You are on page 1of 6

GENEOLOGI BAHASA DALAM HUMANIORA

MuhammadInamEsha
FakultasHumanioradanBudaya,UniversitasIslamNegeriMaulanaMalikIbrahimMalang
Email:essa_iesha@yahoo.com

Abstract
This paper studies the relation between language and humanities in the history of science perspective.
Based on this study there are four findings. First, relation between language and humanities in the
structureofscienceinthismoderneraisnotabletobedividedfromthebackgroundofthedevelopment
ofstudiahumanitatisinthewest.Second,developmentofhumanitiesinthewestrelatestothevisionof
educationforpresentinghumanizingcurriculum.Thisisbecauseofthefactthatthestudiesandresearch
in language and classical literatures is a necessity. Third, in Islamic civilization, the term humanities is
unpopular, but essentially the studies of humanities (ex: language, literature, logic, art) have strategic
position. Islamic civilization is text civilization (hadlarah alnash) based on Koran and to understand it
needs the tool, mainly language science. The existence of those sciences in Islamic civilization is very
significant.

Keywords
HistoryofScience,Humanities,Language

Pendahuluan
Sejak terjadi perubahan kelembagaan menjadi Universitas Islam Negeri, perguruanperguruan tinggi
Islam negeri (PTAIN) mempunyai peluang untuk mengembangkan fakultasfakultas baru. Pembukaan
fakultasbaruitumerupakanupayauntukmeningkatkantingkatrelevansidankualitaspendidikantinggi
Islamnegeriseiringdenganperkembangandiabadini(Muzakki,2006:60).
Dewasa ini, mudah ditemukan fakultasfakultas baru yang dibuka seperti fakultas sains dan teknologi,
fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan, fakultas psikologi, fakultas ekonomi, dan fakultas ilmuilmu
humaniora. Dahulu, tatkala masih berstatus sebagai IAIN/STAIN, meskipun perguruan tinggi ini bisa
membukaprogramprogramstuditersebuttentutidakseleluasatatkalamenjadiuniversitas.
Seiring pengembangan fakultas dan program studi baru, berkembang juga pemikiran tentang struktur
keilmuan yang dikembangkan di sebuah perguruan tinggi. Dua contoh yang bisa dikemukakan di sini
misalnya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang mengenalkan metafora jaring labalaba untuk
menggambarkanmodelpengembangankeilmuannya(Abdullah,2004:7).DemikianjugadiUINMaulana
Malik Ibrahim Malang yang mengenalkan pohon ilmu sebagai metafora struktur keilmuan yang
dikembangkan(Suprayogo,2006:17).
Hampir semua struktur keilmuan yang dikembangkan, pasti tidak dilepaskan dari ilmuilmu keislaman
yangbanyakberangkatdaritekstekssuci(hadharahalnash)berdialogatauberintegrasidenganilmu
ilmulain,yaitu:ilmuilmukealaman(naturalsciences),ilmuilmusosial(socialsciences),danilmuilmu
humaniora(humanitiesstudies).
Tulisaninisecarakhususinginmengkajisejarahilmuhumaniorayangdalampandanganpenuliskurang
banyak dikaji. Selama ini kita sering mempertanyakan mengapa ilmu bahasa dan sastra dijadikan
program studi yang masuk ke dalam fakultas humaniora. Tidak jarang juga ditemui adanya keberatan
bahwadasardasartentangilmukehumanioraanseolahtidaktersentuhkarenafakultashumanioramasih
menggunakankurikulumyanglamatatkalamasihmenjadifakultasbahasadansastra.
Meskipunhalitu tidak salah karenabahasa dan sastraadalah bagian dariilmuhumaniora, tetapi kalau
hanya mengacu pada disiplin itu tentu seolah mengerdilkan cakupan ilmu humaniora itu. Secara
sistematik tulisan ini mencakup perihal humanisme dan humaniora, Ilmuilmu Humaniora, Geneologi
HumanioradanKajianBahasaSastra.

SejarahIlmusebagaiPerspektif

Untuk mengetahui bagaimana sebuah disiplin keilmuan berkembang atau bagaimana melacak akar
persoalan keterkaitan bahasa dan humaniora, maka hal yang tidak dapat dilepaskan adalah perspektif
yang digunakan. Perspektif ibaratnya adalah sebuah jendela (window) tempat seseorang itu dapat
melihat.Perspektifkeilmuanmemilikibermacammacamragam.Adasosiologiilmupengetahuan,filsafat
ilmupengetahuan,sejarahilmupengetahuan,dansebagainya.Dalamkaitannyadenganpembahasanini
perspektifyangdigunakanadalahsejarahilmupengetahuan.
Sejarah,sepertiyangdijelaskanolehVerhaakdanImam(1997:163)merupakandisiplinilmuyangrelatif
masihbaru.Padaawalperkembangannyabidanginijustruditanganidandikembangkanparapakardari
bidangilmudiluarsejarah.Barupadabeberapadasawarsabelakanganbidanginiditanganiolehparaahli
yangmemangmengkhususkandiridalambidangini.Halinilahyangpadagilirannyamenjadikandisiplin
inimengalamiperkembanganyangpesat.
Salah seorang yang terkenal dalam konteks sejarah ilmu adalah Thomas Kuhn. Berkat karyanya yang
terkenal,theStructureofScientificRevolution(1962),iadikenalsebagaisalahseorangtokohsejarahilmu.
Kuhn sendiri awalnya bukanlah ahli sejarah, ia adalah pakar ilmu di bidang fisika. Baru dalam
perkembangannyaiamendalamisejarahilmudanfilsafatilmu.
Dalamkaryautamanyatersebut,Kuhnmemaparkantentangterjadinyarevolusiilmupengetahuanyang
menyertai perjalanan ilmu sepanjang sejarah. Melalui pendekatan sejarah, ia menemukan bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan pertamatama bersifat revolusioner. Dalam kegiatan ilmiah, seorang
ilmuanakandibimbingolehparadigma.
Paradigmaitumembimbingkegiatanilmiahdalammasailmunormal(normalscience)dimanailmuwan
berkesempatanmenjabarkandanmengembangkanparadigmasecararincidanmendalam,karenatidak
sibukdenganhalhalmendasar.Dalamperkembangannya,ilmuwanbisasajamenghadapifenomenayang
tidak bisa dijelaskan dengan teorinya. Itulah yang disebut anomali. Jika anomali ini kian menggunung
denganintensitasyangtinggi,makadapatmenimbulkankrisis.Dalamkrisisinilahparadigmabisaditeliti
kembaliataudipertanyakan.Untukmengatasikrisisitu,sangilmuwanbisamemperluascaracaradalam
paradigma itu atau mengembangkannya bisa juga menciptakan paradigma tandingan. Jika cara yang
terakhirituditempuhmakaterjadilahrevolusiilmiah(scientificrevolution).
Demikianlah, sejarah ilmu telah memberi kontribusi untuk menjelaskan perkembanganperkembangan
ilmudalamkonteksperjalananpanjangsejarahnya.Sejarahilmu yangsemulapraktismenjadisemacam
upaya untuk melihat urutan kronologis prestasiprestasi ilmiah menjadi semakin kuat dan ketat.
Penelitianberdasarkansejarahilmutelahmemicudorongankuatdikalanganparapakaragarsebaiknya
wajahilmudikonstruksiberdasarkanfaktafaktasejarah(VerhaakdanImam,1997:164).
Sejarah ilmu dalam kenyataannya telah memberikan kekuatan untuk melihat secara lebih detail
perkembanganperkembangan ilmu sepanjang sejarah. Kita bisa melacak perkembangan dan bahkan
pencabanganpencabanganilmuberdasarkanpenglihatanatasdasarsejarahilmu.Meskipunhalinibisa
terkaitdengansosiologiilmudanmungkinjugafilsafatilmu,tentuhaliniakanberbeda.

SejarahIlmuHumaniora
Meskipunilmuilmuyangsekarangmenjadibagianpentingdalamhumanioradapatdilacaksejakzaman
Yunani, namun harus diakui jika kematangannya pada zaman modern ini tidak dapat dilepaskan dari
fenomena humanisme yang berkembang di Barat. Sehingga, tatkala membincang persoalan humaniora
sebenarnyatidakdapatdilepaskandariberkembangnyahumanismediBarat.
EdwarddalamEncyclopediaofPhilosophy(t.t.:69)menjelaskanbahwahumanismeadalahsebuahgerakan
filsafat dan literatur yang bermula dari Italia kemudian menjalar ke negaranegara Eropa lainnya.
Gerakan ini menjadi salah satu faktor munculnya peradaban baru (renaissance di Eropa). Humanisme
adalah sebuah paham yang memberikan tempat yang tinggi atas kedudukan manusia serta
menjadikannyasebagaikriteriasegalasesuatu.Dengankatalain,humanismemenjadikanmanusiasubjek
danobjek.
Kalau kita mengacu pada tiga tahapan perkembangan paradigma dalam sejarah pemikiran dalam
peradaban manusia yaitu kosmosentrisme, teosentrisme dan antroposentrisme, maka humanisme lahir
pada tahapan dimulainya paradigma manusia sebagai pusat (anthroposentrism) setelah alam pikiran
Yunani kuno dan peradaban Barat beranjak dari kosmosentrisme abad klasik dan teosentrisme abad
pertengahan.
Inilah yang dalam perspektif MagnisSuseno (1992:60) dikatakan sebagai munculnya subjektivisme

modern.Iamenjelaskanbahwamodernitasyangtengahkitaalamisekaranginiberawaldarimunculnya
renaissanceyangsalahsatusebabnyaadalahmunculnyasubjektivitasmodern.Subjektivitasmodernyang
kemudian menggeser kecenderungan manusia yang bersifat kosmosentris dan teosentris menjadi
antroposentrisme.
CaramemandangfilsufYunanibersifatkosmosentris.Merekamencaridasarrealitasdalamunsurunsur
kosmosataualamraya.Thales(624548SM)berpendapatbahwadasarrealitasadalahair.Anaximenes
(590528SM) mengatakan dasar realitas adalah udara (Poedjawijatna, 2002:23). Itulah dua contoh
produkpemikiranYunaniyangbersifatkosmosentris.Padaabadpertengahan,pandangankosmosentris
disingkirkanolehpandangantheosentris:semuadilihatdarisegiAllah.Manusiamemahamidirisebagai
salahsatuunsurmeskipundalamhierarkhiciptaanAllahsebagaiyangtertinggi.Duamodelpandangan
ini yang kemudian digantikan dengan pandangan anthroposentris. Manusia ditempatkan sebagai pusat
dunia. Manusia tidak lagi memahami dirinya sebagai bagian dari alam raya tetapi sebagai subjek yang
berhadapan dengan alam semesta. Pandangan ini adalah awal kelahiran humanisme. (MagnisSuseno,
1992:61).
Meskipun dalam beberapa literatur dijelaskan adanya pembedaan antara humanisme skolastik dan
humanisme renaissance, namun pada tulisan ini akan difokuskan pada model humanisme yang kedua.
Seperti yang dijelaskan oleh Tjaya (2004:19) bahwa humanisme pada awalnya merupakan sebuah
gerakanlitererdanberwawasanpendidikan.Halinisecarajelasdapatdipahamitatkalakitamelacakakar
katahumanismeitusendiri.
Kata humanisme secara geneologis mempunyai proses penafsiran dan penurunan kata yang cukup
panjang. Terdapat tiga istilah yang perlu diketahui untuk memahami istilah tersebut. Pertama, kata
humanismus.KatainidiciptakanolehahlipendidikanJerman,F.J.Niethammer,untukmenunjukkanpada
tekananpengajarantentangkaryakaryaklasikberbahasaLatindanYunanidisekolahsekolahmenengah
yang sedang dilanda kurikulum pendidikan yang bersifat praktis dan berorientasi pada sains. Istilah
tersebut merupakan turunan dari istilah kedua, humanista untuk menunjuk pada para professor
humanismediuniversitasuniversitaspadaerarenaissance.Katahumanistasendirimerupakanturunan
darikatayanglebihtualagi,daniniistilahketiga,yaituhumanitiesataustudiahumanities.Istilahketiga
inidipakaiuntukmenunjukpadapendidikanliberalartdenganmenggunakankaryakaryaRomawiklasik
sepertiCicerodanGellius.Istilahyangketigainilahyangkemudiandikenaldenganistilahhumaniora.
Dalamsejarahnya,gerakanhumanismeyangmunculbergandenganeratdenganpendidikantidakdapat
dilepaskandarirealitasyangterjadidiEropapadasaatitu.DiEropaUtarapadaakhirabadpertengahan
(Abad12dan13M.),munculsekolahsekolahkatredalyangmerupakanpusatpendidikanbagiparacalon
imamkatolik.Disekolahsekolahinidiajarkantujuhliberalartsepertibahasadanmembacakaryakarya
klasik.Padaakhirabadketigabelas,berdiriuniversitasdenganartsebagaifakultasutama.Dirumahbaru
inidikembangkanfilsafatdanlogikasertasainsberdasarkanpikiranAristoteles.
Padaawalabadkelimabelasparahumanismulaimelakukanekspansistudihumanistikkedalambidang
bidangbaruyangkemudianmerekamenyebutnyasebagaistudikemanusiaan(thehumanestudies)atau
studistudi yang selaras dan patut dilakukan oleh manusia (studia humanitatis, studia humaniora).
Meningkatnyaposisipentingdarikeilmuaninipadaabadpertengahantersebutmemicuperkembangan
ilmuilmuhumanioradiBarat.
Humaniora merupakan cabang ilmu pengetahuan yang bertujuan mencapai kemanusiaan yang
sesungguhnya atau manusia yang lebih berbudaya. Menurut J. Drost (Masruri, 2005:50), humaniora
adalahilmuilmupengetahuanyangbertujuanmembuatmanusialebihmanusiawidanberbudaya.
Dikatakan demikian karena berawaldari keprihatinanyang muncul di Barat di mana ilmuilmu praktis
dan sains mengemuka sehingga memunculkan gerakan humanisme melalui pendidikan sehingga kajian
terhadap humaniora merupakan sesuatu yang sentral dalam proses pembangunan khususnya di abad
teknologi informasi sekarang ini. Studi humaniora membantu manusia untuk menangkap makna dari
pengalamanhidupdanmenyajikanjalanbagipemahamanatasaktivitaskehidupan.
Ilmu humaniora membina kemampuan manusia untuk berimajinasi. Manusia pada hakikatnya
mengandungunsurunsuryanglebihdarisekedarpenerapanmetodeyanganalitikdankuantitatifserta
eksperimental.Berbagaikebutuhan,ambisi,rasafrustasi,ketidakmampuan,tidakdapatdiamatisekedar
dari angkaangka kuantitatif. Semua itu hanya dapat dipahami melalui proyeksi imajinatif (Masruri,
2005:51).Disinilahposisipentingdantujuanhakikidariilmuhumaniora.
Dalampengertianklasik,humanioratidaklainmerupakanilmubahasadansastraLatindanYunaniyang

dalam perkembangannya mencakup keilmuan yang beragam: ilmu agama, filsafat, bahasa, sastra,
pendidikan,sejarah,danseni.Pendidikandalamilmuilmuhumaniorabertujuanuntukmeluruskancara
berpikir para intelektual agar mereka tidak hanya menguasai bidang sains dan teknologi tetapi juga
berbudayadanberwatak(Masruri,2005:149).
Dalam perspektif ini, sebenarnya ilmuilmu humaniora tidak saja diperuntukkan bagi mahasiswa yang
studidiFakultasHumanioratetapijugadiseluruhFakultas.Pendidikanbudayadanwatakadalahsesuatu
yangmanusiawidanharusdirasakansemuamahasiswa.
Prosespembacaansejarahmisalnya,akanmembawamanusiakeluardarikungkunganruangdanwaktu.
Fiksi,sejarah,danpuisimerupakankaryayangdapatmenuntunmanusiaberempatiterhadaptokohyang
diciptakan. Ia juga mengajak manusia untuk memahami perjuangan, kejayaan, dan kelemahan tragis.
Demikian juga melalui novel, biografi, drama, manusia akan mengalami sendiri kegembiraan dan
penderitaan sesamanya. Dengan ilmu humaniora, menusia akan dapat merasakan kemanusiawiannya
melaluipengenalandengansesamanya(Masruri,2005:151).

GeneologiBahasadalamHumaniora
Pada paparan berikut ini menjelaskan posisi penting kajian bahasa dan sastra menjadi di dalam studi
ilmuhumaniora.Denganpemaparaninidiharapkanmampumenjawabpertanyaankecilterkaitpersoalan
mengapabahasadansastrasedemikiansentraldalamilmuhumaniora.
Jikadicermatidarihakikatilmuhumaniora,setidaknyabisadipahamibahwailmuhumanioratidaklain
merupakan ilmu yang berusaha untuk menjadikan manusia menjadi lebih manusiawi, berwatak dan
berbudaya. Ilmu ini penting karena menyangkut aspek terdalam dalam peri kehidupan manusia, yakni
bagaimanamanusiaitubisamenjadimanusiayangsesungguhnya.
Kalauberpijakpadapertanyaandasar:Apakahmanusiaitu?,makaditemukanberbagaimacamjawaban
tentangapamanusia.Tetapikalaudirujukpadapemahamanyangsangatumum,makamanusiabiasanya
didefinisikansebagaialhayawanalnatiqatauhewanyangberbahasa.Jadi,kemampuanberbahasayang
membedakan manusia dari makhluk yang lain. Dengan kemampuan berbahasa, ia bisa berkomunikasi,
berinterakasi, dan berbudaya. Tidak mengherankan jika para ahli bahasa menyatakan bahwa hakikat
terdalamdarimanusiatidaklainadalahbahasa.
Karena bahasa menjadi bagian penting dari manusia, maka seiring dengan tujuan hakiki dari ilmu
humaniora,bahasalalumenjadibagianpentingdalamkajianilmuhumaniora.Terlebihjikadisandingkan
dengan kenyataan adanya agama yang memberikan ajarannya melalui wahyu bertujuan untuk
memanusiakan manusia, maka keberadaan bahasa sebagai piranti memahami wahyu menjadi sesuatu
yangmemangniscaya.
Dalam konteks di atas, bisa dimengerti mengapa ilmuilmu humaniora seperti yang terjadi di Barat
berawaldaripendidikandalambidangkebahasaan.TatkaladiBaratberdirisekolahsekolahkatredaldan
universitasuniversitas,makayangutamadiajarkanadalahkeahlianberbahasa.Halinitidaklainkarena
disampingkebutuhannyatadalammasyarakatkotapadasaatitu,keahlianbahasamenjadipentingbagi
kepentinganagama.
Dalam konteks tradisi Islam, perkembangan ilmu bahasa sedemikian sangat penting dan mendasar.
Sepertiyangdituturkandalamahliahlisejarah,bahwailmuyangberkembanglebihawalpadafasefase
perkembangan Islam adalah ilmu kebahasaan. Ini bisa dimaklumi karena memang dalam kenyataan
masyarakatmuslimyangdalambahasaRippin(1990)disebutsebagaiscripturalisfaithyaitumasyarakat
yang keimanannya sangat dipengaruhi oleh teksteks wahyu, menaruh perhatian penting terhadap
bahasasebagaipirantiuntukmemahamiwahyu.
AlQuransebagaiwahyubagiumatIslamtelahmenjaditekssentraldalamperadaban.Dasardasarilmu
dan budaya Islam tumbuh dan berdiri di atas landasan di mana teks sebagai pusatnya. Peradaban teks
(hadharah alnash) yang tercipta dalam konteks ini bagaimana pun tidak dapat dilepaskan dari ilmu
kebahasaandimanapirantipemahamanteksituberada(Zaid,2005:1).
MeskipuntermhumanioratidakpopulerdalammasakejayaanIslam,tetapibisadipastikanbahwailmu
ilmu yang sekarang ini menjadi cabang ilmu humaniora seperti bahasa, sastra, filsafat, sejarah, ilmu
agama,senitelahberkembangpesatpadamasaitu.Terkaitdenganini,sedemikianpentingilmubahasa
saatitu,alFarabidalamklasifikasikeilmuannyatelahmenjadikanilmubahasadancabangcabangawal
ilmukehumanioraansepertiretorikadansenipadaposisiurutanpertamadankedua.

Berikut klasifikasi keilmuan seperti yang dibuat oleh alFarabi dalam kitabnya ihsha al ulum (Bakar,
1988:146):
1.IlmuBahasa(ilmallisan)terdiridariilmusarf,ilmunahwu,khat,qiraahdankaidahkaidahpuisi.
2.Ilmu Logika (ilm almantiq) terdiri dari silogisme (qiyas), demonstrasi (burhan), seni retorika (al
khitabah),senipuisidanlainlain.
3.Ilmu Matematis, terdiri dari aritmatika atau ilmu hitung (ilm alabad), Geometri (ilm alhandasah),
optika (ilm almanazir), ilmu perbintangan (ilm alnujum), musik (ilm almusiqa), ilmu tentang
berat(ilmalasqal),danilmutentangpembuatanalat(ilmalhiyal).
4.Fisika(ilmattabii)terbagimenjadidelapanbagian,yaitu:(1)prinsipprinsipbendaalami(alsamat
tabii),(2)prinsipprinsipunsurdanbendabendasederhana(alsamawaalalam),(3)penciptaan
dan penghancuran bendabenda alami (alkaun wa alfasad), (4) reaksi yang dialami oleh unsur
unsur saat membentuk benda senyawa (alasar alalwiyyah), (5) sifatsifat benda senyawa (6)
mineral (almaadin), (7) tumbuhan (alnabat), dan (8) binatang termasuk manusia (kitab al
hayawanwakitabalnafs).
5.Metafisika(alilmalilahi)
6.IlmuPolitik(alilmalmadani)berkaitandengan(a)kebahagiaandankebajikanmanusiadan(b)etika
danteoripolitik.
7.Yurisprudensi (alilm alfiqh) berhubungan dengan ritusritus, praktikpraktik religius, dan
pemerintahmorallegal.
8.Teologidialektis(ilmalkalam).
Posisi penting ilmu bahasa karena kedekatannya dengan masalah keagamaan, nampaknya juga sangat
kental terjadi di Barat pada abad pertengahan. Tatkala sekolahsekolah katedral dan universitas
universitas tumbuh untuk menyiapkan para imam dan profesional, liberal art yang di antaranya
mengajarkanretorikadankaryakaryaklasikYunanidanLatin,menjadimenuwajib.Dengankurikulum
semacaminimerekainginmeraihcitramasyarakatKristenyangbaik.TerkaitdenganhaliniTjaya(2004:
32)menuturkan:
Penguasaan kefasihan berbicara dapat digunakan orangorang Kristen dalam zaman
renaissance untuk membuat generasi mereka sepenuhnya memeluk kebenaran moral dan
religiusyangsangatdiperlukanbagipembaruanpribadidansosial.Keinginanparahumanis
untuk meniru gaya elegan dan kefasihan berbicara para pengarang klasik telah membawa
mereka pada pencarian teksteks kuno. Pencarian ini, bersama dengan studi bahasa,
membukamatamerekaterhadapbidangstudilainnya.
Jelaslah, bahwa visi ilmuan humaniora untuk menjadikan manusia lebih manusiawi, berwatak dan
berbudayatidakdapatdilepaskandarivisikeagamaan.Kekentalanhubunganbahasadanhumaniorajuga
dapatditelisikbahwakeduanyamemilikihubunganterpilinyangsulitdilepas.Visihumanioratidakakan
dapat dicapai tanpa peran bahasa sebagai piranti yang paling penting. Tidak heran jika dalam sejarah
pengetahuan terdapat dorongan untuk mengejawantahkan visi humanistik yang dengan itu manusia
dipacuuntukmengembangkanilmuilmukebahasaan.
Sedemikian pentingnya, tidak salah jika filsuf besar Islam seperti alGhazali dalam klasifikasi
keilmuannya menjadikan ilmu bahasa sebagai bagian penting dalam ilmu syariyyah. Berikut klasifikasi
keilmuanmenurutalGhazalidalamIhyaUlumalDin(GarnetdanAnawati:1978:208):
1.IlmuSyariah(alilmalsyari)
a.Ilmutentangprinsipprinsipdasar(alusul),terdiri:ilmualQuran.Sunnah(tradisitradisiNabi),
konsensus(Ijma),danijmaparasahabat(asaralsahabat).
b.Ilmu tentang cabangcabang (furu): terdiri fiqh, yaitu ilmu yang berkaitan dengan persoalan
persoalan duniawi (alumuur alduniawiyyah), dan ilm ahwal alqalb, yaitu ilmu yang
berkaitandenganpersoalanpersoalanakherat(alumuuralukhrawiyyah).
c.Ilmuilmu pengantar atau ilmu alat (almuqaddimaat), antara lain terdiri ilmu bahasa dan tulis
menulis.
d.Ilmuilmu pelengkap (mutammimaat) terdiri dari: (1) Ilmuilmu Quran, termasuk di dalamnya
ilmutafsir,ilmuqiraatdanusulfiqh;(2)IlmuHadis,(3)AsardanAkhbar,yaknibiografiyang
berhubungandengankehidupanparanabi,sahabatdanorangorangterkenal;(4)IlmuKalam,
(5)Filsafatyangterdiridariempatbagian,yaitu:geometridanmatematika,mantiq,metafisika
danfisika.
2.IlmuNonSyariah(alulumghairalsyari)
a.Yang terpuji (mahmuudah); meliputi: (1) ilmu yang bersifat fardu kifayah, seperti ilmu

kedokteran dan matematika; (2) ilmu yang bersifat utama (fadilah), seperti kemendalaman
dalamilmukedokterandanmatematika.
b.Yangtercela(mazmuumah),sepertiilmusihir.
c.Yangboleh(mubah),sepertisyairdansejarahparanabidansahabat.
IlmusyariyyahdalamperspektifalGhazaliadalahilmuilmuyangwajibdipelajarikarenajikatidaktentu
akanmeruntuhkansendisendimanusiaitusebagaimanusiayangseutuhkandanmanusiayangreligius.

Penutup
Paparan di atas setidaknya memberikan beberapa pemahaman terkait dengan geneologi bahasa dan
humaniora. Pertama, keterpautan antara bahasa sebagai bagian dalam struktur keilmuan humaniora
yang saat ini populer dalam khazanah keilmuan modern, tidak dapat dilepaskan dari perkembangan
sejarahkeilmuanhumaniora(studiahumanitatis)yangterjadidiBarat.Kedua,dalamperspektifsejarah
keilmuan humaniora yang terdapat di Barat, perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari visi
pendidikan kaum humanis yang ingin mengembangkan kurikulum pendidikan dalam rangka
meneguhkansikapmoral(manusiayangberbudayadanberwatak).Halinilahyangkemudianmenuntut
mereka untuk mengkaji karyakarya klasik seperti sastra dan filsafat. Ketiga, meskipun dalam tradisi
keilmuanIslamtermhumanioratidakdikenal,namunsecaraesensipengembanganilmuilmuyangsaat
ini menjadicabang ilmu humaniora telahmenempatiposisiyang strategis.Islamsebagaiagamawahyu
memerlukan piranti bahasa untuk memahami teks wahyu tersebut. Sehingga, keberadaan ilmu bahasa
menjadisangatsignifikan.[]

DAFTARPUSTAKA
Abdullah, Amin. 2004. Kerangka Dasar Keilmuan dan Pengembangan Kurikulum UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.Yogjakarta:PokjaAkademikUINSukaYogyakarta.

Bakar, Osman. 1988. Hierarki Ilmu, Membangun RangkaPikir Islamisasi Ilmu, terj.
Purwanto,Bandung:Mizan.
Edwards,Paul.Tanpatahun.EncyclopediaofPhilosophy,jilidIV.
Gardet,LouisdanG,Anawati.1978. FalsafahalFikradDiniBainaalIslamwaalMasihiyyah,terj.Subhi
SalihdanFaridJabr,Beirut:DaralIlmLilmalayin.
Masruri, Siswanto. 2005. Humanitarianisme Soedjatmoko: Visi Kemanusiaan Kontemporer. Yogyakarta:
PilarMedia.
Muzakki,Akh.2006.PasarPendidikanIslam:TantanganPTAIdiEraGlobalisasidalamPertaNo.01.
Poedjawijatna.2002.PembimbingKeArahAlamFilsafat.Jakarta:RinekaCipta.

Ripin, Andrew. 1990. Muslims, Their Religius Belifs and Practices, New York London:
Routledge,1990
Suprayogo,Imam.2006.ParadigmaPengembanganKeilmuanIslam.Malang:UINMalangPress.
Tjaya,ThomasHidya,2004.HumanismedanSkolastisisme:SebuahDebat.Yogyakarta:Kanisius.
Verhaak,C.danR.HaryonoImam.1997.FilsafatIlmuPengetahuan.Jakarta:GramediaPustakaUtama.
Zaid,NasrHamid.2005.TekstualitasalQuran:KritikterhadapUlumulQuran.Yogyakarta:LKiS.

You might also like