Professional Documents
Culture Documents
Penyakit parkinson atau lebih tepat disebut sebagai sindrom parkinson mencakup
berbagai kondisi dengan beragam etiologi dengan gejala klinis yang serupa atau hampir
serupa. Kriteria untuk untuk menggolongkan kedalam sindrom parkinson aialah adanya
rigiditas, tremor, dan bradikinesia.Gejala ini dapat dijumpai pada penyakit neurologis kronis
dan dapat pula dicetuskan oleh obat tertentu.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit parkinson merupakan penyakit neurologis yang mengenai sekitar 1% dari
kelompok usia si atas 50 tahun dan sekitar 2% dari mereka yang berusia lebih dari 70 tahun.
Penyakit lebih sering pada usia di antara 50-59 tahun dan jarang bermula sebelum 30 tahun
atau setelah usia 80 tahun.
toksik terhadap substansia nigra dan lokus seruleus dan mencetus sindrom yang serupa
sengan parkinson pada manusia.
KLASIFIKASI
Parkinson dapat dibagi atas 3 bagian besar :
1. Primer atau paralisis agitans
Bentuk sindrom parkinson yang kronis yang paling sering dijumpaiyang disebut
juga paralisi agitans. Kira-kira 7-8 kasus parkinson termasuk jenis ini
2. Sekunder atau simptomatis
Penyababnya belum diketahui. Beragam kelainan atau penyakit dapat
menyebabkan sindrom parkinson adiantaranya arteriosklerosis, anoksia, obatobatan, zat toksik, penyakit infeksi diotak.
3. Parkinson plus
Gejala parkinson hanya merupakan sebagian dari gambaran penyakit keseluruhan.
PATOFISIOLOGI
Gejala utama sindrom parkinson ialah bradikinesia, rigiditas, dan tremor yang
sebagian disebabkan oleh tidak seimbangnya aktivitas sistem motor alfa dengan motor
gamma. Didapatkan depresi aktivitas gamma dan peningkatan aktivitas alfa.. saat ini belum
dapat diungkapkan dengan baik bagaimana berkurangnya dopamin di striatium dapat
menyebabkan tremor, rigiditas, dan akinesia.
Ganglia basal berfungsi untuk menyusun rencana neurofisiologi yang dibutuhkan
dalam melakukan gerakan dan bagian yang diperankan oleh serebelum ialah mengevaluasi
informasi yang didapat sebagai umpan balik mengenai pelaksanaan gerakan.
Tugas primer dari ganglia basal adalah mengumpulkan program untuk gerakan,
sedangkan serebelum memonitor dan melakukan pembetulan kesalahan yang terjadi sewaktu
program gerakan di implementasikan. Salah satu gambaran dari gangguan ekstrapiramidal
ialah gerakan involuntar.
Dasar patologinya mencakup lesi di ganglia basal ( kaudatus, putamaen, palidum,
nukleus subtalamus ) dan batang otak ( substansia nigra, nukleus rubra, lokus seruleus ).
Secara sederhana penyakit atau kelainan sistem motorik dapat dibagi sebagai berikut :
1. Piramidal : kelumopuhan disertai reflek tendon yang meningkat dan reflek
superfisial yang abnormal
GAMBARAN KLINIK
Gejala yang didapatkan pada sindrom parkinson :
1. Tremor
Biasanya merupakan gejala pertama pada paralisis agitans. Tremor biasanya
bermula pada satu ekstremitas atas dan kemudaian melibatkan ekstremitas
bawahpada sisi yang sama. Beberapa waktu kemudian sisi lainnya juga terlibat
dengan urutan yang serupa. Kepala, bibir, lidahsering tidak terlibat atau terlibat
pada stadium penyakit yang lanjut. Frekuensi tremor parkinson berkisar antara 4-7
gerakan permenit. Tremor terutama timbul bila penderita dalam keaadan istirahat
dan dapat ditekan untuk sementara bila ekstremitas digerakkan. Tremor menjadi
bertambah hebat dalam keadaan emosi dan menghilang bila tidur.
2. Rigiditas
Pada stadium dini, rigiditas otot terbatas pada satu ekstremitas atas, dan hanya
terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila peradangan di fleksi dan
ekstensi secara pasif dan pronasi supinasi lengan bawah secara pasif. Pada
stadium lanjut, rigiditas menjadi menyekuruh dan berat sehingga memberikan
tahanan bila persendian-persendian digerakkan secara pasif. Rigiditas merupakan
peningkatan jawaban terhadap regangan otot pada otot antagonis dan agonis.
Salah satu gejala dini dari rigiditas adalah hilangnya gerak asosiasi lengan bila
berjalan. Meningkatnya tonus otot pada sindroma parkinson disebabkan oleh
meningkatnya aktivitas neuron motorik alfa.
3. Bradikinesia
Pada bradikinesia, gerakan voluntar manjadi lamban dan memulai suatu gerakan
yang sulit. Didapatkan berkurangnya gerak asosiatif bila berjalan. Sulit untuk
bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lamban mengenakan pakaian, lambat
mengambil suatu objek. Ekspresi atau mimik muka berkurang (seolah muka
topeng ). Bila berbicara gerakan lidah dan bibir menjadi lambat. Gerak halus
sewaktu menulis atau mengerjakan benda-benda berukuran kecil menjadi sulit dan
menghilang. Bradikinesia merupakan hasil akhir dari ganguan integrasi pada
impuls optik, propiosptik, dan impuls sensorik lainnya di ganglia basal. Ini
DIAGNOSIS
TERAPI
1. Medika mentosa
a. Levodopa
Banyak dokter yang menunda pengobatan simptomatis dengan levodopa
sampai memang dibutuhkan. Bila gejala masih ringan, tidak menganggu
sebaiknya levodopa jangan dimulai. Hal ini mengingat bbahwa efektifitas
berkaitan dengan lama waktu pemakaiannnya. Bila sudah beberapa bulan
atau tahun sring timbul komplikasi misalnya gejala 0n-off. Mendadak
penderita beberapa saat imobil, gerakan seolah membeku, jadi berhenti.
Disamping itu, didapatkan juga berbagai komplikasi lain apakah gejala
sudah mengganggu kegiatan sehari-hari, kehidupan dirumah, dikantor dan
efek psikologis. Levodopa meliontasi sawar darah otakdan memasuki SSP.
digunakan tunggal bila penyakit ini sudah lanjutobat ini dapat digunakan
sebagai tambahan pada levodopa dan bromokriptin.
Difenhidramin ( benadryl ) merupakan preparat yang bermanfaat. Dosis
dapat 3-4 x 50 mg sehari. Efek samping ialah mengantuk dan toleransi
timbul cepat.
f. Amantadin ( symmetrel )
Mantadin berfungsi membebaskan sisa dopamin dari simpanan presinaptik
di jalur nigrostrial. Obat ini ajuvan yang berguna yang dapat memberikan
perbaikan lebih lanjut pada penderita yang tidak dapat mentoleransi dosis
levodopa atau bromokriptin yang tinggi. Obat ini dalam bentuk kapsul
100mg. Dosisnya ialah 2x100mg.
Efek samping di ekstremitas bawah, insomnia, mimpi buruk, jarang
dijumpai hipotensi postural, retensio urin, gagal jantung.
g. Selegiline ( suatu inhibitor MAO jenis B )
Inhibitor MAO diduga berguna pada penyakit parkinson karena
neurotransminsi dopamin dapat ditingkatkan dengan mencegah
perusakannya. Baik dikombinasikan dngan levodopa.
Dosisnya 10 mg sehari.
2. Terapi fisik
Sebagian besar penderita parkinson akan merasakan efek positif dari terapi fisik.
Terapi ini dapat dilakukan dirumah denagndiberikan petunjuk dan latihan contoh
diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit parkinson merupakan
program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau
perburukan penyakit. Misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan
lainnya.