You are on page 1of 9

UAS STTU

Fakultas Ilmu Kesehatan Sains dan Teknologi


Jurusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Alih Jenjang)

Nama : Cahya Septia Sardiawan


NIM : 13120706026

SANITASI TEMPAT TEMPAT UMUM


1. Menurut pendapat anda, mengapa lokasi pabrik dan rancangan bangunan
sangat berpengaruh terhadap sanitasi?
Sanitasi merupakan pengendalian
lingkungan

produksi,

bahan

baku,

yang

peralatan

terencana
dan

terhadap

pekerja

untuk

mencegah pencemaran hasil olahan, mencegah penurunan nilai estetika


konsumen serta menciptakan lingkungan kerja yang bersih, aman dan nyaman.
Sanitasi

lingkungan

proses

produksi

berguna

untuk

memperoleh

lingkungan yang aman dan nyaman s e r t a m e m e n u h i p e r s y a r a t a n


kesehatan dan teknik.
A. Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik atau industri mempunyai pengaruh langsung pada sanitasi,
terutama dalam hubungannya dengan kebersihan lingkungan dan pelayanan
pembuangan. Lingkungan yang kotor dan tidak tersedia sarana pembuangan
akan merupakan sumber pencemaran serta menyulitkan tindakan sanitasi.
Pemerintah setempat biasanya menyediakan tempat khusus untuk industri
dan pelayanan pembuangan. Dengan demikian biayanya lebih murah dan dapat
dipikul bersama. Sungai dengan cukup air, daerah tidak becek (kering) serta
sumber air yang cukup merupakan lokasi yangg ideal untuk industri pangan,
disamping sarana tranportasi yang cukup.
B. Rancang Bangunan
Rancangan konstruksi dan tata letak bangunan memegang peranan penting
dalam sanitasi terutama untuk menciptakan kondisi sanitasi dan memudahkan

tindakan sanitasi. Bangunan tempat makanan diolah perlu sirkulasi udara,


cahaya dan ruang gerak yang cukup. Tiap pelosok ruangan harus dapat mudah
dibersihkan. Daerah sumber pencemaran seperti kamar mandi / WC, got
pembuangan, tempat sampah perlu dijauhkan dari tempat pengolahan dan
penimbunan makanan. Lantai ruang kerja pengolahan perlu dijaga tetap bersih
dan mudah dibersihkan.
2. Seorang pengusaha makanan harus benar-benar dapat bertanggung jawab atas
makanan yg dibuatnya. Sebutkan beberapa hal yg harus dilakukan agar dapat
memproduksi makanan yang layak dikonsumsi oleh masyarakat !
Makanan yang memenuhi syarat adalah makanan yang:
a) Diolah secara higienes.
b) Tidak menggunakan bahan tambahan pangan yang dilarang seperti,
pewarna rhodamin B,pewarna methanyl yellow, pengawet/pengenyal borax,
pengawet formalin..
c) Tidak mengandung cemaran cemaran melampaui batas maksimal yang
ditetapkan.
d) Tidak menggunakan

bahan

pengawet

yang

melebihi

batas

yang

diperbolehkan.
e) Tidak mengandung bahan yang kotor, busuk, tengik, terurai atau bahan
nabati atau hewan yang berpenyakit atau berasal dari bangkai/yang tidak
layak dikonsumsi.
f) Tidak kadaluarsa

Bagaimana mengenali makanan yang memenuhi syarat? Makanan yang


memenuhi syarat dapat dikenali dari:
a) Nomor pendaftaran yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (MD atau ML diikuti angka 12 digit) dan Dinas Kesehatan
kabupaten/Kota (P-IRT diikuti angka 12 digit).
b) Label yang berisi keterangan mengenai makanan yang bersangkutan:
nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau isi bersih,

nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan makanan


ke wilayah Indonesia, dan batas waktu kadaluarsa.
c) Wadah/kemasan makanan
d) Penampilan fisik makanan, baik bentuk, warna maupun bau.
e) Pemeriksaan kimia dan mikrobiologi.
3. Kita sebagai konsumen harus bisa menjadi seorang kosumen yg cerdas.
Sebutkan beberapa hal yg bisa kita lakukan sebagai seorang konsumen yg
cerdas!
Sebelum membeli suatu produk, perlu diperhatikan :
Sebaiknya teliti sebelum membeli dengan memperhatikan label, kartu manual

garansi dan tanggal kadaluarsa


Pastikan bahwa produk tersebut sesuai dengan standar mutu K3L
Belilah barang sesuai dengan kebutuhan dan bukan keinginan
Sebagai konsumen kita semua juga harus dapat mempertahankan dan
meningkatkan tanggung jawab sosial dengan cara membeli produk dalam
negeri, bijak menjaga bumi, dan pola konsumsi pangan yang sehat

Untuk produk makanan untuk dikonsumsi, dapat diperhatikan :

Amati warna makanan, apakah terlalu mencolok atau berbeda jauh dari
warna aslinya. Kerupuk, mi, es krim, dan aneka camilan yang warnanya

terlalu mencolok dicurigai telah ditambah pewarna yang tak aman.


Perhatikan kesegarannya. Makanan yang sudah berjamur mennadakan
proses pengawetan tidka berjalan sempurna atau makanan tersebut sudah

kadaluwarsa.
Cicipi rasanya. Lidah kita bisa membedakan makanan yang aman dan tidak.
Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya sangat gurih.

Tekstur makanan yang tidak wajar, misalnya terlalu padat atau kenyal.
Cium aromanya. Bau tengik pertanda makanan tersebut sudah

terkontaminasi mikro-organisme.
Untuk makanan kemasan, baca komposisinya, adakah kandungan bahan-

bahan makanan tambahan yang berbahaya (dengan kategori tidak dilarang).


Cermati label produk pangan, apakah sudah memperoleh ijin Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai otoritas resmi pengawasan
pangan di Indonesia.

4. Sebutkan beberapa cara pencegahan pencemaran sebelum proses pengolahan


makanan!
A. Upaya pencegahan pada tahap pemilihan bahan makanan
Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok yang
diperlukan manusia untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Kebutuhan pokok
makanan dan minuman tersebut harus aman dan menyehatkan badan.
Kesalahan dalam penyediaan makanan dan minuman akan berakibat
diperolehnya makanan yang tidak aman dan tidak menyehatkan bahkan
berdampak pada gangguan kesehatan masyarakat.
Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia
atau pertumbuhan mikroorganisme patogen dan pembentukan toksin selama
transportasi dan penyimpanan bahan baku mutlak diperhatikan. Bahan-bahan
yang dimakan dalam keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah
dari bahan baku lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan. Bahan
pangan harus dikirim sedemikian rupa sehingga mencegah pertumbuhan
mikroorganisme patogen atau pembentukan toksin dengan mengatur
lamanya waktu pengiriman, suhu dan aktifitas air bahan baku.
B. Upaya pencegahan pada tahap Penyimpanan bahan makan
Kerusakan bahan makan dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena
alam dan perlakuan manusia, adanya enzim dalam makanan yang diperlukan
dalam proses pematangan seperti pada buah-buahan dan kerusakan
mekanis seperti gesekan, tekanan, benturan dan lain-lain.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan dapat dikendalikan dengan
pencegahan pencemaran bakteri. Sifat dan karakteristik bakteri seperti sifat
hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup, kebutuhan oksigen dan
berdasarkan pertumbuhannya.
Penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya terbagi 4(empat)
cara yaitu penyimpanan sejuk (cooling), penyimpanan dingin (chilling),
penyimpanan dingin sekali (freezing), penyimpanan beku (frozen).
Pembersihan alat makan, ketidak sesuaian dengan temperatur dan
waktu penyimpanan juga rendahnyapersonal hygiene.
Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan
adalah sebagai berikut:

Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan

memenuhi syarat
Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak
memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari
lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan
pada suhu yang dingin.

Suhu penyimpanan yang baik


Setiap

bahan

tergantung

makanan

kepada

mempunyai

besar

dan

spesifikasi

banyaknya

dalam

makanan

penyimpanan
dan

tempat

penyimpanannya. Sebagian besar dapat dikelompokkan menjadi


a. Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya
Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C
Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C
Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C
b. Makanan jenis telor, susu dan olahannya
Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C
Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C
Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C
c. Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling
lama 1 minggu yaitu 70sampai 100 C
d. Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).
Cara penyimpanan perlu diperhatikan :

Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya

agar suhu dapat merata keselutuh bagian


Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya,
dalam wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak,

kantong plastik atau lemari yang berbeda.


Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga
terjadi sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian.
Pengisian

lemari

yang

terlalu

padat

akan

mengurangi

penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan.

manfaat

5. Sebutkan beberapa cara untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang !


Untuk mencegah kontaminasi silang, beberapa hal berikut perlu diperhatikan:
Memisahkan makanan mentah dengan makanan siap santap.
`
Jika memungkinkan, dapur dibagi menjadi dua area yaitu area kotor dan
area bersih. Area kotor adalah area yang digunakan untuk menangani ikan,
daging, sayur dan bahan mentah lainnya, sementara area bersih adalah area
yang digunakan untuk menyiapkan dan menyajikan makanan siap santap.
Idealnya, tempat usaha memisahkan area penanganan, kulkas, tempat
defrosting, pisau, talenan, dan wadah yang digunakan untuk menangani bahan
mentah dengan yang digunakan untuk menangani makanan siap santap.
Pada tempat usaha skala kecil yang kondisinya tidak memungkinkan
untuk melakukan pemisahan area dan peralatan seperti yang dianjurkan, maka
yang dilakukan adalah melakukan preparasi bahan mentah pada waktu yang
berbeda. Preparasi bahan mentah dan sayur yang akan dimasak dilakukan
sebelum preparasi makanan siap santap atau makanan yang akan dimakan
segar. Jika hanya mempunyai satu kulkas, maka bahan mentah (daging)
disimpan di bagian bawah, dan terpisah dari makanan siap santap. Pastikan
bahwa semua yang disimpan dalam kondisi tertutup. Untuk proses defrosting,
maka berlaku aturan seperti penyimpanan makanan. Dan yang penting juga
untuk proses defrosting adalah tidak melakukannya di tempat yang digunakan
untuk mencuci tangan agar tangan yang akan digunakan untuk mengolah
makanan tidak terkontaminasi dari bahan mentah.
Selain memisahkan makanan mentah dengan makanan siap santap,
maka bahan-bahan bukan pangan seperti bahan pencuci, sanitizer harus
dikemas dalam wadah yang diberi label yang jelas dan disimpan terpisah dengan
makanan. Hal ini bertujuan untuk mencegah bahan kimia ini mengkontaminasi
makanan.

Menjamin kebersihan permukaan kerja dan peralatan


Pastikan bahwa semua permukaan kerja, pisau, nampan dan peralatan
lainnya yang digunakan untuk menangani bahan mentah yang akan dimasak
(daging, ikan, ayam, sayur) dibersihkan dan didesinfeksi setelah digunakan,
terutama jika permukaan kerja dan peralatan tersebut akan digunakan kembali

untuk menangani makanan siap santap. Pencucian dengan sabun (deterjen)


saja, tidak bisa menghilangkan mikroba patogen dan dibutuhkan proses
desinfeksi untuk mengurangi kuman ke tingkat yang aman.
Hindari menggunakan lap (serbet) kotor untuk membersihkan permukaan
kerja, talenan, piring, sendok dan peralatan atau perkakas lainnya yang kontak
dengan makanan. Mikroba patogen bisa bertahan hidup dan berkembang biak
pada serbet yang kotor. Ketika serbet kotor tersebut digunakan untuk mengelap
permukaan kerja, peralatan dan perkakas yang telah dibersihkan, maka secara
tidak sengaja akan terjadi penyebaran mikroba patogen kuman tersebut ke
peralatan yang selanjutnya akan berpindah ke makanan yang ditangani dengan
menggunakan perkakas atau peralatan tersebut. Apabila memungkinkan, sangat
dianjurkan untuk menggunakan tisu sekali pakai. Kalau menggunakan serbet
biasa, maka serbet yang digunakan untuk membersihkan perkakas/peralatan
yang kontak dengan makanan siap santap hendaknya dipisahkan dengan serbet
yang digunakan untuk membersihkan perkakas/peralatan yang digunakan untuk
membersihkan perkakas/peralatan yang kontak dengan bahan mentah; dan
harus dicuci dan didesinfeksi secara teratur.

Menyimpan makanan dalam kondisi tertutup


Makanan, terutama yang telah dimasak dan siap santap, harus disimpan
dalam kondisi tertutup untuk melindunginya dari hama (lalat, kecoak, semut, dan
lain sebagainya) yang berpotensi menyebarkan mikroba patogen kedalam
makanan. Pastikan bahwa wadah atau kemasan yang digunakan bersifat food
grade dan sesuai untuk jenis makanan yang akan dikemas. Jika mengemas
makanan, selalu pastikan bahwa wadah atau kemasan sudah tertutup sempurna,
dan tidak membiarkan tutup jatuh ke dalam makanan. Hindari penggunaan foil,
cling film atau freezer bags yang bekas pakai, dan pastikan bahwa wadah plastik
telah dicuci, didesinfeksi dan dikeringkan sebelum digunakan.
Menjaga kebersihan tangan dan menerapkan praktek kebersihan personal
yang baik
Tangan

harus

selalu

dalam

keadaan

bersih

dan

kering

untuk

meminimalkan transfer mikroba patogen dari tangan ke makanan. Mikroba

patogen bisa bertahan di tangan, terutama jika tangan dalam kondisi kotor dan
basah, selama berjam-jam. Cuci dan keringkan tangan setiap kali akan memulai
pekerjaan, setelah menggunakan toilet, setelah melakukan tindakan yang tidak
saniter, menangani bahan mentah, sampah atau bahan terkontaminasi lainnya
dan pada kondisi lainnya yang dianggap perlu.
Karena pakaian, perhiasan, rambut, wajah dan tubuh pekerja juga bisa
membawa mikroba berbahaya, maka selain menjaga kebersihan tangan, pekerja
juga harus menerapkan praktek kebersihan personal yang benar untuk
mencegah penyebaran mikroba oleh pekerja. Beberapa contoh praktek
kebersihan personal yang baik adalah menggunakan baju kerja dan aprons (bila
diperlukan) yang bersih; tidak mengenakan perhiasan; mengikat rambut dan
mengenakan penutup kepala; tidak memegang, menyentuh atau mengusap
wajah mereka; juga tidak batuk atau bersin ketika sedang menangani makanan.
Merokok, minum, makan atau mengunyah permen juga tidak diperbolehkan,
karena kegiatan ini akan menyebabkan seseorang memegang wajah atau
mulutnya. Pekerja juga tidak boleh memegang makanan siap santap dengan
tangannya, tetapi harus menggunalan peralatan yang bersih.
Pekerja harus sehat dan bebas dari penyakit-penyakit infeksi yang dapat
berpindah ke pangan. Pekerja yang sakit atau mengalami luka terbuka yang
cukup parah, berpotensi mengkontaminasi makanan dengan mikroba patogen
sehingga tidak boleh menangani makanan. Luka kecil harus ditutup dengan
plester tahan air, yang tidak mudah terbuka dan berwarna terang. Luka yang
dibiarkan

terbuka

mudah

terinfeksi

oleh

bakteri

patogen

yang

akan

mengkontaminasi makanan ketika pekerja kontak dengan makanan.

Menjaga kebersihan dan pengendalian hama


Hama sering berkeliaran di tempat kotor sehingga mereka membawa
mikroba berbahaya di tubuhnya yang dapat disebarkan ke makanan atau ke
tempat-tempat lain yang mereka lewati. Oleh karena itu, pastikan bahwa tikus,
serangga, binatang peliharaan dan burung tidak masuk ke dalam tempat
menyimpan makanan.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan dan
sanitasi lingkungan dan ruangan penanganan makanan untuk mencegah

terbentuknya

kondisi

yang

merangsang

masuknya

hama;

melakukan

pengawasan terhadap bahan baku yang diterima (tidak menerima barang yang
menunjukkan tanda-tanda telah terserang hama seperti kemasan bolong bekas
digigit serangga atau terdapat potongan tubuh serangga); dan melakukan
pemantauan secara berkala. Karena pestisida berbahaya terhadap kesehatan,
maka pestisida hanya digunakan jika metode pengendalian yang lain tidak bisa
digunakan secara efektif dan pelaksanaannya harus dilakukan oleh lembaga
yang berwenang.

Sumber :
http://indraachmadi.blogspot.com/2013/04/sanitasi-dan-pengelolaan-limbah.html
http://istiqamahroseholic.blogspot.com/2012/11/syarat-syarat-makanan-yangbaik-untuk.html
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/tips/menjadi.konsumen.cerdas/001/0
05/282/1/1
http://oi-oia.blogspot.com/2013/03/konsumen-cerdas-paham-perlindungankonsumen.html
http://drsyaifuddinnaim.wordpress.com/2009/11/05/mengenal-makanan-yangmemenuhi-syarat/
http://harmianyandishadiq.blogspot.com/2012/11/upaya-pencegahanpencemaran-makanan.html
http://ilmupangan.blogspot.com/2010/01/mencegah-kontaminasi-silangdalam.html

You might also like