You are on page 1of 3

2.

1 Gigi Tiruan Tetap


Pengertian Gigi Tiruan Tetap (GTT) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih
gigi yang hilang yang dilekatkan pada gigi asli, biasanya digunakan dengan pontik yang didisain
untuk memenuhi fungsi dan juga estetika dari gigi yang hilang tersebut (Rosenstiel, dkk.1995).
Menurut Simon dan Yanase (2003) gigi tiruan tetap adalah gigi tiruan sebagian yang dilekatkan
secara mekanis pada gigi asli, akar gigi dan atau implan gigi sebagai penyangga utama gigi
tiruan.
Komponen GTT adalah : gigi penyangga (abutment) yaitu gigi asli atau akar gigi yang
digunakan untuk menyangga GTT; retainer yaitu mahkota yang dilekatkan pada gigi penyangga;
pontik yaitu bagian GTT yang menggantikan gigi yang hilang; dan konektor yaitu yang
menghubungkan retainer dengan pontik (Shillingburg, dkk. 1997).
Gigi tiruan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gigi tiruan penuh
( Full Crown) dan gigi tiruan sebagian (Partial Crown). Gigi tiruan sebagian dapat dibagi lagi
menjadi gigi tiruan lepasan /Removable (yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien) dan gigi
tiruan tetap/ Fixed/ GTT (yang disemenkan ke gigi pasien secara permanen). Gigi tiruan cekat
atau disingkat dengan GTT diklasifikasikan menjadi dua yaitu crown dan bridge.
Crown Prosthetic adalah cabang ilmu prothesa yang mempelajari tentang penggantian gigi
asli sebagian atau seluruhnya dengan satu crown pengganti. Crown adalah suatu restorasi berupa
crown penuh atau sebagian dari satu gigi yang terbuat dari logam, porselen, akrilik atau
kombinasi.
Bridge / Jembatan adalah disebut juga fixed partial denture yaitu suatu prothesa (geligi
tiruan) yang menggantikan kehilangan satu atau lebih gigi asli yang terbatas dan tertentu,
dilekatkan secara permanen dengan semen didukung sepenuhnya oleh 1 atau lebih gigi atau akar
gigi yang telah dipersiapkan.
Menurut Martanto (1981) ada beberapa istilah dalam ilmu mahkota dan jembatan yaitu :
1. Mahkota (Crown) adalah suatu restorasi berupa mahkota penuh atau sebagian dari suatu
gigi yang dibuat dari logam, porselen, atau kombinasi.
2. Jembatan (Bridge) adalah prothesa (geligi tiruan) yang menggantikan kehilangan satu
atau lebih gigi asli yang terbatas dan tertentu, dilekatkan secara permanen dengan semen
didukung sepenuhnya oleh 1 atau lebih gigi atau akar gigi yang telah dipersiapkan.

3. Jembatan Lepas (Removable Bridge) adalah protesa sebagian dimana daya kunyah
seluruhnya didukung oleh gigi-gigi asli yang masih ada dan dilekatkan padanya dengan
pengait/ attachment lain yang memungkinkan jembatan ini dibuka-pasang
4. Geligi Tiruan Sebagian (Partial Denture) adalah protesa yang mengganti satu atau lebih
dari suatu gigi yang disangga sebagian besar oleh gusi. Protesa ini dipertahankan pada
tempatnya dengan cangkolan atau attachment lainnya.
Menurut Prayitno (dalam Taqwim 2008), tujuan dari perawatan gigi tiruan jembatan yaitu :
1. Mencari Keserasian oklusi
Harus ada keserasian geligi terhadap sendi temporomandibula. Ini terjadi kalau
mandibula dapat menutup langsung dalam oklusi sentris tanpa danya kontak prematur
mandibula. Jadi terdapat keserasian antara geligi dengan sendi dan otot kunyah. Keadaan
seperti ini disebut keserasian oklusi.
2. Peningkatan Fungsi Bicara / Fonetik
Alat bicara dibagi dalam dua bagian. Pertama, bagian yang bersifat statis, yaitu gigi,
palatum dan tulang alveolar. Kedua yang bersifat dinamis, yaitu lidah, bibir, vulva, tali
suara dan mandibula. Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat
mempengaruhi suara penderita, misalnya pasien yang kehilangan gigi depan atas dan
bawah. Kesulitan bicara dapat timbul, meskipun hanya bersifat sementara. Dalam hal ini
geligi tiruan dapat meningkatkan dan memulihkan kemampuan bicara, artinya ia mampu
kembali mengucapkan kata-kata dan berbicara dengan jelas, terutama bagi lawan
bicaranya.
3. Perbaikan dan Peningkatan Fungsi Pengunyahan
Jika ada gigi yang hilang otomatis pola kunyah terganggu, atau terselipnya makanan di
bagian yang tidak bergigi
4. Pelestarian Jaringan mulut yang masih tinggal
Pemakaian geligi tiruan berperan dalam mencegah atau mengurangi efek yang timbul
karena kehilangan gigi.
5. Pencegahan Migrasi Gigi
Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat bergerak memasuki ruang
kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap selanjutnya menyebabkan renggangnya gigi
lain. Dengan demikian terbukalah kesempatan makanan terjebak disitu, sehingga mudah
terjadi akumulasi plak interdental. Hal ini menjurus kepada peradangan jaringan
periodontal serta dekalsifikasi permukaan proksimal gigi. Membiarkan ruang bekas gigi
begitu saja akan mengakibatkan pula terjadinya overerupsi gigi antagonis dengan akibat

serupa. Bila overerupsi ini sudah demikian hebat sehingga menyentuh tulang alveolar
pada rahang lawannya, maka akan terjadi kesulitan untuk pembuatan protesa di kemudian
hari.
6. Peningkatan Distribusi Beban Kunyah.
Hilangnya sejumlah besar gigi mengakibatkan bertambah beratnya beban oklusal pada
gigi yang masih tinggal. Keadaan ini memperburuk kondisi periodontal, apalagi bila
sebelumnya sudah ada penyakit periodontal. Akhirnya gigi jadi goyang dan miring,
terutama ke labial untuk gigi depan atas. Bila perlekatan periodontal gigi-gigi ini kuat,
beban berlebih tadi akan menyebabkan abrasi berlebih pula pada permukaan
oklusal/insisal atau merusak restorasi yang dipakai. Pembuatan restorasi pada kasus
seperti ini menjadi rumit dan perlu waktu lama. Overerupsi gigi pada keadaan tertentu
dapat pula mengakibatkan terjadinya kontak oklusi premature atau interfernsi oklusal.
Pola kunyah jadi berubah, karena pasien berusaha menghindari kontak prematur ini.
Walaupun beban oklusal sekarang berkurang. Perubahan pola ini mungkin saja
menyebabkan disfungsi otot kunyah.
7. Manfaat Psikologik.
Terutama kehuilangan gigi depan dapat membawa dampak psikologik pada penderita
yaitu karena estetika terganggu. Terutama berhubungan dengan profesi penderita yang
harus selalu berhadapan dengan khalayak ramai, misal penyiar tv atau guru dan lain-lain.
8. Pemulihan Fungsi Estetik
Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik biasanya karena masalah
estetik, baik yang disebabkan hilangnya, berubah bentuk, susunan, warna maupun
berjejalnya gigi geligi. Nampaknya banyak sekali pasien yang dapat menerima kenyataan
hilangnya gigi, dalam jumlah besar sekalipun, sepanjang penampilan wajahnya tidak
terganggu. Penderita dengan gigi depan malposisi,pr otr usif atau berjejal dan tak dapat
diperbaiki dengan perawatanort odontik, tetapi tetap ingin memperbaiki penampilan
wajahnya, biasanya dibuatkan suatu geligi tiruan imidiat yang dipasang langsung segera
setelah pencabutan gigi.

You might also like