut kemudian dilakukan proyeksi/prediksi komposisi sektor ekonomi
pada tahun 2018, 2023, 2028. Komposisi sektor ekonomi Provinsi Sumatera
Utara dapat dlihat pada Tabel 1-16. dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
pada tahun 2006, sebagian besar kabupaten di Sumatera Utara komposisi
sektor ekonominya masih didominasi oleh sektor pertanian. Sedangkan
untuk kota-kota di Sumatera Utara komposisi sektor ekonominya semuanya
didominasi oleh sektor jasa.
Hingga tahun 2029 terdapat beberapa kabupaten/kota yang mengalami
perubahan struktur ekonomi dalam kurun waktu 20 tahun. Perubahan
struktur ekonomi perkabupaten/kota secara ringkas dapat dilihat pada Tabel
1-16 berikut.
Tabel 1-16
Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara
No
.
Kab/Kota
Tahun 2018
Industr
Pertanian
i
Jasa
1.
Kab Nias
45%
12%
43%
31%
21%
47%
24%
28%
48%
18%
35%
46%
2.
50%
14%
36%
34%
25%
41%
26%
32%
42%
18%
40%
42%
3.
42%
31%
26%
38%
31%
31%
34%
31%
34%
30%
33%
37%
4.
51%
16%
33%
41%
15%
44%
35%
17%
49%
28%
19%
52%
5.
56%
9%
35%
46%
10%
44%
40%
10%
50%
34%
10%
56%
6.
31%
46%
23%
33%
46%
21%
34%
46%
20%
35%
46%
19%
7.
24%
48%
28%
11%
52%
37%
8%
51%
42%
6%
48%
46%
8.
Kab Asahan
25%
45%
30%
20%
51%
30%
17%
54%
30%
14%
56%
29%
9.
Kab Simalungun
48%
17%
35%
48%
18%
33%
49%
19%
32%
49%
20%
31%
10.
Kab Dairi
70%
4%
26%
65%
4%
31%
62%
3%
34%
59%
3%
38%
11.
Kab Karo
60%
5%
35%
55%
6%
40%
52%
7%
42%
48%
7%
44%
12.
19%
44%
37%
23%
42%
35%
27%
41%
33%
32%
39%
30%
13.
Kab Langkat
61%
14%
25%
56%
15%
29%
54%
15%
31%
51%
15%
34%
14.
45%
12%
43%
31%
21%
47%
24%
28%
48%
18%
35%
46%
15.
59%
4%
36%
51%
5%
44%
46%
6%
49%
40%
6%
53%
16.
68%
10%
22%
54%
22%
24%
44%
32%
24%
34%
44%
22%
17.
Kab Samosir
48%
17%
35%
48%
18%
33%
49%
19%
32%
49%
20%
31%
18.
43%
28%
28%
36%
36%
28%
31%
43%
26%
26%
51%
23%
19.
20.
52
Bab 1
Pendahuluan
No
.
Kab/Kota
21.
22.
23.
24.
Kota Sibolga
25%
14%
61%
17%
15%
68%
14%
14%
72%
11%
14%
75%
25.
26%
29%
45%
25%
34%
40%
27%
37%
36%
31%
38%
31%
26.
Kota Pematangsiantar
4%
23%
73%
2%
21%
77%
2%
20%
78%
1%
19%
80%
27.
2%
24%
74%
1%
21%
78%
1%
20%
79%
1%
18%
81%
28.
Kota Medan
3%
28%
70%
2%
26%
73%
1%
25%
74%
1%
24%
75%
29.
Kota Binjai
14%
32%
53%
14%
31%
54%
15%
31%
54%
15%
30%
54%
30.
Kota Padangsidimpuan
16%
17%
67%
16%
16%
68%
16%
15%
69%
15%
15%
70%
Tahun 2018
Industr
Pertanian
i
Tabel 1-17
Perubahan Struktur Ekonomi Dominan per Kab/Kota di Provinsi Sumatera
Utara
Tahun 2006-2028
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Kabupaten/Kota
Kabupaten
Kab Nias
Kab Mandailing Natal
Kab Tapanuli Selatan
Kab Tapanuli Tengah
Kab Tapanuli Utara
Kab Toba Samosir
Kab Labuhan Batu
Kab Asahan
Kab Simalungun
Kab Dairi
Kab Karo
Kab Deli Serdang
Kab Langkat
Kab Nias Selatan
Kab
Humbang
Hasundutan
Kab Pakpak Bharat
Kab Samosir
Kab Serdang Bedagai
Kab Batu Bara
Kab Padang Lawas Utara
Kab Padang Lawas
Kab Labuhan Batu Utara
Kab
Labuhan
Batu
Selatan
Kota
Kota Sibolga
Tahun
2006
Tahun
2018
Pertanian
Pertanian
Pertanian
Jasa
Jasa
Pertanian
Pertanian
Pertanian
Industri
Industri
Industri
Pertanian
Pertanian
Pertanian
Industri
Pertanian
Pertanian
Pertanian
Tahun 2023
Tahun
2028
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Pertanian
Industri
Industri
Industri
Pertanian
Pertanian
Pertanian
Industri
Pertanian
Jasa
Pertanian
Jasa
Jasa
Pertanian,
Jasa
Jasa
Jasa
Industri
Industri
Industri
Pertanian
Pertanian
Pertanian
Industri
Pertanian
Jasa
Jasa
Pertanian
Pertanian
Pertanian
-
Pertanian
Pertanian
Pertanian
-
Pertanian
Pertanian
Industri
-
Industri
Pertanian
Industri
-
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Industri
Industri
Industri
Pertanian
Pertanian
Pertanian
Industri
Pertanian
Jasa
Jasa
53
Jasa
Bab 1
Pendahuluan
No
.
Kabupaten/Kota
25
26
27
28
29
30
Kota
Kota
Kota
Kota
Kota
Kota
Tanjung Balai
Pematangsiantar
Tebing Tinggi
Medan
Binjai
Padangsidimpuan
Tahun
2006
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Tahun
2018
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Tahun 2023
Industri
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Tahun
2028
Industri
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
Jasa
B. Perkembangan Investasi
1) Investasi PMDN
Perkembangan penanaman modal baik Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA), terus mengalami padang
surut dalam lima tahun belakangan ini, baik dilihat dari jumlah proyek
maupun jumlah dana yang terealisasi. Hanya pada tahun 2009 terjadi sedikit
peningkatan nilai investasi yang terealisasi dan kemudian menurun kembali
pada tahun 2010
Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 jumlah proyek PMDN
direncanakan sebanyak 73 proyek dengan nilai investasi Rp. 24,62 trilyun,
sedangkan realisasi PMDN yaitu 64 proyek (84%) dengan nilai investasi Rp.
6,25 trilyun (25%).
Tabel 1-18
Realisasi Investasi PMDN di Provinsi Sumatera Utara
NO
TAHUN
1
2
3
4
2006
2007
2008
2009
2010
Jumlah Kumulatif
JUMLAH PROYEK
RENCAN
REALISASI
A
13
10
14
11
18
13
22
14
6
13
73
61
RENCANA
REALISASI
7.330.166,81
10.627.748.,03
880.881,35
5.575.321,37
205.857,56
594.245,38
1.672.463,33
391.333,72
2.644.965,26
954.170,40
24.619.975,1
2
6.257.178,0
9
%
8%
16%
44%
47%
464
%
25%
Hampir semua bidang usaha diminati dan direalisasi oleh PMDN, dan jika
dilihat dari nilai realisasinya sampai tahun 2010, bidang usaha yang paling
diminati, adalah: perkebunan, industri makanan, industri kimia diikuti oleh
bidang usaha industri kertas, industri logam dasar, industri lainnya dan
perhotelan. Sedangkan dibawahnya adalah pertanian tanaman pangan,
peternakan, perikanan, tekstil, industri barang logam, konstruksi, jasa serta
perumahan dan perkantoran.
2) Investasi PMA
54
Bab 1
Pendahuluan
sampai
dengan
direncanakan sebanyak 195 proyek dengan nilai investasi US$ 2,99 milyar,
sedangkan realisasi PMA yaitu 91 proyek (47%) dengan nilai investasi US$
1,69 milyar (56%).
Tabel 1-19
Realisasi Investasi PMA di Provinsi Sumatera Utara
NO
TAHUN
1
2
3
4
5
JUMLAH PROYEK
RENCAN
REALISASI
A
34
12
41
26
53
24
52
20
15
9
2006
2007
2008
2009
2010
Jumlah
195
91
Kumulatif
Sumber: Badan Penanaman Modal dan Promosi
INVESTASI (US$.000)
%
35%
63%
45%
38%
60%
47%
RENCANA
1.559.072,88
392.487,90
506.981,44
397.085,24
140.134,41
2.995.761,87
REALISASI
54.156,31
330.250,53
255.176,02
940.296,46
110.089,62
1.689.968,94
%
3%
84%
50%
237%
79%
56%
Provsu
Dari gambaran diatas dapat dilihat bahwa realisasi Penanaman Modal Asing
(PMA) mengalami peningkatan dimana tahun 2007 realisasi investasi PMA
dari jumlah proyek meningkat dari 35% pada tahun 2006 menjadi 63% pada
tahun 2007 akan tetapi realisasi investasi ini mengalami penurunan pada
tahun 2008 dan 2009 dimana masing-masing nilai realisasinya hanya
sebesar 45% dan 38 % hal ini sebagai dampak dari terjadinya krisis ekonomi
global dan jatuhnya beberapa bursa saham dunia yang implikasi langsung
pada Foreign Direct Investment ditambah lagi bahwa beberapa negara
mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatip.
Bidang usaha yang tidak direalisasikan oleh PMA adalah pertambangan,
kehutanan dan pengangkutan. Bidang yang paling diminati adalah industri
logam dasar, perkebunan, kimia, industri lainnya dan barang logam.
Sektor berbasis sumberdaya alam dan industri pengolahnya, serta potensi
wisata alam dan budaya belum menjadi investasi yang dominan, dan
selayaknya perlu semakin didorong kualitasnya sehingga menjadi bidang
usaha yang diminati dan berpersn besar dalam perekonomian Sumatera
Utara.
3) Arahan Investasi
1.
55
Bab 1
Pendahuluan
2.
4) Potensi Investasi
Potensi investasi yang ada di Sumatera Utara sebagian besar adalah
perkebunan serta industri hulu dan hilirnya. Potensi investasi ini berbasis
sumberdaya alam dan budaya masyarakat Sumatera Utara. Pada Tabel 1-20
berikut ditampilkan daftar potensi investasi Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 1-20
Daftar Potensi Investasi Provinsi Sumatera Utara
Pertanian / Perkebunan
Kabupaten/Kota
1
Kabupaten
1 Nias
2 Mandailing Natal
3 Tapanuli Selatan
4 Tapanuli Tengah
5 Tapanuli Utara
6 Toba Samosir
7 Labuhan Batu
8 Asahan
9 Simalungun
10 Dairi
11 Karo
12 Deli Serdang
13 Langkat
14 Nias Selatan
15 Humbang Hasundutan
16 Pakpak Bharat
17 Samosir
18 Serdang Bedagai
19 Batubara
20 Padang Lawas Utara
21 Padang Lawas
Kota
1 Sibolga
2 Tanjung Balai
3 Pematangsiantar
4 Tebing Tinggi
5 Medan
6 Binjai
7 Padangsidimpuan
Perikanan
9
x
x
x
x
x
x
x
1
0
Kehu
tanan
Tam
ban
g
Industri
Non Mtl
1
Wisata
3
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
1
2
3
4
5
Pertanian / Perkebunan
Industri karet
Pengolahan Minyak Sawit
Perkebunan Kopi
Hortikultura (sayur, bunga tanpa pupuk)
Hortikulture (nenas, pisang, jambu)
B Perikanan
1
Pertambakan laut
2
Daging Ikan
3
Penangkapan ikan lepas
4
Rekreasi, penangkapan ikan
C
Potensi hutan (industri kerajinan kayu)
Pertambangan
(industri
D
semen)
56
Bab 1
Pendahuluan
Pertanian / Perkebunan
Kabupaten/Kota
1
7
8
9
10
F
1
2
3
Perikanan
9
1
0
Kehu
tanan
Tam
ban
g
Industri
Non Mtl
1
Wisata
3
57
Bab 1
Pendahuluan
kecil perdagangan luar negeri dan hanya untuk mengekspor komoditi yang
berasal dari wilayah Pantai Barat dan sekitarnya.
1.1.8 Infrastruktur
Dalam konteks rencana struktur tata ruang Provinsi Sumatera Utara,
infrastruktur memainkan peran penting dari dua sisi. Pertama, infrastruktur
merupakan elemen pelayanan sosial yang penyelenggaraannya harus
diusahakan oleh Pemerintah di wilayah-wilayah yang membutuhkannya.
Kedua, infrastruktur juga merupakan stimulan yang keberadaannya dapat
menjadi pembangkit tumbuhnya berbagai aktifitas sosial-ekonomi.
Pada sisi pertama, pengembangan infrastruktur merupakan bagian dari
upaya pemenuhan atas permintaan yang sudah ada di suatu wilayah,
berdasarkan prinsip kewajiban Pemerintah untuk menyediakan prasarana
dan sarana sosial. Sedangkan pada sisi kedua, pengembangan infrastruktur
merupakan bagian dari strategi penataan ruang melalui arahan lokasi
berbagai aktifitas sosial-ekonomi yang dibangkitkan melalui penyediaan
infrastruktur.
1.1.8.1
Transportasi Darat
Utara.
Meskipun demikian, pola lokasional prasarana angkutan udara dan laut
juga memberikan kerangka pembentukan struktur dan pola ruang melalui
penguatan pada pembentukan struktur dan pola sebaran ruang aktifitas
di wilayah yang terbatas, yakni penguatan pada fungsi sentralistik dari
kota
dimana
bandara
dibangun
dan
penguatan
struktur
wilayah
58
Bab 1
Pendahuluan
Dilihat dari kepadatannya yaitu rasio panjang jalan terhadap luas wilayah,
jaringan jalan nasional yang dibangun di pantai Timur Provinsi Sumatera
Utara lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pantai Barat dan wilayah
dataran tinggi di bagian tengah. Sementara itu, untuk kategori jalan
provinsi, rasio di wilayah pantai Timur lebih rendah dibandingkan dengan
wilayah pantai Barat Provinsi Sumatera Utara.
Rasio tersebut menunjukkan bahwa dari segi perimbangan pembangunan
jalan
nasional,
wilayah
pantai
Timur
dapat
dikatakan
mengalami
59
Bab 1
Pendahuluan
60
Bab 1
Pendahuluan
61
Bab 1
Pendahuluan
Pematangsiantar
(Deli
Serdang
Simalungun)
dengan
jumlah
Bangkitan
(Perjalanan/hari
)
63.030
3.260
7.220
2.960
100
Tarikan
(Perjalanan/hari
)
13.240
2.820
5.960
12.400
4.060
62
Bab 1
Pendahuluan
Bangkitan
(Perjalanan/hari
)
9.700
2.160
7.060
1.460
3.340
1.380
3.660
3.680
800
14.740
2.100
126.650
Kabupaten/
Kota
Sibolga
Langkat
Deli Serdang
Asahan
Simalungun
Labuhan Batu
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Karo
Dairi
Jumlah
Tarikan
(Perjalanan/hari
)
1.960
8.260
21.060
9.760
8.680
4.860
13.500
7.540
5.820
4.080
2.700
126.700
(Deli Serdang-Karo), Kabanjahe- Sidikalang (Karo-Dairi), PematangsiantarTarutung (Simalungun-Tapanuli Utara), serta Medan-Kisaran (Deli SerdangAsahan).
Dilihat secara spesifik, pola pergerakan penduduk yang berasal dari dan
menuju ke Medan merupakan jumlah yang terbesar. Pada tabel diatas
dapat dilihat bahwa bangkitan lalu lintas terbesar adalah di Kota Medan
dengan jumlah 63.030 perjalanan per hari, sedangkan tarikan terbesar
berada di Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah 21.060 perjalanan per
hari.
Untuk pergerakan barang melalui jalan darat, bangkitan perjalanan
terbesar dihasilkan oleh Kota Medan sebesar 29.418 ton/hari, kemudian
diikuti oleh Belawan, Pematangsiantar, dan Deli Serdang. Sedangkan
untuk pergerakan barang antar Provinsi, Kota Medan juga merupakan titik
simpul dengan daya tarik paling besar, yaitu mencapai 30.194 ton/hari, di
mana 22.884 ton/hari dari dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara dan
7.310 ton/hari dari luar wilayah Provinsi Sumatera Utara. Selanjutnya
diikuti oleh Belawan, Pematangsiantar dan Deli Serdang.
Tabel 1-25
Jumlah Bangkitan dan Tarikan Perjalanan Barang di Sumatera Utara
Kabupaten/Kota
Bangkitan
(ton/hari)
Intern
(ton/hari)
Tarikan
Ekstern
(ton/hari)
Jumlah
(ton/hari)
63
Bab 1
Pendahuluan
Medan
Tebing Tinggi
Pematangsiantar
Binjai
Tanjung Balai
Belawan
Langkat
Deli Serdang
Asahan
Simalungun
Labuhan Batu
Tapanuli Selatan
Tpanuli Tengah
Tapanuli Utara
Karo
Dairi
Jumlah
29.418
100
6.300
1.816
2.228
9.388
2.884
6.076
3.580
4.016
4.048
2.268
3.192
2.360
2.100
252
80.026
22.884
2.436
6.064
808
1.884
6.708
1.628
5.536
3.540
4.004
3.206
2.232
2.688
1.980
2.104
20
67.722
7.310
1.728
248
1.012
336
2.688
920
544
240
4
248
336
500
368
0
236
16.718
30.194
4.164
6.312
1.820
2.220
9.396
2.548
6.080
3.780
4.008
3.454
2.568
3.188
2.348
2.104
256
84.440
Tabel 1-26
Sebaran Terminal dan Kapasitasnya di Provinsi Sumatera Utara
64
Bab 1
Pendahuluan
1.1.8.2
Transportasi Laut
Tabel 1-27
Pelabuhan Laut dengan Kewenangan Pusat
65
Bab 1
Pendahuluan
Tabel 1-28
Pelabuhan Laut dengan Kewenangan Provinsi
66
Bab 1
Pendahuluan
1.1.8.3
Transportasi Udara
67
Bab 1
Pendahuluan
dan
menjadi
pendukung
bagi
kegiatan
di
berbagai
sektor
Jumlah penumpang yang datang, berangkat, dan transit pada tahun 2005
untuk penumpang domestik di Bandara Polonia meningkat rata-rata sebesar
10,1
per
tahun.
Sedangkan
penumpang
internasional
mengalami
peningkatan rata-rata 12,7 % per tahun. Jumlah kargo total yang melalui
Bandara Polonia pada tahun 2005 sebanyak 33.497 ton meningkat rata-rata
sebesar 12,1 % per tahun.
Bandara Binaka (Gunungsitoli) merupakan bandar udara kedua terbesar
yang melayani pergerakan penumpang. Pada tahun 1996 jumlah penumpang
yang melalui bandara ini mencapai 17.847 orang, kemudian diikuti oleh
Bandara Dr. Ferdinand Lumbantobing (Tapanuli Tengah) sebanyak 4.570
orang, dan Aek Godang 3.319 orang. Pertumbuhan negatif terjadi pada
pengangkutan barang di Bandara Binaka yang mengalami penurunan
68
Bab 1
Pendahuluan
sebesar 99,2%, dari 17.246 ton pada tahun 1995 menjadi 137 ton pada
tahun 1996.
Perkembangan penting untuk sub-sektor perhubungan udara adalah rencana
bandar udara baru di Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang.
1.1.8.4
Jaringan Energi
dimana
kebutuhan
energi
yang
terus
meningkat
sementara
764 MW
150 MW
1.015 MW
914 MW
Transfer dari Riau (Sumbangteng)
Total Daya Mampu PLN
1.022 MW
7 MW 7 MW
923 MW
44 MW 1.066 MW
1.250 MW
0 -184 MW
15 MW
908 MW
950 MW
0 - 42 MW
Pembangkit yang tersebar dan sudah beroperasi dapat dilihat dari tabel
berikut ini
69
Bab 1
Pendahuluan
Tabel 1-32
Pembangkit Energi Listrik yang Telah beroperasi di Provinsi
Sumatera Utara
NO
DAYA TERPASANG
(MW)
NAMA PEMBANGKIT
LOKASI
PLTG/U BELAWAN
1077,88 MW
MEDAN
123,123 MW
MEDAN
PLTG GLUGUR
100 MW
MEDAN
PLTA SIPANSIHAPORAS
PLTA RENUN
PLTU LABUHAN
UNIT)
24,846 MW
ANGIN
(2
MEDAN
50 MW
TAPTENG
82 MW
DAIRI
230 MW
TAPTENG
PLTA INALUM
603 MW
TOBASA
PLTP SIBAYAK
12 MW
10
11
PLTM BOHO
12
PLTM SILANG
0,75 MW
HUMBAHAS
13
PLTM SIBUNDONG
0,75 MW
TAPUT
14
PLTD G. SITOLI
9,89 MW
NIAS
15
PLTD T. DALAM
2,81 MW
NISEL
16
3 MW
0,2 MW
17
PLTMH AEK RAISAN I & II
Sumber : Renstra Dinas Pertambangan 2009-2013
KARO
PAKPAK BHARAT
SAMOSIR
0,9 MW
MADINA
1,5 MW
TAPTENG
Disamping itu, kondisi penyaluran gas alam Sumatera Utara saat ini adalah
sebesar 36 Million Metric Square Cubic Fee Per Day (MMSCFD) yang berasal
dari wilayah Pertamina EP Sumbagut, 24 MMSCFD disalurkan ke PT. PLN
untuk pembangkitan energi listrik dan 12 MMSCFD untuk sektor industri
melalui PT. PGN Medan.
Dengan kondisi tersebut PT. PLN kekurangan sekitar 50 MMSCFD sehingga
harus digantikan dengan BBM, saat ini 70 % energi primer PT. PLN
menggunakan BBM sedangkan sektor industri kekurangan sekitar 12
MMSCFD
sehingga
sebahagian
industri
mengurangi
bahkan
berhenti
berproduksi.
Penyediaan energi listrik di daerah terpencil dilakukan melalui Pembangkit
Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
yang tersebar di wilayah kabupaten kota. Sejak tahun 2005 hingga 2008 PLTS
terpasang sebanyak total 3.451 unit. Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mini
Hidro (PLTMH) air tersebar di berbagai kabupaten di Sumatera Utara yaitu :
70
Bab 1
Pendahuluan
1.
Skala Besar
2.
3.005.300 Kw;
Skala mini
3.
89.698,9 Kw;
Skala Mikro
3.343,6 Kw
Total
233 lokasi
3.098.075,4 Kw
Diihat dari potensi dan sebaran pembangkit listrik yang tersedia, maka
tingkat rasio elektrifikasi terendah terdapat di enam kabupaten yaitu Kab.
Pakpak Bharat (56,22 %), Kab. Nias Selatan (59,06%), Kab. Nias (60,85 %),
Kab. Madina (62,38 %), Kab. Batubara (62,59 %), Kab. Tobasa (62,90 %)
sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 1-33
Rasio Elektrifikasi dan Rasio Desa Berlistrik Per Kabupaten/Kota
Tahun 2008
No
Kab/Kota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Deli Serdang
Serdang Bedagai
Langkat
Karo
Dairi
Pakpak Bharat
Simalungun
Asahan
Batubara
Labuhan Batu
Tapanuli Utara
Humbang Hasundutan
Toba Samosir
Samosir
Tapanuli Tengah
Tapanuli Selatan
Mandailing Natal
Nias
Nias Selatan
Total Listrik Desa
Medan
Binjai
Tebing Tinggi
Pematangsiantar
Tanjung Balai
Sibolga
Padangsidimpuan
Total
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Jumlah
Kota/Desa
394
243
260
258
169
52
350
182
94
242
243
144
192
117
159
1188
376
443
214
5320
151
37
35
43
31
17
79
5713
Rasio Desa
Berlistrik
96,70
98,77
82,31
76,96
74,56
57,69
90,86
97,80
90,43
95,45
76,06
63,08
65,10
79,49
89,94
83,00
71,28
70,33
48,37
80,96
100,00
99,46
98,57
97,67
98,55
99,12
96,20
82,18
Rasio
Elektrifikasi
81,28
71,00
66,59
61,72
65,22
56,22
65,60
65,27
62,59
64,51
66,75
66,92
62,90
62,95
63,57
67,00
62,38
60,85
59,06
67,75
100,00
100,00
100,00
100,00
99,71
100,00
99,75
75,54
Selain dari pada itu di Provinsi Sumatera Utara terdapat potensi dan sumber
sumber energi yang dapat dikembangkan antara lain :
71
Bab 1
Pendahuluan
yang
telah
dilakukan,
terdapat
potensi
terdapat
3.005.300 Kw;
Skala mini :
di
66
lokasi
dengan
daya
sebesar
89.698,9 Kw;
Skala Mikro :
terdapat
di
68
lokasi
dengan
3.343,6 Kw
Total
:
daya
233
sebesar
lokasi
3.098.075,4 Kw
b. Potensi Sumber Daya Biomassa
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, terdapat potensi biomassa
yang dapat dikembangkan sebagai sumberdaya energi alternatif di
beberapa kabupaten di Sumatera Utara seperti terlihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 1-34
Potensi Sumber Daya Biomassa
No
Kabupaten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Deli Serdang
Karo
Simalungun
Pakpak Bharat
Asahan
Tj. Balai
Labuhan Batu
Tapanuli
Selatan
Tapanuli Utara
Humbang. H
Langkat
Sekam Padi
A (ha)
B( Ton)
Batok Kelapa
A (ha) B (Ton)
Cangkang
Kelapa Sawit
A (ha)
B (Ton)
Ampas Tebu
A (ha) B (Ton)
153.68 714.661
4.355
3.695
33.856 486.195 848,69 144.409
9
13.194
20.966
9.989,6
11.048 19.312,2
22.844
31.755
77
159
1.304
5.216
5.213
65.356 44.649 5.089,2 85.439,96 70.422.1
71.099
1.062
3.233
2.743
2
253
47.693
342 287.418 17.8749,9
73.157 89.761,1
5.875
252,8
4 69,467.6
103.96
5
5.817
8
1 74.816,5
182
88
- 2.303,3
65.649
87.634
6.242
4.729
376
96.000
19.247
61,717
1.144,8
1.220
58.778
381,6
Sumber: Renstra Dinas Pertambangan Provinsi Sumatera Utara, 2009-2013
JENIS TERNAK
SAPI PERAH
SAPI POTONG
KERBAU
KUDA
KAMBING
DOMBA
BABI
AYAM BURAS
TAHUN 2006
6.526
251.488
261.794
4.051
643.860
275.844
822.790
20.151.175
72
Bab 1
Pendahuluan
9
AYAM PETELUR
7.065.566
10
AYAM PEDAGING 34.030.041
11
ITIK
2.204.287
Sumber: Statistik Peternakan Sumatera Utara, 2009
1.1.8.5
Jaringan Telekomunikasi
NO
TAHUN
PEMBANGUNA
N
JUMLA
H
1996
1997
20
1998
12
1999
2000
16
TELKOMSEL, SATELINDO.
2001
15
TELKOMSEL, SATELINDO.
2002
56
2003
12
2004
110
10
2005
149
11
2006
193
TELKOMSEL,
EXCELKOMINDO.
12
2007
291
OPERATOR
TELKOM, SATELINDO.
TELKOMSEL.
EXCELCOM,
PT.
PERDANA,
PRATAMA,
MEDIA,
1.1.8.6
73
Bab 1
Pendahuluan
Sesuai dengan UU No.7/2004 Tentang Sumber Daya Air Pasal 41 Ayat (2),
yang mengatur tentang kewenangan dalam pengelolaan irigasi, dimana
pembagian strata penanganan kewenangan Daerah Irigasi tersebut pada
Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
Pemerintah Pusat ( > 3000 Ha )
seluas 70.530 Ha
Pemerintah Provinsi ( 1000 - 3000 Ha )
dan Lintas Kabupaten/Kota
seluas 88.773 Ha
Pemerintah Kab/Kota ( < 1000 Ha )
seluas 261.061 Ha
Total 421.734 Ha
Kondisi jaringan irigasi secara keseluruhan saat ini masih banyak yang
belum dilengkapi bangunan irigasi baik yang berfungsi sebagai Pengatur
pembagian air, pengendali kelebihan air, maupun pengamanan terhadap
kerusakan, sehingga dirasakan saat ini setiap selesai dilakukan perbaikan
pada daerah irigasi selalu rentan terhadap kerusakan masa berikutnya.
Tabel 1-37
Data Kondisi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi
Uraian
Volume
Saluran Induk
Tanah
Pasangan/Tbk. Pasangan
Saluran Sekunder
Tanah
Pasangan
Bangunan Utama
Bangunan
Pembawa
/Pelindung
Bangunan Pengatur
Saluran Pembuang
Bangunan Pembuang
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(Bh)
(Bh)
292.269
209.467
82.802
472.752
419.089
53.663
73
2.003
(Bh)
(m)
(m)
822
133.160
268
Eksisting
Rusak
Baik
Ringan
209.883
64.386
144.007
47.460
65.876
16.926
330.230
125.642
287.324
114.885
42.906
10.757
9
51
1.660
298
340
78.890
188
430
14.316
27
Rusak
Berat
18.000
18.000
16.880
16.880
13
45
52
39.954
53
(Bh)
67
(Ha)
88.773
B.
Rawa
Daerah rawa adalah merupakan salah satu sumber daya alam yang
potensinya
belum
termanfaatkan
secara
optimal,
dan
untuk
74
Bab 1
Pendahuluan
Tabel 1-38
Data Kondisi Daerah Rawa Kewenangan Provinsi
No
Kabupaten/Kota
Jlh
DR
3
Luas
( Ha )
4
Deli Serdang
3.000
Karo
1.500
Labuhan Batu
10
21.116
Langkat
15
26.563
Mandailing Natal
3.000
Serdang Bedagai
4.000
Tapanuli Selatan
3.600
Tapanuli Utara
1.560
36
64.339
Jumlah
75
Bab 1
Pendahuluan
No
.
Unit Kerja
No.
Unit Kerja
Lembaga Teknis Daerah
1.
1.
2.
2.
3.
4.
Dinas Perhubungan
Dinas Kehutanan
3.
4.
5.
5.
6.
7.
Dinas Perkebunan
8.
1.
9.
2.
Biro Pembangunan
10.
3.
Biro Hukum
11.
12.
3.
4.
BKSDA
5.
BMKG
2.
1.2.1.1
76
Bab 1
Pendahuluan
Yang perlu
mampu
menggerakkan
aktifitas
ekonomi,
maka
perluasan
1.2.1.2
Namun
menggerakkan
aktifitas
proses
sektor
pertambahan
pertanian
nilai
rakyat
untuk
belum
memperluas
mampu
sumber
antara
pertanian
rakyat
dengan
sektor
sekunder
77
Bab 1
Pendahuluan
1.2.2.1
Perkembangan Penduduk
perkembangan
penduduk mengarah
pada wilayah
Sumatera Utara bagian timur. Hal ini terkait dengan kondisi fisik guna
lahan Sumatera Utara bagian timur yang relatif datar daripada Kawasan
Sumatera Utara bagian barat. Selain itu didukung pula dengan sektor
ekonomi yang lebih berkembang di kawasan Sumatera Utara bagian
timur, yaitu perkebunan kelapa sawit.
2. Berdasarkan analisis Laju Pertumbuhan Penduduk Desa-Kota di masingmasing Kabupaten/kota didapatkan LPP kota nilainya positif sedangkan
LPP desa nilainya sebagian besar menunjukkan nilai negatif. Hal ini
menandakan bahwa kecenderungan penduduk kota akan semakin
bertambah sedangkan penduduk desa semakin berkurang. Antisipasi
dari kecenderungan semakin banyaknya penduduk perkotaan adalah
dengan penyediaan lapangan kerja yang bersifat perkotaan, misalnya di
sektor industri pengolahan, perdagangan, dan jasa. Ketiga sektor ini
nantinya akan menjadi sektor penunjang dari sektor utama, yaitu sektor
pertanian.
1.2.2.2
Kesenjangan Ekonomi
78
Bab 1
Pendahuluan
besaran yang hampir sama setiap tahun. Hal ini menunjukkan tidak terjadi
perubahan kegiatan perekonomian yang signifikan di setiap daerah.
Berdasarkan kontribusi kabupaten/kota dapat dilihat bahwa wilayah di pantai
Timur memiliki
kontribusi
terhadap PDRB
Provinsi
Labuhan
Batu,
Tapanuli
Selatan,
Simalungun,
dan
Langkat.
kontribusi
PDRB
tersebut
mencerminkan
jenis
kegiatan
1.2.2.3
Fisik Lingkungan
Kawasan bagian Tengah dan Pantai Barat Sumatera Utara seluas 45.320 km
atau
63,2%
dari
luas
Sumatera
Utara
sebagian
besar
merupakan
terjun
Kabupaten
yang
meliputi
Tapanuli
Utara,
kawasan sepanjang
Humbang
Bukit
Hasundutan,
Barisan,
Toba
yaitu
Samosir,
79
Bab 1
Pendahuluan
memiliki
berbagai
potensi
sumberdaya
alam
yang
dapat
pada
dasarnya
potensial
terhadap
gerakan
tanah,
rayapan,
untuk
kawasan
budidaya.
Peta
Kawasan
Limitasi
80
Bab 1
Pendahuluan
dari
menumbuhkan
negara
peluang
tetangga.
untuk
Lebih
jauh,
menciptakan
kerangka
kegiatan
IMT-GT
ekonomi
juga
yang
81
Bab 1
Pendahuluan
aspirasi
masyarakat
dalam
pembangunan
dan
1.3.2 Tantangan
Keterkaitan dengan pasar internasional maupun liberalisasi perdagangan
menimbulkan tantangan dalam hal pemenuhan standar mutu, buruh, dan
lingkungan. Berbagai standar tersebut bukan merupakan kriteria yang
sederhana untuk diimplementasikan di Sumatera Utara. Selain itu, pasar
internasional juga sangat kompetitif serta berfluktuasi. Gejolak pasar dapat
mengganggu kontinuitas produksi yang berimplikasi pada ekonomi wilayah.
Kemungkinan membanjirnya produk luar negeri ke Provinsi Sumatera Utara
setelah
diberlakukannya
liberalisasi
perdagangan
akan
menumbuhkan
82
Bab 1
Pendahuluan
Sektor
Isu Strategis
Geografis
2.
Administratif
3.
Sumber Daya
Alam (Geologi,
Topografi,
Tanah dan
hidrologi)
4.
Sosial Budaya
83
Bab 1
Pendahuluan
No
.
5.
Sektor
Ekonomi
Isu Strategis
Ketimpangan
perkembangan
wilayah
dan
perekonomian antara pantai timur dan pantai barat
Penurunan Produksi Perikanan Tangkap dan
Perikanan Budidaya
Potensi
dan
Objek
Wisata
Bahari
Belum
Dikembangkan Secara Optimal
Pembangunan infrastruktur yang belum merata,
Sumatera Utara bagian timur lebih lengkap fasilitas
infrastrukturnya dibandingkan Sumatera Utara
bagian barat
Banyaknya rencana pembangunan infrastruktur
yang belum terealisasi, seperti pembangunan
Bandara Internasional Kuala Namu, Jaringan Kereta
Api, dan pembangunan PLTA.
Degradasi Habitat Wilayah Pesisir (Mangrove,
Terumbu Karang dan Pantai Berpasir)
Pencemaran Wilayah Pesisir dan Laut
Alih Fungsi Hutan Mangrove menjadi Kawasan
Industri dan Pemukiman
Pencemaran Wilayah Pesisir dan Laut oleh Limbah
Industri dan Rumah Tangga
Penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan
alih fungsi lahan dan perambahan hutan
Sedimentasi yang Cukup Tinggi di Wilayah Pesisir
Timur Sumatera Utara
Kurangya Fungsi Kelembagaan dalam Pengelolaan
Wilayah Pesisir
Rendahnya Penataan dan Penegakan Hukum
Perda2
tentang
pengelolaan
kawasan
dan
infrastruktur
Kelembagaan pengelolaan kawasan perkotaan dan
perdesaan
6.
Infrastruktur
Wilayah
7.
Lingkungan
Hidup
8.
Kelembagaan
84
Bab 1
Pendahuluan
85