Professional Documents
Culture Documents
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan kekuatan dan
kemampuan kepada penyusun sehingga penyusunan Referat yang berjudul
Glaukoma Akut ini dapat diselesaikan.
Referat ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat dalam mengikuti dan
menyelesaikan kepaniteraan klinik SMF Ilmu Penyakit Mata di UPT. Kesehatan
Indera Mata. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
Medan ,
Juli 2014
Penulis
Glaukoma Akut
Page 1
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar...................................................................................................................
Daftar isi.............................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang...................................................................................................................
BAB II Tinjauan Pustaka
II. 1. Anatomi......................................................................................................................
II. 2. Definisi......................................................................................................................
II. 3. Epidemiologi..............................................................................................................
II. 4 Klasifikasi...................................................................................................................
II. 5 Patogenesis.................................................................................................................
II. 6 Etiologi......................................................................................................................
II. 7 Faktor Resiko............................................................................................................
II. 8 Diagnosis..................................................................................................................
II. 9 Tatalaksana................................................................................................................
II. 10 Prognosis ................................................................................................................
BAB III Kesimpulan
Kesimpulan.......................................................................................................................30
Daftar Pustaka ...............................................................................................................
BAB I
Glaukoma Akut
Page 2
PENDAHULUAN
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,
yang memberi kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan ini
ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan
diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Pada glaukoma akan terdapat
melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan
anatomi berupa ekstravasasi (penggaungan/cupping) serta degenerasi papil saraf
optik, yang dapat berakhir dengan kebutaan.1
Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah
katarak. Diperkirakan 66 juta penduduk dunia sampai tahun 2010 akan menderita
gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa
disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan. Di
Indonesia, glaukoma diderita oleh 3% dari total populasi penduduk. Umumnya
penderita glaukoma telah berusia lanjut. Pada usia diatas 40 tahun, tingkat resiko
menderita glaukoma meningkat sekitar 10%. Hampir separuh penderita glaukoma
tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. 1,2)
Glaukoma tidak hanya disebabkan oleh tekanan yang tinggi di dalam
mata. Sembilan puluh persen (90%) penderita dengan tekanan yang tinggi tidak
menderita glaukoma, sedangkan sepertiga dari penderita glaukoma memiliki
tekanan normal.
Glaukoma dibagi menjadi Glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma
kronis), Glaukoma primer sudut tertutup (sempit / akut), Glaukoma sekunder, dan
glaukoma kongenital (Glaukoma pada bayi).1,2,3,4,8,9,10)
Glaukoma akut didefenisikan sebagai peningkatan tekanan intraorbita
secara mendadak dan sangat tinggi, akibat hambatan mendadak pada anyaman
trabekulum. Glaukoma akut ini merupakan kedaruratan okuler sehingga harus
diwaspadai, karena dapat terjadi bilateral dan dapat menyebabkan kebutaan tetapi
resiko kebutaan dapat dicegah dengan diagnosis dan penatalaksanaan yang
tepat.2,4)
BAB II
Glaukoma Akut
Page 3
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1
Glaukoma Akut
Page 4
dan alat tubuh yang berada di dalamnya seperti: urat saraf, otot-otot penggerak
bola mata, kelenjar air mata, pembuluh darah.1
3) Bola mata
Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi:
Dinding bola mata yang terdiri dari : sklera dan kornea. Kornea kecuali
sebagai dinding
Isi bola mata, yang terdiri atas macam-macam bagian dengan fungsinya
masing-masing.5
Saluran air mata yang menyalurkan air mata dari fornik konjungtiva ke
dalam rongga hidung. 5,6
Aqueous Humour
Sekresi dan drainase aqueous humor diatur oleh keseimbangan antara
sekresi dan drainase aqueous humor (gambar 2). Cairan ini disekresikan ke
posterior iris oleh prosesus ciliary dan kemudian mengalir anterior ke ruang
anterior.
Aqueous humor memberikan nutrisi ke iris, lensa, dan kornea. Aqueous
humor ini keluar dari prosessus ciliary lalu masuk ke dalam sirkulasi vena melalui
anyaman trabekuler dan secara independen keluar melalui jalur uveoscleral.
Glaukoma Akut
Page 5
II. 2
Definisi
Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh
meningkatnya tekanan intra okuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan
pengecilan lapang pandang. 4,
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang ditandai
oleh peninggian tekanan intraokular, penggaungan dan degenerasi papil saraf
optik serta dapat menimbulkan skotoma ( kehilangan lapangan pandang). 2
Glaukoma akut merupakan glaukoma yang terjadi secara tiba-tiba dengan
sumbatan aliran humor akueus. Nama lainnya adalah glaukoma sudut tertutup
primer.
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi apabila terbentuk iris bombe
yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer, sehingga
menyumbat aliran humor akueus dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat
sehingga menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan kekaburan penglihatan.
Glaukoma Akut merupakan kedaruratan okuler sehingga harus diwaspadai, karena
dapat terjadi bilateral dan dapat menyebabkan kebutaan bila tidak segera ditangani
dalam 24 48 jam.
II. 3
Epidemiologi
Glaukoma Akut
Page 6
Menurut WHO pada tahun 2002, penyebab kebutaan paling utama di dunia
adalah katarak (47,8%), glaukoma (12,3%), uveitis (10,2%), age-related macular
degeneration (AMD) (8,7%), trakhoma (3,6%), cornela opacity (5,1%), dan
diabetic retinopathy (4,8%).
Dari hasil Survei Kebutaan dan Kesehatan Mata di Propinsi Jawa Barat
tahun 2005, menunjukkan, pada kelompok usia di atas 40 tahun prevalensi
glaukoma sebesar 1,2 % dan prevalensi kebutaan karena glaukoma sebesar 0,1%
dari total kebutaan sebesar 4,0 %.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indera Penglihatan tahun 1993-1996 yang
dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia didapatkan bahwa
glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomer 2 sesudah katarak (prevalensi
0,16%). Katarak 1,02%, Glaukoma 0,16%, Refraksi 0,11% dan Retina 0,09%
II. 4
Klasifikasi
Klasifikasi glaukoma berdasarkan American Academy of Ophthalmology
adalah:
I. Glaukoma Sudut Terbuka (glaukoma yang paling sering terjadi)
1.Glaukoma Sudut Terbuka Primer
2.Glaukoma Bertekanan Normal
3.Glaukoma Juvenile
4.Suspek Glaukoma
5.Glaukoma Sudut Terbuka Sekunder
II. Glaukoma Sudut Tertutup
1.Glaukoma Sudut Tertutup Primer
i.Akut
ii.Subakut
iii.Kronik
2.Glaukoma Sudut Tertutup Sekunder dengan Blok Pupil
3.Glaukoma Sudut Tertutup Sekunder Tanpa Blok Pupil
4.Sindroma Iris Plateau
III. Childhood Glaukoma
1.Glaukoma Kongenital Primer
2.Glaukoma yang berhubungan dengan kelainan bawaan
Glaukoma Akut
Page 7
II. 5
Patogenesis
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi karena ruang anterior secara
II. 6
Etiologi
Pada Acute Angle Closure Glaucoma (AACG), ada penyumbatan
mendadak sekitar trabecular meshwork sehingga cairan aqueous humor tidak bisa
mengalir keluar dari mata. Tapi cairan aqueous humor masih diproduksi, sehingga
Glaukoma Akut
Page 8
tekanan intra okular mulai naik dengan cepat. Sebagai tekanan meningkat, hal ini
dapat mulai merusak saraf optik di belakang mata dan penglihatan dapat
berkurang.
Beberapa orang lebih beresiko menderita AACG karena struktur (anatomi)
dari mata. Misalnya, jika daerah dekat pangkal iris sangat sempit, meshwork
trabecular bisa diblokir lebih mudah. Atau, jika lensa lebih tebal dan terletak lebih
jauh ke depan daripada normal, hal ini dapat memiliki efek yang sama. Jadi,
beberapa orang memiliki apa yang dikenal sebagai sudut drainase yang sempit
atau ruang anterior dangkal. Hal ini dapat membuat seseorang lebih mungkin
untuk terserang glaukoma akut. Pada beberapa orang, iris dapat menjadi lebih
tipis dan lebih floppy dari biasanya sehingga lebih cenderung menyebabkan
penyumbatan meshwork trabecular.
Sebagaimana disebutkan di atas, otot-otot iris bertanggung jawab untuk
mengendalikan ukuran pupil. Umumnya, pada seseorang yang rentan terhadap
AACG, itu terjadi ketika pupil mereka akan lebih besar (dilatasi) dan 'batang'
lensa mereka ke bagian belakang iris mereka. Ini berarti bahwa humor aqueous
tidak dapat mengalir dari ruang posterior mata mereka melalui pupil ke ruang
anterior. Blok ini dalam aliran cairan menyebabkan tekanan di dalam ruang
posterior
meningkat.
Cairan
berair
mengumpulkan
belakang
iris
dan
Page 9
Faktor Resiko
Orang yang mempunyai risiko untuk menderita glaukoma yaitu orang tua
(lebih dari 40 tahun), dimana prevalensi penderita glaukoma makin tinggi seiring
dengan peningkatan usia, penderita diabetes, penderita hipertensi, penggunaan
medikasi yang mengandung steroid dalam jangka waktu lama, riwayat keluarga
glaukoma (risiko 4 kali orang normal), perempuan punya resiko tinggi untuk
menderita glaukoma dari pada pria, miopia, migrain atau penyempitan pembuluh
darah otak (sirkulasi darah yang buruk), atau kecelakaan pada mata sebelumnya.
II. 8 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosa glaukoma sudut tertutup perlu dilakukan
1.
Anamnesa
Mengeluhkan pandangan kabur, melihat pelangi atau cahaya di pinggir
objek yang sedang dilihat (halo), nyeri pada kedua mata, muntah
2.
muntah.
Pemeriksaan fisik
Pada Inspeksi : Injeksi konjungtiva,
kornea oedem,
berwarna abu abu, pupil sedikit melebar dan tidak bereaksi terhadap
sinar.
Pemeriksaan Visus
Tonometri, yang sering digunakan yaitu Tonometri Schiotz, alat ini
berguna untuk menilai tekanan intra okular. Tekanan intra okular normal
berkisar antara 10-21 mmHg.
Glaukoma Akut
Page 10
Gambar 5. Goniskopi
Glaukoma Akut
Page 11
Penatalaksanaan3,4
Glaukoma hanya bisa diterapi secara efektif jika diagnose ditegakkan
Page 12
akueous tanpa efek pada aliran keluar. epinefrin dan dipiferon juga memiliki efek
yang serupa. Inhibitor karbonat anhidrase sistemik asetazolamid digunakan
apabila terapi topikal tidak memberi hasil memuaskan dan pada glaukoma akut
dimana tekanan intraokuler sangat tinggi dan perlu segera dikontrol. Obat ini
mampu menekan pembentukan humor akueous sebesar 40-60%.
Fasilitasi aliran keluar humor akueous
Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar humor akueous dengan
bekerja pada jalinan trabekuler melalui kontraksi otot siliaris. Obat pilihan adalah
pilokarpin, larutan 0,5-6% yang diteteskan beberapa kali sehari atau gel 4% yang
dioleskan sebelum tidur. Semua obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis
disertai meredupnya penglihatan, terutama pada pasien dengan katarak, dan
spasme akomodatif yang mungkin mengganggu bagi pasien muda.
Penurunan volume korpus vitreum
Obat-obat hiperosmotik menyebabkan darah menjadi hipertonik sehingga air
tertarik keluar dari korpus vitreum dan terjadi penciutan korpus vitreum.
Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam pengobatan glaukoma akut
sudut tertutup. Gliserin 1ml/kgBB dalam suatu larutan 50% dingin dicampur
dengan sari lemon, adalah obat yang paling sering digunakan, tetapi pemakaian
pada pasien diabetes harus berhati-hati. Pilihan lain adalah isosorbin oral atau
manitol intravena.
Miotik, Midriatik
Konstriksi pupil sangat penting dalam penalaksanaan glaukoma sudut tertutup
akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil penting dalam
penutupan sudut akibat iris bombe karena sinekia posterior. Apabila penutupan
sudut diakibatkan oleh pergeseran lensa ke anterior, atropine atau siklopentolat
bisa digunakan untuk melemaskan otot siliaris sehingga mengencangkan
apparatus zonularis.
Bila tidak dapat diobati dengan obat obatan, maka dapat dilakukan tindakan :2,8)
Glaukoma Akut
Page 13
BAB III
KESIMPULAN
Page 14
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
2005
Shock JP, Harper RA, Vaughan D, Eva PR. Lensa, Glaukoma. In: Vaughan
DG, Asbury T, Eva PR, editors. Oftalmologi umum. 14 ed. Jakarta. Widya
Medika. 1996
Glaukoma Akut
Page 15
3.
www.patient.co.uk/health/acute-angle-closure-glaucoma.
4.
Ilyas S. et all. Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum dan mahasiswa
kedokteran. Edisi 2. Sagung Seto. Jakarta. 2001. hal : 254-9.
Glaukoma Akut
Page 16