You are on page 1of 8

Bed Site Teaching (BST)

DENGUE HEMORRHAGIC FEVER

Oleh :
Sri Ganesh
0910314182

Preseptor :
dr. Eva Chundrayetti Sp.A(K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
2015
0

BST
IDENTITAS PASIEN
Nama
Kelamin
Usia
Suku

: DTA
: Laki Laki
: 12 Tahun
: Minang

PROBLEM
Demam.
Anamnesis
Keluhan Utama : Demam sejak 2 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Demam sejak 2 hari yang lalu, tinggi, terus menerus, tidak menggigil,

tidak berkeringat, tidak disertai kejang.


Muntah sejak 6 jam yang lalu, frekuensi 4 kali, jumlah gelas tiap kali.

Muntah berisi sisa makanan dan minuman. Muntah tidak menyemprot


Badan terasa sakit dan ngilu sejak 2 hari yang lalu.
Terasa nyeri di belakang bola mata sejak 2 hari yang lalu.
Nyeri ulu hati sejak 1 hari yang lalu
Nyeri menelan disangkal
Batuk tidak ada, pilek tidak ada, sesak nafas tidak ada
Nafsu makan menurun sejak 2 hari yang lalu.
BAK seperti biasa
BAB seperi biasa

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat menderita kejang demam saat usia 2 th.


Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini

Riwayat Imunisasi dan Tumbuh Kembang

Anak kedua dari 2 bersaudara

Lahir secara SC atas indikasi PEB, cukup bulan, BBL 3000gr, PBL: 51
cm.

Riwayat Imunisasi dasar lengkap

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan dalam batas normal

Physical Examination

Kesadaran

: Sadar

Tekanan darah

: 110/70

Nadi

: 89x/ mnt

Nafas

: 22x/ mnt

Suhu

: 38,9

Keadaan Umum : Sakit sedang

Tinggi Badan

: 150cm

Berat Badan

: 70kg

Sianosis

: tidak ada

Ikterus

: tidak ada

Kulit

: Akral hangat,

Kepala

: bentuk simetris, bulat

Rambut

: hitam lebat, tidak mudah rontok

Mata

: konjungtiva tidak anemis , sklera tidak ikterik

Telinga & Hidung

: tidak ada kelainan, epistaksis tidak ada.

Mulut

: mukosa bibir dan mulut basah, tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring
tidak hiperemis

Leher

: tidak ada pembesaran KGB,tidak ada pembesaran tiroid.

Dada
Paru-paru
Inspeksi

Jantung

:
: normochest, retraksi tidak ada
Palpasi

: fremitus sama kiri dan kanan

Perkusi

: sonor

Auskultasi

: vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

:
Inspeksi

: ictus cordis tidak terlihat


2

Palpasi

: teraba ictus cordis di 1 jari medial dari linea mid


clavicula sinistra RIC V

Perkusi

: batas jantung atas RIC II, kanan Linea Sternalis


Dextra, kiri 1 jari medial LMCS RIC V

Auskultasi

: irama teratur, bising tidak ada

Abdomen
Inspeksi

: distensi tidak ada

Palpasi

: supel, hepar teraba 1/3 -1/3, permukaan rata, pinggir tajam,

konsistensi kenyal, lien tidak teraba


Perkusi

:timpani

Auskultasi

: bising usus positif normal

Alat kelamin

: tidak ditemukan kelainan

Ekstremitas

Atas

: akral hangat, perfusi baik, refleks fisiologis ada +/+ normal,


refleks patologis -/-

Bawah

: akral hangat, perfusi baik, refleks fisiologis ada +/+ normal,


refleks patologis -/-

Punggung

: tidak ditemukan kelainan

Alat kelamin

: tidak ditemukan kelainan, status pubertas A1P1G1

Anus

: colok dubur tidak dilakukan

Rumple Leede

: (+)

HIPOTESIS

Kemungkinan pasien ini menderita Dengue Hemoragik Fever

MECHANISM

Demam
o Virus varicella, dengue, influenza,
o Bakteri E.coli, S. aureus, Salmonella, GAS
3

o Parasit malaria, amubiasis, toxoplasmosis, giardiasis


o Jamur

Patofisiologi Dengue.

Teori infeksi heterologous sekunder


o Teori infeksi sekunder menyebutkan bahwa apabila seseorang
mendapatkan infeksi primer dengan satu jenis virus, akan terjadi
kekebalan terhadap infeksi jenis virus tersebut untuk jangka waktu
yang lama. Jadi seseorang yang pernah mendapat infeksi primer virus
dengue akan mempunyai antibodi yang dapat menetralisasi virus yang
sama (homologous). Tetapi jika orang tersebut mendapatkan infeksi
sekunder dengan jenis serotipe virus yang lain maka terjadi infeksi
berat karena pada infeksi selanjutnya antibodi heterologous yang
terbentuk pada infeksi primer tidak dapat menetralisasi virus dengue
serotipe lain (non neutralizing antibody)
o

Teori Mediator
o Teori mediator sekarang ini dipikirkan oleh para ahli karena
melanjutkan teori `antibody enhancing. Pasien DBD mempunyai kadar
TNF-a, lL-6, IL-i3, lL-18, dan faktor sitotoksik lebih tinggi
dibandingkan pasien DD sedangkan pada pasien DSS mempunyai
kadar IL-4, IL-o, lL-8, dan IL-10 yang tinggi. Sitokin tersebut sangat
berperan meningkatkan permeabilitas vaskular dan syok selama
terinfeksi dengue.

MORE INFORMATION
Pemeriksaan Labor : Hb :
Ht
Trombosit
Leukosit
Hitung Jenis
DONT KNOW

Pemeriksaan Ig G dan Ig M.

LEARNING ISSUES

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang demam


o Etiologi
o Epidemiologi
o Faktor Resiko
o Patofisologi
o Gejala klinis
o Diagnosis
o Diagnosis banding
o Tatalaksana

PROBLEM SOLVING
Decision
-

Kriteria WHO

Demam akut 2 -7 hari


5

Manifestasi perdarahan Tes bendungan, ekimosis, perdarahan


mukosa

Trombositopenia

Peningkatan hematokrit

Tanda kebocoran plasma

2 kriteria klinis + 1 laboratorium

Diagnosis Kerja : DHF Grade 1

Treatment : IVFD KA EN 1B 36tts / i


Paracetamol 3 x 500 mg po
ML 2000 kkal
Banyak minum

1. KLASIFIKASI DERAJAT PENYAKIT


/DBD
DD

Derajat

Gejala
Demam disertai 2 atau lebih tanda:
sakit kepala, nyeri retro-orbital,
mialgia, artralgia.

DBD

Gejala di atas ditambah uji bendung


positif

DBD

II

Gejala di atas ditambah perdarahan


spontan

DBD
(DSS)

III

DBD
(DSS)

IV

Gejala di atas ditambah kegagalan


sirkulasi (kulit dingin dan lembab
serta gelisah)
Syok berat disertai dengan tekanan
darah dan nadi tidak terukur.

Laboratorium
Leucopenia
Trombositopenia,
Serologi
tidak ditemukan
Dengue
bukti kebocoran
Positif
plasma
Trombositopenia,
(<100.000/L), bukti
ada kebocoran
plasma
Trombositopenia,
(<100.000/L), bukti
ada kebocoran
plasma
Trombositopenia,
(<100.000/ L),
bukti ada kebocoran
plasma
Trombositopenia,
(<100.000/ L),
bukti ada kebocoran
plasma1

DAFTAR PUSTAKA
1.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. : DHF. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak.
Percetakan Infomedika. Jakarta. 1985. P. 1228 31.

2.

Poerwo Soedarmo, Sumarsono S. Carna, Herry dkk. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri
Tropis. Edisi Kedua. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008

3.

Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Indonesia Jilid 1. Penerbit IDAI. Jakarta. 2010.

You might also like