You are on page 1of 9

Metabolisme Mineral

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses


geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia
tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur
murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks
dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya
tidak termasuk). Mineral merupakan bagian dari tubh yang memegang
peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat
sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium,
fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin
dalam sel darah merah, dan iodium dari hormon tiroksin. Di samping
itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama
sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion
mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan pekerjaan
enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, membantu
transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan
kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan.
Mineral diperlukan bagi fungsi fisiologik dan biokimia.
-

Makromineral: diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari

100 mg/ hari.


Mikromineral ( trace element ) diperlukan dalam jumlah yang
kecil dari pada 100 mg/hari.

Mineral Makromolekul
a. Metabolisme Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3 hingga 7 gram
sehari) diabsorpsi, terutama di dalam usus halus. Natrium yang
diabsorpsi

secara

aktif

(membutuhkan

energi).

Natrium

yang

diabsorpsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal. Di sini natrium disaring

dan

dikembalikan

ke

lairan

darah

dalam

jumlah

yang

cukup

mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang


jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan
melalui urine. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron,
yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun.
Aldosteron merangsang gunjal untuk mengabsorpsi kembali natrium.
Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluarkan melalui urine sejajar
dengan jumlah natrium yang dikonsumsi. Jumlah natrium dalam urine
tinggi bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi rendah.
Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan
tersimpan di dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium
(Na+) merupakan kation utama di dalam cairan ekstrasellular (ECF)
dengan konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga
akan berada pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi
yang lebih kecil yaitu 3 mmol/L.
b. Metabolisme Fosfor (P)
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di
dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat
menyerap 85-90% fosfor yang berasal dari air susu ibu sebanyak 6570% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari
susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak anakdan orang
dewasa.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di
dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif.
Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. sebagian besar
fosfor di dalam darah terutama terdapat sebagai fosfat anorganik atau
sebagai fosfolipida. Kdar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon
paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan oleh
hormon kalsitonin. Kedua hormon tersebut berinteraksi dengan vitamin

D untuk mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan


oleh ginjal, serta jumlah yang dibebaskan dan disimpan di dalam
tulang.
Fosfor sebagai bagian dari asam fosfat yang terutama terdapat
di dalam serelia tidak dapat dihidrolisis, oleh karena itu tidak dapat
diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi
fosfor adalah Fe++, Mg++ , asam lemak tidak jenuh dan antasid yang
mengandung alumunium, karena membentuk garam yang tidak larut
air.
c. Metabolisme Kalsium (Ca)
Metabolisme : absorbsi memerlukan protein pengikat kalsium
yang diatur oleh vitamin D, hormon paratiroid dan kalsitonin.
d. Metabolisme Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah
natrium di dalam cairan intraseluler. Magnesium di dalam alam
merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam
tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan
hemoglobin di dalam darah pada manusia yaitu untuk pernafasan.
Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai
katalisator dalam reaksi-rekasi biologi termasuk reaksi-rekasi yang
berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat, lipd, protein dan
asam nukleat serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen
DNA. Sebagian besar reaksi ini terjadi dalam mitokondria sel.
Di dalam cairan sel ekstraseluler magnesium berperan dalam
transmisi saraf, kontrak, atot, dan pembekuan darah. Dalam hal ini
peranan

magnesium

merangsang

kontraksi

berlawanan
otot,

dengan

sedangkan

kalsium.

magnesium

Kalsium

mancegah.

Kalsium menyebabkan ketegangan saraf, sedangkan magnesium


melemaskan saraf.

Magnesium

terutama

diabsorpsi

di

dalam

usus

halus,

kemungkinan dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi


aktif. Di dalam darah sebagian besar magnesium terdapat dalam
bentuk ion bebas, atau dalam bentuk molekul kompleks hingga
molekul kecil. Keseimbangan magnesium di dalam tubuh terjadi
melalui penyesuaian ekskresi magnesium melalui urin. 21 gr dalam
tubuh, 70% bersama kalsium Ca & P dalam tulang. Lainnya di
jaringan lunak & cairan tubuh. Diperoleh dari padi-padian, kacang,
coklat, seafood, ASI. Alkohol meningkatkan hilangnya Mg dari tubuh.
Kekurangan Mg timbulkan gangguan fungsi otot dengan tremor,
kejang. Kebutuhan laki-laki 200 700 mg/hari.
e. Metabolisme Kalium (K)
Kation utama didalam cairan intrasel; fungsi saraf dan otot,
Na+/K+ ATPase, keseimbangan asam basa. Metabolismenyadiatur
oleh aldosteron.
Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang
terdapat di dalam cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi 150
mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium tubuh akan berada di dalam
kompartemen

ini.

Sekitar

0.4%

dari

total

kalium

tubuh

akan

terdistribusi ke dalam ruangan vascular yang terdapat pada cairan


ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi
total kalium di dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan.
Namun jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa
faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot (muscle mass).
Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari.
Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga
keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain
itu, bersama dengan kalsium (Ca) dan natrium (Na ), kalium akan
berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi
otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam

yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium
yang terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta
keringat.
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak
80-90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urin, selebihnya
dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan cairan
lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui
kemampuannya
mengeluarkan

menyaring,
kalium

di

mengabsorpsi

bawah

pengaruh

kembali,
aldosteron.

dan
Kalium

dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium


melalui mekanisme pertukaran di dalam tubuh ginjal.
Mineral Mikromolekul
a. Metabolisme Besi (Fe)
Didalam tubuh manusia Fe akan :
o Diangkut sebagai transferin;
o Disimpan sebagai feritin atau hemosiderin;
o Hilang pada sel-sel yang terlepas dan melalui perdarahan.
Besi

merupakan

mineral

mikro

yang

paling

banyak

terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5


gram di dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai
beberapa fungsi esensial di dalam tubuh: sebagai alat pengankut
oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut
elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai
reaksi enzim di dalam jaringan tubuh.
Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi. Sebelum
diabsorpsi di lambung besi dibebaskan dari ikatan organik, seperti
protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi mejadi
bentuk fero. Hal ini terjadi dalam suasana asam di lambung
dengan

adanya

HCl

dan

vitamin

yang

terdapar

di

dalam makanan. Absorpsi terutama terjadi di bagian atas usus


halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut-protein khusus.
b. Metabolism Flourin
Flour di alam dapat ditemukan di tanah, di air maupun di
udara, selain juga ditemukan pada tanaman. Flour merupakan
elemen paling elektronegatif dari semua elemen kimia, maka
secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam bentuk elemen
tersendiri. Kombinasi secara kimiawi dalam bentuk flourides,
fluorine adalah dalam urutan ke-17 dari susunan elemen, dan
keberadaannya merupakan 0,016-0,09 % dari tanah yang di
permukaan. Di daerah pegunungan, kandungan flour dalam tanah
relative rendah.
Flour berfungsi mencegah karies gigi dengan meningkatkan
daya tahan email, remineralisasi lesi-lesi karies dini dan sebagai
bahan anti bakteri. Meningkatkan kekerasan tulang ( fluoroapatit )
dan gigi.
Fluor dalam kadar rendah, sesuai dengan rendahnya kadar
fluor dalam cairan jaringan, akan menyatu dengan kristal apatit
selama periode pembentukan gigi. Setelah klasifikasi gigi selesai,
tapi sebelum erupsi, lebih banyak lagi fluor di serap oleh
permukaan

email

yang

berkontak

dengan

cairan

jaringan.

Akhirnya, setelah erupsi dan selama hidup, email terus menyerap


fluor dari lingkungan sekitarnya. Pada saat ini penyerapan fluor
dipengaruhi oleh keadaan email misalnya apakah email tersebut
sehat atau tidak, atau apakah proses etsa atau karies telah
menyebabkannya

lebih

porus

karena

larutnya

substansi

interprismata. Meningkatnya keporusan email akan memudahkan


difusi dan penyerapan flournya. Pada gigi yang baru erupsi
emailnya juga akan menyerap fluor lebih banyak daripada email
yang telah matang.

c. Metabolisme Yodium (I)


Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit
yaitu sebanyak kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23
mg. sekitar 75% iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid, yang
digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin tetraiodotionin (T4),
dan triiodotionin (T3).
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Ekskresi
dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi. Di
dalam darah, iodium terdapat dalam bentuk bebas dan terikat
protein. Manusia dewasa sehat mengandung 15-20 mg iodium, 7080% di antaranya berada dalam kelenjar tiroid. Penangkapan yodida
oleh kelenjar tiroid dilakukan untuk memelihara transpor aktif yang
dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini diatur oleh hormon yang
merangsang tiroid dan hormon Tirotrofin yang dikeluarkan oleh
hipotalamus yang dikeluarkan oleh darah ke sel-sel sasaran dan hati;
di dalam sel-sel sasaran dan hati tirkosin dipecah dan bila diperlukan
yodium kembali digunakan. Iodium disimpan didalam tiroid sebagai
tiroglobulin.
Dalam saluran pencernaan iodium bahan makanan dikonversi
menjadi I-

(mudah diserap) bergabung dengan pool iodide intra /

ekstraseluler iodium

ke

kelenjar

tiroid

untuk

disimpan

setelah

mengalami peroksidasi akan melekat dengan tirosin dari tiroglobulin.


Hormon yang Mengatur Metabolisme Air dan Mineral
Hormon yang berhubungan dengan metabolisme air dan
mineral yaitu hormon paratiroid dan hormon kalsitonin.
a. Hormon paratiroid

Berasal dari kelenjar paratiroid yang terdiri dari empat


kelenjar kecil, terletak bilateral pd ujung atas dan bawah
kelenjar tiroid. Hormon paratiroid merupakan rantai polipeptida
tunggal yang terdiri dari 84 asam amino, 34 asam amino
pertama merupakan bagian yang penting karena menentukan
aktivitas

biologisnya. Hormon paratiroid disintesis dalam

kelenjar paratiroid.
Parathormon (PTH) berfungsi untuk mengatur kadar
Ca2+ (kalsium) dalam darah, menurunkan kadar (PO4)3+
dalam darah dan mengendalikan pembentukan tulang.
Bila terjadi kekurangan hormon ini akan menyebabkan:
(1). kretinisme pada masa pertumbuhan. (2). miksodema bila
terjadi pada masa dewasa dan (3). batu ginjal dalam pelvis
renalis atau rongga ginjal. Bila terjadi kelebihan hormon ini
akan menyebabkan pertumbuhan morbus basedowi dengan
ciri ciri meningkatnya metabolisme tubuh, meningkatnya
denyut jantung, gugup, mudah berkeringat, sulit meningkatkan
berat badan, emosional, mata melebar, lidah terjulur keluar,
frekuensi buang air besar meningkat. Kejang otot atau tetani.
b. Hormon Kalsitonin
Kalsitonin merupakan hormon polipeptida yg berefek
hipokalsemik dan hipofosfatemik. Hormon polipeptida ini
terdiri dari residu 32 asam amino yg membentuk rantai
tunggal lurus. Sekresi dan biosintesis kalsitonin dipengaruhi
oleh kadar ion Ca2+ plasma, bila kadar ion ini tinggi maka
kadar hormon pun meningkat, dan sebaliknya. Metabolisme
kalsitonin manusia terjadi di ginjal.

Kalsitonin berfungsi untuk menurunkan kadar Ca2+


dalam

darah,

menurunkan

resorpsi

tulang

dengan

menghambat aktivitas osteoklas dan menghambat absorpsi


kalsium di usus halus. Penghambatan langsung kalsitonin
terhadap resopsi tulang oleh sel sel osteoklas dan osteosit
dapat

mengakibatkan

hipofosfatemik.

efek

hipokalsemik

dan

efek

You might also like