You are on page 1of 20

IKB

(IMAJINASI KALENG BEKAS)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF


IKB BAGI PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA
DI SDLB NEGERI KOTA TEGAL

BEST PRACTICE
Disajikan dalam Rangka Pemilihan Pendidik SDLB Berdedikasi
Tingkat Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2015

Oleh
Nama

: SUMINI,S.Pd

NIP

: 19630415 198405 2 006

NUPTK

: 9747741641300002

Nama Sekolah

: SDLB NEGERI

Pemerintah Kota Tegal


DINAS PENDIDIKAN
2015

PENGESAHAN
BEST PRACTICE

IKB
(IMAJINASI KALENG BEKAS)
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF IKB BAGI
PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA
DI SDLB NEGERI KOTA TEGAL

Karya Ilmiah ini disahkan dalam rangka Pemilihan Pendidik SDLB Berdedikasi
Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Tegal,

Mei 2015

Mengetahui,
Kepala SDLB Negeri Kota Tegal

Penulis

Dra. SEPHOLINDARSIH

SUMINI, S.Pd.

NIP. 196509181993122001

NIP. 196304151984052006

ii

ABSTRAK

Pembelajaran IKB (Imajinasi Kaleng Bekas) merupakan inovasi baru


di dunia pendidikan, terutama pada proses pembelajaran bagi Peserta
Didik Tuna Grahita di SDLB Negeri Kota Tegal. Pembelajaran IKB
dengan memanfaatkan kaleng bekas dapat meningkatkan wawasan,
kreativitas, dan rasa cinta terhadap lingkungan. Sampel penelitian ini
adalah siswa kelas 2 CD SDLB Negeri Kota Tegal sebanyak 14 siswa.
Siswa dibimbing oleh guru dalam mendaur ulang kaleng bekas menjadi
tempat pensil dan celengan. Hasil karya siswa tersebut dipasang pada
etalase kios sekolah dan siap dipasarkan. Dengan demikian, pemanfaat
kaleng bekas yang dikemas sedemikan rupa, dapat menjadi nilai tambah
dan membentuk peserta didik menjadi mandiri, memiliki ketrampilan dan
kreativitas sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Kata kunci : Pembelajaran, IKB, kaleng bekas.

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan

karya

ilmiah

ini

dengan

judul

Pengembangan

Media

Pembelajaran Interaktif Imajinasi Kaleng Bekas (IKB) bagi Peserta Didik Tuna
Grahita di SDLB Negeri Kota Tegal
Karya Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dari Kepala SDLB
Negeri Kota Tegal untuk mengikuti Lomba PTK Berdedikasi Tingkat Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2015. Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis telah
berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun
sebagai manusia biasa penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari
teknik penulisan maupun tata bahasa. Penulis menyadari bahwa penyusunan karya
ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan karya ilmiah ini.
Selanjutnya terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat Kepala
SDLB Negeri Kota Tegal yaitu Ibu Dra. Sepholindarsih yang telah memberikan
kesempatan untuk mengikuti lomba PTK berdedikasi. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan pula kepada pihak yang telah membantu terwujudnya karya
ilmiah ini.

Tegal, Mei 2015

Penulis

iv

DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ........................................................................................... ii
Abstrak ............................................................................................................... iii
Kata Pengantar .................................................................................................... iv
Daftar Isi.............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 7
1.3 Strategi Pemecahan Masalah ................................................................... 7
BAB I PEMBAHASAN ..................................................................................... 11
2.1 Definisi Media Pembelajaran Interaktif ................................................. 11
2.2 Manfaat Media Belajar .......................................................................... 12
2.3 Deskripsi Pemecahan Masalah .............................................................. 12
BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................... 17
3.1 Simpulan............................................................................................... 17
3.2 Rekomendasi ........................................................................................ 17
Daftar Pustaka ................................................................................................... 18
Lampiran ........................................................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Kota Tegal merupakan kota pesisir yang mempunyai keindahan alam
yang luar biasa. Kekayaan laut yang melimpah dengan keindahan pantai dan
pasir putihnya yang dapat menentramkan jiwa bagi setiap orang yang
melihatnya. Tetapi keindahan tersebut terancam dengan sikap konsumtif
warga Kota Tegal yang tidak bertanggung jawab. Hal ini yang kemudian hari
menimbulkan masalah khususnya di kota Tegal dan kota-kota lainnya pada
umumnya. Sampah yang setiap hari menumpuk, tidak dimanfatkan dengan
baik oleh masyarakat secara maksimal. Sikap konsumtif yang tidak seimbang
dengan pola hidup yang tidak bertanggung jawab menyebabkan sampah di
kota Tegal menumpuk dan menimbulkan permasalahan baru. Kebersihan
lingkungan perlu dijaga dengan baik agar masyarakat kota Tegal dapat hidup
dengan sehat.
Sampah merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir seluruh negara
di dunia. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk dan dibuang di tempat
pembuangan akhir (TPA). Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan
terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat. Sampah yang
menumpuk, pasti akan mengganggu penduduk di sekitarnya selain baunya
yang tidak sedap, sampah-sampah sering dihinggapi lalat dan dapat
mendatangkan wabah penyakit sehingga dapat merugikan masyarakat.
Sampah dapat dibedakan yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya,
sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Manfaat sampah
ini tidak terlepas dari kreativitas dan penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk menanganinya.

Dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis memanfaatkan sampah


anorganik yang berupa kaleng bekas sebagai media pembelajaran bagi siswa
Tuna Grahita di SDLB Negeri Kota Tegal. Media pembelajaran yang
digunakan ialah melalui IKB (Imajinasi Kaleng Bekas). IKB dilakukan
dengan memanfaatkan kaleng bekas yang sudah tidak terpakai untuk dibuat
barang yang lebih bermanfaat. Melalui IKB dapat membantu anak Tuna
Grahita untuk mengenal sampah dan pemanfaatanya serta memicu imajinasi
dan kreativitas siswa yang pada umumnya masih kurang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis mengangkat
permasalahan dengan rumusan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana proses pembelajaran siswa Tuna Grahita di SDLB Negeri Kota
Tegal dengan menggunakan media pembelajaran IKB?
2. Bagaimana Hasil atau Dampak dari Pelaksanaan IKB bagi Peserta Didik
Tuna Grahita di SDLB Negeri Kota Tegal?
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penulisan karya
ilmiah adalah sebagai berikut.
1.

Untuk

memberikan

gambaran

secara

jelas

bagaimana

proses

pembelajaran siswa Tuna Grahita di SDLB Negeri Kota Tegal melalui


IKB.
2.

Untuk mengenalkan sampah anorganik dan pemanfaatannya kepada


siswa Tuna Grahita di SDLB Negeri Kota Tegal.

3.

Untuk

mengetahui

kreatifitas

imajinasi

peserta

didik

dalam

memanfaatkan sampah kaleng.

1.3. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH


1.3.1 Deskripsi Tahapan Pembelajaran Interaktif Melalui IKB
IKB merupakan akronim dari Imajinasi Kaleng Bekas. Maksud dari IKB
adalah peserta didik Tuna Grahita menggunakan kemampuan imajinasinya dalam

pemanfaatan kaleng bekas dengan bantuan dan bimbingan pendidik. Tahapan IKB
adalah sebagai berikut
1. Persiapan
Pada tahap persiapan, pendidik mempersiapkan media pembelajaran
dan materi yang akan disampaikan. Media pembelajaran yang dipilih
penulis adalah dengan menggunakan kaleng bekas. Sebelum memulai
pembelajaran, pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengingat dan mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
2. Pengetahuan awal
Pada tahap ini, pendidik menggali pengetahuan awal peserta didik
tentang materi yang akan disampaikan. Pengetahuan awal peserta didik
dapat digali dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang berkaitan
dengan topik bahasan sehingga pendidik mempunyai tolak ukur
sebagai perbandingan dengan pengetahuan akhir peserta didik setelah
melakukan kegiatan pembelajaran.
3. Kegiatan Eksplorasi
Pada tahap ini, pendidik mengenalkan media pembelajaran berupa
kaleng bekas dan memancing imajinasi peserta didik akan dibuat apa
keleng bekas tersebut.
4. Pertanyaan Peserta Didik
Pada tahap ini peserta didik mengajukan berbagai pertanyaan yang
berkaitan dengan topik setelah pendidik menyampaikan materi
pembelajaran secara keseluruhan.
5. Pengetahuan akhir
Pada tahap ini, pendidik dapat membandingkan hasil pembelajaran
dengan mengukur pengetahuan awal dan pengetahuan akhir peserta
didik sehingga pendidik mengetahui hasil pembelajaran.
6. Refleksi
Pada tahap ini, pendidik memberikan pemahaman kepada peserta didik
tentang materi yang telah diajarkan dan memaparkan manfaatnya

sekaligus memberikan nasehat yang berkaitan dengan topik bahasan


untuk melatih peserta didik dalam berfikir secara logika tanpa mereka
sadari.
Berdasarkan tahapan pembelajaran interaktif di atas, maka
langkah-langkah pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendidik memberikan salam kepada peserta didik
2. Pendidik bertanya mengenai materi pada pertemuan sebelumnya
kepada peserta didik.
3. Pendidik memberikan pertanyaan mengenai topik yang akan
dipelajari dengan membawa kaleng

bekas

sebagai

media

pembelajaran.
4. Pendidik mengenalkan sampah anorganik dan memberikan contoh
kreativitas kaleng bekas sebagai pemanfaat yang menarik dari
sampah.
5. Pendidik membagikan kaleng bekas beserta peralatan dan
memancing kreativitas peserta didik, sehingga peserta didik dapat
berfikir dan berimajinasi akan dibuat seperti apa kaleng bekas
tersebut.
6. Pendidik berfungsi sebagai pemandu, pendamping dan fasilitator
aktif dalam pembuatan kreativitas IKB.
7. Pendidik memberikan kesimpulan tentang topik bahasan yang telah
dipelajari kepada peserta didik.
8. Pendidik menutup pembelajaran dengan berdoa bersama.
Nana Sudjana (1997) mendefinisikan sumber belajar sebagai segala daya
yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam
belajar. Masa depan anak tergantung dari pengetahuan dan pembelajaran yang
didapat dari lingkungan sekitarnya yang kemudian tersimpan rapi dalam otak
bawah sadar mereka. Menurut penelitian otak bawah sadar menunjukan semua
potensi hidup anak, yang nantinya akan keluar dalam bentuk sikap, nilai
kehidupan, kemampuan atau keterampilan, kecerdasan, kepribadian dan kebiasaan
atau pola kehidupannya ke depan. Hal ini terjadi karena pola kerja otak bawah

10

sadar selama 24 jam penuh tanpa terhenti. Ia bekerja secara terus-menerus dan
berkesinambungan. Ia bekerja mulai dari sejak dilahirkan, dewasa dan kemudian
mati. Sehingga otak bawah sadar mereka berkembang secara pesat. Menjadi guru
di SDLB, perlu keuletan, kesabaran dan rasa tanggung jawab yang besar dalam
menghadapi peserta didik. Karena peserta didik yang mempunyai keterbatasan
mental dibutuhkan pendidik yang kreatif dan sabar sehingga mereka dapat
mengembangkan institusi mereka secara pesat.

11

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Media Pembelajaran Interaktif


Pembelajaran interaktif adalah sebuah proses pembelajaran yang saling
timbal balik antara pendidik dan peserta didik. Maksudnya ketika pendidik
menyampaikan pesan kepada peserta didik dengan jelas maka peserta didik
akan memberikan respon atau umpan balik kepada pendidik mengenai pesan
yang telah disampaikan. Sehingga proses pembelajaran akan menarik dan
suasana belajar akan menjadi sangat menyenangkan karena adanya
hubungan yang saling timbal balik diantara keduanya. Sedangkan menurut
Suparmandan

Tarhuri

pembelajaran

interaktif

(2005:18)

mengemukakan

merupakan

proses

bahwa

pembelajaran

Model
yang

memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri dalam seluruh proses


baik secara mental maupun secara fisik.
Menurut Hj.Titi Surtiatidan Sri Rejeki (1999:1), Media pendidikan
dalam pengertian yang luas adalah semua benda tindakan atau keadaan yang
dengan sengaja diusahakan atau diadakan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan menurut Gagne
(1970), media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta
didik yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar.

2.2.

Manfaat Media Belajar


Keberadaan media pembelajaran sangat penting peranannya dalam
menentukan hasil belajar peserta didik. Media dapat memudahkan pendidik
dalam menjelaskan materi dan menyampaikan pesan kepada peserta didik.
Banyak sekali manfaat yang diperoleh dengan menggunakan media dalam
proses pembelajaran yaitu:
a. Memotivasi minat atau tindakan peserta didik

11

12

Dengan menggunakan media belajar maka peserta didik akan termotivasi


untuk mengikuti proses pembelajaran kemudian akan ditunjukan melalui
tingkah laku atau tindakan mengenai apa yang telah mereka pelajari
karena dengan menggunakan media belajar, para peserta didik dapat
berimajinasi secara jelas tentang materi atau pesan yang disampaikan
oleh pendidik.
b. Pembelajaran lebih menarik
Untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang menarik bagi peserta didik
maka pemilihan media belajar yang tepat sangat diperlukan.
Saat ini berbagai metode belajar tengah berkembang pesat di
seluruh dunia, sehingga setiap peserta didik akan mampu
mempelajari apapun secara lebih cepat sekitar 5-20x
lebihcepat- bahkan 10-100x lebih efektif, padausiaberapapun.
(Gordon D. Dan Jeannette V).
c. Pembelajaran lebih interaktif
Dengan menggunakkan IKB dapat membuat peserta didik lebih aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih
interaktif. Hal ini disebabkan karena media mempermudah peserta
didik dalam memahami pesan yang disampaikan oleh pendidik.
d. Dapat menumbuhkan sikap positif pada peserta didik
Dengan menggunakan IKB

yang positif akan menciptakan emosi

positif pada peserta didik. Dampak dari emosi positif ini sangat luar
biasa karena akan mempengaruhi perkembangan jiwa peserta didik
untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab karena sadar dengan
lingkungan sekitar.

2.3. Deskripsi Pemecahan Masalah


IKB merupakan akronim dari Imajinasi Kaleng Bekas. Imajinasi
adalah imajinasi para peserta didik dalam proses pembelajaran. Ini
merupakan salah satu kemampuan otak kiri yang berperan sangat penting
dalam intuisi dan seni yang mempunyai ciri khas keindahan. Dengan
Imajinasi kaleng bekas maka para peserta didik Tuna Grahita dapat

13

berkreasi dengan pemanfaatan kaleng bekas sebagai media pembelajaran


yang interaktif.
Sampah kaleng termasuk sampah anorganik. Dalam karya ilmiah
ini penulis mempunyai gagasan bahwa dalam rumah tangga banyak
ditemukan sampah kaleng antara lain : Kaleng susu, kaleng permen,
kaleng roti, kaleng sarden, kaleng minuman, kaleng cat. Melihat sampah
kaleng yang masih bagus sepertinya Penulis merasa sayang kalau
dibuang saja, dijual pun tidak laku. Kemudian dengan melihat banyaknya
sampah kaleng tersebut akhirnya timbul agar sampah kaleng dapat
dimanfaatkan dan dibentuk menjadi barang, sehingga menjadi sebuah
produk yang dapat dijual dan digemari oleh masyarakat serta sampah
kaleng itu sudah tidak berupa sampah lagi, melainkan menjadi barang
yang berharga contohnya antara lain

tempat pensil, tempat tisu,

tabungan, tempat permen, tempat kecantikan, tempat pernak-pernik


seperti jarum, kancing, peniti, bros, dan lain-lain.
Biasanya sampah kaleng banyak menumpuk pada bulan-bulan
tertentu contoh: kaleng roti dan permen banyak pada saat Hari Raya Idul
Fitri, Natal karena banyak orang membeli roti kaleng, permen untuk
berkunjung. Maka dari itu mencari sampah kaleng tidaklah sulit.
Di SDLB Negeri Kota Tegal memanfaatkan sampah kaleng atau
disebut Daur Ulang Kaleng Bekas menjadi tempat pensil atau
tabungan. Dalam pembuatan tempat pensil dan tabungan bisa dengan
bermacam-macam cara. Tetapi disini penulis akan meneliti pembuatan
tempat pensil dan tabungan atau yang sering masyarakat sebut celengan.
Cara pemanfaatan sampah kaleng :
A. Dengan Pengecatan
Bahan-bahan

yang

dibutuhkan

adalah:

kaleng

bekas,

cat

berwarnaputih, pensil atau pulpen, cat warna-warni.


1) Pertama yang harus disiapkan adalah kaleng bekas sebagai bahan
utama, kemudian dicuci bersih baik bagian dalam maupun luarnya.
Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran yang menempel

14

pada kaleng, setelah kaleng dibersihkan kemudian dikeringkan agar


dapat dilakukan proses selanjutnya.
2) Setelah kaleng bersih dan kering kemudian dilakukan proses
pelapisan kaleng dengan menggunakan cat berwarna putih untuk
melapisi merk dari kaleng.
3) Setelah kaleng dilapisi kemudian dikeringkan dengan cara di anginanginkan. Proses selanjutnya adalah dengan melukis kaleng dengan
menggunakan pensil atau pulpen. Pola gambar menurut selera,
contoh gambar hewan, bunga, pemandangan, angka, huruf kartun,
atau yang disukai. Setelah pola tergambar pada kaleng lalu dapat
mengecatnya dengan warna-warna yang cerah atau yang menyolok.
4) Karena ini adalah proses daur ulang maka peserta didik bisa
meningkatkan kreativitasnya sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
B. Dengan cara menggunakan kain flanel
Bahan-bahannya adalah kaleng bekas, kain flannel bermacammacam warna, jarum, benang, manik-manik, lem UHU, gunting, pulpen,
pensil, penggaris.
Cara membuatnya :
1) Siapkan bahan-bahan yang diperlukan
2) Cuci hingga bersih kaleng bekas, lalu keringkan beberapa menit.
3) Potong bagian atas kaleng bekas permen tersebut dengan
menggunakan gunting.
4) Setelah terlepas dari bagian atasnya lalu siapkan kain flannel untuk
mengukur pola pada kaleng bekas permen tersebut untuk melapisi
bagian luar kaleng.
5) Setelah diukur kemudian gunting kain flannel tersebut, lalu mulailah
dijahit menggunakan jarum jahit.
6) Setelah semua tertutup buatlah motif-motif hiasan yang lucu pada
kertas sesuai keinginan untuk menghias permukaan kaleng yang
sudah dilapisi flanel.

15

7) Setelah membuat motif-motif pola pada kertas, lalu guntinglah kain


flannel mengikuti pola pada kertas.
8) Kemudian

tempel

motif-motif

pola

lucu

tersebut

dengan

menggunakan lem UHU ke permukaan kaleng.


9) Hiaslah permukaan kaleng semenarik mungkin sesuai keinginan.
10) Selesai dan siap untuk digunakan sebagai tempat pensil atau tempat
uang recehan.
Sekilas cara membuat tempat pensil dan tabungan sangatlah mudah
bagi pembaca yang mempunyai IQ normal atau bahkan Peserta didik
cerdas.Tetapi disini tidak mudah bagi peserta didik Tuna Grahita,
yang ada di SDLB Negeri Kota Tegal.Peserta didik Tuna Grahita
rata-rata mempunyai IQ kurang lebih 68-52 (Binet) atau 69-55
(WISC) hal ini dilihat dari hasil tes IQ. Maka dari itu peserta didik
tuna grahita mengalami perkembangan kognitif, ada hambatan, serta
perkembangan

motorik

juga

mengalami

hambatan

menyulam, menggunting. Oleh sebab itu dalam

menulis,

pemanfaatan

sampah kaleng bagi peserta didik tuna grahita sangatlah penting


mengingat banyak hambatan

yang disandangnya. Tetapi penulis

percaya dibalik itu semua pasti ada solosinya. Untuk member


motivasi kepada peserta didik tuna grahita dalam memanfaatkan
sampah kaleng menjadi barang-barang yang berarti dan dapat
dipasarkan di masyarakat.
Dalam membuat tempat pensil dan tabungan ini masih
memerlukan bimbingan guru pada awal pertama karena peserta didik
tuna grahita mempunyai ciri-ciri keterbatasan intelegensi sehingga
menyebabkan mudah lupa, mudah bosan, tetapi peserta didik tuna
grahita

kalau

diberi

bimbingan

secara

intensif

dan

berkesinambungan akan mendapat hasil yang baik. Oleh karena itu


untuk menyelesaikan 1 buah macam tempat pensil agak lama. Dalam
membuat sampah kaleng, agar menjadi barang yang punya harga jual

16

tinggi dalam membuat keterampilan seperti diatas harus secara rutin


atau drill diulang-ulang sampai bisa melakukan sendiri.
Setelah selesai, pasang di etalase kios sekolah, untuk siap
dipasarkan. Dengan demikian apabila pemanfaatan sampah kaleng
dikemas sedemikian rupa, sehingga mendapat nilai tambah yang
menyenangkan. Maka dari itu dapat membentuk peserta didik
menjadi mandiri dan siap berkarya dan berkreasi sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. Ada pepatah cacat bukan hambatan untuk
berprestasi.

17

BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1

Simpulan
Dari hasil pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pembelajaran IKB merupakan inovasi baru bagi dunia pendidikan terutama


untuk proses pembelajaran bagi peserta didik tuna grahita di SDLB Kota Tegal
sehingga hasil yang diharapkan dari pembelajaran dengan menggunakan media
tersebut dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan peserta didik sehingga
manfaat yang diharapkan dari pembelajaran dengan menggunakan IKB dapat
meningkatkan rasa cinta terhadap lingkungan dengan pemanfaatan sampah
yang tepat guna.

3.2.

Rekomendasi
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa karya tulis ini masih jauh dari

sempurna baik dari pola dan tata penulisannya, prosedur kerja maupun
pembahasan yang kurang mendalam dan mendetail. Berkenaan dengan hal
tersebut diatas, maka penulis sangat berharap atas tanggapan, masukan ataupun
kritikan dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan Best Practice
kedepan. Karya ilmiah ini ditulis semata-mata dalam rangka pengembangan
kreativitas dan profesi dan tidak bermaksud untuk mendiskriditkan pihak-pihak
manapun. Apabila ada kata-kata ataupun tulisan yang kurang berkenan dihati
para pembaca, penulis menyampaikan maaf. Berkaitan dengan kajian karya
tulis ini, maka dapat penulis rekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
a. Diperlukan adanya kerjasama yang baik dan komitmen yang kuat dari
semua pihak demi tercapainya hasil pembelajaran yang maksimal.
b. Pengembangan

dan

peningkatan

secara

terus

menerus

dan

berkesinambungan dalam pengembangan media interaktif pembelajaran IKB


sehingga mendapatkan hasil yang sempurna bagi dunia pendidikan.

17

18

DAFTAR PUSTAKA
1. Internet : Aldy Putra.net/2012/81/pengertian-sampah-organik-dan-non
organik.
2. Psikologi Anak Luar Biasa. Somantri, PsyCH. Hal 83 88
3. -----------------. Nana Sudjana.1997
4. -----------------. Suparman, Tarhuri 2005
5. -----------------. Titi Sutiarti, Sri Rejeki. 1999

18

19

LAMPIRAN
1.

Sebelum Proses

19

20

2.

Sesudah Proses

You might also like