You are on page 1of 11

BAB II

CAIRAN DAN ELEKTROLIT


A. Pengertian Cairan
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah
satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah
zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit
ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu
cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari
tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler,
cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler
adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan
sekresi saluran cerna.
a) Distribusi Cairan Tubuh
Didistribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda.
1) Cairan Ekstrasel, tediri dari cairan interstisial

(CIS)

dan

Cairan

Intravaaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada diantara


sebagian besar sel tubuh dan menyusun sebagian besar cairan tubuh. Sekitar
15% berat tubuh merupakan cairan tubuh interstisial.
Cairan intravascular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung
air tidak berwarna, dan darah mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan
trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh.
2) Cairan Intrasel adalah cairan didalam membran sel yang berisi subtansi
terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta
untuk

metabolisme.

Cairan

intrasel

membentuk

40%

berat

tubuh.

Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solute yang sama dengan cairan
yang berada diruang ekstrasel. Namun proporsi subtansi subtansi tersebut
berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar didalam cairan intrasel
daripada dalam cairan ekstasel. Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan
Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :
B. Komposisi Cairan Tubuh
Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut):
1. Air adalah senyawa utama dari tubuh motivasi rata- rata pria. Dewasa
hampir 60 % dari berat badannya adalah air dan rata- rata wanita
mengandung 55% air dari berat badan.
2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat
terlarut): elektrolit dan non-elektrolit
a. ELEKTROLIT
Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstraselular utama adalah natrium (Na+), sedangkan kation
intraselular utama adalah kalium (K+).
ANION:
Ion- ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstraseluler utama adalah klorida ( CI-),sedangkan anion intaseluler
utama adalah ion fosfat ( po4).
b. NON- ELEKTROLIT SUBSTANSI
seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan. Non
elektrolit lainya yang secara klinis penting mencangkup kreatinin dan
bilirubin.

C. PROSES PERGERAKAN / TRANSPOR CAIRAN TUBUH


1) DIFUSI
Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan.
Faktor-faktor yang meningkatkan difusi
ukuran molekul (molekul kecil lebih cepatberdifusi dari molekul

besar).
konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi tinggi ke

konsentrasi rendah).
temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan kecepatan difusi).

2) OSMOSIS
Pelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang berkonsentrasi lebih
tinggi. Tekanan osmotik terbentuk ketika dua larutan berbeda yang dibatasi
suatu membran permeabel yang selektif. Proses osmosis (perpindahan pelarut
dari dari yang konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi) dipengaruhi oleh :
pergerakan air
semipermeabilitas membran.
3) Transport Aktif
Difusi sederhana tidak akan terjadi jika tak ada listrik atau gradien konsentrasi
yang dibutuhkan. Energi diperlukan agar substansi dapat pindah dari area
sederhana tidak akan terjadi jika tak ada listrik atau gradien konsentrasi yang
dibutuhkan. Energi diperlukan agar substansi dapat pindah dari area
berkonsentrasi lebih rendah atau sama ke area dengan konsentrasi sama atau
lebih besar.
4) Filtrasi
Gerakan air dan zat terlarut dari area dengan tekanan hidrostatik tinggi ke area
dengan tekanan hidrostatik rendah. Proses ini bersifat aktif di dalam bantalan
kapiler, tempat perbedaan tekanan hidrostastik atau gradien yang menentukan
perpindahan air, elektrolit dan substansi terlarut lain yang berada diantara
cairan kapiler dan cairan interstitial.
D. PENGATURAN CAIRAN TUBUH
1. ASUPAN ( INTAKE)
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah
2500cc per hari Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah
dari makanan lain.
2. PENGELUARAN ( OUTPUT)
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan
cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah 2300 cc. Jumlah
air yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal (berupa urine),
sebanyak 1500 cc per hari pada orang dewasa. Hasil-hasil pengeluaran
cairan adalah:
Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika
urinaria (kandung kemih). Proses ini merupakanproses pengeluaran
cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring pada
glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap
kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekskresi terakhir proses ini
adalah urine. Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi darah,

reseptor atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls


kembali ke ginjal dan memproduksi ADH sehingga mempengaruhi

pengeluaran urine.
Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu
yang panas. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat,
dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan

memengaruhi kadar natrium dalam plasma.


Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat.
Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan yang
paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses
jumlahnya berlebihan,maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi
lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran cairan melalui feese adalah 100
ml/hari.

E. PENGATURAN ELEKROLIT
a. Pengaturan Natrium (Na)
Ion natrium terlibat dalam

mempertahankan

keseimbangan

air,

mentransmisi impuls saraf, dan kontraksi otot. Nilai laboratorium normal


untuk natrium serum adalah 135 sampai 145 mEq/L. Natrium diatur oleh
asupan garam, aldosteron, dan keluaran urin. Sumber utama natrium
adalah garam dapur, daging olahan, makanan ringan, dan makanan kaleng.
Individu yang memiliki fungsi renal yang normal, dapat meningkatkan
ekskresi natrium
b. Pengaturan Kalium (K)
Kalium merupakan kation intrasel utama, yang mengatur eksitabilitas
(rangsangan) neuromuskuler dan kontraksi otot..Sumber kalium terdapat
pada gandum utuh, daging, polong-polongan, buah-buahan, dan sayurmayur.Kalium dibutuhkan untuk pembentukan glikogen, sintesis protein,
dan upaya memperbaiki asam-basa. Nilai laboratorium normal kalium
serum adalah 3,5 sampai 5,3 mEq/L.
Kalium membantu pengaturan keseimbangan asam-basa karena ion kalium
dapat ditukar dengan ion hydrogen. Kalium terutama diatur oleh ginjal.
Suatu kondisi yang menurunkan haluaran urine akan menurunkan ekskresi
kalium.Seiring dengan peningkatan sekresi aldosteron, kalium yang

diekskresikan melalui urine akan lebih banyak sehingga kadar kalium


serum menurun. Mekanisme pengaturan lain adalah dengan pertukaran ion
kalium dengan ion natrium di tubulus ginjal. Apabila natrium
dipertahankan, kalium akan diekskresi.
c. Pengaturan Kalsium
Tubuh membutuhkan kalsium untuk integritas dan struktur membran sel,
konduksi

jantung

yang

adekuat,

koagulasi

(pembekuan)

darah,

pertumbuhan dan pembentukan tulang, dan relaksasi otot. Tubuh orang


dewasa mengandung 1200 gram kalsium. Nilai laboratorium normal
kalium serum adalah 4 sampai 5 mEq/L.Kalsium di dalam cairan ekstrasel
diatur oleh hormon paratiroid dan tiroid Hormon paratiroid mengontrol
keseimbangan kalsium tulang, absorbsi kalsium di gastrointestinal, dan
ekskresi kalsium di ginjal. Tirokalsitonin dari kelenjar tiroid juga memiliki
peranan dalam menentukan kadar kalsium dalam serum, yakni dengan
menghambat pelepasan kalsium dari tulang.
d. Pengaturan Magnesium
Magnesium merupakan kation terpenting kedua dalam cairan intrasel dan
sangat penting untuk aktifitas enzim, neurokimia, dan eksitabilitas otot.
Nilai normal laboratorium magnesium serum adalah 1,5 sampai 2,5
mEq/L.Magnesium berperan dalam metabolisme karbohidrat dan protein,
dan juga penting untuk konduksi syaraf. Magnesium terutama diekskresi
melalui

mekanisme

ginjal.

Perubahan

kadar

magnesium

sering

dihubungkan dengan penyakit serius dan menghasilkan gejala-gejala yang


mencerminkan

adanya

perubahan

fungsi

neuromuskuler

dan

kardiovaskuler.
e. Pengaturan Klorida
Klorida terdapat di dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Keseimbangan
klorida dipertahankan melalui asupan makanan dan ekskresi serta
reabsorbsi renal. nilai laboratorium normal klorida serum adalah 100
sampai 106 mEq/L.Jumlah yang diekskresikan berhubungan dengan
asupan makanan. Klorida diasorbsi di usus halus dan disekresikan di
dalam keringat, cairan lambung dan empedu. Klorida di angkut di dalam
darah dan limfe akibat kerja jantung dan otot rangka.
f. Pengaturan Bikarbonat
Bikarbonat adalah buffer dasar kimia yang utama di dalam tubuh. Ion
bikarbonat terdapat dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Nilai laboratorium

normal bikarbonat arteri adalah 22 sampai 26 mEq/L. di dalam darah vena,


bikarbonat diukur melalui kandungan karbon dioksida dan nilai bikarbonat
normal untuk orang dewasa adalah 24 sampai 30 mEq/L.
g. Pengaturan Fosfat
Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrsel dan ekstrasel.Fosfat
dan kalsium membantu mengembangkan dan memelihara tulang dan gigi.
Fosfat juga meningkatkan kerja neuromuskuler normal, berpartisipasi
dalam metabolisme karbohidrat, dan membantu pengaturan asam-basa.
Nilai laboratorium normal fosfat serum adalah 2,5 sampai 4,5 mg/100 ml.
Konsentrasi fosfat serum diatur oleh ginjal, hormon paratiroid, dan vitamin
teraktivasi.
Fosfat secara normal diabsorbsi melalui saluran gastrointestinal.Kalsium
dan fosfat berbanding terbalik secara proporsional. Jika salah satunya
meningkat, maka yang lainnya akan turun.
F. Perhitungan Cairan
Rumus menghitung balance cairan dewasa
CM CK IWL
Ket:
CM : Cairan Masuk
CK : Cairan Keluar
Rumus IWL
(15 x BB )
24 am
Rumus menghitung balance cairan anak
Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air
Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995)
dari PT. Otsuka Indonesia yaitu:

Usia Balita (1 3 tahun)


Usia 5 7 tahun
Usia 7 11 tahun
Usia 12 14 tahun

: 8 cc/kgBB/hari
: 8 8,5 cc/kgBB/hari
: 6 7 cc/kgBB/hari
: 5 6 cc/kgBB/hari

Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 usia anak dalam tahun) x
cc/kgBB/hari
G. KESEIMBANGAN ASAM BASA
Keseimbangan asam- basa tercapai jika kecepatan total tubuh yang memproduksi
asam atau basa sama dengan kecepatan tubuh mengkresikan asam atau basa

tersebut. Keseimbangan ini menghasilkan stabilnya konsentrasi ion hidrogen di


dalam cairan tubuh. Konsentrasi ion hidrogen di dalam cairan tubuh dinyatakan
sebagai nilai ph. Ph merupakan skala untuk mengukur keasaman atau alkalinitis
bersifat basa suatu cairan. Nilai ph 7 berati netral. Peningkatan jumlah ion hidrogen
diatas 7 berarti basa . peningkatan jumlah ion hidrogen di dalam aliran darah akan
meningkatkan komponen asam, sehingga nilai ph menurun, rentang nilai
laboratorium ph arteri normal adalah 7,35 sampai 7,45.
Tubuh manusia memiliki pengetur untuk mempertahankan keseimbangan asam basa
dan untuk beradaptasi terhadap perubahan konsentrasi ion hidrogen jangka pendek .
H. Pengaturan Keseimbangan Asam Basa
1) Pengaturan kimiawi
Bufer kimia yang paling banyak di dalam cairan eskstrasel adalah sistem bufer
asam karbonat bikarbonat. Sistem ini berespons dalam beberapa detik untuk
mengubah ph, sehingga sistem tersebut menjadi sistem bufer tercepat. Sistem
ini merupakan sistem yang adaptif dan memiliki efek yang relatif singkat.
Sistem ini dapat disajikan dalam bentuk seperti berikut :
Co2 + h20 = H2 co3 = H+ + Hc03
Ekskresi karbondioksida yang dihasilkan dari proses metabolisme terutama
dikendalikan oleh paru- paru.eksresi ion hidrogen dan biakrbonat dikendalikan
oleh ginjal. Reaksi dari substansi hidrogen dan bikarbonat ini akan menjadi
bufer asam yang kuat atau basa yang kuat.
2) Pengaturan biologis
Bufer biologis terjadi jika ion hidrogen diabsorpsi atau dilepaskan oleh sel- sel
tubuh. Ion hidrogen memiliki muatan positif dan harus ditukar dengan ion lain
yang bermuatan positif, sering kali ion yang digunakan adalah kalium. Pada
kondisi kelebihan asam, ion hidrogen memasuki sel,dan ion kalium
meninggalkan sel kemudian memasuki cairan ekstrasel. Cairan ekstrasel
kemudian menjadi kurang asam karena ion hidrogen berkurang . walaupun
begitu pertukaran ini menyebabkan tingginya kandungan kalium dalam
serum.setelah asidosis diperbaiki kalium kembali memasuki sel dan kabar
kalium kembali normal. Bufer biologis ini terjadi setelah bufer kimiawi jangka
pendek, dan berlangsung selama dua sampai empat jam.
Tipe bufer biologis yang kedua dalam sistem

hemoglobin

okshihemoglobin.karbon dioksida berdifusi ke dalam SDM dan membentuk


asam karbonat.
3) Pengaturan fisiologis
Paru- paru

Bufer fisiologi didalam tubuh adalah paru- paru dan ginjal .paru- paru
dapat berdaptasi dengan cepet terhadap adanya ketidakseimbangan
asam- basa. Pada kenyataanya paru- paru dapat melakukan upaya
untuk mengembalikan ph ke nilai normal sebelum bufer biologis dapat

melakukanya.
Ginjal
Ginjal dapat membutuhkan beberapa jam sampai beberapa hari untuk
mengatur gangguan asam- basa. Ginjal menggunakan tiga mekanisme

untuk mengatur kosentrasi ion hidrogen.


I. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Dan Eloktrolit Asam
Basa
1) Usia
Usia mempengruhi distribusi cairan tubuh dan eloktrolit. Ditemukan
perbedaan yang besar pada bayi dan lansia dari hasil observasi. Perubahan
cairan dan elktrolit terjadi secara normal seiring dengan perubahan
perkembangan seseorang.
2) Ukuran tubuh
Ukuran dan komposisi tubuh berpengaruh pada jumlah total air dalam
tubuh.
3) Temperatur lingkungan
Tubuh berespon terhadap temperatur lingkungan yang berlebihan. Dalam
bentuk perubahan cairan. Tubuh meningkatkan vasodilatsi perifer, yang
memungkinkan lebih banyak darah memasuki permukaan tubuh yang sudah
menjadi dingin.
5) Gaya hidup
Gaya hidup dapat memberi pengaruh tidak langsung pada keseimbangan
cairan, eltrolit, dan asam basa.
6) Diet
Asupan diet cairan, garam, kalium,magnesium dan karbohidrat yang penting,
lemak, serta protein membantu tubuh mempertahankan status cairan dan
elektrolit, dan asam basa.ketika asupan nutrisi tdk adekuat tubuh berusaha
untuk mempertahankan cadangan protein dengan memecah cadangan glikogen
dan lemak.
7) Olahraga
Olahraga menyebabkan peningkatan kehilangan air kasat mata melalui
keringat.
J. Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit,Dan Asam Basa
a) Gangguan cairan

Tipe dasar ketidakseimbangan cairan adalah isotonik dan osmolar. Kekurangan


dan kelebihan isotonik terjadi jika air dan elektrolit diperoleh atau hilang dalam
proporsi yang sama.
b) Gangguan ketidakseimbangan elektrolit
Natrium
Kelebihan dan kekurangan natrium mempunyai banyak karakteristik
yang sama dengan gangguan cairan osmolar.
Hiponatremia adalah sesutu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium
di dalam darah lebih rendah dari normal,yang dapat terjadi pada saat

kehilangan total natrium atau kelebihan total air.


Kalium
Hipokalemia merupakan suatu kondisi ketika jumlah kalium yang

bersirkulasi di dalam cairan ekstrasel tidak adekuat.


Kalsium
Hipokalsemia mencerminkan penurunan kadar kalsium dalam serum
dan penurunan kalsium yang terionisasi serta dapat menyebabkan

beberapa penyakit.
Magnesium
Hipomagnesia terjadi ketika kadar kosentrasi serum turun sampai

dibawah 1,5 mEq/L .penyebab hipnomagnesia.


Klorida
Hipokloremia terjadi kadar klorida serum turun samapi dibawah 100
mEq/L . muntah atau drainase nasogastrik atau drainase fistula yang

berlebihan dan lama dan lama dapat menyebabkan hipokloremia.


c) Ketidakseimbangan asam- basa
Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik ditandai dengan peningkatan kosentrasikarbon
dioksida ,kelebihan asam karbonat, dan peningkatan kosentrasi ion
hidrogen.

Alkalosis respiratorik
Ditandai dengan penurunan pco2 dan penurunan kosentrasi ion
hidrogen ( peningkatan Ph)
Asidosisi metabolik
Asidosisi metabolik diakibatkan oleh peningkatan kosentrasi ion
hidrogen di dalam cairan ekstrasel yang disebabkan oleh peningkatan

kadar ion hidrogen atau penurunan kadar bikarbonat.


Alkalosis metabolik

Alkalosis metabolik ditandai dengan banyaknya kehilangan asam dari


tubuh atau dengan meningkatnya kadar bikarbonat.
K. Perhitungan Cairan Normal Dan Demam
1) Rumus menghitung balance cairan
CM CK IWL
Ket:
CM : Cairan Masuk
CK : Cairan Keluar
2) Rumus IWL DEWASA NORMAL
IWL = (15 x BB )
24 Jam
3) Rumus IWL Kenaikan Suhu
[(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam
4) Rumus Iwl Kenaikan Suhu Pada Anak
IWL + 200 ( Suhu Tinggi - 36,8 C) 36,8 C adalah konstanta.

DAFTAR PUSTAKA
Patricia A. Potter & Anne G. Perry. (2006). Fundamental of Nursing: Concepts,Process &
Practice .EGC.Jakarta.
Kozier & Erbs ( 2011). Fudamental keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. EGC.Jakarta
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Keseimbangan Cairan &
Elektrolit . Jakarta: ECG

You might also like