You are on page 1of 25

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Pengajaran yang baik meliputi mengajarkan siswa


bagaimana belajar,
bagaimana mengingat,
bagaimana berpikir,
bagaimana memotivasi diri mereka sendiri.
( Weinstein & Meyer, 1986:315)

ADAKAH KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA??

SIAPAKAH YANG BELAJAR MATEMATIKA??


GURU-SISWA
APA YANG TELAH DIUSAHAKAN??
1. Penataran/pelatihan-pelatihan
2. Memutakhirkan kurikulum
3. Menerapkan berbagai model pembelajaran
4. Penelitian tentang kesulitan belajar matematika.
APAKAH TELAH MENUNJUKKAN HASIL??
Belum memuaskan-Usaha perlu terus menerus dilakukan sambil
mengikuti perkembangan.

MUNGKINKAH KESULITAN BELAJAR


MATEMATIKA DIHAPUS SAMA SEKALI???
KESULITAN BELAJAR DAN MENGAJAR MATEMATIKA
MASIH AKAN SELALU DIHADAPI,
SEHINGGA
KREATIVITAS GURU TETAP DIPERLUKAN.
KOMITMEN DAN KEMAUAN GURU UNTUK BERINOVASI SELALU
ADA.
MAKA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SANGAT
MEMUNGKINKAN
MELALUI PERENCANAAN, UJICOBA DAN PELAKSANAAN.
SALAH SATU PENDEKATANNYA ADALAH
PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

BEBERAPA PENGARUH PANDANGAN TENTANG


MATEMATIKA
MATEMATIKA SEBAGAI PENGETAHUAN SIAP PAKAI
1. SISWA YANG BELAJAR (mendengar-memperhatikanmemahami dengan benar-menerapkan)
2. GURU YANG MENGAJAR (memahami bahan ajar dan
mengajarkan secara informatif)
3. LINGKUNGAN TEMPAT BELAJAR-MENGAJAR TERJADI
(menerima manfaat matematika, mendukung pelajaran
mat.)
4. INTERAKSI YANG PERLU DIJALANKAN. (Berpusat pada
guru)

MATEMATIKA SEBAGAI AKTIVITAS MANUSIA


1. SISWA YANG BELAJAR (Perlu aktif, menemukan,
melalui
kegiatan membangun dan menemukan sendiri)
2. GURU YANG MENGAJAR (Menciptakan suasana aktif,
menggali masalh kontekstual, mendorong berpikir
mandiri,
menerapkan mat.)
3. LINGKUNGAN TEMPAT BELAJAR-MENGAJAR TERJADI
(Perlu
digali kenyataan yang dapat digunakan sebagai
masalah,
mendukung pelaksanaan pembelajaran)
4. INTERAKSI YANG PERLU DIJALANKAN. (Berpusat pad
siswa)

PRINSIP UMUM DALAM PENDIDIKAN


(SAMA DENGAN ALAM SEMESTA)
INTERDEPENDENCE, DIFFERENTIATION, SELF ORGANIZATION
Pendidikan Matematika memiliki komponen Matematika, Realitas,
Guru/sekolah dan Siswa.

Matematika

Realitas

-Sebagai alat mendeskripsi,


berkomunikasi, refleksi,
menstruktur, mengorganisasi,
dll

Guru/Sekolah
-Pembelajaran perlu sekolah,
ruang, guru, materi, dsb

-Memuat sumber
pengalaman, argumentasi,
penerapan, bahan/isi pelaj,
dinamika, dsb

Siswa
-Belajar perlu kemampuan,
mptivasi, orientasi,kamajuan,
dsb

Pendidikan Matematika Realistik


Indonesia
Filosofi: Matematika sebagai aktifitas
manusia.

Prinsip PMR: Menemukan kembali,


fenomena didaktis, pengembangan model
sendiri.

Karakteristik PMR:Penggunaan konteks,


model, kontribusi siswa, interaktivitas,
intertwin

Prinsip PMRI
Menemukan kembali
Memberi kesempatan untuk mengalami proses yang sama
sebagaimana konsep-konsep matematika ditemukan.
Pembelajaran dimulai dengan suatu masalah kontekstual
atau realistik yang selanjutnya melalui aktifitas siswa
diharapkan menemukan kembali sifat, definisi, teorema
atau prosedur-prosedur.
Masalah kontekstual dipilih yang mempunyai berbagai
kemungkinan solusi. Perbedaan penyelesaian atau prosedur
peserta didik dalam memecahkan masalah dapat
digunakan sebagai langkah proses pematematikaan baik
horisontal maupun vertikal.

Fenomena didaktis
Situasi-situasi yang diberikan digunakan sebagai
aplikasi dalam pengajaran dan sebagai titik tolak
dalam proses pematematikaan.
Tujuan penyelidikan fenomena-fenomena
tersebut adalah untuk menemukan situasi-situasi
masalah khusus yang dapat digeneralisasikan
dan dapat digunakan sebagai dasar
pematematikaan vertikal.

Pengembangan model sendiri


Kegiatan ini berperan sebagai jembatan
antara pengetahuan informal dan
matematika formal.
Model pada awalnya adalah suatu model
dari situasi yang dikenal (akrab) dengan
siswa. Dengan suatu proses generalisasi
dan formalisasi, model tersebut akhirnya
menjadi suatu model sesuai penalaran
matematika.

Karakteristik PMRI
Penggunaan konteks
Konteks adalah lingkungan keseharian
siswa yang nyata. Dalam matematika
tidak selalu diartikan konkret, dapat juga
sesuatu yang telah dipahami siswa atau
dapat dibayangkan siswa. Belajar
matematika adalah membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimiliki siswa
dengan yang akan dipelajarinya.

Menggunakan Model
Model diarahkan pada model konkret
meningkat ke abstrak atau model
dari situasi nyata atau model untuk
arah abstrak. Penggunaan model ini
memberikan kesempatan kepada
siswa mengembangkan penalaran
maupun kreativitas

Menggunakan Kontribusi Siswa


Kontribusi yang besar pada proses belajar
mengajar diharapkan dari kontsruksi
peserta didik sendiri yang mengarahkan
mereka dari metode informal mereka ke
arah yang lebih formal atau baku. Ciri ini
juga mendorong kreativitas maupun
penalaran dan kepribadian siswa untuk
berani dan mau berbagi pemikiran
maupun pendapat dalam menyelesaikan
suatu masalah.

Interaktivitas
Proses belajar mengajar berlangsung
secara interaktif, dan siswa menjadi fokus
dari semua aktifitas di kelas.
Dalam proses ini pembelajaran
matematika mengembangkan aspekaspek afektif, seperti demokrasi,
menghargai pendapat, antusias, aktif dan
berbagi-berdiskusi dengan teman lain
ataupun guru.

Terintegrasi dengan topik pembelajaran


lainnya (Intertwint)

Dalam pembelajaran menggunakan


pendekatan holistik, artinya bahwa topiktopik belajar dapat dikaitkan dan
diintegrasikan sehingga memunculkan
pemahaman suatu konsep atau operasi
secara terpadu. Hal ini memungkinkan
efisiensi dalam mengajarkan beberapa
topik pelajaran.

Soal Kontekstual dalam


Pembelajaran

Defenisi:
Soal yang merepresentasikan
hadirnya lingkungan nyata bagi
siswa

Dlm pandangan, dpt dibayangkan,

terjangkau imajinasi
Situasi kehidupan, situasi bersifat
fantasi, dan situasi matematis

Fungsi Konteks
Pembentukan

konsep
Pembentukan model
Aplikasi
Latihan
Membantu agar soal
dpt dipecahkan
Keleluasaan
menyusun strategi
Melahirkan berbagai
variasi strategi

26 orang tamu
diundang ke
pesta Ultah
Ardi. Satu meja
untuk 6 orang
tamu. Berapa
meja yang
harus
disediakan?

Jenis Konteks
Tanpa konteks (Abstrak)
Kamuflase (soal abstrak

didandani konteks)
Relevan dan penting
(bermakna)

Ayah membeli 15
meter tali dan
dipotong-potong
masing-masing 3 m.
Berapakah jumlah
potongan yang

Tentukanlah nilai X

dan Y:
2 X + 3 Y = 90
Hitunglah
28 : 4 x 6 3 x 9 =
..
15 : 3 =

Ayah membeli 15

meter tali dan


dipotong-potong
menjadi 3 bagian
yang sama.
Berapakah panjang

Contoh:
Lakukan Kegiatan Berikut
(Membangun Istana)

Waktu: maksimal 20 menit.


Soal A1.

Anda diminta mengukur tinggi


dinding ruang di mana Anda sekarang
berada, dengan menggunakan
sebuah pasak/lidi, mistar dan senter
atau cermin, tanpa memanjat dinding
tersebut. Uraikan cara Anda
melakukannya dan sebutkan dasar
dari tindakan Anda! Berapakah tinggi
dinding tersebut?

A2.
Anda diminta mengkonstruksi
suatu
segitiga dengan jangka dan
penggaris
dengan ketentuan:
a. panjang alas segitiga 20 cm
b. tinggi dari titik sudut ketiga
ke
alas segitiga 15 cm, dan
c. besar salah satu sudut
segitiga
yang terletak pada alas 300.

UntuK SISWA

?
?

Untuk Siswa

Terima kasih
Semoga bermanfaat

You might also like