Professional Documents
Culture Documents
Referensi
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patofisiologi
Normal : kepala dilahirkan > bahu masuk panggul posisi oblik > bahu
posterior terlebih dahulu masuk panggul sebelum bahu anterior > kepala
putaran paksi luar > bahu posterior dicekungan tulang sakrum > beri
ruang bahu anterior masuk panggul lewat tulang simfisis pubis / rotasi dari
foramen obturator
Patologi : bahu posisi antero-posterior saat masuk pintu atas panggul >
bahu posterior tertahan promontorium, bahu anterior tertahan tulang
pubis > kepala tidak dapat lakukan putaran paksi luar > Turtle sign
Faktor resiko
Manifestasi klinis
Turtle sign = kepala bayi yang telah keluar akan tertarik kembali ke
belakang seperti kura-kura dan terbentuk double chin
Bayi tampak sianosis dan mengalami bendungan (bila terjadi kompresi tali
pusat)
Diagnosis
A. Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat dilahirkan
B. Kepala bayi sudah lahir, tetapi tetap menekn vulva dengan kencang
C. Dagu tertarik dan menekan perineum
D. Traksi kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang tetap tertahan dikranial
simfisis pubis
E. Perlu tindakan segera setelah diagnosis ditegakkan
Pencegahan
Dilakukan maksimal 5 ment (bila gagal, rujuk ke fasilitas yang lebih aman /
dilakukan sectio caesar)
Saat distosia bahu terjadi, segera minta pertolongan tim ahli dengan
protokol khusus. Persiapan diri dan beritahukan pada ibu dan keluarga
(minta kerjasamanya saat dilakukan manuver)
Evaluate for episiotomy
Posisi paha ibu fleksi dan abduksi lalu ditarik ke arah perut sedekat
mungkin (dibantu oleh asisten) membuat simfisis pubis berputar ke arah
sefalik dan promontorium mendatar sehingga bahu anterior akan terbebas
dari simfisis pubis dan bahu posterior akan meluncur melewati sakrum.
Dengan tarikan normal pada kepala, bahu bayi diikuti badannya dapat
lahir.
Prinsip : memposisikan ibu bertumpu pada kedua lengan dan kedua lutut
dengan punggung agak melengkung (diambeter sagital pelvis dapat
bertambah 20mm)
Kemudian menarik kepala bayi untuk keluarkan bahu posterior lalu disusul
bahu anterior
Komplikasi
A. Pada ibu
-
B. Pada fetus
-