Professional Documents
Culture Documents
I. Identitas pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama
Umur
Jenis kelamin
Status
Pekerjaan
Agama
Tgl pemeriksaan
: Nn S
: 16 thn
: wanita
: belum menikah
: pelajar
: islam
: 13/05/2015
II.Anamnesis
1) Keluhan utama
Kulit terkelupas
2) Riwayat penyakit sekarang
Pasien seorang wanita 16thn datang ke poli kulit dan kelamin RSUD
UNDATA dengan keluhan kulit terkelupas pada bagian kepala, siku tangan
serta pada bagian perut kulit yang terkelupas sebelumnya berwarna merah
dan terasa gatal lama kelamaan kulit menjadi putih dan terkelupas keluhan
dirasakan sejak umur 11thn, keluhan muncul pertama kali pada bagian
kepala kemudian muncul pada bagian siku tangan kanan dan pada bagian
perut tetapi tidak seebanyak pada area kepala os mengeluhkan gatal akan
muncul ketika banyak beraktifitas dan ketika mengkonsumsi mie instan
dan telur, keluhan tidak disertai rasa panas pada kulit ataupun bengkak dan
berarair, dan tidak disertai gejala sistemik lainya seperti adanya demam, os
rutin mengambil obat di poli os mengeluhkan jika pasien menghentikan
pengobatanya maka gejala akan muncul kembali.
3) Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat Penyakit kulit : Penyakit kulit dengan keluhan yang sama
Riwyat DM
Riwyat HT
: tidak ada
: tidak diketahui
4) Riwayat keluarga :
Tidak ada riwayat penyakit pasien yang sama pada keluarga
Status Generilasata :
1. Keadaan umum : sakit ringan
2. Status Giji
: baik
3. Kesadaran
: kompos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Respirasi
: 18 x/menit
Status dermatologis
Ujud kelainan kulit : Plak eritema, skuama
Lokalisasi : Regio frontalis kepala, regio antebrachii posterior dan regio
kuadran kanan bawah abdomen .
Pemeriksaan : kobner, autzpit, fenomena tetesan lilin tidak dilakukan.
IV. Gambar : Pada regio frontalis kepala dan regio antebrachii posterior
V. Resume
Pasien seorang wanita 16thn datang ke poli kulit dan kelamin RSUD
UNDATA dengan keluhan kulit terkelupas pada bagian kepala, siku tangan serta
pada bagian perut kulit yang terkelupas sebelumnya berwarna merah dan terasa
gatal lama kelamaan kulit menjadi putih dan terkelupas keluhan dirasakan sejak
umur 11thn, keluhan muncul pertama kali pada bagian kepala kemudian muncul
pada bagian siku tangan kanan dan pada bagian perut tetapi tidak seebanyak pada
area kepala os mengeluhkan gatal akan muncul ketika banyak beraktifitas dan
ketika mengkonsumsi mie instan dan telur, keluhan tidak disertai rasa panas pada
kulit ataupun bengkak dan berarair, dan tidak disertai gejala sistemik lainya
seperti adanya demam, os rutin mengambil obat di poli os mengeluhkan jika
pasien menghentikan pengobatanya maka gejala akan muncul kembali. Keadaan
umum sakit ringan, status giji baik, kesadaran kompos mentis tekanan darah
120/80 mmHg nadi
kelainan kulit berupa skuama dan plak eritema pada : Regio frontalis kepala, regio
antebrachii posterior dan regio kuadran kanan bawah abdomen.
VI. Diagnosis banding
Psoriasis vulgaris
Dermatitis seboroik
Dermatofitosis
VII. Anjuran pemeriksaan :
Histopatologi
IX . Penatalaksanaan :
Non medikamentosa :
a. Menjaga kebersihan kulit
b. Mengindari faktor pencetus
1. Stress psikologis
2. Hindari terjadi trauma/gesekan terus menerus pada kulit
3. Tingkatkan sistem imun tubuh
Medikamentosa
Topical
a. Preparat ter [LCD] 5%
b. Asam salisilat 3%
c. Kortikostiroid : desokimetason
Sistemik
a. Cetirizine 10mg
X. Prognosis :
PEMBAHASAN
Pasien seorang wanita 16thn datang ke poli kulit dan kelamin RSUD
UNDATA dengan keluhan kulit terkelupas pada bagian kepala, siku tangan serta
pada bagian perut kulit yang terkelupas sebelumnya berwarna merah dan terasa
gatal lama kelamaan kulit menjadi putih dan terkelupas keluhan dirasakan sejak
umur 11thn, keluhan muncul pertama kali pada bagian kepala kemudian muncul
pada bagian siku tangan kanan dan pada bagian perut tetapi tidak seebanyak pada
area kepala os mengeluhkan gatal akan muncul ketika banyak beraktifitas dan
ketika mengkonsumsi mie instan dan telur, keluhan tidak disertai rasa panas pada
kulit ataupun bengkak dan berarair, dan tidak disertai gejala sistemik lainya
seperti adanya demam, os rutin mengambil obat di poli os mengeluhkan jika
pasien menghentikan pengobatanya maka gejala akan muncul kembali. Keadaan
umum sakit ringan, status giji baik, kesadaran kompos mentis tekanan darah
kelainan kulit berupa skuama dan plak eritema pada : Regio frontalis kepala, regio
antebrachii posterior dan regio kuadran kanan bawah abdomen. dan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosis sebagai psoriasis vulgaris
Psoriasis adalah suatu penyakit inflamasi kulit bersifat kronis residif, dapat
mengenai semua umur yang ditandai dengan plak kemerahan yang ditutupi oleh
sisik yang tebal berwarna putih keperakan dan berbatas tegas. Umumnya lesi
psoriasis berdistribusi secara simetris dengan predileksi terutama di daerah siku
dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genitalia.
Penyakit ini biasanya dimulai pada usia 1030 tahun dan risiko yang sama
untuk laki-laki dan wanita. Jika awalnya timbul pada usia kurang dari 15 tahun,
biasanya terdapat riwayat psoriasis dalam keluarga. Penyakit ini mengenai seluruh
tubuh relatif lebih berat, namun memberikan respon yang baik terhadap
pengobatan.
psoriasis dianggap sebagai suatu penyakit primer akibat gangguan
keratinosit, namun saat ini psoriasis dikenal sebagai suatu penyakit yang
diperantarai oleh sistem imun. Psoriasis melibatkan interaksi kompleks diantara
berbagai sel pada sistem imun dan kulit, termasuk sel dendritik dermal, sel T,
neutrofil dan keratinosit. Pada psoriasis, sel T CD8+ terdapat di epidermis
sedangkan makrofag, sel T CD4+ dan sel-sel dendritik dermal dapat ditemukan di
dermis superfisial. Sejumlah sitokin dan reseptor permukaan sel terlibat dalam
jalur molekuler yang menyebabkan manifestasi klinis penyakit. Psoriasis
dianggap sebagai suatu penyakit yang diperantarai oleh sistem imun yang ditandai
dengan adanya sel T helper (Th)1 yang predominan pada lesi kulit dengan
peningkatan kadar IFN-, tumor necrosing factor- (TNF-), IL-2 dan IL-18.16
Baru-baru ini jalur Th17 telah dibuktikan memiliki peranan penting dalam
mengatur proses inflamasi kronik. Sebagai pusat jalur ini terdapat sel T CD4+,
yang pengaturannya diatur oleh IL-23 yang disekresikan oleh sel penyaji antigen
(sel dendritik dermal).17 Sel Th17 CD4+ mensekresikan IL-17 dan IL-22 yang
berperan pada peningkatan dan pengaturan proses inflamasi dan proliferasi
epidermal.
berdasarkan
perluasan
penyakit.
Untuk
psoriasis
plak
yang
ringan(<10% luas permukaan tubuh), terapi topikal lini pertama dapat digunakan
emolien, glukokortikoid atau analog vitamin D3 sedangkan lini kedua dapat
dilakukan fototerapi dengan menggunakan sinar UVB. Pada psoriasis plak yang
sedang (>10% luas permukaan tubuh) dapat diberikan terapi lini pertama seperti
pada psoriasis ringan sedangkan lini keduanya dapat berupa pengobatan sistemik
misalnya metotreksat, asitretin, serta agen-agen biologi seperti alefacept dan
adalimumab. Untuk plak psoriasis berat (>30% luas permukaan tubuh), terapi
terutama menggunakan obat-obat sistemik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sugito, TL. Penyakit Papuloeritroskuamosa dan Dermatomikosis Superfisialis
pada Bayi dan Anak. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Semarang; 2008.
2. Djuanda A. In Adi D, kepala editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi
Keenam. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universita Indonesia;
2010: 189-195.
3. Fitzpatrick BT, Richard AJ, Klaus W, Machiel KP, Dick S. Color Atlas and
Synopsis of Clinical Dermatology common and serious disease 3 rd ed. United
States of America: McGraw-Hill Health Professions Division; 1997: 76-102
4. Goldstein BG, Goldstein AO. Dermatologi Praktis. Jakarta: Hipokrates;
2001: 182-187.