Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan
bawah akut (ISPB) dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas
yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi),
dan aspirasi subtansi asing berupa radang paru-paru yang disertai eksudat
dan konsulidasi (Amin HN, 2013)
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal
dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli,
serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan
pertukaran gas setempat. (Zul, 2001)
B. Etiologi
1. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut.
Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan
streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus
influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
2. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi
droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama
pneumonia virus.
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
4. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC).
Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves,
2001)
C. Tanda dan gejala
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
a. Nyeri pleuritik
b. Nafas dangkal dan mendengkur
c. Takipnea
2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
a. Mengecil, kemudian menjadi hilang
b. Krekels, ronki, egofoni
3. Gerakan dada tidak simetris
a. Menggigil dan demam 38,8 C sampai 41,1C, delirium
b. Diafoesis
c. Anoreksia
d. Malaise
e. Batuk kental, produktif
f.
g. Gelisah
h. Sianosis
i.
Area sirkumoral
j.
Masuk alveoli
Peningkatan
suhu tubuh
Resti
kekurangan
volume cairan
Metabolisme
meningkat
Resti nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Nyeri
pleuritik
Penumpukan
cairan dalam
alveoli
Resolusi 7-11
hari
PMN
Berkeringat
Resti terhadap
penyebaran
infeksi
Konsolidasi jaringan
paru
Gangguan
pertukaran gas
Gangguan pola
nafas
Sputum kental
Mual, muntah
Gangguan bersihan
jalan nafas
Suplay O2
menurun
Intoleransi
aktivitas
F. Komplikasi
1. Hipotensi dan syok
2. Gagal pernapasan
3. Atelektasis
4. Efusi pleura
5. Delirium
6. Superinfeksi
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan
abses luas/infiltrat, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar atau
terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus).
Pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin bersih.
2. GDA : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang
terlibat dan penyakit paru yang ada.
3. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi
jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan
paru untuk mengatasi organisme penyebab.
4. JDL : leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi
pada infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya
pneumonia bakterial.
5. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.
6. LED
: meningkat
H. Penatalaksanaan
1. Kemoterapi
Pemberian kemoterapi harus berdasarkan pentunjuk penemuan
kuman penyebab infeksi (hasil kultur spatum dan tes sensitivitas kuman
terhadap antibodi). Bila penyakitnya ringan antibiotik diberikan secara
oral, sedangkan bila berat diberikan secara parenteral. Apabila terdapat
penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan, maka harus diingat
kemungkinan penggunaan antibiotik tertentu perlu penyesuaian dosis
(Harasawa, 1989).
2. Pengobatan Umum
3. Terapi Oksigen
4. Hidrasi
Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat dehidrasi dilakukan secara
parenteral
5. Fisioterapi
Pendrita perlu tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk
menghindari pneumonia hipografik, kelemahan dan dekubitus.
I.
Dispnea, sianosis
Dispnea, sianosis
Takikandi
Hipoksia
Dispnea, takipnea
GDA abnormal
4. Peningkatan
suhu
tubuh
berhubungan
dengan
proses
infeksi.
Menggigil, takikandi
Dispnea, takipnea
Takikandi
Pucat / sianosis
Nyeri dada
pengetahuan
mengenai
kondisi
dan
kebutuhan
tindakan
Permintaan informasi
Kesalahan mengulang
K. Rencana Keperawatan
1. Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Inflamasi
trakeobronkial, pembentukan oedema, peningkatan produksi sputum,
nyeri pleuriti, penurunan energi, kelemahan
a. Tujuan
Kebersihan napas kembali efektif
b. Kriteria Hasil :
d. Intervensi :
Mandiri
Kolaborasi
Berikan
obat
sesuai
indikasi
mukolitik,
ekspetoran,
bronkodilator, analgesik
c. Intervensi :
Mandiri
Kolaborasi
Awasi GDA
Kolaborasi
Awasi GDA
Tidak menggigil
Nadi normal
c. Intervensi :
Mandiri
Kolaborasi
b. Kriteria Hasil :
c. Intervensi :
Mandiri
Pantau TTV
Anjurkan
klien
memperhatikan
pengeluaran
sekret
dan
Kolaborasi
c. Intervensi :
Mandiri
Pantau TTV
Kolaborasi
10.
Kurang
mengenai
kondisi
dan
kebutuhan
tindakan
Menyatakan
permahaman
kondisi
pengobatan
proses
penyakit
dan
c. Intervensi
Mandiri
Brunner & Suddarth (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC.
Doenges, Marilynn (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakata :
EGC.
Nurarif & kusuma (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC Edisi Revisi jilid 2, Yokyakarta : Media Action
Publishing.
Reevers, Charlene J, et all (2000). Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta :
Salemba Medica.
Smeltzer SC, Bare B.G (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume
I, Jakarta : EGC
Suyono, (2000). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.