Professional Documents
Culture Documents
Dalam proses membuka dan menutup mulut, terdapat beberapa struktur anatomi yang
berperan yaitu otot membuka dan menutup mulut, sendi temporomandibula (temporomandibula
joint/TMJ). Otot membuka mulut terdiri dari otot pterygoideus lateralis, dan otot suprahioid.
Sedangkan otot yang berfungsi menutup mulut adalah otot master, otot temporalis,
ototpterigoideus medialis. Seperti yang terlihat pada Gambar 1.
C. Gangguan TMJ
Sendi temporomandibula merupakan satu-satunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi
sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah yang serius. Masalah
tersebut berupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan, mengunyah, berbicara, bahkan
dapat menyebabkan mulut terkunci. Kelainan sendi temporomandibula disebut dengan disfungsi
temporomandibular. Salah satu gejala kelainan ini munculnya bunyi saat rahang membuka dan
menutup. Bunyi ini disebut dengan clicking yang seringkali, tidak disertai nyeri sehingga pasien
tidak menyadari adanya kelainan sendi temporomandibular.
Gangguan temporomandibular (temporomandibular disorder; TMD) adalah istilah yang
luas, dengan dibagi menjadi penyakit sendi yang sesungguhnya (true joint disease; TMJ) dan
sindroma nyeri / disfungsi miofasial (myofascial pain/ dysfunction syndrome; MPD).
Istilah gangguan sendi temporomandibular (temporomandibular joint; TMJ) secara salah
untuk menggambarkan keadaan sendi sendiri bukan merupakan sumber utama disfungsi.
Gangguan musculoskeletal, dibandingkan dengan penyakit sendi, lebih sering merupakan
sumber gejala dan keluhan di rahang atau daerah pembiasan di kepala dan leher. Keluhan ini
dapat berupa nyeri di wajah, leher, bahu, dan punggung; nyeri kepala; ketidakmampuan
menemukan posisi istirahat bagi rahang; kesulitan membuka mulut; dan nyeri pada
pengunyahan.
Etiologi disfungsi temporomandibula sampai saat ini masih banyak diperdebatkan dan
multifaktorial, beberapa penulis menyatakan sebagai berikut.
Stress emosional merupakan penyebab utama disfungsi temporomandibula. Factor factor
etiologi disfungsi sendi dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu :
1. Faktor predisposisi
Merupakan factor yang meningkatkan resiko terjadinya dsifungsi sendi. Terdiri dari :
a.
factor
yang
memicu
terjadinya
gejala-gejala
disfungsi
sendi
temporomandibula misalnya kebiasaan parafungsi oral dan trauma yang diterima sendi
temporomandibula.
Trauma
pada
dagu
dapat
menimbulkan
traumatic
atritis
sendi
temporomandibula.
Beberapa tipe parafungsi oral seperti kebiasaan menggigit pipi, bibir, dan kuku dapat
menimbulkan kelelahan otot, nyeri wajah, dan keausan pada gigi-gigi.
Kebiasaan menerima telepon dengan gagang telepon disimpan antara telinga dan bahu,
posisi duduk atau berdiri/berjalan dengan kepala lebih ke depan dapat mengakibatkan kelainan
fungsi fascia otot, karena seluruh fascia dalam tubuh saling memiliki keterkaitan maka adanya
kelainan pada salah satu organ tubuh mengakibatkan kelainan pada organ lainnya
3. Factor Perpetuasi