You are on page 1of 5

Anamnesis

Anamnesis merupakan wawancara medis yang merupakan tahap


awal dari rangkaian pemeriksaan pasien, baik secara langsung maupun tidak
langsung pada pasien.1

Anamnesa mengambil peran besar dalam menentukan diagnosis.


Oleh sebab itu, anamnesis harus dilakukan sebaik mungkin sehingga dapat
mengambil diagnosis dengan baik pula dan mampu memberikan pertolongan
bagi pasien.

Anamnesis antara dokter dan pasien harus membina hubungan yang


baik dapat dilakukan dengan cara menyampaikan ucapan selamat datang
dan mempersilahkan pasien duduk dengan sopan, serta menampilkan sikap
dan wajah yang ramah. Anamnesis dapat dilakukan dengan
menanyakan;2 (1) menanyakan identitas pasien, (2) keluhan utama dan
lamanya sakit, (3) riwayat penyakit sekarang dengan menanyakan karakter
keluhan utama,perkembangan keluhan utama seperti obat-obat yang telah
diminum dan hasilnya, (4) riwayat penyakit dahulu, (5) riwayat pribadi seperti
kebiasaan makan, kebiasaan merokok, alkohol, dan penggunaan narkoba,
serta riwayat imunisasi, (6) riwayat sosial ekonomi seperti lingkungan tempat
tinggal dan hygiene, (7) riwayat kesehatan keluarga, dan (8) riwayat penyakit
menahun keluarga seperti alergi, asma, hipertensi, kencing manis, dll.

Pada umumnya pasien OA mengatakan bahwa keluhan-keluhannya


sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan, yaitu:1

a.

Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali membawa pasien ke


dokter. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang
dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan
rasa nyeri yang lebih dibang-ding dengan gerakan yang lain. Nyeri pada OA
juga dapat berupa penjalaran atau akibat radiokulopati, misalnya pada OA
servikal dan lumbal. OA lumbal yang menimbulkan stenosis spinal mungkin

menimbulkan keluhan nyeri di betis yang biasa disebut dengan claudicatio


intermiteen.

b.

Hambatan gerak sendi

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan


dengan bertambahnya rasa nyeri.

c.

Kaku pagi

Pada beberapa pasien, nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah imobilitas,
seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama bahkan
setelah bangun tidur.

d.

Krepitasi

Rasa gemertak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.

e.

Pembesaran sendi (deformitas)

Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (seringkali terlihat


dilutut atau tangan) secara pelan-pelan membesar.

Pemeriksaan Fisik

Pada osteoartritis pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dilakukan


pada pasien yang pertama adalah pengukuran berat badan dan tinggi badan
kemudian pemeriksaan tanda-tanda vital seperti pengukuran suhu, denyut

nadi, pernafasan, dan tekanan darah sehingga didapatkan hasilnya tekanan


darah 130/80 mmHg, denyut nadi 88kali/menit, pernafasan 20kali/menit, dan
suhu 36,40 C. Selain itu pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pemeriksaan
fisik otot dan sendi dengan cara inspeksi, palpasi dan pergerakan pada sendi
bahu, siku, pergelangan tangan dan tangan (dengan tambahan tes sensoris
jari untuk menguji integritas dari n. ulnaris pada palmar dan dorsal manus:
digiti IV bagian medial dan digiti V, n.radialis pada dorsum manus: digiti I, II,
III, Ivbagian lateral, dan n.medianus pada palmar: digiti I, II, III, IV bagian
lateral), coxae (dengan tambahan tes thomas pada keadaan tidur
terlentang), lutut, dan pergelangan kaki dan kaki. Pada pemeriksaan fisik
pasien osteoartritis didapatkan ;

a.

Hambatan gerak

Perubahan ini seringkali sudah ada meskipun pada OA yang masih dini.
Biasanya bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit, sampai sendi
hanya bisa digoyangkan dan menjadi kontraktur. Hambatan gerak dapat
konsentris (seluruh arah gerakan) maupun eksentris (salah satu arah gerak
saja).

b.

Krepitasi

Awalnya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh
pasien atau dokter yang memeriksa. Dengan bertambah beratnya penyakit,
krepitasi dapat didengar sampai jarak tertentu. Gejala ini mungkin timbul
karena gesekan kedua permukaan tulang sendi pada saat sendi digerakkan
atau secara pasif di manipulasi.

c.

Pembengkakan sendi yang seringkali asimetris

Pembengkakan pada OA dapat timbul karena efusi pada sendi yang biasanya
tak banyak ( <100 cc ). Sebab lain karena osteofit yang dapat mengubah
permukaan sendi.

d.

Tanda-tanda peradangan

Tanda-tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak,


rasa hangat yang merata dan warna kemerahan) mungkin dijumpai pada OA
karena adanya sinovitis. Biasanya tanda-tanda ini tak menonjol dan timbul
belakangan, seringkali dijumpai di lutut, pergelangan kaki, dan sendi-sendi
kecil tangan dan kaki.

e.

Deformitas sendi yang permanen

Perubahan ini dapat timbul karena kontraktur sendi yang lama, perubahan
permukaan sendi, berbagai kecacatan dan gaya berdiri dan perubahan pada
tulang dan permukaan sendi.

f.

Perubahan gaya berjalan

Keadaan ini hampir selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi


tumpuan berat badan. Terutama dijumpai pada OA lutut, sendi paha, dan OA
tulang belakang dengan stenosis spinal. Pada sendi-sendi lain, seperti tangan
bahu, siku, dan pergelangan tangan, ostoartritis juga menimbulkan gangguan
fungsi.
Epidemiologi

Osteoartritis disebut juga sebagai penyakit sendi degeneratif, yang


artinya adalah jenis penyakit sendi tersering dan merupakan salah satu
penyebab kecacatan utama di negara-negara maju.5 Penyakit ini ditandai
oleh erosi progresif tulang rawan sendi. Di Amerika Serikat, diperkirakan lebih
dari 33 milyar USS dikeluarkan per tahun untuk biaya pengobatan dan
hilangnya hari kerja. Prevalensi OA lutut radiologis di Indonesia cukup tinggi,
yaitu mencapai 15,5% pada pria, dan wanita 12,7%. Pasien OA biasanya
mengeluh nyeri pada waktu melakukan aktivitas atau jika ada pembebanan
pada sendi yang terkena.6 Pada derajat yang lebih berat nyeri dapat
dirasakan terus menerus sehingga sanggat mengganggu mobilitas pasien,
karena prevalensi yang cukup tinggi dan sifatnya yang kronik-progresif, OA
mempunyai dampak sosial ekonomi yang besar, baik di negara maju maupun

di negara berkembang. Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang lanjut usia di


Indonesia menderita cacat OA. Pada abad mendatang tantangan terhadap
dampak OA akan lebih besar karena semakin banyaknya populasi yang
berumur tua.

Etiologi

Pada sebagian besar kasus, osteoartritis timbul secara perlahan tanpa


kausa pemicu yang jelas sebagai suatu fenomena penuaan (osteoatritis
idiopatik atau osteoartritis primer). Pada kasus-kasus ini, penyakit biasanya
melibatkan beberapa sendi (oligoartikular) meskipun dapat juga generalisata.
Pada sekitar 5% kasus , osteoartritis timbul pada usia lebih muda, yang
mempunyai faktor-faktor predisosisi, misalnya riwayat cidera, cacat
perkembangan kongenital satu atau lebih, atau penyakit sistemik tertentu,
seperti diabetes, okronosis, hemokromatosis, atau obesitas,
berlebihan.7 Pada keadaan-keadaan ini, penyakit disebut osteoartritis
sekunder dan sering melibatkan satu atau beberapa sendi presdiposisi,
misalnya gangguan gangguan sendi bahu atau siku pada pemain baseball,
dan sendi lutut pda pemin basket. Jenis kelamin ikut berperan menentukan
distribusi. Lutut dan tangan lebih sering terkena pada wanita, dan panggul
pada pria.

Faktor resiko osteoartritis juga disebabkan karena beberapa faktor, yaitu


faktor umur; jenis kelamin dimana usia <45 tahun perbandingan antara
wanita dan pria sama sedangkan pada usia >50 tahun wanita lebih banyak
dibandingkan dengan pria; suku bangsa; faktor genetik juga berperan dalam
kerentanan terhadap osteoartritis, terutama pada kasus yang melibatkan
tangan dan panggul. Gen atau gen-gen spesifik berperan yang belum
teridentifikasi meskipun keterkaitan dengan kromosom 2 dan 11 diperkirakan
berperan pada beberapa kasus; kegemukan dan penyakit metabolik; cedera
sendi, pekerjaan dan olahraga; kelainan pertumbuhan (osteoartritis pada usia
muda); faktor lain-lain (faktor tingginya kepadatan tulang); dan faktor-faktor
untuk timbulnya.
Komplikasi

Komplikasi yang bisa terjadi pada osteoartritis yaitu nyeri dan kekauan sendi
yang dapat menjadi sangat berat sehingga penderita tidak bisa beraktivitas.

You might also like