Professional Documents
Culture Documents
I.
II.
Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Agama
Status pernikahan
Suku bangsa
Tanggal masuk
Dirawat yang ke
Tanggal pemeriksaan
: Ny. Y
: 34 tahun
: Perempuan
: Ibu rumah tangga
: Islam
: Sudah menikah
: Betawi
: 08 Mei 2014
:I
: 09 Mei 2014
Anamnesa :
Autoanamnesa
Keluhan utama
:Pusing berputar sejak 7 hari SMRS
Keluhan tambahan
:Mual muntah
Riwayat Penyakti Sekarang (RPS) :
Pasien datang dengan keluhan pusing berputar sejak 7 hari SMRS. Keluhan ini
timbul mendadak saat pasien baru bangun tidur di pagi hari. Saat membuka mata
pengelihatan berputar sehingga sulit berdiri dari kasur. Hal ini dirasakan sepanjang
hari. Pusing dirasakan bertambah berat saat pasien merubah posisinya seperti miring
kanan/kiri, duduk dan berdiri (posisi yang mengoyangkan kepalannya) dan pusing
diperinggan dengan tidur berbaring. Pusing juga tidak dipengaruhi oleh keramaian
lingkungan sekitarnya. Awalnya pasien masih bisa berusaha berdiri dari kasur dengan
bantuan, namun sekarang pasien merasa sangat lemas sehingga sulit berdiri. Pasien
juga mengeluh mual dan muntah, muntah pasien 10 kali/hari dengan jumlah
muntahan yang sedikit berupa cairan atau makanan utuh tanpa ada darah. Perasaan
mual dan muntah juga diperburuk dengan pemberian makanan dan minuman. Pada
saat timbul keluhan pasien juga merasa demam yang hilang keesokan harinya. Pasien
mengaku tidak mendengar suara berdenging, tidak ada penurnan kesadaran dan tidak
ada nyeri pada telinga. Pasien juga tidak merasa adanya ganguan atau penurunan pada
pendengarannya. Pasien mangatakan BAB 2x dan jarang BAK selama 7 hari ini.
6 hari SMRS pasien mengeluh berat pada kepala bagian belakangnnya yang tidak
menyebar dan menetap sepanjang hari. 3 hari SMRS pasien pergi berobat ke dokter
saraf di RSPAD Gatot Subroto. Pasien diberikan obat bethahistin 3 x 6mg, antibiotic
1 x 1 tab dan obat racikan. Setelah minum obat, pasien merasa tidak membaik.
Riwayat penyakit dahulu seperti Hipertensi, Diabetes Melitus, Sakit jantung dan
trauma disangkal oleh pasien. Ibu pasien menderita penyakit Diabetes Melitus tipe II
dan terkontrol.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
Hipertensi
: pasien mengaku tidak ada
Diabetes Melitus
: pasien mengaku tidak ada
Sakit jantung
: pasien mengaku tidak ada
Trauma
: Disangkal
Sakit kepala sebelumnya : Disangkal
Migren
: Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita seperti ini. Ibu pasien
menderita Diabetes Melitus Tipe II terkontrol.
Riwayat kelahiran / Pertumbuhan / Perkembangan : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Fisik :
Status Internus
Keadaan umum
: Baik
Gizi
: Baik
Tanda-tanda vital
:
Tekanan darah kanan
: 120/90 mmHg
Tekanan darah kiri: 120/90 mmHg
Nadi kanan
: 86x/menit
Nadi kiri
: 86x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
Suhu
: 36.8oC (per aksila)
Limfonodi
: Tidak teraba perbesaran
Jantung
: Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
: Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/Hepar
: Tidak teraba pembesaran
Lien
: Tidak teraba pembesaran
Ekstremitas
: Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
2
Status Psikiatri
Tingkah laku
Perasaan hati
Orientasi
Jalan fikiran
Daya ingat
: Baik, wajar
: Euthym
: Baik
: Koheren
: Baik
Status Neurologis :
Kesadaran
Sikap tubuh
Cara berjalan
Gerakan abnormal
Kepala
- Bentuk
- Simetris
- Pulsasi
- Nyeri tekan
(dipapah)
: Tidak ada
: Normosefali
: Simetris
: Teraba
: Tidak ditemukan
Leher
- Sikap
: Normal
- Gerakan
: Normal
- Vertebra
: Normal
- Nyeri tekan : Tidak ditemukan
Tanda Rangsang Meningeal
- Kaku kuduk :
Laseque
:
>700 / >700
Kernig
:
>1350 / >1350
- Brudzinski I :
-/- Brudzinski II :
-/Nervus Kranialis
N. I (Olfaktorius)
Daya penghidu
Normosmia / Normosmia
Penglihatan
Baik / Baik
Pengenalan warna
Baik / Baik
N. II (Optikus)
Lapang pandang
Fundus
Tidak dilakukan
-/-
Strabismus
-/-
Nistagmus
+ /+
Exopthalmus
-/-
Enopthalmus
-/-
Lateral
:
Medial
:
Atas lateral :
Atas medial :
Bawah lateral :
Bawah medial :
Atas
:
Bawah
:
Gaze
:
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
Baik
o
o
o
o
o
o
o
Ukuran pupil
Bentuk pupil
Isokor/anisokor
Posisi
Reflek cahaya langsung
Reflek cahaya tidak langsung
Reflek akomodasi/konvergensi
Pupil
N. V (Trigeminus)
o Menggigit
: 4mm / 4mm
: bulat / bulat
: isokor
: di tengah
:+/+
:+/+
:+/+
baik / baik
4
o Membuka mulut
o Sensibilitas atas
o Sensibilitas tengah
o Sensibilitas bawah
o Reflek masseter
o Reflek zigomatikus
o Reflek kornea
o Reflek bersin
N. VII (Fasialis)
Pasif
o Kerutan kulit dahi
o Kedipan mata
o Lipatan nasolabial
o Sudut mulut
Aktif
:
:
:
:
:
:
:
:
baik / baik
+/+
+/+
+/+
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
:
:
:
:
Mengerutkan dahi
:
Mengerutkan alis
:
Menutup mata
:
Meringis
:
Menggembungkan pipi
:
Gerakan bersiul
:
Daya pengecapan lidah 2/3 depan:
Hiperlakrimasi
Lidah kering
:
N. VIII (Vestibulokoklearis)
o Suara gesekan jari tangan
o Mendengar detik jam
o Tes Swabach
o Tes Rinne
o Tes Weber
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Tidak dilakukan
:
Tidak ada
Tidak ada
: +/+
: +/+
: Sama seperti pemeriksa
:+/+
: Tidak ada lateralisasi
N. IX (Glossofaringeus)
o
o
o
o
Arkus pharynx
: Simetris
Posisi uvula
: Di tengah (sentral)
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang: Tidak dilakukan
Reflek muntah
: Tidak dilakukan
N. X (Vagus)
5
o
o
o
o
Denyut nadi
Arkus pharynx
Bersuara
Menelan
: Teraba, reguler
: Simetris
: Jelas
: Baik
N. XI (Aksesorius)
o Memalingkan kepala : Baik
o Sikap bahu
: Simetris
o Mengangkat bahu
:+/+
N. XII (Hipoglosus)
o Menjulurkan lidah
o Kekuatan lidah
o Atrofi lidah
o Artikulasi
o Tremor lidah
Motorik
Kekuatan
Tonus
5
5
:
5
5
5
5
5
5
Normotonus
Normotobnus
Eutrof
Eutrof
5
5
5
5
5
5
5
5
Normotonus
Normotonus
Eutrof
Eutrof
Reflek Fisiologis
Reflek Tendon
- Reflek biceps :
+/+
- Reflek triceps :
+/+
- Reflek patella :
+/+
- Reflek Achilles:
+/+
Reflek periosteum
Reflek permukaan dinding perut
Reflek kremaster
Reflek sphincter ani
: Simetris
: +/+
: Tidak ditemukan
: Jelas
: Tidak terdapat tremor lidah
:
:
:
:
:
:
Bentuk
Tidak dilakukan
+
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Reflek Patologis
6
- Hoffman Trommer :
-/- Babinski
:
-/- Chaddock
:
-/- Oppenheim
:
-/- Gordon
:
-/- Schaeffer
:
-/- Rosollimo
:
-/- Mendel Bechterew :
-/- Klonus paha
:
-/- Klonus kaki
:
-/Sensorik
- Eksteroseptif
Nyeri : Baik / Baik
Suhu : Baik / Baik
Taktil : Baik / Baik
- Proprioseptif
Vibrasi
: Baik / Baik
Posisi
: Baik / Baik
Tekan dalam : Baik / Baik
Koordinasi dan keseimbangan
- Tes Romberg
- Tes Tandem
- Tes Fukuda
- Disdiadokokinesis
- Rebound phenomenon
- Dismetri
- Tes telunjuk hidung
- Tes telunjuk telunjuk
- Tes tumit lutut
Sistem Saraf Otonom
- Miksi
Inkontinensia
Retensi
Anuria
- Defekasi
Inkontinensia
Retensi
Fungsi Luhur
- Fungsi bahasa
- Fungsi orientasi
- Fungsi memori
:+
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Tidak dapat dinilai
:+
:+
: Baik
: Tidak ada
:: Tidak ada
: Tidak ada
:-
: Baik
: Baik
: Baik
7
Fungsi emosi
Fungsi kognisi
: Baik
: Baik
Pemeriksaan Penunjang
-
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
HASIL
09-05-2014 18:03:55
MCV
MCH
MCHC
KIMIA KLINIK
Ureum
Kreatinin
Natrium (Na)
Kalium (K)
Klorida (Cl)
NILAI RUJUKAN
SAAT INI
13.4
38
4.6
4000
146000
13.0
37
4.5
4100 *
159000
83
29
35
84
29
35
12 *
0.6
139
3.6
106 *
12-16 g/dL
37-47%
4.3-6.0 juta/L
4,800-10,800/ L
150,000-400,000/
L
80-96 fL
27-32 pg
32-36 g/dL
20-50 mg/dL
0.5-1.5 mg/dL
135-147 mmol/L
3.5-147 mmol/L
95-105 mmol/L
HASIL
NILAI RUJUKAN
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
JENIS PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK
SGOT (AST)
SGPT (ALT)
HASIL
NILAI RUJUKAN
150 *
111 *
< 35 U/L
< 40 U/L
HASIL
NILAI RUJKAN
14.6
42
5.1
4300 *
140000 *
83
29
35
140
3.5
101
12-16 g/dL
37-47%
4.3-6.0 juta/L
4,800-10,800/ L
150,000-400,000/ L
80-96 fL
27-32 pg
32-36 g/dL
135-147 mmol/L
3.5-147 mmol/L
95-105 mmol/L
Resume
Wanita umur 34 tahun datang dengan keluhan kepala berputar sejak 7 hari SMRS.
Keluhan ini timbul mendadak saat pasien baru bangun dan dirasakan sepanjang hari.
Pusing dirasakan bertambah berat saat pasien merubah posisi kepalanya dan pusing
diperinggan dengan tidur berbaring. Pasien juga mengeluh mual dan muntah, muntah
pasien 10 kali/hari. Perasaan mual dan muntah juga diperburuk dengan pemberian
makanan dan minuman. Pada saat timbul keluhan pasien juga merasa demam yang
hilang keesokan harinya. Pasien mengaku tidak mendengar suara berdenging, tidak
ada penurunan kesadaran dan tidak ada nyeri pada telinga .
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum baik, kesadaran pasien komposmentis
dengan GCS 15, tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 86 x/menit, pernafasan 20
x/menit, suhu 36.8 oC (per aksila). Status generalis lainnya dalam batas normal.
Pada pemeriksaan neurologis didapatkan pemeriksaan keseimbangan dan
koordinasi yaitu tes Romberg +, tes telunjuk hidung +, tes telunjuk jari +, tes yang
lain dalam batas normal. Pada
pemeriksaan N cranial dalam batas normal, tanda rangsang meningeal dalam batas
normal dan pemeriksaan sensorik dalam batas normal. Didapatkan gejala otonom
yaitu mual muntah.
Diagnosis
Terapi
Medikamentosa
1. Kausal
Kebanyakan kasus vertigo tidak diketahui sebabnya, tetapi jika diketahui
10
11
Laboratorim rutin
- Darah rutin
- Darah lengkap
Tes kalori
Neurofisiologi : EEG
Neuroimaging : CT scan kepala, MRI
Prognosis
o Ad vitam
o Ad fungsionam
o Ad sanationam
: ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik.
Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan
tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi
dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul
ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang. Dengan
informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan
bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis
untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam
keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular
berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis
semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut
dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala
dan percepatan perubahan sudut. Melalui reflex vestibulo-occular, mereka
mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka
meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi
di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke
serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri. Nukleus vestibular
menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi, dan serebelum.
Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula
spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal,
kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem
13
vestibular
bereaksi
sangat
cepat
sehingga
membantu
mempertahankan
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi
kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna
dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif
menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri
melalui lemniskus medialis dan talamus. Kesadaran akan posisi berbagai
bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang datang
dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujungujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls
dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot
di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
Definisi
14
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan
sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang
disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.
Klasifikasi
Patofisiologi Vertigo
Jaringan saraf yang berperan dalam keseimbangan :
1. Reseptor Alat Keseimbangan Tubuh
- Reseptor mekanik vestiblm
- Reseptor cahaya di retina
- Reseptor mekanik di kulit, otot, sendi (propioseptif)
2. Saraf aferen , terdiri atas :
- N. Vestibularis
- N. opticus
- N. spinovestibulocereberalis
3. Pusat keseimbangan, terdiri atas :
- Inti vestibularis
- Cortex cerebri
- Hypothalamus
- Inti oculomotoris
- Formation retikularis
15
Vertigo dapat timbul apabila terdapat ganggan pada salah satu ata lebih dari ketiga
sistem tersebut pada tingkat persepsi (cortex dan thalams), intergrasi dan resepsi (mata,
system vestibler dan system somatosensori).
Faktor Resiko
Beberapa faktor penyebab terjadinya vertigo antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ANALISA MASALAH
Ny. Y, 34 tuhan
Diagnosis klinis
: Vertigo, Vomitus, Nistagmus
Diagnosis topik
: Sistem vestibular
Diagnosis etiologi
: Neuropati vestibuler
Diagnosis tersebut ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan umum dan
pemeriksaan neurologis.
Dasar diagnosis pada pasien ini adalah :
Diagnosis klinis :
Vertigo
16
Diagnosis topik :
Diagnosis topic ditegakan berdasarkan anamnesis yaitu pada kasus ini didapatkan
jenis vertigo merupakan vertigo perifer.
Diagnosis klinis :
Diagnosis klinis yaitu neuritis vestibularis karena keluhan utama pasien ini adalah
pusing berputar sepanjang hari sejak 7 hari SMRS. Diperberat oleh pergerakan kepala
dan diperingan dengan berbaring. Pusing juga tidak dipengaruhi oleh keramian
lingkungan sekitar. Pasien juga mengeluh mual muntah dan tidak terdapat gangguan
pendengaran. Dari anamnesis diatas kita berpikir kalau ini adalah salah sat bentuk
vertigo. Kalsifikasi vertigo adalah :
Dari klasifikasi di atas pasien ini terkena vertigo jenis yang vertigo vestibular.
Vertigo vestibular dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
17
Pasien ini mempunyai gejala yang mendadak, derajat vertigonya sedang hingga
berat, terdapat perburukan gejala bila melakukan pergerakan kepala, terdapat gejala
otonom yaitu mual dan muntah. Sehingga pasien ini termask dalam kriteria jenis vertigo
yang tipe perifer.
Neuritis Vestibular
Diagnosis Banding
18
19
Pemeriksaan anjuran
Laboratorim rutin
- Darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Eritrosit, Trombosit)
- Darah lengkap
Tes kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30 derajat, sehingga kanalis
semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian
dengan air dingin (30oC) dan air hangat (44oC) masing-masing selama 40 detik dan
jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak
permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional preponderance
ke kiri atau ke kanan.Canal paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu
telinga, baik setelah rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional
preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus yang sama di
masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau n.
VIII, sedangkan directional preponderance menunjukkan lesi sentral.
20
Neurofisiologi : EEG
Neuroimaging : CT scan kepala, MRI
Prognosis
Ad vitam : ad bonam; Karena tanda vital yang stabil, keadaan umum yang cukup
baik, dan kesadaran pasien yang selalu dalam keadaan kompos mentis, secara
keseluruhan dapat dinilai baik
Ad fungsionam : dubia ad bonam; Karena karena pada pasien ini ditemukan
adanya perbaikan dari gejala yang di timbulkan oleh vertigo.
Ad sanationam : dubia ad bonam; karena tergantung kepatuhan pasien dalam
mengikuti terapi dan minum obat teratur.
TINJAUAN PUSTAKA
Sherwood L, 2011, Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC.
Pengenalan dan Penatalaksanaan Kasus-Kasus Nerologi, edisi-2. Jakarta : Departemen
Saraf RSPAD Gatot Soebroto Dikesad.
Baehr dan Frotscher, 2012, Diagnosis Topik nerologi DUUS. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Edward Y dan Roza Y, Diagnosis dan Penatalaksanaan Benign Parosyxmal Positional
Vertigo Kanalis Horizontal. Bgian Telinga Hidng Tenggorok Bedah Kepala Leher.
Universitas Andalas.
21
Gunawan dkk, 2009, Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmakologi Dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
22