You are on page 1of 33

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Arthropoda

NIM

Hari/tgl.

: Senin 13 April 2015

: D611 14 010

BAB III
PEMBAHASAN
Arthropoda merupakan hewan Triploblastik Selomata. Anggota hewan ini
memiliki tubuh dan kaki beruas-ruas. Tubuh simetri bilateral terdiri dari kepala,
dada, dan perut. Arthropoda memiliki system pencernaan yang sempurna dimulai
dari mulut yang sudah dilengkapi dengan rahing hingga berakhir pada saluran
pengeluaran yaitu anus. System peredaran darahnya terbuka. Arthropoda bernapas
dengan trakea, insang, paru-paru, buku atau melalui saluran permukaan tubuhnya.
Sisa metabolisme biasa diekskresikan melalui pembuluh malpigi yang bermuara
pada usus. Pada umumnya, reproduksi dilakukan secara seksual tetapi ada juga yang
biseksual yaitu dengan Parthenogenesis.
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit,
komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini,
misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat
penyebaran Arthropoda sangat luas. Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan
padang rumput.
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada
juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah
pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang
dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda
terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga
bersifat dioseus (berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur. Berikut pembahasan
mengenai tiap sampel dari spesies Arthropoda.

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Arthropoda

NIM

Hari/tgl.

: Senin 13 April 2015

: D611 14 010

Keterangan:
1. Mata
2. Glabela
3. Mulut
4. Pleura
5. Axis

depan

belakang

samping

No. Sampel

01

No. Peraga

92

Filum

Arthropoda

Kelas

Trilobita

Ordo

Asaphida

Family

Asaphusidae

Genus

Asaphus

Spesies

Asaphus ekspansus (WAHLENBERG)

Proses Pemfosilan

Cast

Bentuk

Globural (menyerupai bola)

Komposisi Kimia

SiO2

Lingkungan Pengendapan

Laut dalam

Umur

Ordovisium Bawah (450-500 juta tahun)

Keterangan

Sampel fosil pertama (01) dengan nomor peraga 92 adalah contoh fosil dari
filum Arthropoda yang termasuk dalam kelas Trilobita, family Asaphusidae, genus
Asaphus, dan spesies Asaphus ekspansus (WAHLENBERG).
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. Kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga

tersebut

dengan

mineral.

Proses

tersebut

disebut

proses

permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.

Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah mata, mulut,
pleura atau garis melintang horizontal dibagian pungung yang terletak dibagian
pinggir, axis yaitu garis melintang horizontal yang terletak dipunggung bagian
tengah fosil, dan yang terakhir adalah Glabela yang merupakan daerah yang terletak
diantara kedua mata fosil, jika dianalogikan seperti manusia maka gladela
merupakan daerah jidat. Berdasarkan bagian-bagian tubuh fosil yang terlihat, maka
dapat disimpulkan bahwa fosil ini tidak mengalami transportasi karena bagian
tubuhnya lengkap.
Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa silika (SiO2). Dilihat dari komposisi kimianya, maka
lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dalam. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Ordovisium Bawah
atau sekitar 500-450 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.

Referensi:

Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2015

Buku Lapangan

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Arthropoda

NIM

Hari/tgl.

: Senin 13 April 2015

: D611 14 010

Keterangan:
1. Mata
2. Glabela
3. Mulut
4. Axis
5. pleura

depan

belakang

samping

No. Sampel

02

No. Peraga

692

Filum

Arthropoda

Kelas

Trilobita

Ordo

Proetida

Family

Proetusidae

Genus

Proetus

Spesies

Proetus bohemicus HAWLE CORDA

Proses Pemfosilan

Cast

Bentuk

Globural (menyerupai bola)

Komposisi Kimia

SiO2

Lingkungan Pengendapan

Laut dalam

Umur

Devon Bawah (370-395 juta tahun)

Keterangan

Sampel fosil kedua (02) dengan nomor peraga 92 adalah contoh fosil dari filum
Arthropoda yang termasuk dalam kelas Trilobita, family Proetusidae, genus
Proetusidae, dan spesies Proetus bohemicus HAWLE CORDA.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring

dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan

cepat oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga


organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga

tersebut

dengan

mineral.

Proses

tersebut

disebut

proses

permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.

Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah mata, mulut,
pleura atau garis melintang horizontal dibagian pungung yang terletak dibagian
pinggir, axis yaitu garis melintang horizontal yang terletak dipunggung bagian
tengah fosil, dan yang terakhir adalah Glabela yang merupakan daerah yang terletak
diantara kedua mata fosil, jika dianalogikan seperti manusia maka gladela
merupakan daerah jidat. Berdasarkan bagian-bagian tubuh fosil yang terlihat, maka
dapat disimpulkan bahwa fosil ini tidak mengalami transportasi karena bagian
tubuhnya lengkap.
Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa silika (SiO2). Dilihat dari komposisi kimianya, maka
lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dalam. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Ordovisium Bawah
atau sekitar 370-395 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.

Referensi:

Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2015

Buku lapangan

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Arthropoda

NIM

Hari/tgl.

: Senin 13 April 2015

: D611 14 010

Keterangan:
1. Mata
2. Glabela
3. Mulut
4. Axis
5. Pleura

depan

belakang

samping

No. Sampel

03

No. Peraga

325

Filum

Arthropoda

Kelas

Trilobita

Ordo

Redlichiida

Family

Microspiriferidae

Genus

Microspirifer

Spesies

Microspirifer mucronatus (CONRAD)

Proses Pemfosilan

Cast

Bentuk

Globural (menyerupai bola)

Komposisi Kimia

SiO2

Lingkungan Pengendapan

Laut dalam

Umur

Devon Tengah (360-370 juta tahun)

Keterangan

Sampel fosil ketiga (03) dengan nomor peraga 325 adalah contoh fosil dari filum
Arthropoda yang termasuk dalam kelas Trilobita, family Microspiriferidae, genus
Microspirifer, dan spesies Microspirifer mucronatus (CONRAD).
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga

tersebut

dengan

mineral.

Proses

tersebut

disebut

proses

permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.

Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah mata, mulut,
pleura atau garis melintang horizontal dibagian pungung yang terletak dibagian
pinggir, axis yaitu garis melintang horizontal yang terletak dipunggung bagian
tengah fosil, dan yang terakhir adalah Glabela yang merupakan daerah yang terletak
diantara kedua mata fosil, jika dianalogikan seperti manusia maka gladela
merupakan daerah jidat. Berdasarkan bagian-bagian tubuh fosil yang terlihat, maka
dapat disimpulkan bahwa fosil ini tidak mengalami transportasi karena bagian
tubuhnya lengkap.
Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa silika (SiO2). Dilihat dari komposisi kimianya, maka
lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dalam. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Ordovisium Bawah
atau sekitar 360-370 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.

Referensi:

Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2015

Buku Lapangan

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Arthropoda

NIM

Hari/tgl.

: Senin 13 April 2015

: D611 14 010

Keterangan:
1. Mata
2. Glabela
3. Mulut
4. Axis
5. Pleura

depan

belakang

samping

No. Sampel

04

No. Peraga

170

Filum

Arthropoda

Kelas

Trilobita

Ordo

Family

Homotelusidae

Genus

Homotelus

Spesies

Homotelus bromidensis ESKER

Proses Pemfosilan

Cast

Bentuk

Konveks

Komposisi Kimia

SiO2

Lingkungan Pengendapan

Laut dalam

Umur

Ordovisium Bawah (450-500 juta tahun)

Keterangan

Fosil dengan nomor sampel 04, nomor peraga 170 adalah contoh fosil dari
filum Arthropoda yang termasuk dalam kelas Trilobita, family Homotelusidae, genus
Homotelus, dan spesies Homotelus bromidensis ESKER.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga

tersebut

dengan

mineral.

Proses

tersebut

disebut

proses

permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.

Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah mata, mulut,
pleura atau garis melintang horizontal dibagian pungung yang terletak dibagian
pinggir, axis yaitu garis melintang horizontal yang terletak dipunggung bagian
tengah fosil, dan yang terakhir adalah glabela yang merupakan daerah yang terletak
diantara kedua mata fosil, jika dianalogikan seperti manusia maka gladela
merupakan daerah jidat. Berdasarkan bagian-bagian tubuh fosil yang terlihat, maka
dapat disimpulkan bahwa fosil ini tidak mengalami transportasi karena bagian
tubuhnya lengkap.
Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa silika (SiO2). Dilihat dari komposisi kimianya, maka
lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dalam. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Ordovisium Bawah
atau sekitar 450-500 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.

Referensi:

Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2015

Buku Lapangan

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Arthropoda

NIM

Hari/tgl.

: Senin 13 April 2015

: D611 14 010

Keterangan:
1. mata
2. glabela
3. mulut
4. axis
5. pleura

depan

belakang

samping

No. Sampel

05

No. Peraga

280

Filum

Arthropoda

Kelas

Trilobita

Ordo

Family

Trimerusidae

Genus

Trimerus

Spesies

Trimerus delphinocephalus GREEN

Proses Pemfosilan

Cast

Bentuk

Konveks

Komposisi Kimia

SiO2

Lingkungan Pengendapan

Laut dalam

Umur

Silur Bawah (423-435)

Keterangan

Fosil dengan nomor sampel 05, peraga 280 adalah contoh fosil dari filum
Arthropoda yang termasuk dalam kelas Trilobita, family Trimerusidae, genus
Trimerus, dan spesies Trimerus delphinocephalus GREEN.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga

tersebut

dengan

mineral.

Proses

tersebut

disebut

proses

permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.

Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah mata, mulut,
pleura atau garis melintang horizontal dibagian pungung yang terletak dibagian
pinggir, axis yaitu garis melintang horizontal yang terletak dipunggung bagian
tengah fosil, dan yang terakhir adalah Glabela yang merupakan daerah yang terletak
diantara kedua mata fosil, jika dianalogikan seperti manusia maka gladela
merupakan daerah jidat. Berdasarkan bagian-bagian tubuh fosil yang terlihat, maka
dapat disimpulkan bahwa fosil ini tidak mengalami transportasi karena bagian
tubuhnya lengkap.
Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa silika (SiO2). Dilihat dari komposisi kimianya, maka
lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dalam. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Ordovisium Bawah
atau sekitar 423-435 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.

Referensi:

Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2015

Buku Lapangan

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Arthropoda

NIM

Hari/tgl.

: Senin 13 April 2015

: D611 14 010

Keterangan:

depan

belakang

Mata

Glabela

Mulut

Axis

Pleura

samping

No. Sampel

06

No. Peraga

853

Filum

Arthropoda

Kelas

Trilobita

Ordo

Lichida

Family

Phacopsidae

Genus

Phacops

Spesies

Phacops slateri KOZL

Proses Pemfosilan

Cast

Bentuk

Globural (menyerupai bola)

Komposisi Kimia

SiO2

Lingkungan Pengendapan

Laut dalam

Umur

Devon Bawah (370-395 juta tahun)

Keterangan

Fosil dengan nomor sampel 06, nomor peraga 853 adalah contoh fosil dari
filum Arthropoda yang termasuk dalam kelas Trilobita, family Phacopsidae, genus
Phacops, dan spesies Phacops slateri KOZL.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga

tersebut

dengan

mineral.

Proses

tersebut

disebut

proses

permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.

Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah mata, mulut,
pleura atau garis melintang horizontal dibagian pungung yang terletak dibagian
pinggir, axis yaitu garis melintang horizontal yang terletak dipunggung bagian
tengah fosil, dan yang terakhir adalah Glabela yang merupakan daerah yang terletak
diantara kedua mata fosil, jika dianalogikan seperti manusia maka gladela
merupakan daerah jidat. Berdasarkan bagian-bagian tubuh fosil yang terlihat, maka
dapat disimpulkan bahwa fosil ini tidak mengalami transportasi karena bagian
tubuhnya lengkap.
Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa silika (SiO2). Dilihat dari komposisi kimianya, maka
lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dalam. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Ordovisium Bawah
atau sekitar 370-395 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.

Referensi:

Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2015

Buku Lapangan

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Arthropoda

NIM

Hari/tgl.

: Senin 13 April 2015

: D611 14 010

Keterangan:

depan

belakang

Mata

Glabela

Mulut

Axis

Pleura

samping

No. Sampel

07

No. Peraga

172

Filum

Arthropoda

Kelas

Trilobita

Ordo

phacopida

Family

Calymenenidae

Genus

Calymene

Spesies

Calymene blumenbachi BGN

Proses Pemfosilan

Cast

Bentuk

Globural (menyerupai bola)

Komposisi Kimia

SiO2

Lingkungan Pengendapan

Laut dalam

Umur

Silur Bawah (423-436 juta tahun)

Keterangan

Fosil dengan nomor sampel 07, nomor peraga 92 adalah contoh fosil dari
filum Arthropoda yang termasuk dalam kelas Trilobita family Calymenenidae, genus
Calymene, dan spesies Calymene blumenbachi BGN.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga

tersebut

dengan

mineral.

Proses

tersebut

disebut

proses

permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.

Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah mata, mulut,
pleura atau garis melintang horizontal dibagian pungung yang terletak dibagian
pinggir, axis yaitu garis melintang horizontal yang terletak dipunggung bagian
tengah fosil, dan yang terakhir adalah Glabela yang merupakan daerah yang terletak
diantara kedua mata fosil, jika dianalogikan seperti manusia maka gladela
merupakan daerah jidat. Berdasarkan bagian-bagian tubuh fosil yang terlihat, maka
dapat disimpulkan bahwa fosil ini tidak mengalami transportasi karena bagian
tubuhnya lengkap.
Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa silika (SiO2). Dilihat dari komposisi kimianya, maka
lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dalam. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Silur Bawah atau
sekitar 423-436 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.

Referensi:

Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2015

Buku Lapangan

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Arthropoda

NIM

Hari/tgl.

: Senin 13 April 2015

: D611 14 010

Keterangan:

Ventral

dorsal

mata

glabela

mulut

axis

pleura

samping

No. Sampel

08

No. Peraga

443

Filum

Arthropoda

Kelas

Trilobita

Ordo

Harpetida

Family

Harpesidae

Genus

Harpes

Spesies

Harpes macrocephalus GOLDF

Proses Pemfosilan

Cast

Bentuk

Konveks

Komposisi Kimia

SiO2

Lingkungan Pengendapan

Laut dalam

Umur

Devon Tengah (360-370 juta tahun)

Keterangan

Fosil denrgan nomor sampel 08, nomor peraga 443 adalah contoh fosil dari filum
Arthropoda yang termasuk dalam kelas Trilobita, family Harpesidae, genus Harpes,
dan spesies Harpes macrocephalus GOLDF).
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga

tersebut

dengan

mineral.

Proses

tersebut

disebut

proses

permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.

Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah mata, mulut,
pleura atau garis melintang horizontal dibagian pungung yang terletak dibagian
pinggir, axis yaitu garis melintang horizontal yang terletak dipunggung bagian
tengah fosil, dan yang terakhir adalah Glabela yang merupakan daerah yang terletak
diantara kedua mata fosil, jika dianalogikan seperti manusia maka gladela
merupakan daerah jidat. Berdasarkan bagian-bagian tubuh fosil yang terlihat, maka
dapat disimpulkan bahwa fosil ini tidak mengalami transportasi karena bagian
tubuhnya lengkap.
Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa silika (SiO2). Dilihat dari komposisi kimianya, maka
lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dalam. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Devon Tengah atau
sekitar 360-370 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.

Referensi:

Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2015

Buku Lapangan

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

You might also like