Professional Documents
Culture Documents
BAB I
STATUS PASIEN
Identitas
Pasien
Nama
: Tn. D
Umur
: 46 tahun
: Islam
: Jawa
Alamat
Tanggal Periksa
: 05 Mei 2014
Anamnesa
Keluhan Utama :
Penurunan Kesadaran
Keluhan Tambahan :
Sakit kepala
Muntah
Pandangan
berputar
Batuk Kering
Nafsu makan
menurun
Berat badan
menurun
3 bulan SMRS :
Batuk kering masih
ada
Sakit kepala
masih menjalani
pengobatan TB
4 bulan SMRS :
batuk kering, terus menerus,
dipengaruhi aktivitas. Sudah
berobat tapi tidak membaik
penurunan nafsu makan
Ke RS dan di rontgen
didiagnosa TB Paru
1 bulan SMRS :
Batuk kering masih
ada
Sakit kepala
Sesak nafas
Penurunan nafsu
makan
BB turun
2 minggu SMRS :
Batuk masih ada
sakit kepala
Nafsu makan menurun
Dari hasil foto ulang
didiagnosa keganasan
paru
Riwayat Penyakit
Sebelumnya
Riwayat
Pengobatan
Riwayat Keluarga
Riwayat Kebiasaan
Pemeriksaan Fisik
Berat badan
Tanda vital
: 62 kg
Tekanan darah
: 130/90 mmHg
Thorax :
Bentuk normochest, retraksi intercostal (-/-)
Paru :
Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris dinamis kanan
dan kiri.
Palpasi : massa (-/-), nyeri tekan (-/-) , vocal fremitus sama kanan dan
kiri.
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi : suara nafas dasar vesikuler melemah kanan dan kiri ,
wheezing (-/-), ronkhi (+/+) pad apeks dan tengah kedua lobus paru/
Jantung :
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi :
batas kanan
: ICS IV linea Parasternal dextra
batas kiri
: ICS V 2 cm ke arah medial midclavikula sinistra
Pinggang jantung
: ICS III linea parasternal sinistra
Auskultasi : S1 > S2 reguler, irama jantung reguler, gallop (-), murmur (-).
Kesan :tidak ada pelebaran Jantung
Abdomen :
EKSTREMITAS
SUPERIOR
Dekstra
SUPERIOR
Sinistra
Akral hangat : +
Deformitas : Edema: Sianosis : Ptekie: Clubbing finger: CRT < 2 detik
Akral hangat : +
Deformitas : Edema: Sianosis : Ptekie: Clubbing finger: CRT < 2 detik
INFERIOR
Dekstra
INFERIOR
Sinistra
Akral hangat : +
Deformitas : Edema: Sianosis : Ptekie: Clubbing finger: CRT < 2 detik
Akral hangat : +
Deformitas : Edema: Sianosis : Ptekie: Clubbing finger: CRT < 2 detik
Status Psikiatri
Tingkah laku
: Baik, wajar
Perasaan hati
: Euthym
Orientasi
: Baik
Jalan fikiran
Daya ingat
: Koheren
: Baik
Status Neurologis
Kesadaran : Kompos
mentis; E4M6V5 GCS = 15
Sikap tubuh
: Terlentang
Kepala
Bentuk : Normosefal
Simetris : Simetris
Pulsasi : Teraba
Nyeri tekan : Tidak ditemukan
Leher
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas ke segala arah
Vertebra : Normal
Nyeri tekan : Tidak ditemukan
N. III (Okulomotorius), N. IV
(Troklearis), N. VI (Abdusen)
Nervus Kranialis
N. I (Olfaktorius)
N. II (Optikus)
Lateral : + / +
Medial : + / +
Atas lateral : + / +
Atas medial : + / +
Bawah lateral : + / +
Bawah medial : + / +
Atas
: +/+
Bawah : + / +
Gaze : Baik
Pupil
Isokor/anisokor : isokor
Posisi : di tengah
Reflek akomodasi
:+/+
N. VII (Fasialis)
N. V (Trigeminus)
Pasif
Menggigit
: baik / baik
Membuka mulut : baik / baik
Sensibilitas atas : + / +
Sensibilitas tengah : + / +
Sensibilitas bawah : + / +
Reflek masseter : Normal
Reflek zigomatikus : Normal
Reflek kornea
:+/+
Reflek bersin
: Tidak
dilakukan
Aktif
N. VIII (Vestibulokoklearis)
N. IX (Glossofaringeus)
N. X (Vagus)
Denyut nadi
: Teraba, reguler
Arkus pharynx : Simetris
Bersuara
: Jelas
Menelan
: Baik
N. XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala
: Baik
Sikap bahu
: Simetris
Mengangkat bahu
:+/+
N. XII (Hipoglosus)
Gerakan
Kekuatan otot
Fungsi Sensorik
Eksteroseptif
Tonus
Proprioseptif
Bentuk
Fungsi Motorik
Reflek Patologis
Reflek Fisiologis
Reflek Tendon
Hoffman Trommer
:-/-
Babinski
:-/-
Reflek biceps : + / +
: - /-
Reflek triceps: + / +
Chaddock
:+/+
:-/-
Reflek patella
Oppenheim
:-/-
Reflek Achilles : + / +
Gordon
:-/-
Schaeffer
:-/-
Rosollimo
Mendel Bechterew
:-/-
Klonus paha
Klonus kaki
:-/-
:-/-
Defekasi
Dismetria
: Tremor intensi
: Tremor intesi
Fungsi Luhur
: Positif
Pemeriksaan
29/4/14
Satuan
Nilai Rujukan
Hemoglobin
15,7
g/dl
13-18
Hematokrit
48
40-52
Leukosit
9,97
ribu/ul
4800-10800
Trombosit
293
ribu/ul
150-450
5,6
juta/ul
4.3-6,0
85
/um
80.0 96.0
MCH
28
Pg
27.0 32.0
MCHC
33
gr/dl
32.0 36.0
Ureum
39
Mg/dl
20-50
Kreatinin
1.1
Mg/dl
0,5-1,5
Kolesterol total
198
Mg/dl
< 200
Trigliserida
88
Mg/dl
< 160
HDL
44
Mg/dl
> 35
LDL
97
Mg/dl
< 100
102
Mg/dl
<140
Natrium
155
Mmol/L
135-147
Kalium
3,9
Mmol/L
3,5-5,0
Klorida
113
Mmol/L
95-105
Hematologi Rutin
Kimia Klinik
Hasil
Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Mikrobiologi
Pemeriksaan
BTA
Jenis Bahan
Sputum
Tanggal diperiksa
29/04/2014
Hasil
Negatif
Negatif
Resume
Anamnesa
Pasien Tn. D, usia 45 tahun datang dengan penurunan kesadaran sejak 1,5
jam SMRS Gatot Soebroto. Pada saat sadar pasien dapat mengingat
kejadian sebelum dan setelah mengalami penurunan kesadaran. sebelum
kesadarannya menurun, pasien mengalami sakit kepala yang hebat. sakit
kepala seperti berdenyut di daerah belakang kepala menjalar sampai
puncak kepala. Sakit kepala disertai mual dan muntah. Selain itu pasien
merasa pandangan sering berputar dan seperti ingin jatuh saat berdiri atau
berjalan terlalu lama. Sejak 4 bulan yang lalu pasien sering batuk kering
disertai sesak nafas yang hilang timbul. pasien mengalami penurunan
nafsu makan dan penurunan berat badan sekitar 7 kg. Riwayat merokok
selama 20 tahun.
Pemeriksaan fisik
Pada status internus :
Thorax : suara dasar vesikuler melemah disertai adanya ronkhi basah
halus di apeks sampai tengah paru kanan dan kiri.
Diagnosa Kerja
PEMERIKSAAN LANJUTAN
Bronkoskopi
USG Abdomen
Penatalaksanaan
Nonmedikamentosa
Medikamentosa
Prognosis
Qua ad vitam
: dubia ad malam
Qua ad fuctionam
Qua ad cosmeticum
: dubia ad malam
: ad bonam
BAB II
ANALISIS
KASUS
Anamnesa
penurunan kesadaran sejak
1,5 jam SMRS
Penuruna
n
kesadara
n
GPDO
Penyakit pembuluh
darah
Penurunan
kesadaran
Infeksi susunan
saraf pusat
SOL
Tumor
intrakranial
Hematoma ec
Trauma kapitis
Pemeriksaan (Objektif)
Pemeriksaan Fisik
Pada status internus :
Thorax : suara dasar vesikuler melemah disertai adanya ronkhi basah
halus di apeks sampai tengah paru kanan dan kiri.
Pada hasil pemeriksaan ini menandakan ada kelainan di paru. Kelainan
suara nafas seperti ini dapat dijumpai pada penyakit parenkim paru
seperti pneumonia dan keganasan pada paru.
ataxia,
dismetria,
Selanjutnya pada tes finger to nose, finger to finger dapat dilihat juga
adanya intensi tremor. Dimana tremor semakin jelas saat pasien
mendekat untuk meraih suatu objek. Dan tes ini juga dapat membedakan
antara cerebellar ataxia dengan sensory ataxia. Pada sensory ataxia
pasien dapat melakukan tes ini dengan baik. Tapi pada cerebellar ataxia
pasien akan kesulitan baik saat membuka maupun menutup mata. Pada
pasien ini terlihat kesulitan melakukan tes ini saat membuka dan
menutup mata dan intensi tremor terlihat jelas.
Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan sputum BTA (-)
Hasil ini menandakan penyakit paru yang diderita pasien bukan TB
Paru. Karena pemeriksaan BTA merupakan salah satu gold standar
untuk diagnosa TB Paru.
Pemeriksaan Foto Thorax PA
Dari hasil pemeriksaan foto thorax PA didapatkan hasil adanya
infiltrat pada kedua lobus paru disertai limfadenopati. Hasil ini
menandakan adanya kemungkinan keganasan pada paru karena
pembesaran kelenjar limfe bisa disebabkan karena metastasis dari
sel-sel kanker.
Hasil ini juga sekaligus menyingkirkan kemungkinan penyakit PPOK
pada pasien karena pada PPOK terlihat gambaran thorax
emfisematous.
CT Scan Thorax
Nodul multiple di seluruh segmen kedua paru sugestif metastasis
disertai limfadenopati paratrakeal dan perihiler bilateral
CT Scan Kepala
Neoplasma disertai komponen hemoragik disertai perifokal edema
lokasi cerebellum kiri +/- 31,2 cc tampak mendesak/menyempitkan
ventrikel IV ec sugestif lesi metastasis. Tak tampak tanda infark
parenkim otak.
Dari hasil pemeriksaan CT Scan kepala dan Thorax dapat disimpulkan
pasien menderita suatu penyakit keganasan. Dari gejala serta tanda yang
ditemukan mengarahkan bahwa fokus primer keganasan berada di paru yang
kemudian menyebar ke otak. Penyebaran sel kanker dapat melewati sistem
peredaran darah ataupun sistem limfatik. Dari beberapa sumber mengatakan
bahwa sebagian besar pola penyebaran atau metastasis pada pasien yang
menderita keganasan paru ataupun payudara adalah ke otak.
Diagnosa (Assesment)
Sehingga berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik baik internus
maupun neurologis dan didukung oleh pemeriksaan menggunakan
alat bantu yaitu dengan CT-Scan maka diagnosis etiologi pada pasien
ini adalah Tumor otak metastasis.
Program (Planing)
Program pemeriksaan bronkoskopi
Bronkoskopi adalah tindakan yang dilakukan untuk melihat keadaan
intra bronkus dengan menggunakan alat bronkoskop. Prusedur ini juga
dapat menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening, yaitu
dengan menilai karina yang terlihat tumpul akibat pembesaran kelenjar
getah bening subkarina atau intra bronkus.
Terapi Medikamentosa
Obat-obatan yang diberikan pada pasien ini hanya bersifat suportif.
Paracetamol 3x500 mg (P.O)
Paracetamol adalah obat yang mempunyai efek mengurangi nyeri
(Analgesik) dan menurunkan demam (Antipiretik). Paracetamol
mengurangi dengan cara mengahambat rangsang nyeri perifer.
Paracetamol juga masuk dalam golongan non opioid analgetik. Obat ini
sangat baik untuk mengatasi nyeri pada kanker dengan intensitas ringan
sampai sedang.
Metyl prednisolon 2x8 mg (P.O)
Metilprednisolone merupakan golongan kortikosteroid. Pemberian obat ini
bertujuan untuk mengurangi TIK pada pasien karena ditemukannya
edema cerebri pada pasien dengan cara menekan reaksi inflamasi pada
daerah fokus infeksi. Tetapi apabila gejala peningkatan TIK pada pasien
telah berkurang, obat ini harus segera diturunkan (tapering off) untuk
mengurangi edema perifokal akibat lesi tumor.
Terima
Kasih