You are on page 1of 16

SINTESIS ADITIF SEMEN β-Ca2SiO4 DARI ABU

SEKAM PADI DENGAN


VARIASI TEMPERATUR PENGABUAN

20 Mei 2009

Oleh:
Ahmad Helmi
05530012
PENDAHULUAN
 Latar Belakang

1. Indonesia sejak lama telah dikenal sebagai negara agraris


dengan tanaman padi sebagai fokus pertanian masyarakat
yang dikembangkan.
2. Sejauh ini, kajian pemanfaatan abu sekam padi sebagai
sumber silika pada pembuatan semen belum banyak
dilakukan meskipun memiliki keuntungan seperti bahan
terbaharukan dan tidak merusak lingkungan. Oleh karena
kandungan silica yang tinggi dan kadar besi yang rendah
diharapkan abu sekam padi dapat digunakan sebagai bahan
baku pembuatan semen
PENDAHULUAN
 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan diatas kami dapat
menemukan permasalahan yaitu: bagaimana membuat
dan mengkarakterisasi kalsium silikat sebagai komponen
utama semen ?.
 Tujuan Penulisan
Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui cara membuat dan mengkarakterisasi
kalsium silikat sebagai komponen utama semen..
PEMBAHASAN
Abu Sekam
komposisi menunjukkan bahwa kandungan unsur silikon
(Si) cukup dominan dalam sekam padi. Malawi (1996).
abu sekam padi yang diperoleh dari pembakaran sekam
pada temperatur 500 °C dengan waktu 105 menit atau
lebih akan memberikan kandungan silika amorf optimum
sedikitnya 86%. Lebih lanjut dilaporkan bahwa pemakaian
abu sekam padi sebesar 15% berat semen akan
memberikan peningkatan kuat tekan beton sedikitnya
20%.
Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi

Dari hasil pengujian, untuk campuran dengan


penambahan abu sekam padi didapat prosentase
penambahan optimum untuk kuat tekan maksimum
sebesar 2,899%, untuk kuat tarik belah sebesar 3,452%,
untuk kuat tarik lentur sebesar 3,410%, dan untuk
modulus elastisitas sebesar 3,491%. Sedangkan dengan
penambahan abu sekam padi sebesar 8% diperoleh
porositas minimum sebesar 5,530%. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa penggunaan abu sekam padi
terbukti mampu menambah mutu sifat mekanis beton.
Metodologi
Bahan
Sampel abu sekam padi diambil dari daerah Klaten, Jawa Tengah.
Sekam padi dicuci dengan air yang diambil dari air PAM Yogyakarta.
Untuk bahan sintesis aditif semen β-Ca2SiO4 digunakan CaO (Merck)
dan BaCl2.2H2O (Merck.). Kertas saring biasa dan Whatman 42
(Merck) digunakan untuk penyaringan.
Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tungku
pembakaran (Carbolite S302RR), oven (Fischer Scientific), timbangan
analitik (Mettler AE 160, Jerman). Untuk karakterisasi hasil digunakan
spektrofotometer inframerah (Model FTIR 8301 PC Shimadzu, Jepang),
difraktometer sinar-X (Shimadzu XRD 6000). Sebagai alat pendukung
digunakan lumpang dan mortar, ayakan 200 mesh, cawan porselen,
alat-alat gelas (erlenmeyer, beker gelas, pipet volume, pro pipet, labu
takar, dan gelas arloji) dan peralatan plastik (keranjang plastik, gelas,
sendok, corong, ember plastik dan gelas plastik).
Prosedur Penelitian
Sekam padi dibersihkan dari batu, tanah dan kotoran lainnya. Sekam padi yang
sudah bersih kemudian dicuci dengan air, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari.
Sekam padi bersih dan kering dibakar menggunakan nyala api dengan bantuan
bahan bakar spiritus sehingga diperoleh arang sekam padi berwarna hitam. Arang
kemudian diabukan pada variasi suhu 500 ºC, 600 ºC, 700 ºC, 800 ºC, dan 900ºC
selama 4 jam dalam tungku pembakaran (Carbolite S302RR). Selanjutnya abu
sekam padi yang berwarna putih digerus dengan cawan porselin sampai halus dan
diayak dengan ayakan berukuran 200 mesh, untuk dikarakterisasi tingkat
kristalinitasnya dengan difraktometer sinar-X.
Sampel abu sekam padi yang bersuhu 700 ºC dengan berat 5 g dicuci dengan 10
mL HCL 0.1 M dan dinetralkan dengan akuades. Hasil pencucian dikeringkan dalam
oven pada suhu 100 ºC sampai berat konstan. Kemudian hasil dianalisis dengan
difraktometer sinar-X.
CaO sebanyak 5,37 g dipanaskan pada suhu 900 ºC selama
satu jam dalam tungku pembakaran (Carbolite S302RR).
Selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas plastik yang
kemudian ditambahkan BaCl2.2H2O sebanyak 0,977 g.
Dengan cara dan komposisi yang sama, disiapkan untuk
enam gelas. Masing-masing sampel dari tahap pertama (lima
sampel) dan kedua (satu sampel) dimasukkan dalam
masing-masing gelas tersebut. Kemudian setiap gelas
tersebut ditambahkan akuades hingga terbentuk suspensi
dengan perbandingan air : padatan yaitu 20:1. Langkah
berikutnya yaitu disonikasi selama 1 jam. Kemudian sampel
dikeringkan pada suhu 60 ºC dalam oven. Langkah
selanjutnya sampel tersebut dipanaskan pada suhu 800 ºC.
Hasilnya dianalisis dengan difraktometer sinar-X dan FTIR.
Analisis produk β-Ca2SiO4 dari abu sekam padi

Proses Penggilingan
Bertujuan untuk memecah sel-sel daun, agar proses
fermentasi dapat berlangsung secara merata.

Proses Pengeringan
- Menggunakan ECP drier (Endless Chain
Pressure drier)
& Fluid bed drier.
- Kadar air produk yang dihasilkan 3 - 5 %
c). Teh oolong
Berikut lasngkah-langkah proses pembuatan dari
teh oolong ( teh semi fermentasi ):
1. Daun teh segar (kadar air 75 - 80 %)
2. Pelayuan dengan sinar matahari ( 90 menit )
3. Pelayuan dan pengayakan dalam ruangan (4-7 jam )
4. Pengeringan I dengan sistim Panning
5. Penggulungan ( 5-12 menit )
6. Pemotongan
7. Pengeringan II.
Kandungan bahan aktif Dalam teh

1. Polyphenols (10-25%) 11. Kalium (1795 mg%)


2. Methylxanthines 12. Magnesium (192 mg%)
3. Asam amino 13. Mangan (300-600 ug/ml)
4. Peptida 14. Fluor (0,1-4,2 mg/L)
5. Komponen organik lain 15. Zinc (5,4 mg%)
6. Tannic acids (9-20%) 16. Selenium (1,0-1,8 ppm%)
7. Vitamin C (150-250 mg%) 17. Copper (0,01 mg%)
8. Vitamin E (25-70 mg%) 18. Iron (33 mg%)
9. Vitamin K (300-500 IU/g) 19. Calcium (7 mg%)
10. ß-carotene (13-20%) 20. Caffein (45-50 mg%)
Aktivitas Antioksidan dari Teh
 antioksidan dari 8 macam produk teh hitam yang populer secara komersial
dengan memasukkan 0,5 g daun teh ke dalam 25 ml air mendidih, kemudian
diaduk selama 3 menit. Rata-rata aktivitas antioksidan larutan yang dihasilkan
adalah 8.477 µmol/l (kisaran 4.275-12.110 µmol/l).
 Daya antioksidan komponen katekin berbeda-beda. Epikatekin galat
mempunyai daya antioksidan sebesar 4,93; epigalo katekin galat sebesar 4,75;
epigalo katekin 3,82; epikatekin daya antioksidannya sebesar 2,50 dan untuk
katekin daya antioksidannya sebesar 2,40. Daya antioksidan komponen
katekin tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan vitamin C ataupun
-karoten.
 Antioksidan yang lebih kuat dalam teh hitam inilah yang menjadi kunci kenapa
teh, terutama teh hitam lebih jagoan dibanding minuman jenis lain seperti air
mineral. Sebagai informasi, antioksidan dikatakan bermanfaat dalam
mencegah penyakit jantung dan stroke serta penyakit degeneratif lain karena
mampu menghambat oksidasi kolesterol jahat.
Manfaat teh terhadap kesehatan
 Menurunkan risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular
 Menurunkan berat badan
 Turunkan kepikunan
 Mencegah osteoporosis
Sumber Mineral Dari Teh

 Magnesium
 Kalium
 Fluor
 Natrium
 Kalsium
 Seng
 Fe
 Mangan
 Cu
 selenium
Vitamin di dalam teh

 Vitamin C
 Vitamin E
 vitamin K

You might also like