Professional Documents
Culture Documents
I.
II.
Nama Peneliti
: Abdullah Al-Hazmy
NIM/Semester
: G0011002/VI
Judul Penelitian :
Hubungan
Nilai
Diskusi
Tutorial
dengan
Bidang Ilmu
IV.
pasif
karena
mahasiswa
akan
terpupuk
melalui
kegiatan
(ICT)
yang
peluang
untuk
mengembangkan
metode-
atau
holistik
dengan
mempertimbangkan
kemampuan
dan
learning
objectives
ketika
proses
diskusi
tutorial
Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang penulis rumuskan
adalah:
1. Bagaimanakah tingkat pencapaian learning objectives skenario
Blok Imunologi pada mahasiswa Program Studi Kedokteran FK
UNS semester dua sebelum dan sesudah pelaksanaan diskusi
tutorial?
2. Adakah perbandingan nilai pretest dan posttest dalam mengukur
pencapaian learning objectives skenario Blok Imunologi dengan
nilai yang diberikan tutor pada diskusi tutorial dan nilai ujian Blok
Imunologi pada mahasiswa Program Studi Kedokteran FK UNS?
VI.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan:
1. Perbedaan tingkat pencapaian learning objectives dan Blok
Imunologi pada mahasiswa Program Studi Kedokteran FK UNS
semester dua sebelum dan sesudah pelaksanaan diskusi tutorial.
2. Nilai pretest dan posttest dalam mengukur pencapaian learning
objectives skenario Blok Imunologi dengan nilai yang diberikan
tutor pada diskusi tutorial dan nilai ujian Blok Imunologi pada
mahasiswa Program Studi Kedokteran FK UNS
VII.
Manfaat Penelitian
A. Manfaat teoritis
Memberi
masukan
bagi
pengembangan
ilmu
pendidikan
penerapan
implementasi dari
program
diskusi
tutorial
sebagai
learning,
constructive
learning,
vicarious
keleluasaan
untuk
mengembangkan
segenap
proses
experimental
learning
dalam
mencapai
macam
perkembangan,
metode
diantaranya
dan
1.)
mengalami
Active
banyak
Learning,
2.)
dapat
pula
mengembangkan
model
metode
pembelajaran
aktif
dalam
grup
kecil
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
yang
nyata
(Radomski,
2010).
Untuk
mahasiswa
lain
yang
penting,
misalnya
keterampilan
- Memimpin kelompok
- Belajar mandiri
- Mendengarkan
- Mencatat
dan
Kerugian
Metode
Problem
Based
Learning
Proses PBL dapat sangat berguna dalam pendekatan
paedagogik , dengan banyak efek yang menguntungkan untuk
mahasiswa. Seperti yang sudah digarisbawahi sebelumnya,
PBL
yang
merupakan
penyimpangan
dari
sistem
PBL menuntut
Model konvensional
Student centered
Teacher centered
Problem based
Information gathering
Integrated
Discipline based
Community based
Hospital based
Elective
Uniform
Systematic approach
Apprenticeship
Sumber: Murti 2011
dan
molekuler,
fisiologi,
mikrobiologi,
imunologi,
komunitas,
sosial
dan
lingkungan
yang
Rentang Skor
(Skala 100)
Nilai
Bobot
Arti
80-100
Sangat Baik
70-79
Baik
60-69
Cukup
40-59
Kurang
0-39
Gagal
kelulusan
Ujian
Blok,
Keterampilan
Klinis,
tutorial
tujuh
PBL
yang
langkah
dijalankan
(seven
di
FK
jumps)
UNS
yang
yaitu
memberikan
saran
penjelasan
dan
tujuan
pembelajaran
(learning
objective).
mandiri,
dimana
masing-masing
mahasiwa
berbagi
hasil
belajar
mandiri
(mahasiswa
pembelajaran
apakah
sudah
sesuai
tujuan
kelompok
mencapai
tujuan
pembelaajaran
(learning objective)
6. Memastikan notulen membuat catatan dengan akurat
Sumber: Murti, 2011
Tabel 7. Peran Notulen dalam diskusi tutorial
1. Mencatat inti diskusi yang dikemukan kelompok
2. Membantu kelompok dalam mengurutkan pikiran dan gagasan
3. Berpartisipasi dalam diskusi
4. Mencatat sumber daya yang digunakan oleh kelompok
Sumber: Murti, 2011
Tabel 8. Peran Peserta dalam diskusi tutorial
1. Mengikuti urutan langkah-langkah proses
2. Berpartisipasi dalam diskusi
3. Mendengarkan dan menghargai kontribusi peserta lainnya
4. Mengajukan pertanyaan terbuka
5. Mencapai semua tujuan pembelajaran (learning objective)
6. Berbagai informasi dengaan peserta lainnya
Sumber: Murti, 2011
Tabel 9. Peran Tutor dalam diskusi tutorial
sistem
imun
alami
dan
adaptif
serta
karena ketidakcocokan
2. Menjelaskan
patogenesis,
patologi
dan
patofisiologi
berbagi tipe
hipersensitivitas
Konsil Kedokteran Indonesia (2012) menyebutkan bahwa
terdapat beberapa standar kompetensi yang harus dikuasai dokter
Indonesia dalam penyakit-penyakit di bidang Imunologi. Tabel
berikut ini menunjukkan daftar dari kompetensi tersebut.
NO
1.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3.
4.
NAMA PENYAKIT
Autoimmune rheumatological and orthopaedic disorder
a. Uncomplicated SLE
Complicated SLE
Scleroderma
Polyarthritis nodosa
Vasculitis lupus
Polymyalgia rheumatica
Rheumatoid arthritis
STANDARD
KOMPETENSI
4
2
2
1
1
3A
3A
Immuneological/allergic reactions
Anaphylactic reaction
3B
Rheumatic fever
3B
Juvenile chronic arthritis
2
Henoch-schoenlein purpura
2
Erythema multiforme
2
Atopy
3A
Steven Johnsons Synsdrome
2
Transplantasi immunology
1
Immunodeficiency HIV
4
Tabel 10. Standar Kompetensi Dokter Indonesia dalam penyakitpenyakit di bidang Imunologi.
IX.
Kerangka Pemikiran
diskusi tutorial
Keterangan:
Variabel luar yang dapat dikontrol.
Variabel luar yang tidak dapat dikontrol.
Mempengaruhi
X.
Hipotesis
1. Diskusi tutorial dapat meningkatkan tingkat pencapaian Learning
Objevtives skenario Blok Imunologi pada mahasiswa Program Studi
Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
2. Nilai hasil pretest-posttest dalam mengukur pencapaian Learning
Objevtives skenario Blok Imunologi sesuai dengan nilai yang diberikan
tutor ketika diskusi tutorial dan nilai ujian Blok
XI.
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan studi cross sectional (Alatas et.al., 2008).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi Sumber
Mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
UNS.
2. Populasi Target
Mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
UNS semester dua Tahun Ajaran 2013/2014 (Angkatan 2013)
yang sedang menempuh Blok Imunologi.
3. Populasi Studi
Diambil dari populasi target dengan ketentuan kriteria inklusi
dan ekslusi sebagai berikut:
a.
Kriteria Inklusi
Mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
UNS semester dua dan sedang menempuh Blok Imunologi.
Sebagai syarat sampel adalah mahasiswa yang jumlah
kelulusan blok yang telah ditempuhnya adalah 4 dari semua
blok di semester 1.
b.
Kriteria Eksklusi.
Subjek yang tidak memenuhi ketentuan kriteria inklusi dan
subjek
yang
tidak
mau
mengikuti
penelitian
atau
(Dahlan,
2012),
maka
ukuran
sampel
( Z+ Z ) S
X 1X 2
Keterangan:
Z
1
1
2
1
1
2
bermakna.
(Dahlan, 2010)
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan kesalahan
tipe I sebesar 5%, hipotesis satu arah, kesalahan tipe II
sebesar 5%, dan selisih rerata minimal yang dianggap
bermakna adalah 20. Karena belum ada kepustakaan
mengenai simpang baku selisih nilai antar kelompok,
maka peneliti menduga bahwa simpang baku adalah dua
kali selisih rerata minimal yang dianggap bermakna yaitu
40. Berikut perhitungan sampelnya:
n1=n2=
1
1
2
+Z
1
1
2
X 1 X 2
( 1,64+1,64 ) 40
20
b. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
cluster
sampling.
Pencuplikan
dilakukan
dengan
Sampel
Prior Knowledge
Pretest
Diskusi tutorial
Data
Analisis Data
Blok Imunologi
Posttest
b.
c.
b.
yang
digunakan
dijelaskan
isinya
dan
3. Variabel Luar
Merupakan variabel perancu yang terdiri dari variabel luar
yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan.
a. Variabel Luar yang Dapat Dikendalikan
1.) Tingkat Intelegensi
a) Definisi
operasional:
tingkat
kecerdasan
operasional:
mempengaruhi
secara
operasional:
tingkat
ketertarikan
terhadap
Blok
Imunologi,
program Statistical
XII.
Jadwal Penelitian
Minggu
Jenis
ke 5
Kegiatan
Blok
Hematologi
Blok Imunologi
Pasca
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
Blok
Pertemuan
Pertemuan
Pertemuan
Imunologi
Persiapan
sampel dan
informed
consent
Pretest
Posttest
Pengumpulan
data
Analisis data
Penyusunan
laporan
XIII. Daftar Pustaka
Alatas H, Karyomanggolo WT, Musa DA, Boediarso A, Oesman IN (2008).
Desain penelitian. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar
metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto, pp: 99-100.
Biggs, J. (2003) Teaching for Quality Learning at University. 2nded.
Buckingham: SRHE/Open University Press.
Blumberg P (2004). Beginning journey toward a culture learning of centered
teaching. Journal of Student Centered Learning, 2(1): 68-80.
-diakses 25 Maret
2014
Burgan M (2006). In defense of lecturing. Change, 38(6): 30-34.
Crockett , M.,and Foster, J. 2005., Paket Bahan Pelatihan bagi Instruktur,
http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p14.htm
-diakses
pada
University.
http://ccliconference.org/files/2010/03/Froyd_Stu-
system
of
Cyprus.
University
of
Nicosia.
http://unic.ac.cy/media/Research/Photos/papereuclides.pdf - diakses 25
Maret 2014.
Kharisman, Ibnu. (2013). Hubungan Diskusi Tutorial dengan Pencapaian
Learning Objectives Blok Hematologi Mahasiswa Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta:
FK UNS 2013
Konsil Kedokteran Indonesia (2012). Standar kompetensi dokter. Jakarta:
Konsil Kedokteran Indonesia.
Kurhila J, Miettinen M, Nokelainen P, Tirri H (2004). The role of the learning
platform in student-centered e-learning. Helsinki: Helsinki Institute
for
Information
Technology
HIIT.
http://www.researchgate.net/profile/Jaakko_Kurhila/publication/41049
Sebelas
Maret
Surakarta.
GB
(2011).
Student-centered
learning
in
higher
education.