You are on page 1of 6

PEMBUATAN SERBUK TEMBAGA DENGAN PROSES PENGENDAPAN

ELEKTROLISIS METODE LECTROREFINING


Abstrak
Serbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang dapat digunakan untuk membuat
komponen otomotif dan elektronika, serbuk tembaga juga dapat difungsikan sebagai
pengganti tinta dalam penggunaan printer tiga dimensi. Dalam teknologi metalurgi serbuk,
proses pembuatan suatu komponen melalui tahapan mixing, compacting dan sintering,
sedangkan proses pembuatan serbuk tembaga dapat dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya proses penghancuran secara mekanik, proses atomisasi, proses reaksi kimia, serta
proses elektrolisis. Tujuan penelitian ini adalah membuat serbuk tembaga dengan ukuran
berkisar 325 mesh ~ 400 mesh Proses pembuatan serbuk tembaga dilakukan dengan
menggunakan parameter temperature elektrolit , tegangan elektrolit, interval waktu
pengendapan, serta jarak katoda anoda. Proses elektrolisis dilakukan dengan cara melarutkan
anoda tembaga lempengan, kemudian mengendapkan serbuk tembaganya ke katoda (plat
stainless steels 304) dalam tangki bermedia elektrolit tembaga sulfat (Cu SO4) dan asam
sulfat (H2 SO4). Kemudian penentuan ukuran partikel serbuk tembaga digunakan peralatan
uji ayak. Penelitian ini menghasilkan serbuk tembaga dengan ukuran mesh 325 mesh ~ 400
mesh, sedangkan efisiensi arus anoda sebesar 90 % serta efisiensi arus katoda sebesar 86 %.
Kata kunci: proses elektrolisis, metode electrorefining, serbuk tembaga
1.Pendahuluan
Serbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang digunakan untuk membuat
komponen otomotif, elektronika dan juga sebagai bahan untuk produk
cat
yang bersifat konduktip. Dalam industri otomotif dan elektronika, pembuatan komponen dari
serbuk tembaga dilakukan dengan teknologi metalurgi serbuk, dimana proses metalurgi
serbuk terdiri dari tahapan tahapan mixing, compacting dan sintering (Subagja dkk, 1996).
Teknologi ini dianggap lebih menguntungkan daripada teknologi pengecoran, keunggulan
tersebut adalah : komponen yang dihasilkan lebih presisi, lebih ringan, efisiensi pemakaian
bahan lebih tinggi, konsumsi energi lebih rendah, dan mudah untuk memvariasikan unsur
pemadu pada saat pembuatan paduan.
Mixing

compacting

sintering

Gambar 1. Tahapan proses metalurgi serbuk (Colton, 2009)


Terlebih lagi dalam menghadapi teknologi manufaktur masa depan, dimana penggunaan three
dimensional (3D) printing merupakan salah satu proses dari rapid prototyping (RP) yang
sangat cepat perkembangannya. Pada printer tiga dimensi ini fungsi tinta dapat digantikan
oleh beragam serbuk, berbahan polimer, keramik, sejenis karet, hingga logam seperti tembaga
(Yudhi, 2009). Bahkan pada pengembangan berikutnya mengkombinasikan dua material
serbuk dalam suatu komponen yang responsif terhadap lingkungan maupun aspek fisik
lainnya. Kondisi inilah yang menjadi dasar untuk memformulasikan produk-produk smart
material (material cerdas), contohnya pembuatan blade propeller yang geometrinya bisa
berubah tergantung pada stimulasi lingkungan seperti temperature maupun parameter lainnya
(Widyanto, 2008). Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli untuk
pengembangan multimaterial rapid prototyping (RP), ditemukanlah mekanisme pendeposisi
serbuk multi-material, konsep ini bernama sinter-deposisi multi material (MMD-Is), dimana
salah satu teknik penyinteran serbuknya menggunakan energy laser untuk mengikatkan antar
dua jenis partikel serbuk yang berbeda, seperti partikel tembaga (Cu) dan Nikel (Ni). Perilaku
sinter dua jenis partikel serbuk dengan komposisi berbeda dapat bervariasi tergantung pada
formasi larutan padat (kondisi sinter) yang berlaku khusus untuk tiap jenis material serbuknya
(Widyanto, 2008).
Gambar 2. Skema rapid prototyping dengan
proses 3D printing (Yudhi. 2009)
Sedangkan pembuatan serbuk tembaga dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya
adalah dengan: proses penghancuran secara mekanik, proses atomisasi, proses reaksi kimia,
maupun proses pengendapan elektrolisis. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini untuk
membuat serbuk tembaga dengan menggunakan proses pengendapan elektrolisis metode
electrorefining. Metode ini mempunyai keuntungan sebagai berikut: kondisi prosesnya
fleksibel, penggunaan temperaturnya rendah, dan dapat menghasilkan partikel serbuk hingga
40 m, serta dapat mencapai 99,97 % ~ 99,99% tembaga murni (Popov dkk, 2002).
2.Tinjauan Pustaka
Kemajuan teknologi dalam proses manufaktur merupakan kunci dari keberhasilan produk
diterima oleh konsumen. Secara teknis, geometri produk manufaktur semakin beragam,
kondisi inilah yang mendorong lahirnya proses baru seperti teknologi powder metallurgy
(PM), bahkan penerapan teknologi rapid prototyping (RP) dalam proses produksi telah

memberikan umpan balik terhadap penggunaan bentuk bahan baku dari teknologi powder
metallurgy maupun rapid prototyping, yaitu berupa serbuk, bahkan bahan baku serbuk telah
banyak diproduksi secara komersial. Faktor penting yang tidak bisa dipisahkan dari masalah
serbuk adalah penentuan karakteristiknya, serbuk yang dihasilkan dari proses elektrolisis
dengan metode electrorefining memilki bentuk permukaan kasar, dendritik. Untuk
menghasilkan serbuk yang lebih halus maka periode penyerutan serbuk perlu dipercepat,
karena dalam metode electrorefining, serbuk adalah hasil suatu pengintian dari anoda yang
mana semakin lama waktu yang diendapkan maka serbuknya semakin besar. Hal tersebut
telah dilakukan pada penelitian Percobaan Pembuatan Serbuk Tembaga Dalam Skala Pilot
Plant, hasil penggukuran distribusi partikel dengan analisa ayakan mendapatkan ukuran ratarata lebih besar dari 100 mesh, sedangkan serbuk lainnya mempunyai ukuran rata-rata lebih
kecil 325 mesh (Subagja dkk, 1996). Pembuatan serbuk metode electrorefining sekaligus
dapat menghasilkan serbuk dengan kemurnian tinggi (German, 1994 ; Hari, 1999;
Upadhyaya, 2002 ; Oxtoby, 2003), sehingga sangat baik dalam mendukung industry
elektronika khususnya dalam pembuatan kabel lstrik. Adapun parameter-parameter yang
mempengaruhi hasil endapan serbuk antara lain, konsentrasi elektrolit, temperature elektrolit,
rapat arus, kecepatan sirkulasi elektrolit, tegangan elektrolit. Produksi serbuk tembaga
dengan proses pengendapan elektrolisis metode electrorefining mempunyai keuntungan
sebagai berikut : kondisi proses fleksibel, kemurnian serbuknya tinggi, temperatur relatif
rendah, prosesnya murah. Meskipun ada kekurangannya, yaitu butuh energi listrik besar,
perlu material elektroda yang khusus (Huenert, 2005).

2.1.Proses Deposisi Elektrolisis Metode


Electrorefining
Proses deposisi elektrolisis merupakan cara yang banyak digunakan secara luas dalam
pembuatan serbuk tembaga, berilium, besi, serta nikel. Kesesuaian antara material kimia
dengan kondisi fisik selama elektrodeposisi memungkinkan untuk melonggarkan endapan
yang menempel pada katoda, sehingga mudah untuk diserut menjadi serbuk. Metoda ini pula
dapat menghasilkan serbuk logam dengan kemurnian tinggi sehingga sangat baik untuk
pengolahan metalurgi serbuk industry elektronika. Proses elektrolisis pembuatan serbuk
tembaga mirip dengan proses elektrolisis pemurnian tembaga, dimana logam mentah
tembaga, dicetak menjadi lempengan, yang digunakan sebagai anoda dalam sel elektrolisis
yang mengandung larutan Cu SO4 dalam H2SO4 berair. Selama proses elektrolis tersebut

unsur Bi, Sb dan As yang dibuang dengan cara regenerasi, sementara lumpur anodik dibuang
dari sel elektrokimia dan dipindahkan untuk diproses lebih lanjut. Penting untuk
diperhatikankan bahwa proses lanjut lumpur anoda memerlukan biaya yang paling tinggi dari
semua biaya electrorefining. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tembaga hasil
electrorefining adalah sebuah proses elektrolis dengan larutan anoda dan secara teori
komposisi elektrolit seharusnya tidak berubah selama proses. Akan tetapi, pada sistem yang
sebenarnya beberapa komposisi benar-benar berubah. Yang pertama, konsentrasi elektrolit
asam selama melarutkan sejumlah tembaga anodik terjadi penurunan oksigen.
3.Metode Penelitian
3.1.Bahan Penelitian
Bahan baku yang digunakan untuk dibuat serbuk dalam penelitian ini adalah lempengan
tembaga dengan ukuran 200 mm x 150 mm x 8 mm, yang berfungsi sebagai anoda,
sedangkan bahan katoda dari plat stainless steel 304. Media elektrolit yang digunakan larutan
tembaga sulfat CuSO4 dan larutan asam sulfat H2SO4. Sedangkan hasil dari pembuatan
serbuk tembaga dianalisa untuk menentukan ukuran partikel serbuk dengan peralatan uji
ayakan (sieve analysis mesh).
3.2.Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah satu perangkat sel elektrolisis, terdiri dari :
a. Bak pemroses, bahan PVC (360 x 210 x 200 mm)
b. Bak pemanas, bahan PVC (270 x 270 x 460 mm )
c. Bak penampung, bahan PVC (320 x 210 x 200 mm)
d. Katoda bahan stainless steel 304, (200 x 150 x 3 mm)
e. Anoda bahan tembaga, (200 x 150 x 8 mm)
f. Quartz heater (220 volt,1 Kw, 400 L, 2 p)
g. Power supply (50 A, 30 volt)
h. Circuit breaker (merk Domae, 3. P.C.4 OA)
i. Thermo-controller (merk IL-80 EN, 110 volt / 220 volt, 4000 C)
j. Multimeter merk Sanwa SP 10 D dengan ketelitian 0,005 Ampere.
k. Stopwatch.
l. Termometer.
m. Neraca analitik untuk menimbang hasil serbuk tembaga.

3.3.Prosedur Pembuatan Serbuk Tembaga


a.Persiapkan peralatan proses elektrolisis metode electrorefining.
b. Persiapkan elektroda, jarak antara anoda dengan katoda, 30 mm (percb. 1)
c. Masukkan larutan tembaga sulfat CuSO4 dan larutan asam sulfat H2SO4 ke dalam (bak
pemanas 25 % CuSO4 dan 120 % H2SO4).
d. Atur quartz heater pada temperatur 500 C (percobaan 1).
e. Masukan larutan ke bak sel elektrolisis, dengan membuka kran pipa.
f. Atur tegangan larutan melalui powersupply pada 2 volt
(percobaan 1).
g. Lakukan proses elektrolisis pada kondisi dan waktu yang telah ditentukan (percobaan 1
selama 20 menit).
h. Ambil/angkat katoda dari bak sel elektrolisis.
i. Lakukan penyerutan serbuk tembaga yang mengendap pada katoda setelah20 menit, masuk
ke gelas penampung.
j. Lakukan penyerutan untuk katoda ke 2, 3, 4, masuk ke gelas penampung
k. Lakukan penyaringan serbuk basah.
l. Masukkan ke pengering, kemudian
panaskan sambil disemprot gas nitrogen m. Lakukan penggerusan bongkahan serbuk, hingga
menjadi serbuk tembaga

4.Hasil dan Pembahasan


4.1.Hasil Pengukuran Efisiensi Arus Anoda
Pengukuran efisiensi arus di anoda dilakukan dengan cara menimbang berat anoda tembaga
untuk setiap interval waktu tertentu. Selisih berat antara waktu kemudian dibandingkan
dengan berat tembaga yang seharusnya terlarut dari anoda secara teoritis.

4.2.Hasil Pengukuran Effisien Arus Katoda

Pengukuran efisiensi arus katoda dilakukan dengan cara menimbang berat serbuk tembaga
yang dihasilkan selama proses, kemudian menentukan kadar airnya. Berat kering serbuk
tembaga ditetapkan dari selisih berat serbuk basah dengan jumlah air yang terkadung didalam
serbuk basah. Efisiensi arus katoda ditetapkan dengan cara membandingkan berat serbuk
tembaga kering dengan berat serbuk tembaga yang seharusnya terbentuk pada katoda secara
teoritis.
5.Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian adalah menghasilkan satu set peralatan
elektrolisis metode electrorefining
yang dapat digunakan untuk memproduksi serbuk tembaga. Hasil eksperimen pembuatan
serbuk tembaga, diperoleh mesh serbuk
tembaga berkisar 325 mesh ~ 400 mesh, sedangkan efisiensi arus anoda sebesar 90 % serta
efisiensi arus katoda sebesar 87 %.

You might also like