Professional Documents
Culture Documents
yang ada didesa terpencil itu dilengkapi dengan pelayanan kesehatan gigi.
Kesehatan merupakan salah satu hak yang dimiliki seorang warga Negara yang
seharusnya terjamin oleh Negara. Setiap warna ngera memiliki hak untuk
mendapatkan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang terdapat di Indonesia.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengupayakan penempatan dokter gigi Pegawai
Tidak Tetap (PTT) dan dokter umum untuk ditempatkan ke Daerah Terpencil
Perbatasan dan Kepulauan (DPTK) yang merupakan salah satu usaha
Kementerian kesehatan dalam meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan
kesehatan yang bermutu serta mendapatkan pelayanan yang semaksimal mungkin.
Peran dokter gigi sebagai operator harus lebih kooperatif dikarenakan
kemungkinan masyarakat didesa terpencil masih sangat awam dengan pentingnya
kesehatan mulut, maka dari itu dapat juga dokter gigi dapat mengupayakan
dilakukannya edukasi dengan masyarakat, contohnya melalui penyuluhan yang
mudah dicerna dan fahami oleh masyarakat agar meningkatkan minat masyarakat
untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut mereka.
Upaya Pemerintah untuk menanggulangi angka jumlah rakyat miskin di
Indonesia agar tetap mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya kesehatan gigi
juga telah membuat adanya BPJS. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting
dan tidak ternilai harganya bagi setiap umat manusia tanpa membedakan status
sosialnya. Sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang telah ditetapkan dimulai sejak tanggal
01 Januari 2014. Dokter gigi dituntut untuk tidak membeda-bedakan pasien yang
ada, semua pasien semuanya sama yakni sama-sama membutuhkan perawatan dan
harus dilayani dengan sempurna demi mendapatkan kepuasan dari pasien.
Komunikasi adalah kunci utama dari kenyamanan pasien, yakni saat kontak
pertama atau first contact. Komunikasi sangat dibutuhkan antara dokter gigipasien karena rasa percaya dimulai dari komunikasi yang baik. Dokter gigi harus
mempunyai skill komunikasi yang mumpuni atau mampu, dari komunikasi juga
dokter gigi dapat mendiagnosa penyakit yang dikeluhkan oleh pasien dari
didapatkannya diagnosa dapat dilakukan perawatan yang sesuai. Hal terpenting
dalam komunikasi adalah pasien sudah memahami apa yang dijelaskan dokter gigi
ataukah belum, karena itu perlu dipastikan kembali sampai pasien benar-benar
memahami tentang informasi yang diberikan. Selain komunikasi antara dokter
gigi-pasien, memberikan pelayanan yang sesuai juga menjadi hal penting, dokter
gigi harus memberikan pelayanan yang paripurna atau comprehensive. Tuntutan
pasien terhadap pelayanan yang berkualitas bukan hanya dihubungkan dengan
kesembuhan dari suatu penyakit, tapi juga menyangkut tingkat kepuasan pasien
merupakan tolak ukur kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
Semakin tinggi tingkat kepuasan pasien menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
yang diberikan semakin baik. Dokter gigi harus mampu mendorong pasien untuk
lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulut agar terhindar dari masalah
kesehatan gigi dan mulut. Apabila dokter gigi merasa kurang mumpuni
menangani masalah penyakit pasien, dokter gigi dapat merujuk ke dokter spesialis
yang dipercaya lebih mumpuni dalam bidangnya.
Dari tingkat Fasilitas Kesehatan pertama atau panca sarjana (S2) dokter
gigi dapat meningkatkan kembali agar lebih mumpuni dalam menangani penyakit
pasien dari tingkat sosial keatas maupun sosial rendah. Dokter spesialis adalah
dokter yang telah lulus menjadi sarjana dan kemudian mengkhususkan dalam
suatu bidang ilmu kedokteran gigi tertentu.
rUntuk menanggulangi adanya ketidakmerataan sebaran tingkat tenaga
kesehatan, Pemerintah menempatkan dokter gigi PTT untuk ditempatkan didesa
terpencil yang bertujuan agar masyarakat awam lebih memperhatikan dengan
kondisi kesehatan gigi dan mulut, dokter gigi dapat terlebih dahulu memberikan
edukasi kepada masyarakat agar lebih termotivasi untuk datang ke dokter gigi,
misalnya dapat mengupayakan adanya penyuluhan yang tentunya menarik dan
mudah dicerna oleh masyarakat serta memberikan penjelasan mengenai akibat
jika penyakit mulut dianggap sesuatu yang bukan kedaruratan.