Professional Documents
Culture Documents
SISTEM MUSKULOSKELETAL
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KEGANASAN
OLEH :
SGD 1
I GUSTI AYU CITRA KUSMALA DEWI
1302105001
1302105008
1302105011
1302105026
1302105034
1302105039
1302105056
1302105059
1302105078
1302105080
1202105002
LEARNING TASKS
1. Jelaskan apa yang yang dimaksud dengan sel ganas (sel kanker) dan keganasan dan apa yang
membedakan dengan sel normal.
2. Apakah ada perbedaan sel ganas pada jaringan tulang dengan jaringan tubuh yang lainnya
(misal usus). Jika ada, jelaskan perbedaan tersebut .
3. Sebutkan jenis-jenis keganasan yang bisa terjadi pada tulang, otot dan sendi dan jaringan
penunjajng
4. Jelaskan keluhan yang diungkapkan oleh pasien yang menandakan tanda dan gejala
keganasan pada sistem muskuloskletal yang bisa didapatkan dari hasil wawancara riwayat
penyakit maupun keluhan utama.
5. Jelaskan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk
menegakkan diagnosa keganasan pada sistem muskuloskletal
6. Jelaskan ciri khas/perbedaan (hasil anamnesa, pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan
penunjajng) dari beberapa jenis keganasan yang saudara sebutkan pada pertanyaan nomor 3.
7. Jelaskan stadium kegananasan pada sistem muskuloskletal
8. Jelaskan apa masalah keperawatan aktual, potensial maupun komplikasi yang mungkin
timbul pada pasien dengan keganasan pada sistem muskuloskletal
9. Jelaskan apa saja tujuan/outcome dalam rencana keperawatan pasien
10. Sebutkan dan jelaskan Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
keperawatan yang muncul pada pasien
11. Jika pasien tersebut menjalani perawatan di rumah, apa edukasi dan fokus keperawatan yang
perlu dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk merawat pasien tersebut dirumah.
12. Apakah pasien memerlukan Dukungan psikologis dan sosial dari keluarga, lingkungan dan
tempat kerja pasien? Jelaskan
13. Apa kebiasaan atau mitos yang yang ada di tengah kehidupan masyarakat sehubungan
dengan perawatan pasien dengan gangguan muskuloskletal (keganasan) yang sifatnya positif
dan negatif. (ceritakan apa yang anda ketahui dan temukan di lingkungan sekitar anda. Boleh
menggunakan pendapat pribadi dan tidak menggunakan sumber ilmiah)
Note : untuk setiap item pertanyaan, akan lebih baik jika dicarikan minimal dua gambar
atau 1 video yang terkait dengan pertanyaan tersebut. Jelaskan apa maksud gambar
tersebut
PEMBAHASAN
1. JELASKAN APA YANG YANG DIMAKSUD DENGAN SEL GANAS (SEL KANKER)
DAN KEGANASAN DAN APA YANG MEMBEDAKAN DENGAN SEL NORMAL.
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik
dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai berproliferasi secara
abnormal, mengakibatkan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel
tersebut. (Brunner & Suddarth, 2002). Selama rentang kehidupan seseorang, berbagai
jaringan tubuh normalnya mengalami periode pertumbuhan atau proliferatif yang harus
dibedakan dari aktivitas pertumbuhan maligna. Terdapat beberapa pola pertumbuhan sel dan
disebut dengan istilah hyperplasia, metaplasia, dysplasia, anaplasia, dan neoplasia. Kanker
merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang
tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus
membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar
melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang
belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri untuk mengganti sel-sel
yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker mengalami pembelahan secara terus
menerus meskipun tubuh tidak memerlukannya sehingga terjadi penumpukan sel baru yang
disebut tumor ganas (Yayasan Kanker Indonesia,2006). Dimana berikut perbedaan antara sel
normal dan sel kanker. Sel-sel normal memiliki karakteristik tertentu yang penting bagi
berfungsinya jaringan, organ, dan sistem tubuh. Sel-sel ini memiliki kemampuan untuk
bereproduksi, berhenti bereproduksi bila perlu, tetap tinggal di lokasi tertentu, menjalami
fungsi tertentu, dan merusak diri sendiri bila diperlukan.
Karakteristik Sel Normal
1. Reproduksi Sel
Reproduksi sel diperlukan untuk mengganti sel yang mati, rusak, atau hancur.
Sel-sel normal bereproduksi secara benar dan terkendali. Kecuali sel kelamin, semua sel
tubuh berkembang biak dengan mitosis. Sel kelamin mereproduksi melalui proses yang
disebut meiosis.
2. Komunikasi Sel
Sel berkomunikasi dengan sel lain melalui sinyal kimia. Sinyal ini membantu sel-sel
normal untuk mengetahui kapan waktu harus bereproduksi dan kapan harus berhenti.
Sinyal sel biasanya dihantarkan ke sel melalui protein tertentu.
3. Adhesi Sel
Sel memiliki molekul adhesi pada permukaannya yang memungkinkan mereka
menempel pada membran sel lainnya. Adhesi membantu sel untuk berada di lokasi yang
tepat serta membantu menghantarkan sinyal antara sel-sel.
4. Spesialisasi Sel
Sel-sel normal memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi sel khusus. Sebagai
contoh, sel dapat berkembang menjadi sel jantung, sel otak, sel paru-paru, atau sel lain.
5. Kematian Sel
Sel-sel normal memiliki kemampuan untuk merusak diri sendiri ketika terinfeksi atau
rusak. Kemampuan bunuh diri ini disebut sebagai apoptosis. Sisa sel lantas dibuang
oleh sel darah putih.
Karakteristik Sel Kanker
Sel-sel kanker memiliki karakteristik yang berbeda dari sel normal. Berikut diantaranya:
1. Reproduksi Sel
Sel-sel kanker dikenal memiliki kemampuan reproduksi tak terkendali. Sel-sel ini
mungkin mengalami mutasi gen atau mutasi kromosom yang mempengaruhi sifat-sifat
reproduksi sel. Sel-sel kanker berkembang biak tak terkendali serta tidak mengalami
penuaan biologis serta terus bertumbuh.
2. Komunikasi Sel
Sel-sel kanker kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dengan sel lain melalui sinyal
kimia. Mereka juga kehilangan kepekaan terhadap sinyal anti-pertumbuhan dari sel-sel di
sekitarnya yang berfungsi membatasi pertumbuhan sel.
3. Adhesi Sel
Sel-sel kanker kehilangan molekul adhesi yang membuat mereka terikat pada sel
berdekatan.
Beberapa jenis sel kanker memiliki kemampuan untuk bermetastasis atau menyebar ke
area lain dari tubuh melalui darah atau cairan getah bening. Setelah berada dalam aliran
darah, sel-sel kanker melepaskan pesan kimia yang disebut kemokin yang memungkinkan
mereka untuk melewati pembuluh darah ke dalam jaringan sekitarnya.
4. Spesialisasi Sel
Sel-sel kanker tidak terspesialisasi dan tidak mampu berkembang menjadi sel jenis
tertentu. Serupa dengan sel induk, sel-sel kanker berkembang biak atau mereplikasi
berkali-kali dalam jangka waktu lama. Penyebaran sel kanker berlangsung cepat dan
mampu menyebar ke seluruh tubuh.
5. Kematian Sel
Ketika gen dalam sel normal rusak dan tidak bisa diperbaiki, DNA tertentu memeriksa
sinyal untuk memicu mekanisme kerusakan sel. Mutasi yang terjadi pada mekanisme
pemeriksaan gen memungkinkan kerusakan pada sel kanker tidak terdeteksi. Hal ini
menyebabkan hilangnya kemampuan sel kanker untuk menjalani kematian sel terprogram.
(Kanker Tulang)
Penyakit yang relatif langka,
sekitarnya.
tumor.
Kanker tulang primer :
Kanker yang satu ini memang
berasal dari tulang itu sendiri. Yang
termasuk dalam kategori kanker
tulang ini adalah: Mieloma
Multipel, Osteosarkoma,
Fobrosarkoma, dan Histiositoma
Fobrosa Maligna, Kondrosarkoma,
Tumor Ewing, dan Limfoma
Tulang Maligna.
Kanker tulang sekunder :
Kanker tulang jenis ini disebabkan
oleh kanker yang sudah ada di
organ tubuh yang lain sebelum
akhirnya menyebar ke tulang. Jadi
kankernya bukan dari tulang.
Contohnya adalah kanker paru-paru
yang menyebar ke tulang dimana
sel-sel kankernya menyerupai sel-
/Faktor
Radiasi
Resiko
Bahan Kimia
Trauma
Limfedema kronisInfeksi
Gejala
Infeksi sifilis
Diabetes
Obesitas
Usia
Merokok
Infeksi HIV
Pembengkakan
Keterbatasan gerak
Fraktur patologik
vagina.
gatal-gatal.
Gejala-gejala penyakit
seksual.
2001: 2347).
Penatalaks
anaan
Pembedahan
Kemoterapi
Pembedahan
Terapi penyinaran
Kemoterapi
Keganasan pada tulang dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang bersifat primer dan
sekunder, keganasan pada tulang primer dibedakan menjadi dua yaitu tumor tulang benigna
(jinak) dan tumor tulang maligna (ganas). Tumor tulang sekunder atau tumor tulang metastatic
merupakan tumor dari organ lain yang menyebar ke tulang. Tumor tulang metastatic lebih
sering daripda tumor tulang maligna primer. Tumor yang muncul dari jaringan tubuh dimana
saja bisa menginvasi tulang dan menyebabkan destruksi tulang local dengan gejala yang mirip
dengan yang terjadi pada tumor primer. Tumor yang sering bermetastase ke tulang adalah
karsinoma ginjal, prostat, paru-paru, payudara, ovarium dan tiroid.
- Keganasan pada tulang
Klasifikasi menurut WHO dalam hal ini dipertimbangkan sifat-sifat tumor asal usul sel
serta pemeriksaan histologis menetapkan jenis tumor bersifat jinak atau ganas. Sel-sel
muskuloskeletal berasal dari mesoderm tapi kemudian berdeferensiasi menjadi beberapa sel
osteoklas, kondroblas, fibroblas dan mieloblas. Oleh karena itu sebaiknya klasifikasi tumor
tulang berdasarkan atas sel, yaitu bersifat osteogenik, kondrogenik, atau mielogenik,
meskipun demikian terdapat kelompok yang tidak termasuk dalam kelompok tumor yaitu
kelainan reaktif (reaktif bone) atau harmatoma yang sebenarnya berpotensi menjadi ganas.
a. Osteoma
Klasifikasi : tumor jinak
Asal sel : osteogenik
Osteoma merupakan lesi tulang yang bersifat jinak dan ditandai oleh pertumbuhan tulang
yang abnormal. Kelainan ini ditemukan pada tulang tengkorak seperti maksila,
mandibula, palatum, sinus paranasalis dan dapat pula pada tulang-tulang panjang seperti
tibia, femur dan falangs. Jika osteoma berkembang menjadi tumor ganas maka disebut
dengan osteosarkoma (Price, Sylvia Anderson, 2005).
Kondosarkoma ialah tumor ganas dengan ciri khas pembentukan jaringan tulang rawan
oleh sel-sel tumor. Kondrosarkoma merupakan tumor tulang yang terdiri dari sel-sel
kartilago (tulang rawan) anaplastik yang berkembang menjadi ganas. Kondrosarkoma
biasanya ditemukan pada daerah tulang femur, humerus, kosta dan bagian permukaan
pelvus. Kondrosarkoma dapat dibagi menjadi kondrosarkoma primer dan sekunder.
Untuk keganasan yang berasal dari kartilago itu disebut kondrosarkoma primer.
Sedangkan apabila merupakan bentuk degenerasi keganasan dari penyakit lain seperti
enkondroma, osteokondroma dan kondroblastoma disebut kondrosarkoma sekunder.
f. Osteoklastoma
Klasifikasi : tumor ganas
Asal sel : giant cell tumor
Osteoklastoma atau tumor giant cell adalah sebuah lesi yang bersifat jinak tapi secara
lokal dapat bersifat agresif dan destruktif yang ditandai dengan adanya vaskularisasi yang
banyak pada jaringan penyambung termasuk proliferasi sel-sel monuklear pada stroma
dan banyaknya sel datia yang tersebar serupa osteoklas.
Gambar osteoklastoma pada bagian ujung bawah radius seorang pria umur 32 tahun
g. Sarkoma ewing
Klasifikasi : tumor ganas
Gambar I a. Gambar lesi permeatif b. Onion skin. II gambaran massa tumor sarkoma
eeing intra operasi pada pasien di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. III gambaran
histopatologis pasien dengan sarkoma Ewing di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo
h. Multipel Mieloma
Klasifikasi : tumor ganas
Asal sel : mielogenik
Tumor ganas yang paling sering ditemukan adalah multipel mieloma, akibat proliferasi
ganas dari sel-sel plasma. Gejala yang paling sering timbul adalah nyeri tulang, dan
lokasi nyeri seringkali pada tulang iga dan tulang belakang.
Leiomyioma
Leiomioma adalah neoplasma jinak jaringan lunak yang timbul dari otot polos. Sel
otot polos membentuk otot tak sadar dalam tubuh kita. Otot tak sadar adalah mereka
yang kita tidak bergerak secara sadar dengan otak kita. Otot tak sadar yang ditemukan
di sebagian besar tubuh seperti dalam rahim, paru-paru, perut hati, dan usus, dinding
dari semua pembuluh darah dan kulit.Tanda dan gejala dari leiomyioma diantaranya
pembengkakan jaringan lunak yang tidak nyeri, nyeri pada pilar leimioma, dan terjadi
obstruksi pada usus.
Rhabdomyoma adalah tumor otot lurik. Ada 2 jenis rhabdomyoma adalah neoplastik
dan hamartoma. Hamartoma dibagi menjadi rhabdomyoma jantung dan mesenchymal
rhabdomyomatous kulit. Paling banyak terdapat terdapat pada daerah kepala dan
(rhabdo
yang
artinyabentuklurik,
danmyo
yang
artinyaotot).
Rabdomio sarcoma merupakan suatu tumor ganas yang aslinya berasal dari jaringan
lunak (soft tissue) tubuh, termasuk disini adalah jaringan otot, tendon dan connective
tissue. Rabdomio sarcoma merupakan keganasan yang sering didapatkan pada anakanak. Respon pengobatan dan prognosis dari penyakit ini sangat bergantung dari
lokasi dan gambaran histology dari tumor inis endiri.
tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot, tendon, jaringan ikat,
lemak
dan
jaringan
synovial
(jaringan
di
sekitar
persendian).
Tumor jaringan lunak dapat terjadi di seluruh bagian tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujung
kaki. Tumor jaringan lunak ini ada yang jinak dan ada yang ganas. Tumor ganas atau kanker
pada jaringan lunak dikenal sebagai sarcoma jaringan lunak atau Soft Tissue Sarcoma
(STS).Kanker jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya hanya sekitar
1% dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-15% dari seluruh
keganasan pada anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur.Pada anak-anak paling sering
pada umur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling banyak pada umur 45-50 tahun.Lokasi
yang paling sering ditemukan adalah pada anggota gerak bawah yaitu sebesar 46% di mana 75%
ada diatas lutut terutama di daerah paha. Di anggota gerak atas mulai dari lengan atas, lengan
bawah hingga telapak tangan sekitar 13%. 30% di tubuh bagian luar maupun dalam, seperti pada
dinding perut, dan juga pada jaringan lunak dalam perut maupun dekat ginjal atau yang disebut
daerah retroperitoneum. Pada daerah kepala dan leher sekitar 9% dan 1% di tempat lainnya,
antara lain di dada seperti pada kasus ini. Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat,
tidak cepat membesar, bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah
digerakan dari jaringan di sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat jauh.
tangan, kaki, dan pergelangan kaki, dan ekstremitas proksimal melibatkan lengan, lengan,
paha, dan kaki. Gejala dan tanda tumor jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada
lokasi di mana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah
kulit yang tidak terasa sakit
. Hanya sediki tpenderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat pendarahan
ataun ekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-saraftepi.
Foto polos dapat membantu dalam mendiagnosis, seperti biasanya sinovial sarcoma
memeberikan gambaran badai salju dalam matriks dari tumor jaringan lunak yang dapat
digambarkan pada radiografi polos.
Gambar synovial sarcoma pada lutut yang merusak tulang tibia dilihat dari MRI
4. JELASKAN
KELUHAN
MENANDAKAN
TANDA
YANG
DAN
DIUNGKAPKAN
GEJALA
OLEH
KEGANASAN
PASIEN
PADA
YANG
SISTEM
semakin lama semakin berat dan disertai penurunan nafsu makan, rasa lemah, gangguan
tidur, penderita menjadi sensitif (nyeri kronis).
a.
2
Gangguan saluran cerna
Mulut kering
Pada penderita kanker , terutam pada stadium lanjut. Kondisi ini dapat disebabkan
karena penderita bernapas melalui mulut, kurang minum dan demam. Sebagai
akibatnya mulut terasa nyeri dan rasa kecap menurun, haus dan sulit menelan.
b. Konstipasi
Gangguan buang air besar, konsistensinya dapat keras, normal atau lunak, sering
disertai dengan buang angin, perut kembung dan perasaan buang air besar yang tidak
tuntas. Penyebab umumnya dikarenakan penderita berbaring lama, asupan makanan
berupa cairan dan rendah serat, gangguan metabolic
gangguan persarafan.
c.
Diare
Buang air lembek/cair dan sering ( lebih dari 3 kali dalam 24 jam ), hal ini dialami
pada 6 10% penderita kanker. Penyebabnya adalah sumbatan akibat tumor atau
faeces, diet tinggi serat atau makanan pedas, obat, tindakan bedah, infeksi atau
3
penyakit lain.
Gangguan saluran napas
a. Batuk
merupakan refleks untuk membersihkan jalan napas dari benda asing atau bahan yang
mengiritasi. Penyebabnya dapat berupa iritasi saluran napas oleh asap, udara kering,
tumor, tersedak, dahak, penyakit asma, atau penyakit pada paru-paru (infeksi, tumor,
adanya cairan) dan obat.
b. Sesak napas
kesulitan bernapas dan sering disertai dengan rasa cemas yang akan semakin
menyebabkan beratnya keluhan ini. Penyebabnya antara lain sumbatan saluran napas (
akibat kanker nasofaring, kanker hidung, tumor laring dll ), penurunan fungsi jaringan
paru (akibat tumor, pembedahan, radiasi, kemoterapi, adanya cairan, perdarahan),
gangguan ventilasi (akibat nyeri dada, peninggian diafragma ), gagal jantung, anemia
4
Pengkajian Persendian
Sistem persendian dievaluasi dengan memeriksa luas gerakan, deformitas, stabilitas dan
benjolan. Luas gerakan dievaluasi secara aktif (sendi digerakkan oleh otot sekitar sendi dan
pasif dengan sendi digerakkan oleh pemeriksa). Luas gerakan normal sendi-sendi besar
menurut American Academy of Orthopedic Surgeons diukur dengan goniometer (busur
derajat yang dirancang khusus untuk mengevaluasi gerakan sendi). Bila suatu sendi di
ekstensi maksimal namun terdapat sisa fleksi, dikatakan bahwa luas gerakan terbatas. Yang
disebabkan karena deformitas skeletal, patologi sendi atau kontraktur otot dan tendo
Jika sendi terasa nyeri periksa adanya kelebihan cairan pada kapsulnya (efusi),
pembengkakan, dan peningkatan suhu, yang mencerminkan inflamasi aktif. Kita dapat
mencurigai adanya effuse jika sendi mebengkak,ukurannya dan tonjolan tulangnya samar.
Tempat tersering terjadi efusi adalah lutut. Bila hanya ada sedikit cairan pada rongga sendi di
bawah tempurung lutut dapat diketahui dengan maneuver : aspek lateral dan medial lutut
dalam dalam keadaan ekstensi dapat diurut dengan kuat kearah bawah. Gerakan tersebut
akan menggerakkan cairan kearah bawah. Begitu ada tekanan dari sisi lateral dan medial
pemeriksa akan melihat benjolan disisi lain dibawah tempurung lutut. (Smeltzer, 2002).
Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran
vena. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang
dangkal
Sering hilang dengan posisi flexi
Berjalan pincang, keterbatasan dalam melakukan aktifitas, tidak mampu menahan objek
berat
2.CT scan dada menunjukan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat
meperlihatkan tumor jaringan lunak atau cedera ligament atau tendon. Pemeriksaan
dilakukan bisa dengan tau tanpa kontras dan berlangsung sekitar satu jam.
3.MRI adalah teknik pencitraan khusus, noninovatif, yang menggunakan medan magnet,
gelombang radio, dan komuter untuk memperlihatkan abnormalitas, misalnya pada tumor
atau penyempitan jalur jaringan lunak melalui tulang, jaringa lunak seperti tulang, tendon
dan tulang rawan. Karena digunakan electromagnet, pasien mengenakan implant logam,
braces atau pacemaker tidak bisa menjalani pemeriksaan ini.
4.Biopsi terbuka menentukan jenis malignansi tumor tulang, meliputi tindakan insisi,eksisi,
biopsi jarum, dan lesi-lesi yang dicurigai.
Osteoma
Hasil anamnesa
Umumnya osteoma jarang ditemukan
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik
Pemer
Pada f
ditemukan gejala
berben
asimptomatis, pertumbuhan
tanpa
panda
terliha
Pada f
pembengkakan.
adany
didaer
progresivitas penyakit)
suatu
b.
Fraktur patologik
serta p
c.
merup
tulang
e.
tomog
memb
Gamb
memp
radiol
antara
Mung
ekspan
yang m
bintik
lusen.
Osteokondroma (Eksostosis
Ditem
tulang
eksost
metafi
kecil d
itemuk
oleh k
ini dil
kondrosarkoma
Kondrosarkoma biasanya ditemukan
Pada r
ditemukan.Juga terdapat
akan t
radiol
perkap
Osteoklastoma
pada T
(Osteo
femur, distal
didapatkan pada
litik ek
eksent
Didapatkan
kortek
agresi
kalkaneus,
pergerakan sendi.
destru
perios
menimbulkan gejala
adany
1137% pasien.(2,11
nyeri dan bengkak pada
Gamb
Ewing
bersifa
Masa tulang dan jaringan lunak didaerah juga terlibat. Masa tulang dan
medul
daerah
cepat
reaksi
reaksi
garis
menye
dikena
appea
diangg
tuimo
pada l
leukosit/mm3).
Pasien mengatakan nyeri menyerupai
patologis
area tomur
Gamb
berbat
bulat p
belaka
dalam
Lesi lo
rongg
tulang
progre
kortik
tulang
denga
menga
Pada b
gamba
pemer
gejala
telah m
Film p
1) Ost
penon
terutam
diseba
sumsu
mielom
belaka
tanda
mielom
sering
2) Fr
verteb
denga
3) Les
menye
lesiya
mengh
4)
perlua
mengh
-CT-S
mengg
pada
modal
dan
dibutu
pada
mengg
yang C
- MRI
poten
mielo
untuk
Stadium
Kriteria
Karsinoma in situ, karsinoma intra epitelial (sel-sel kanker
terbatas pada epitelium vagina dan belum menyebar ke lapisan
vagina lainnya. Pada stadium ini kanker tidak dapat menyebar ke
bagian tubuh lainnya.
Kanker telah menyebar ke bawah epitelium tetapi masih terbatas
IA
IB
Secar
pada
inten
- Gamb
tidak
memi
dari p
Secar
digun
multi
Gamb
berupa
hulat/o
jaring
intrase
dipisa
menga
denga
bebera
denga
1. Kanker Vulva
Stadium
0
Kriteria
Karsinoma in situ, karsinoma intraepitel seperti pada penyakit
II
III
IV
Stadium
Kriteria
IA
IB
kedua-duanya.
Pertumbuhan tumor terbatas pada kedua tuba; tidak ada asites.
1. Tak ada tumor di permukaan luar, kapsulnya utuh.
2. Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah, atau
IC
kedua-duanya.
Tumor dari tingkatan klinik 1A dan IB, tetapi ada asites atau
II
IIA
IIB
IIC
perluasan ke panggul.
Perluasan proses dan/ atau metastatis ke uterus atau ovarium.
Perluasan proses ke jaringan panggul lainnya.
Tumor dari tingkat klinik IIA atau IIB, tetapi dengan asites
III
IV
keparenkim hatci.
3. Kanker Uterus
Tingkat
Kriteria
I
II
III
IV
4.
Ovarium
Kanker
Stadium
I
Interpretasi
Tumor terbatas di ovarium
Ia
Ib
Ic
II
IIa
IIb
pelvis
IIc
III
IV
Khusus
nyaman
Mual, masalah keperawatan ini dapat diangkat karena pada penderita keganasan
musculoskeletal yang menjalankan kemoterapi biasanya mengalami mual yang
hebat.b.d tumor terlokalisasi dan nyeri di tandai dengan melaporkan mual dan sensasi
muntah
Harga Diri Rendah Kronik, dilihat dari factor psikologis penderita keganasan
musculoskeletal akan merasakan perasaan negative tentang dirinya sendiri yang
berlangsung lama.b.d persepsi kurang dihargai oleh orang lain dan situasi traumatic
ditandai dengan evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi peristiwa
Kerusakan Integritas Kulit, pada keganasan musculoskeletal biasanya timbul luka yang
mengakibatkan rusaknya lapisan kulit sehingga timbu gangguan pada lapisan kulit
tersebut. b.d kondisi ketidakseimbangan nutrisi dan imobilisasi fisik ditandai dengan
bedah dan infeksi.b.d proses infeksi dan ansietas di tandai dengan nyeri abdomen
Anxietas, pada penderita keganasan umumnya mengalami kecemasan yang tinggi
karena penderita takut penyakitnya tidak dapat disembuhkan dan menimbulkan
kematian.b,d infeksi/ kontaminan interfesonal ditandai dengan mual, diare, rasa nyeri
Resiko Infeksi, masalah keperawatan ini diangkat karena penderita kanker pada
umumnya memiliki antibody yang abnormal sehingga tidak efektif untuk melawan
infeksi.
Resiko Jatuh, pada beberapa jenis keganasan musculoskeletal penderita kanker
mengalami kerapuhan pada tulang sehingga resiko untuk penderita kanker terjatuh
sangat tinggi.
c. Masalah Keperawatan Komplikasi
- PK Infeksi.
Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik ditandai dengan meringis, dan
melaporkan nyeri secara verbal.
2.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot ditandai dengan
keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus dan keterbatasan
kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar
3.
Gangguan
citra
tubuh
berhubungan
dengan
pembedahan
ditandai
dengan
mengungkapkan rasa malu terhadap penampilan tubuh dan perubahan aktual pada fungsi
4.
kesedihan
yang
mendalam,
dan
rasa
nyeri
yang
ditandai dengan
meningkatkan
ketidakberdayaan
5.
6.
Resiko infeksi berhubungan dengan faktor risiko penyakit kronis dan kerusakan jaringan
7.
Outcome
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan x 24 jam
verbal
keterbatasan kemampuan
melakukan keterampilan
pergerakan lambat
Gangguan citra tubuh
yang diinginkan
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama.x24 jam
berhubungan dengan
hasil:
fungsi
yang meningkatkan
ketidakberdayaan
Resiko cedera berhubungan
criteria hasil:
NOC Label :Risk Control
1.Pasien memiliki pengetahuan mengenai faktor risiko
yang menyebabkan penyakitnya.
2.Pasien dapat memantau kondisi lingkungan dan
memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi faktor risiko.
3.Pasien dapat secara rutin memantau status kesehatannya.
Setelah diberikan asuhan keperawatan
NOC Label: Risk control: Infectious Process
1.Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2. Keluarga pasien menunjukkan kemampuan untuk
2. Jelaskan
pada pasien dan keluarga mengenai proses penyakit serta tanda gejala
Fokus Keperawatan
Fokus Keperawatan pada pasien osteosarkoma dalam penanganan di rumah harus
memperhatikan tindakan-tindakan keperawatan berikut :
a. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan
bimbinganimajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
misalnyamerasa kaget, cemas, takut, bingung, sedih, panik, gelisah ataumerasa sendiri, dan
dibayangi oleh kematian. Kecemasan meningkatketika individu membayangkan terjadinya
perubahan dalam hidupnyadi masa depan akibat dari penyakit yang diderita ataupun akibat
dariproses penanganan suatu penyakit. Kadangkala proses penanganan
kanker sangat membebani pasien dibandingkan penyakitnya sendiri,misalnya proses radiasi
dan obat-obatan yang digunakan untukmembunuh sel kanker tenyata dapat mengakibatkan
kerusakan tubuhbahkan bepotensi untuk menyebabkan hilangnya fungsi tubuh yangtidak
dapat diperbaiki. Proses penanganan kanker jugadisertai dengan rasa sakit, kecemasan,
disfungsi seksual, dankemungkinan perawatan di rumah sakit dalam jangka waktu yanglama
(Radley, A. 1994).
Perawatan di rumah sakit merupakan salah satu hal yangcukup mencemaskan bagi
pasien, misalnya ketika akan dilakukanoperasi dan merasa tidak nyaman atau mengalami rasa
sakit setelahdilakukannya operasi. Setelah operasi, penderita kanker seringkalimengalami
perasaan kecewa ketika harus kehilangan salah satuorgan tubuh. Dalam kondisi
demikian,seorang seringkali mengalami kehilangan identitas diri dankehilangan kontrol atas
tubuh, lingkungan fisik dan sosialnya,sehingga membuat pasien kurang nyaman menjalani
pemeriksaandan perawatan di rumah sakit.
Kondisi dan penanganan penyakit kanker dapat menimbulkanstres, sehingga tidak saja
mempengaruhi kondisi fisik tetapi jugakondisi psikologis pasien. Meskipun reaksi psikologis
terhadapdiagnosis penyakit dan penanganan kanker sangat beragam dankeadaan serta
kemampuan masing-masing penderita tergantungpada banyak faktor, namun ada enam reaksi
psikologis yang utama(Prokop, 1991) yaitu kecemasan, depresi, perasaan kehilangankontrol,
gangguan kognitif atau status mental (impairment), gangguanseksual serta penolakan
terhadap kenyataan (denial). Profil psikologis pasien yang datangpada pemeriksaan medis
menunjukkan tingginya tingkat kecemasan,rasa marah, dan keterasingan.
Menghadapi penderitaan fisik dan mental akibat penyakityang parah seperti kanker,
umumnya pasien yang memilikipenerimaan diri yang rendah, harga diri yang rendah, merasa
putusasa, bosan, cemas, frustasi, tertekan dan takut kehilangan seseorang(Charmaz dalam
Radleay, 1994). Banyak penelitian menunjukkanpasien kanker akan mengalami masalah
harga diri rendah. Jika perasaan-perasaan rendah tersebut dirasakan pasiendalam waktu yang
cukup lama dapat mengakibatkan depresi. Olehsebab itu, pasien kanker biasanya mengalami
sakit dua kali lipat darikebanyakan penyakit lain. Selain menderita penyakit kanker itusendiri
mereka juga menderita depresi (Keitel & Kopala, 2000).Mereka tidak bisa menerima
keadaan dirinya sebagai orang yangsakit sehingga pasien kanker akan terus merasa bahwa
dia adalahorang yang paling tidak beruntung. Dengan menjadi penderita kanker,aktivitas
yang dapat dilakukannya sangat terbatas. Penelitian yangdilakukan terhadap pasien kanker
menemukanbahwa pasien yang mengalami kanker memperlihatkan adanya stresdan depresi
yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa,pesimis, merasa diri gagal, tidak puas
dalam hidup, merasa lebihburuk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah
terhadaptubuhnya, dan merasa tidak berdaya.
Dari penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa pasienpenderita kanker tidak hanya
menderita secara fisik, tetapi jugamengalami masalah psikologis, seperti harga diri yang
rendah dandepresi. Oleh karena itu pasien penderita kanker tidak hanyadiberikan perawatan
fisik saja, namun perlu perawatan dan dukungan secara psikologisbaik dari keluarga, tenaga
medis, rekan kerja dan lingkungan sekitar pasien untuk meningkatkan harga diri dan
mengurangi depresi yang dialamioleh pasien penderita kanker.
13. APA KEBIASAAN ATAU MITOS YANG YANG ADA DI TENGAH KEHIDUPAN
MASYARAKAT
SEHUBUNGAN
DENGAN
PERAWATAN
PASIEN
DENGAN
Mitos kedua adalah bahwa pengobatan kanker membuat seseorang tidak dapat
beraktivitas, padahal faktanya sebagaian besar orang yang sedang melakukan pengobatan
kanker dapat tetap tinggal beraktivitas seperti biasanya. Mitos lain yang berkembang adalah
bahwa pemeriksaan biopsi dan tindakan pembedahan dipercayai dapat membuat sel kanker
menyebar. Faktanya bagi sebagain jenis kanker, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa
pemeriksaan biopsi dan pembedahan dapat mengakibatkan kanker menyebar karena.
Kebiasaan lain yang berkembang dalam masyarakat adalah menyembuhkan penyakit
kanker termasuk kanker tulang hanya dengan mengkonsumsi ekstrak tumbuhan
berantioksidan tinggi. Belakangan ini berkembang kepercayaan baru dimasyarakat yang
menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi makanan dengan antioksidan tinggi dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Timbulnya kepercayaan itu juga diakibatkan oleh
iklan produk herbal yang menyatakan dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit hanya
dengan mengkonsumsi produk yang dijual. Padahal penyembuhan kanker sendiri tidak dapat
dilakukan dengan konsumsi produk berantioksidan tinggi dan immune booster saja, tetapi
juga harus mengikuti beberapa terapi yang membunuh sel-sel kanker itu sendiri seperti
melakukan kemotrapi. Konsumsi produk berantioksidan tinggi sesungguhnya hanya dapat
mengurangi kadar radikal bebas yang bersifat karsinogen didalam tubuh, sehingga konsumsi
produk herbal berantioksidan tinggi hanya dapat menurunkan resiko kanker itu sendiri, bukan
menghilangkan sel kanker ataupun menyembuhkan kanker.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Ed 8. EGC. Jakarta
Bjorndal Sorensen K, Godballe C, Ostergaard B, Krogdahl A. Adult extracardiac rhabdomyoma:
light and immunohistochemical studies of two cases in the parapharyngeal space. Head
Neck. Mar 2006
Keitel, M. A., & Kopala, M. 2000. Counseling Women with BreastCancer: A Guide for
Professional. Thousan Oaks: SagePublications, Inc.
Lehman et al. 1978. Assesment of need, development and evaluation of a model of care. Arch.
Phys Med. 59th Edition. 410-419
Moorhead S, Jonson M, Mass ML, et al. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). Mosby
Elsevier : USA
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA). 2012. Diagnosis Keperawatan
2012-2014. Jakarta : Penerbit Buku Kedoteran EGC.
Namora dan Hasnida. 2009. Dukungan Sosial pada Pasien Kanker, Perlukah?. Sumatra Utara:
USU Press
Priharjo, R. 1996.Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta; EGC.
Prokop, C. K., Bradley, L. A., Burish, T. G., Anderson, K. O., & Fox, J. E. 1991. Health
Psychology: Clinical Methods and Research.New York: MacMillan Publishing Company.
Radley, A. 1994. Making sense of illness: The Social Psychology ofHealth and Disease. London:
Sage Publications.
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Orthopaedi, Trauma, 12th Edition. Bintang Lamupatue,
Makasar: 2003
Rahmadi, Agus. 1993. Perawatan Gangguan Sistem Muskuloskletal. Banjarbaru: Akper Depkes
Robbins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II. Jakarta: EGC
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
EGC : Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2).EGC; Jakarta.
Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Yayasan Kanker Indonesia, (2006), Informasi Dasar tentang Kanker, cetakan ke-4, Jakarta.
Robbins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II. Jakarta: EGC
Sabiston, David C. 1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :
EGC
Sabiston, David C. 1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :
EGC