You are on page 1of 12

ANATOMI NERVUS FACIALIS

Nervus fasialis merupakan salah satu nervus kranialis yang berfungsi


untuk motorik sensorik somatik, dan aferen eferen visceral (Baehr, 2005). Nervus
Facialis meninggalkan permukaan anterior otak di dalam sulkus antara batas
bawah pons dan medulla oblongata (Richard,1996). Nervus fasialis memiliki dua
subdivisi, yang pertama adalah serat motorik yang mempersarafi otot ekspresi
wajah kemudian yang kedua memiliki serat yang jauh lebih tipis yaitu
intermediate yang membawa aferen otonom, somatik, dan eferen otonom (Baehr,
2005).

Gambar 1. Divisi nervus fasialis (Baehr, 2005)

Nervus fasialis mengandung 4 macam serabut, yaitu (Sidharta, 2000) :


1.

Serabut somato-motorik, yang mensarafi otot-otot wajah (kecuali


m.levator palpebrae (N.III)), otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian
posterior dan stapedius di telinga tengah.

2.

Serabut visero-motorik (parasimpatis) yang datang dari nukleus salivarius


superior. Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum,
rongga hidung, sinus paranasal, dan glandula submaksilar serta sublingual
dan lakrimalis.

3.

Serabut visero-sensorik yang menghantar impuls dari alat pengecap di dua


pertiga bagian depan lidah.

4.

Serabut somato-sensorik rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa
raba dari sebagian daerah kulit dan mukosa yang disarafi oleh n.trigeminus.
Daerah overlapping (disarafi oleh lebih dari satu saraf (tumpang tindih) ini
terdapat di lidah, palatum, meatus akustikus eksterna dan bagian luar gendang
telinga.
Sedangkan menurut J. L. Wilkinson dalam bukunya Neuroanatomy for

Medical Students 2nd ed., nervus facialis (N VII) mempunyai komponen


somatosensorik eferen dan aferen dengan fungsi yang dapat dibedakan, yaitu:
1. Branchial motor (special visceral efferent), yang menginervasi otot-otot
fasialis, otot digastrik bagian belakang, otot stylohyoideus dan stapedius.
2. Viseral motor (general visceral efferent), yang memberikan inervasi
parasimpatik pada kelenjar lakrimal, submandibular dan sublingual; serta
mukosa menginervasi mukosa nasofaring, palatum durum dan mole.
3. Sensorik khusus atau gustatory (special visceral afferent), yaitu
memberikan sensasi rasa pada 2/3 anterior lidah dan inervasi palatum
durum dan mole.
4. Sensorik umum (general somatic afferent), menimbulkan sensasi kulit
pada konka, auricula dan area di belakang telinga.
Serabut syaraf yang membentuk branchial motor merupakan komponen N.
VII yang paling dominan, sedangkan ketiga komponen serabut lainnya
menggabung menjadi satu terpisah dari branchial motor. Gabungan dari ketiga
serabut terakhir membentuk nervus intermedius.
Tabel 1. Nervus Fasialis (Baehr, 2005)
Nama
Saraf fasialis

Komponen
Brankial eferen

Asal
Nukleus fasialis

Fungsi
Otot-otot ekspresi
wajah: M.platisma,
m.stilohioideus,

Saraf intermediate

Viseral eferen

Nukleus

m.digastrikus
Nasal,
lakrimal,

salivatorius

kelenjar

liur

superior
Viseral

(sublingual

dan

submandibular)
aferen Ganglion genikuli Pengecapan
2/3

special
Somatik aferen

anterior lidah
Ganglion genikuli Telinga luar, bagian
kanalis auditorius,
permukaan
membran

luar
timpani

(sensibilitas)
I.

Saraf apa nukleus sih? Motorik


Nukleus motorik terletak pada bagian ventrolateral tegmentum pontin

bawah dekat medula oblongata. Sewaktu masih di tegmentum pons, akson


pertama motorik berjalan dari arah sudut pontoserebelar dan muncul di depan
nervus vestibularis. Saraf intermediate muncul di antara saraf fasialis motorik
dengan vestibulokoklearis (Baehr, 2005).
Seperti terlihat pada Gambar 2, krus dari saraf fasialis memberikan
kolikulus fasialis pada lantai ventrikel keempat tepat di atas striae medular
horizontal. Saraf intermediate muncul di antara daraf fasialis dan akustikus, dan
ketiganya semua (fasialis, intermediate, dan vestibulokoklearis) berjalan ke lateral
ke dalam kanal akustikus interna. Di dalam kanalis, saraf fasialis dan intermediet
berpisah dari saraf kranisalis dan terus ke lateral dalam kanalis fasialis, kemudian
ke atas ke tingkat ganglion genikulatum (Duus, 1994).
MAU ADA GAMBAR GT TP BINGUNG GIMANA KALO DARI PDF
HUHU
Di sini kanalis fasialis membuaut belokan tajam ke arah kaudal. Karena
saraf fasialis mengikuti kanalis, maka saraf fasialis juga ikut berbelok, yang
disebut sebagai krus eksterna atau krus luar dari saraf fasialis. Pada ujung akhir
kanalis, saraf fasialis meninggalkan cranium melalui foramen stilomastoideus.
Dari foramen tersebut, serat motorik menyebar ke wajah, beberapa melewati glandula
parotis. Nukleus motorik merupakan bagian dari arkus refleks yakni refleks kornea dan

refleks berkedip. Refleks kornea berasal dari membran mukosa mata (aferen) dibawa
melalui nervus V1 oftalmikus menuju ke nukleus sensorik trigeminus utama. Di nukleus
tersebut rangsang ditransmisikan ke neuron yang berhubungan dengan nervus fasialis
pada sisi yang sama. Bagian eferen dari refleks tersebut berasal dari neuron eferen nervus
fasialis (Baehr, 2005).

Gambar 3. Otot yang dipersarafi nervus fasialis (Baehr, 2005)

Refleks berkedip berasal dari mata (aferen) mengantarkan impuls optiknya ke


nukleus di tektobulbaris menyebabkan refleks berkedip jika cahaya terang. Selain kedua
refleks tersebut, impuls akustik yang berasal dari nervus vestibulokoklearis mencapai
nukleus dorsalis dan menghasilkan arkus refleks berupa tegangan otot stapedius atau
relaksasi (Baehr, 2005).
Persarafan supranuklear dari nervus fasialis terletak pada kedua hemisfer serebri
untuk otot dahi, sedangkan otot wajah sisanya mendapat persarafan dari girus presentralis
kontralateral (Baehr, 2005).

Gambar 4. Letak nukleus nervus fasialis di batang otak dilihat dari dorsal (Baehr, 2005)

Gambar 5. Nukleus nervus fasialis dari samping (Baehr, 2005)

Nervus intermediate, nervus fasialis, dan nervus vestibulokoklearis


berjalan bersama ke lateral ke meatus akustikus internus (Baehr, 2005).

Gambar 6. Tempat keluarnya nervus fasialis dari cranium (Baehr, 2005)

Di dalam meatus akustikus internus, nervus fasialis dan intermediate berpisah dengan
nervus vestibulokoklearis (Baehr, 2005).

Gambar 6. Perjalanan beserta cabang dan efektor nervus fasialis (Netter, 2005)

Nervus fasialis berjalan ke lateral ke dalam kanalis fasialis kemudian ke ganglion


geniculatum. Pada ujung kanalis tersebut, nervus fasialis keluar kranium melalui foramen
stilomastoideus (Baehr, 2005).
Dari foramen tersebut, serat motorik menyebar ke wajah, beberapa melewati
glandula parotis. Nukleus motorik merupakan bagian dari arkus refleks yakni refleks
kornea dan refleks berkedip. Refleks kornea berasal dari membran mukosa mata (aferen)
dibawa melalui nervus V1 oftalmikus menuju ke nukleus sensorik trigeminus utama. Di
nukleus tersebut rangsang ditransmisikan ke neuron yang berhubungan dengan nervus
fasialis pada sisi yang sama. Bagian eferen dari refleks tersebut berasal dari neuron eferen
nervus fasialis (Baehr, 2005).
Refleks berkedip berasal dari mata (aferen) mengantarkan impuls optiknya ke
nukleus di tektobulbaris menyebabkan refleks berkedip jika cahaya terang. Selain kedua
refleks tersebut, impuls akustik yang berasal dari nervus vestibulokoklearis mencapai
nukleus dorsalis dan menghasilkan arkus refleks berupa tegangan otot stapedius atau
relaksasi (Baehr, 2005).

Persarafan supranuklear dari nervus fasialis terletak pada kedua hemisfer serebri
untuk otot dahi, sedangkan otot wajah sisanya mendapat persarafan dari girus presentralis
kontralateral (Baehr, 2005).

Gambar 7. Jarak motorik nervus fasialis


Sumber : http://www.eyesthetica.com

2. Saraf Intermediat
Saraf intermediate mempunyai beberapa komponen aferen dan eferen.
Serat aferen dimiliki oleh neuron gsnglion genikulatum. Sel-sel ini, seperti sel
ganglion spinalis, adalah pseudounipolar. Beberapa dari serat aferen ini
melaporkan rangsanan dari tuas pengecap pada dua pertiga anterior lidah, serat
pengecap ini pertama-tama menyertai saraf lingualis (cabang mandibbular saraf
V). Sesudah itu mereka mengikuti korda timpani ke ganglion genikulatum dan
kemudian saraf intermediate ke nucleus traktus solitaries, dimana serat pengecap
dari saraf glosofaringeus (sepertiga posterior lidah, papilla valata) dan juga saraf
vagus (epiglotis) berakhir (Duus, 1994).
Nukleus traktus soliarius merupakan stasiun penghubung dari serat pengecap
saraf yang telah disebutkan. Dari sini, impuls pengecapan pergi ke thalamus
kontralateral (jarak yang tepat tidak diketahui) dan berakhir pada bagian yang

paling medial dari nucleus ventral posteromedial. Dari thalamus, berjalan neuron
lain ke kaki bagiani operkular dari kkoknvolusi sentral posterior dekat insula.
Karena rasa pengecapan yang dikirim secara ventral dikumpulkan oleh tiga saraf
yang berbeda (VII, IX, X), maka jarang terjadi hilangnya seluruh pengecapan
(Duus, 1994).
Beberapa serat aferen somatic dri daerah kecil telinga luar, kanalis
auditorius, dan permukaan luar dari membrane timpani, bergabung dnegan saraf
fasialis. Mereka berjalan melalui ganglion genikulatum ke kelompok nucleus
trigeminus dalam batang otak (Duus, 1994).
Serat parasimpatik eferen juga merupakan bagiani dari saraf intermediat.
Nukelus salivatorius superior merupakan tempat asal dari serat-serat ini. Nucleus
ini terletak di kaudal dan medial dari nucleus fasialis, tepat pada perbatasan antara
pons dan medulla oblongata, dekat lantai ventrikel keempat. Satu kelompok akson
dari nukelus ini, berpisah dari saraf fasialis pada tingkat ganglion genikulatum.
Serat-serat ii berbelok dan menuju ke ganglion pterigopalatiina dan dari sini ke
glandula lakrimalis dan glansula mukosa nasal. Kelompok akson lain,terus ke
kaudal

dan

menyerai

korda

timpani

serta

saraflingualis

ke

ganglion

submandibularis. Dari dana, impuls berjalan ke glandula sublingualis dan


submandibularis, dimana impuls merangsang salvias. Kami telah menyebutkan
sebelumnya, bahwa nucleus salivatorius superior menerima impuls dari system
olfaktorius melalui berkas longitudinalis dorsalis. Bau yang merangsang
menyebabkan refleks salvias. Pengeluaran air mata berhubungan dengan stimuli
sentral dari hipotalamus melalui formasio retikularis dan melalui nucleus spinalis
saraf trigeminus (Duus, 1994).
2.1 Perkembangan Nervus Facialis
Perkembangan Intratemporal
Nervus facialis mulai berkembang menjelang akhir bulan pertama kehamilan,
ketika acousticofacial primordium, yang memunculkan nervus facial dan nervus akustik,
berkembang berdekatan dengan primordial telinga bagian dalam, placode otic. Anlagen
dari ganglion geniculate muncul di awal bulan kedua kehamilan. Berdekatan dengan
perkembangan ganglion geniculate, primordial acousticofacial dibedakan menjadi batang

kaudal, menjadi batang utama dari nervus facialis, dan batang rostral, yang akhirnya
berkembang menjadi saraf korda timpani. Rumitnya, tentu saja liukan dari kedua saraf
yang dijelaskan oleh asal usulmereka yang terpisah dan berikutnya persimpangan. Selama
minggu keenam kehamilan, bagian motorik dari nervus facialis membangun posisinya di
telinga

tengah

antara

labyrinth

danpengembanganstapes(struktur

membranosa

lengkungankedua).

chordatimpanimenjadiberhubungandengan

(struktur
Selama

saraftrigeminus,

yang

placodeotic)

waktuini

saraf

membawakorda

timpanipada jalannya menujulidahmelalui saraflingualis. saraf petrosus superficial yang


lebih

besar

membawa

seratpreganglionik

parasimpatiske

arahganglionpterygopalatinejugaberkembangselama periode ini(Sadler, 1985).


Hubungan anatomi dari nervus facialis didirikan pada akhir bulan kehamilan
kedua. Di perkembangan selanjutnya, saraf memanjang sebagai pertumbuhan tulang
temporal, sementara kanal tuba, kanal bertulang yang mentransmisikan nervus facialis
melalui tulang temporal mulai terbentuk. Meskipun kanal tuba mulai dibentuk pada
bulan kehamilan kelima, belum lengkap sampai beberapa tahun setelah lahir. tidak
lengkap pengembangan yang belum lengkap dari saluran tuba bertanggung jawab untuk
identifikasi alami dalam spesimen tulang temporal, dan dapat menyebabkan palsi wajah
yang dikaitkan dengan otitis media(Sadler, 1985).

Perkembangan Ekstratemporal
Selama minggu kehamilan keenam sampai akhir bulan kehamilan kedua, kelima
divisi saraf extratemporal - temporal, zygomatic, bukal, mandibula, dan cabang cervical
terbentuk. Selama bulan ketiga, kuncup parotis membesar dan menelan nervus facialis.
otot wajah, berkembang secara independen, terbentuk pada usia kehamilan 7-8 dan harus
diinervasi oleh cabang nervus fasialis distal atau otot lain akan berdegenerasi, meskipun
periode kritis waktu sebelum degenerasi saat ini tidak diketahui. Pada akhir bulan ketiga
kehamilan, sebagian besar otot-otot wajah dapat diidentifikasi dan fungsional(Sadler,
1985).

Gambar 8. Sebuah ilustrasi skematik menunjukkan embriologi dari nervus facialis


Sumber : Langman Medis Embriologi
(A) Lokasi nervus facialis primitif dalam perkembangan embrio ditunjukkan dalam
kaitannya dengan saraf penting lainnya di kepala dan leher.
(B) Lokasi lengkungan branchial kedua, menunjukkan batang utama dari nervus facialis
ditunjukkan dalam kaitannya dengan lengkungan branchial lainnya.
(C) turunan lain dari lengkungan branchial kedua ditunjukkan dan membantu
menjelaskan pola persarafan yang kompleks dari nervus facialis.

Perkembangan Postnatal
Saat lahir, nervus facialis terletak tepat di bawah kulit di dekat ujung mastoid
seperti muncul dari tulang temporal, dan rentan terhadap insisi postauricular pada anak
kecil Sebagaimana bentuk ujung mastoid dan pemanjangan selama masa kanak-kanak
Namun, nervus facialis mengasumsikan posisinya lebih medial dan dilindungi. Individu
akson dari saraf wajah juga mengalami mielinasi sampai usia 4 tahun, suatu
pertimbangan penting selama pengujian listrik dari saraf selama periode waktu ini
(Sadler, 1985).
Tabel 2. Tabel perkembangan nervus facialis

Bulan

Perkembangan

kehamila
n
1
2

Acousticofacial (AF) primordium memunculkan nervus facial and


acoustic
Perkembangan ganglion geniculate
Batangcaudal AF primordial berkembang menjadi batang utama
dari Nervus Facialis (NF)
Batang rostral AF primordial berkembang menjadi saraf Korda

4lahir
postnatal

timpani
Bagian motorik FN menetapkan posisi antara labirin dan stapes
Saraf korda timpani menjadi terkait dengan saraf trigeminus
Saraf petrosus superfisial besar berkembang
5 cabang extratemporal berkembang
Otot-otot wajahberkembang secara mandiri
NFmemanjang
Kanal tuba berkembang, berkelanjutan sampai kelahiran
Kuncup parotisengulfsextratemporal NF
Otot-otot wajah dapat diidentifikasi dan fungsional
NF memanjang
Kanal tuba terus berkembang
Mielinasiakson NF, berkelanjutan sampai usia 4 tahun
Lokasi lateral dari saraf wajah extratemporal secara bertahap ke
tengah, dibawah perkembangan ujung mastoid

You might also like