Professional Documents
Culture Documents
(Pre Eklamsi)
Oleh: Dwi Tio Hadi W, S. Kep.
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang
diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit
kepala tersebut terus menerus dan tidak berkurang dengan pemberian
aspirin atau obat sakit kepala lain
2. Gangguan penglihatan a pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya,
pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara
3. Iritabel a ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara
berisik atau gangguan lainnya
4. Nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah
5. Gangguan pernafasan sampai cyanosis
6. Terjadi gangguan kesadaran
4. Klasifikasi
Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
a. Preeklamsi Ringan :
1. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada posisi
berbaring terlentang, atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih,
kenaikan sistolik 30 mmHg/lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya
pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, dan sebaiknya 6 jam.
2. Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB meningkat)
d. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera
mungkin setelah matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau
ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.
2.
Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat
antihipertensi : metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari), atau
nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau
pindolol 1-3 x 5 mg/hari (max.30 mg/hari).
Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2
minggu rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali
berturut-turut, atau pasien menunjukkan tanda-tanda pre-eklampsia berat.
Berikan juga obat antihipertensi.
j.
Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai preeklampsia berat. Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan
a. Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di
daerah kamar bersalin.Tidak harus ruangan gelap.Penderita ditangani aktif
bila ada satu atau lebih kriteria ini.
dengan
amniotomi,
oksitosin
drip,
kateter
Folley,
atau
prostaglandin E2. Sectio cesarea dilakukan bila syarat induksi tidak terpenuhi
atau ada kontraindikasi partus pervaginam.Pada persalinan pervaginam kala 2,
bila perlu dibantu ekstraksi vakum atau cunam.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar
hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid
biasanya > 7 mg/100 ml
b. USG : untuk mengetahui keadaan janin
c. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
d.
2. Intervensi keperawatan
1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Gangguan mekanisme
regulasi.
Tujuan :
Rasional
setiap hari.
dalam
pemberian
Mengetahui
peningkatan
berat
pengisian kapiler.
berlebih.
dalam
dapat
pemberian
mengurangi
tingkat kecemasan.
atau berlanjut.
edema
anasarka.
7. Kolaborasi
dengan
ahli
gizi
2)
Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 324 jam diharapkan
tidak terjadi nyeri pada ibu dan ibu dapat mengatasi nyerinya.
Krikteria Hasil :
Ibu mengerti penyebab nyerinya
Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi
1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
Rasional
Ambang nyeri setiap orang
berbeda ,dengan demikian akan
dapat menentukan tindakan
perawatan yang sesuai dengan
respon pasien terhadap nyerinya.
pasien
pemberian analgesik
3)
mengurangi nyeri
Rasional
5. Kolaborasi
dengan
pemberian O2
4)
Tim
medis
Rasional
informasi
pasien.
Daftar Pustaka
Carpenito L Y, 2001, Hand Book of Nursing Diagnosis, Edisi 8, EGC : Jakarta
Doengoes, dkk, 2000, Nursing Care Plans : Guideline For Planning And
Dokumentating Care. EGC : Jakarta.
Dorland,
Newman.
2002.
Kamus
Kedokteran
Dorland.
Edisi
29,
Jakarta:EGC,1765.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
EGC.
Hidayat, Syamat, dkk, 1997. Edisi Revisi Buku Ilmu Ajar Bedah,EGC : Jakarta.
Manjoer, Arief, dkk, 2000.Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Media Aesculapius :