Professional Documents
Culture Documents
4.
Perubahan oklusi. Beberapa penderita mengeluhkan perubahan gigitan. Keluhan ini dapat
merupakan tanda terjadinya perubahan degenerative tingkat lanjut atau spasme otot akut.
5. Informasi keadaan kolateral. Setelah riwayat utama diperiksa secara menyeluruh, selanjutnya
dapat dikumpulkan informasi keadaan kolateral. Kondisi-kondisi lain yang mengenai kepala dan
leher, seperti sinusitis akut atau kronis, sakit pada telinga, dll.
6.
Stress. Untuk menentukan dengan tepat keadaan emosional pasien biasanya dibutuhkan
menyebabkan terjadinya infeksi. Infeksi yang lebih lanjut terutama pada mandibula akan
menyebabkan terjadinya osteoradionekrosis. Osteoradionekrosis ini terdapat pada penderita
kanker yang menjalani terapi pada mandibula. Meskipun jarang terjadi, gangguan ini dapat
mengganggu fungsi rahang dan menjadi fatal. Hal ini terjadi akibat matinya jaringan tulang
mandibula oleh radiasi. Pada keadaan ini terapi yang dibutuhkan adalah oksigen hiperbarik.
3. Permasalahan dalam proses menelan dan berbicara.
Kebanyakan dari penderita trismus akan mengalami gangguan menelan dan berbicara.
Berbicara akan terganggu jika mulut tidak dapat terbuka secara normal sehingga bunyi yang
dihasilkan tidak akan sempurna. Proses menelan akan terganggu jika otot mengalami kerusakan,
laring tidak akan sanggup dielevasikan secara sempurna saat bolus makanan melaluinya.
4.
yang sangat perlu mendapat perhatian adalah permasalahan pada temporomadibular joint. Saat
temporomadibular joint mengalami immobilisasi, proses degeneratif akan timbul pada
sambungan tersebut, perubahan ini hampir mirip dengan perubahan yang terjadi pada proses
artritis, dan biasanya akan diikuti oleh nyeri dan proses inflamasi. Jika tidak ditangani segera
proses ini akan terus berlanjut dan kerusakan akan menjadi permanen. Dan juga akan dapat
timbul proses degenarasi pada otot-otot pengunyah sehingga jika terus berlanjut akan
menimbulkan atropi pada otot tersebut.
Dalam melakukan perawatan terhadap gangguan TMJ sangatlah rumit. Namun perawatan
tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara. Perawatan sendiri/fisioterapi/terapi fisik:Pasien
dapat melakukan sendiri kompres dengan lap panas. Caranya : di atas lap diletakkan botol berisi
air panas, lama terapi 10-15 menit dilakukan terus-menerus sekurang-kurangnya 3 minggu.
Pemijatan sekitar sendi, sebelumnya dengan krim mengandung metal salisilat. Latihan membuka
dan menutup mulut secara perlahan tenpa terjadi deviasi, dilakukan di depan cermin. Caranya:
garis median pasien ditandai, lalu pasien disuruh membuka-menutup mulut di depan cermin
tanpa terjadi penyimpangan garis median. Fisioterapi dengan alat seperti Infrared yang berguna
untuk menghilangkan nyeri, relaksasi otot superficial, menaikan aliran dara superficial, dll.
Perawatan dengan Obat Analgetik seperti Aspirin, Asetaminophen, Ibuprofen ; Anti
inflamasi seperti Naproxen dan Ibuprofen ; dll.
Memakai alat di dalam mulut Splin oklusal atau Michigan splin. Fungsi splin oklusal
adalah menghilangkan gangguan oklusi, mensatbilkan hubungan gigi dan sendi, merlaksasi otot,
menghilangkan kebiasaan parafungsi, melindungi abrasi terhadap gigi, mengurangi beban sendi
temporomandibula, menghilangkan rasa nyeri akibat disfungsi sendi temporomandibula berikut
otot-ototnya, sebagai alat diagnostic untuk memastikan bahwa oklusi lah yang menyebabkan rasa
nyeri dan gejala-gejala yang sulit diketahui sumbernya.
Bila gejala-gejala gangguan sendi temporomandibula sudah hilang pada pasien dan posisi
kondilus sudah stabil pada tempatnya, otot-otot pengunyahan sudah normal, kondisi psikologik
pasien sudah stabil, postur tubuh sudah normal maka dapat dilakukan perawatan berikutnya yaitu
perawatan ortodontik, pembuatan gigi tiruan cekat, pembuatan gigi tiruan lepasan (jika memang
dibutuhkan).