You are on page 1of 8

2.

2 Perawatan Gigi Tiruan Tetap


Tahap 1 : Preparasi Gigi Penyangga
Langkah I : a. Anestesi lokal agar tidak ngilu saat preparasi
b. Mengurangi permukaan mesial dan distal
Gunakan bur intan untuk membuat chamfer, dimulai pada marginal
ridge. Jurusan pemotongan harus sesuai dengan arah jurusan masuk
mahkota. Penggerindaan ini menghasilkan suatu permukaan dinding
yang lurus rata sampai ke permukaan gusi. Untuk mendapatkan retensi
gesekan (trictional retention) yang cukup. Permukaan-permukaan
tersebut sebaiknya memiliki kemiringan 5 derajat ke arah permukaan
oklusal
Langkah II : Mengurangi permukaan bukal
Menggunakan bur turpedo,

penggerindaan

bertujuan

untuk

menghilangkan kecembungan permukaan bukal dan undercut dan


diperoleh bentuk chamfer. Rata-rata permukaan-permukaan ini
dikurangi 0,5 sampai 1 mm.
Langkah III : Pengurangan permukaan lingual
Gunakan bur turpedo sampai diperoleh bentuk chamfer. Bagian 2/3
gingiva dngan kemiringan 5 derajat, bagian 1/3 oklusal sebaiknya
melengkung ke dalam untuk menyesuaikannya dengan permukaan
lingual.
Langkah IV : Mengurangi permukaan oklusal
Dengan bur intan bentuk buah pir pada airotor dan buang substansi
gigi 0,5 mm dari permukaan oklusal. Lingir tepi dihilangkan
seluruhnya tapi bila tidak permukaan yang dipreparasi sebaiknya
mengikuti konfigurasi tonjol aslinya.
Tahap 2 : Pengecekan hasil preparasi, Paralisme dinding aksial :
a.
b.
c.
d.

Makin paralel makin kuat


Pengerucutan preparasi dinding aksial 3-5 derajat
Bila sudut > 5 derajat makin mudah lepas
Bila sudut < 3 pada waktu penyemenan semen tidak dapat keluar
1

Tahap 3 : Pencetakan
Teknik Pencetakan / retraksi gingiva: periksa keadaan gigi & karingan lunak
sekitarnya harus sehat, bebas dari radang tepi preparasi harus rapi. Retraksi gingiva
adalah Usaha pendorongan gingiva gigi penyangga ke arah lateral dengan maksud
agar tepi akhir preparasi gigi dapat tercetak dengan baik.
a. Cara Retraksi gingiva:
1. Daerah preparasi keringkan
2. Benang direndam dengan bahan kimia selama 2 menit
3. Potong benang 5 cm seperti U
4. Tempatkan melingkar pada gigi penyangga
5. Tekan benang ke dalam celah gusi dengan plastis instrumen
6. Penekanan dimulai dari mesio-proksimal terus palatal akhirnya ke distal
7. Kembali ke permukaan bukal sampai mesio proksimal
8. Potong kelebihan benang.
b. Cara Mencetak:
1. Bahan cetak double impression dengan tenik one stage/ phase (direct)
Putty (kotak) : aduk bahan putty, letakkan didasar sendok cetak yang
tujuannya untuk menstabilkan kedudukan sendok cetak didalam mulut,
ambil perbandingan 1:1 rubber base : katalis lalu aduk hingga warna
berubah hijau, lalu letakkan pada dasar sendok cetak dan pada daerah
yang telah dipreparasi harus dicekungkan untuk menyediakan bahan yang
kedua.
Aduk light body, setelah homogen, masukkan kedalam injeksi kemudian
injeksikan ke gigi yang telah dipreparasi pada mulut pasien, sisanya pada
bagian yang dicekungkan tadi.
Kemudian cetakkan kedalam mulut pasien
Cor cetakan dengan hard stone.
2. Bahan double impression dengan teknik two phase
Aduk bahan putty sampai homogen letakkan ke sendok cetak, setelah rata
masukkan ke dalam mulut pasien tanpa melepas crown sementara. Pada bagian
2

anterior gigi yang dipreparasi tidak perlu dicekungkan. Setelah mengeras ambil
sendok cetak tersebut dari mulut pasien, kemudian aduk light body yang terdiri
dari basa dan katalis, setelah homogen masukan ke dalam injeksi kemudian
injeksikan ke gigi yang telah dipreparasi tadi. Masukkan cetakan putty tadi ke
dalam mulut. Setelah keras keluarkan dari mulut pasien.
Tahap 4 : Pemilihan warna gigi
Sesuai dengan warna gigi tetangga dengan bantuan pedoman warna (shade
guide) untuk menentukan value (tingkat warna gelap ke terang), chroma(kepekatan
warna), hue (merah atau kuning).
Tahap 5 : Temporary Bridge
Dilakukan wax up pada work model untuk proses Bridge. Setelah preparasi
selesai, maka pasien dipasangkan mahkota sementara. Selanjutnya lakukan wax up
pada model kerja untuk proses bridge, kemudian dilakukan pemilihan warna gigi
yang sesuai dengan gigi asli.
Jembatan sementara yang baik adalah mampu memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pelindungan pulpa
Stabilitas kedudukan
Fungsi oklusal
Mudah dibersihkan
Tepi retainer yang tepat (tidak menyebabkan peradangan mukosa)
Kekuatan dan retensi
Estetis (terutama pada gigi depan)

Bahan : ethil metacrylate, epimine resin, methyl metacrilate


Cara pembuatan:
1. Direct ; lebih dari 1 x kunjungan
Cetak gigi sebelum preparasi, kemudian di preparasi, isi cetakan 1 dengan self
curing akrilik, masukkan catakan 1 ke dalam mulut (pada gigi yang
dipreparasi)
2. Indirect : lebih dari 1 x kunjungan
Cetakan 1 isi dengan gips (model) , lalu preparasi , cetakan 2 (isi dengan
gips/model 2) , lalu masukkan cetakan 1 pada model 2.

3. Penyemenan jembatan sementara : dengan semen zinc oxide eugenol yang


cukup tebal. Dicampur sedikit vaselin untuk mengurangi kekuatan semen dan
akan mempermudah pembongkaran kembali nantinya. Setelah penyemenan
selesai, sisa-sisa semen dihilangkan sebab dapat mengiritasi jaringan lunak.
Tahap 6 : Proses Laboratorium
Proses laboratorium
a. Pembuatan Die : bagian dari model kerja yang slicing untuk dapat dibuka dan
dipasangkan lagi pada model yang bertujuan untuk membuat mahkota
terutama bagian proksimal
Alat :

Bowl dan spatula


Strock tray
Lekron
Pin
Jarum pentul

Gergaji triplek
Bur bulat
Kuas kecil
Mikromotor dan handpiece
Pencil

Gips keras
Vaselin
Wax merah

Bahan :
Bahan cetak rubber base
Gips bentuk atau plaster of
paris (gips type 1)

Cara Kerja :

1. Pencetakan gigi yang telah dipreparasi dengan bahan rubber base (silicon).
2. Penentuan letak pin.
Tandai lebar masing-masing gigi.
Tusukkan jarum pentul pada posisi bukkal atau labial dan palatal atau lingual gigi
yang telah dipreparasi dengan posisi tegak lurus, tandai lebar gigi (bagian
proximal).
3. Pengisian gips keras (sampai linggir alveolar).
4. Penanaman pin (bentuk retensi lingkaran).
Setelah gips keras, tanamkan pin. Posisi harus sejajar dengan jarum pentul.
Sisa gips dibuat bulatan-bulatan kecil
Gips mengeras, lepaskan jarum pentul dengan menggunakan bur bulat, buat
lekukan setengah lingkaran.
Ambil wax merah (bulatkan), letakkan pada ujung pin.
Olesi permukaan gigi dengan vaselin menggunakan kuas kecil.
5. Boxing dan pembuatan basis
Dengan menggunalan base plate wax setelah cetakan di boxing.
6. Penggergajian
Buat pola : garis dengan pensil pada model di sisi mesial dan distal gigi yang
diperbaiki
Gergaji sampai batas gips keras
7. Trimming die
Menggunakan bur bulat, trimming tepat di bawah servikal dengan kedalaman 1
mm.

b. Pembuatan Model/ pola malam mahkota/ bridge & pembuatan pontik:

Pembuatan pola malam (retainer dan pontik) diusahakan:

1. Kontak oklusal merata dengan gigi lawan


2. Pengurangan dimensi buko-palatal untu mengurangi beban kunyah (long span bridge)

Pembuatan pontik : dengan jenis ridge lap pontik dengan bahan kombinasi metal

keramik (porselen fused to metal), lalu siapkan kontak bentuk garis antara logam dengan mukosa
labial/bukal berbentuk cembung atau lurus, sifatnya self cleansing

Cara kerja :

1.
2.
3.
4.
5.

Oleskan permukaan preparasi pada die dengan air sabun, tunggu sampai kering.
Panaskan malam.
Gunakan lekron untuk mengukir mahkota atau bridge.
Pada bridge bentuk pola pontik sesuai dengan bentuk anatomis gigi yang digantikan.
Lepaskan pola malam dari dai, letakkan pada model kerja. Pada bridge, dengan

bantuan sonde, sambungkan pontik dengan gigi penyangga.


6. Periksa hubungan dengan gigi tetangga, pola malam harus mencapai kontak yang
baik.
7. Jika pola malam berkontak berlebihan maka untuk koreksinya taburkan bedak.
c. Prossesing Mahkota dan Bridge
1. Penanaman dalam Kuvet (Flasking)

Cara kerja :

Model malam atau die ditanamkan di tengah kuvet bawah yang telah diisi gips

putih dengan bagian labial menghadap ke atas.


Permukaan gips dihaluskan.
Permukaan gips dan model malam diolesi vaselin sebagai separating medium.
Olesi model malam dengan gips menggunakan kuas, tunggu keras.
Pasang kuvet atas dan isi dengan gips, dipres agar tidak lepas.
2. Mengeluarkan malam (Wax Elimination)

Cara kerja :

Kuvet direbus utnuk mengeluarkan malam atau kuvet yang dipres dan gips sudah

mengeras, dibuka lalu wax dihilangkan dengan mengalirkan air panas.


Setelah kuvet dibuka, wax harus sudah tidak ada lagi dalam permukaan gips.
Dinginkan permukaan kuvet.
3. Pengisian aklirik (Packing)
Ruangan cetakan model malam (mould) dan sekitarnya diolesi Could Mould Seal

(CMS) tunggu kering.


Pengisian aklirik yang sudah diaduk, sambil mengetok kuvet.
Tutup bagian atas aklirik dengan selopan atau plastic, tutup dengan kuvet atas,

press lalu buka dan potong kelebihan aklirik dengan pisau model.
Pasang dan tutup kuvet atas lalu press.
4. Pengisian akrilik (Prossesing)
Kuvet dalam keadaan dipress dimasukkan ke dalam wadah perebusan
Polimerisasi dengan cara direbus 1 jam
5. Membuka kuvet (Deflasking)
Keluarkan model (dai) dengan tang potong gips atau gergaji kecil.
Gips yang masih melekat dibersihkan dengan brush.

6. Finishing
Membersihkan sisa aklirik dengan bur protesha (cardide bur, disc bur) dan kertas
pasir.
7. Polishing
Menghaluskan, melicinkan, dan mengkilatkan mahkota (stone bur, rubbercup,
wool bur dengan bubuk pumis)

Tahap 7

: Pemasangan / insersi dan penyemenan

1. Try in bridge yang harus diperhatikan adalah keadaan estetis (warna dan bentuk),
kontak proksimal antara tepi mahkota jaket dengan gigi sebelahnya dan tidak boleh
menekan gingiva serta pemeriksaan kontak oklusal dan kontak marginal.
2. Penyemenan Bridge
a. Mahkota bridge dibersihkan dan disterilkan lalu dikeringkan , gigi yang akan
dipasangi mahkota bridge juga dikeringkan
b. Menggunakan zinc phospat cement, cara mengaduk ZnPO4 :
Letakkan powder dan liquid pada glass plate 1:1
Aduk sengan semen spatel, powder mencapai liquid sedikit demi sedikit hingga

homogen
Siap masuk ke dalam crown apabila semen ditarik sudah terbentuk benang dan

tidak putus
Semenkan ada gigi penyangga dengan ditekankan dan pasien disuruh

menggigit kapas
Setelah semen mengeras bersihkan sisa semen
Periksa oklusi sebelum pasien pulang
Operator perlu memberi tahu cara membersihkan jembatan tersebut.
3. Instruksi untuk memelihara gigi tiruan jembatan yang telah dipasangkan :
Penyikatan yang baik ( tekanan ringan dan sikat yang lunak)
Pemakaian dental floss, oral irigating & alat pembersih lainnya yangberfungsi
untuk membersihkan daerah yang sukar terlihat (daerah interdetal/ dasar pontik)

Tahap 8

: kontrol

Kontrol dilakukan untuk mengatahui kesalahan atau kegagalan dalam perawatan.

Kegagalan yang mungkin terjadi :


1. Kegagalan sementasi
2. Jemabaatn patah secara mekanikal

3.
4.
5.
6.

Iritasi dan resesi gingiva


Kelainan jaringan periodontal
Karies
Nekrosis pulpa

You might also like