Professional Documents
Culture Documents
Pengertian : vektor adalah sesuatu (entitas) yang disifatkan dengan besar atau nilai dan arah.
Umumnya, vektor berupa besaran fisika, seperti kecepatan, perpindahan, medan listrik dan
sebagainya.
Penyajian (besaran) vektor. Paling tidak dikenal tiga cara untuk menyajikan atau menyatakan
suatu vektor. Pertama dengan gambar anak panah. Dalam penyajian dengan gambar anak
panah, panjang anak panah menyatakan besar vektor dan arah anak panah menyatakan
arah vektor. Pada cara penyajian ini hendaklah betul-betul diperhatikan dalam menggambarkan
panjang anak panah, harus proporsional, khususnya jika ada lebih dari satu vektor. Contoh :
A ; A=4
Misal : v ; v =4, m/s.
B ; B=3
C ; C=5
E ; E=5 N /C
F ; F=3 N.
Penyajian vektor yang kedua adalah dengan menyatakan besar dan arahnya secara
berurutan. Dalam bentuk lambing dinyatan dengan
A= A ^
A
A .
^
A
(1)
A=|
A| , dan
^
A
dapat berupa kata atau kaliamat, seperti timur, vertikal ke atas 30 o terhadap horizontal dsb.
^x
F =10
atau
g=
i^ ,
r^
dll.
10 m/s2 vertikal ke
A
^
A=
A
(2)
Penyajian vektor yang ketiga, dinyatakan dalam komponen-komponen arah ruang, tergantung
pada sistem koordinat yang digunakan. Dalam sistem koordinat kartesis, secara umum dituliskan
sebagai
A = A x ^x + A y ^y + A z ^z ,
(3)
^
V =V r r^ +V +V
(4)
(5)
dan arahnya dinyatakan dengan sudut-sudut arah seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.
A
=cos1 ( A x / A ) = sudut antara arah
Y
X
(6a)
(6b)
(6c)
dan
gambar anak panah, ada 3 (tiga) cara seperti dilukiskan pada Gambar 2 (b), (c) dan (d).
(a)
(b)
(c)
(d)
Jumlahan dua vektor yang disajikan dalam besar dan arah. Sebutlah diberikan dua vektor
A= A ^
A
dan
antara arah kedua vektor, sebagaimana terlukis pada Gambar 4 (a). Menggunakan rumus cosinus
dalam segitiga, perhatikan Gambar 4 (b),
c 2=a 2+ b22 ab cos ,
(7)
A
B
Dapat diperoleh nilai-nilai | A+ B| ,
dan
sebagai
|A+
B|= A 2+ B2 +2 AB cos
A=
B=
(8a)
A + B cos
A +B 2+2 ABcos
(8b)
B + A cos
A +B 2+ 2 AB cos
2
(8c)
a
(a)
(b)
Gambar 4. Penjumlahan vektor, besar dan arah.
V 1=V 1 x ^x +V 1 y ^y +V 1 z ^z
V 2=V 2 x ^x + V 2 y ^y +V 2 z ^z
V n=V nx x^ +V ny ^y + V nz z^
adalah
1 + V
2 ++ V
n=
R=V
V i=R x x^ + R y ^y + R z z^
i
(9)
dengan
R x =V 1 x + V 2 x ++V nx = Rix
(10a)
R y =V 1 y +V 2 y ++V ny= R iy
(10b)
(10c)
Dalam jumlahan vektor dengan penyajian ini, besar vektor hasil jumlahan (resultan) dihitung
dengan aturan umum persamaan (5)
R= R x 2+ R y 2+ R z2 ,
(11)
( RR )
x
R =co s1
( RR )
y
1 R z
; R =co s R
( ).
(12)
Komutatif :
B+
A=
A+
B
Asosiatif :
A +(
B +
C )=(
A +
B ) +
C
Distributif :
c (
A+
B )=c
A +c
B
(13a)
(13b)
(13c)
Perkalian vektor. Operasi perkalian antara dua vektor ada dua jenis, yakni perkalian dot
(skalar) dan perkalian silang/kros (vektor).
Perkalian dot antara dua buah vektor diperjanjikan atau didefinisikan sebagai
A
B AB cos
di mana
(14)
dan vector
dua vektor berupa skalar, makanya disebut juga perkalian skalar. Dengan definisi seperti
persamaan (14) diperoleh hasil perkalian dot antara vektor-vektor satuan ruang sebagai berikut
^x ^x =^y ^y =^z z^ =1 ;
^x ^y =^x ^z = ^y z^ =0 .
(15)
Kemudian, menggunakan sifat-sifat persamaan (15), hasil perkalian dot dari dua vector yang
dinyatakan dalam komponen-komponen arah ruang (kartesis) adalah
A
B= A x B x + A y B y + A z Bz =
B
A .
(16)
Kelihatan bahwa perkalian dot antara 2 vektor bersifat komut, urutannya dibalik hasil sama.
Perkalian kros/silang/vektor. Perkalian kros/silang/vektor antara dua vektor
dan
didefinisikan sebagai
A
B= AB sin n^ .
dengan
(
A ,
B)
dan
(17)
dan
n^
Gambar 5. Jelaslah bahwa hasil perkalian kros antara dua vektor berupa vektor, makanya juga
disebut perkalian vektor. Persamaan (17) memperlihatkan sifat anti-komutatif operasi perkalian
kross, ditulis
B
A =(
A
B) .
(18)
Dengan persamaan (17) diperoleh juga hasil perkalian silang vektor-vektor satuan ruang sebagai
^x x^ =^y ^y =^z ^z =0
(19)
dan
^x ^y =^z
^y ^x =^z ;
^y ^z =^x ;
^z ^y =^x ;
^z x^ =^y ;
^x z^ =^y
. (20)
Dengan persamaan-persamaan (19) dan (20) diperoleh ungkapan hasil perkalian silang dalam
komponen-komponen arah ruang sebagai
B
A =( A x ^x + A y ^y + A z ^z ) ( B x x^ + B y ^y + B z ^z )
A B A z B y ) ^x + ( A z B x A x Bz ) ^y + ( A x B y A y AB x ) z^
= ( y z
=
(21b)
^y
x^
Ax A y
Bx B y
^z
Az
Bz
(21a)