Professional Documents
Culture Documents
I. IDENTITAS PASIEN
1. No. Rekam Medik
: xxxxx
2. Nama Lengkap
: Tn. A
3. Nama Panggilan
: Apri
5. Umur
: 34 tahun
6. Jenis Kelamin
: Laki-Laki
7. Status Perkawinan
: Belum Menikah
8. Pendidikan Terakhir
: SMEA
9. Pekerjaan
:-
: Indonesia / Jawa
11. Agama
: Islam
12. Alamat
: Diantar Keluarga
Case report
Page 1
Alloanamnesis
A. Keluhan Utama
Pasien gelisah, mudah tersinggung, mudah marah, banyak bicara, dan sulit tidur
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien sudah menderita gangguan kejiwaan sejak 11 tahun yang lalu, 1 bulan
terakhir pasien menjadi jarang meminum obat, dikarenakan pasien menjadi bertambah
gemuk bila terus meminum obat sementara pasien menginginkan tubuh yang atletis,
pasien juga merasa sudah sehat dan merasa tidak memerlukan obat-obatan lagi. Semenjak
itu pasien menjadi sering marah-marah, gelisah, susah tidur dan bicaranya kacau. Keluhan
seperti ini sudah beberapa kali terjadi apabila pasien tidak meminum obat. Pasien
mengatakan ingin pergi ke Amerika, untuk berlibur dan bermain judi di Las Vegas, lalu
bermain ke Disneyland, dan pergi ke Los Angeles untuk bertemu dengan Steven Spielberg
dalam rangka syuting film Tenggelamnya Kapal Tampomas II di studio Hollywood.
Pasien berkata bahwa selain memiliki impian menjadi seorang bintang film, dirinya juga
ingin menjadi seorang dewa perdamaian, namun hal itu ia yakini dapat diraih apabila
badannya sudah kembali atletis. Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara bisikan
dari almarhum ayahnya, yang mengatakan, the dreams come true, kamu tidak boleh
menyerah untuk jadi seorang dewa. Pasien juga dapat melihat bidadari-bidadari
disekelilingnya, menurut pasien bidadari-bidadari tersebut ingin membunuhnya saat tidur
untuk mengambil tahtanya, sehingga pasien menjadi susah tidur.
3 minggu yang lalu, menurut keluarga pasien, tidak ada perbaikan keadaan pada
diri pasien. Pasien terus menerus berbicara kacau, dan makin sering marah-marah. Pasien
sering berkelahi dengan hansip disekitar lingkungan rumah, dan berteriak-teriak disekitar
lingkungan rumahnya.
Case report
Page 2
2 minggu yang lalu, pasien makin terlihat gelisah, tidak mau mendengarkan nasihat
keluarga, dan menjadi mudah tersinggung. Keluarga pasien sudah tidak mampu untuk
mengatasi masalah pada pasien, hingga akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa
pasien ke puskemas kecamatan untuk berobat lagi.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien pernah mengalami gangguan psikiatrik
pasien pernah berobat ke alternatif, RSJ SH, RSCM, dan Cilandak
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien menyangkal pernah mengalami kejang, nyeri kepala maupun riwayat trauma
dalam jangka waktu lama, riwayat sakit atau sampai dirawat di rumah sakit umum dan
penurunan kesadaran.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Tingkat keparahan
Waktu
2004
Case report
2015
Page 3
Page 4
Case report
Page 5
GENOGRAM
Keterangan:
: Perempuan
: Meninggal
: Laki-Laki
: Tinggal 1 rumah
: Pasien
: Ggn jiwa
: Compos Mentis
Kesadaran Psikiatri
: Tampak tenang
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 75 x/ menit
Suhu
: 36,7 oC
Pernafasan
: 22 x/ menit
Case report
Page 6
1. Penampilan Umum
Pasien seorang Laki-laki, berusia 34 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya, postur
tubuh tegap dan kurus, berkulit coklat gelap, pada saat wawancara pasien mengenakan
kaos putih dengan celana pendek berwarna hitam. Pasien duduk tenang di hadapan
pewawancara, kontak mata baik dan konsentrasinya fokus pada pewawancara.
Selama Wawancara
Sesudah Wawancara
: eutim
Page 7
C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi
ayahnya)
b) Ilusi
: Tidak ada
c) Depersonalisasi
: Tidak ada
d) Derealisasi
: Tidak ada
D. Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan
2. Pengetahuan
Umum
Indonesia
sekarang
3. Kecerdasan
Yudhoyono)
Rata-rata
4. Konsentrasi
dan Konsentrasi
Perhatian
baik
ini
yaitu
(Pasien
Susilo
dapat
Bambang
menjawab
baik
(pasien
tidak
mudah
teralih
Waktu
Tempat
Orang
Case report
Page 8
Situasi
6. Daya Ingat
-
Jangka
Panjang
Jangka
Pendek
Segera
7. Pikiran Abstrak
8. Visuospasial
9. Bakat
kreativitas
10. Kemampuan
Menolong Diri
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas
: Cukup ide
b. Kontinuitas
: Koheren
c. Hendaya Berbahasa
: Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi
: Tidak ada
b. Waham
: Kebesaran
c. Obsesi
: Tidak ada
d. Fobia
: Tidak ada
e. Gagasan Rujukan
: Tidak ada
Case report
Page 9
f. Gagasan Pengaruh
: Tidak ada
Tilikan
Derajat 2 (Pasien menyadari dirinya sakit, butuh bantuan terapi tetapi terkadang masih
menyalahkan keluarga yang membawanya kemari karena dia sudah tidak butuh obat).
I. Reliabilitas
: Dapat dipercaya
IV. STATUS FISIK (pemeriksaan dilakukan pada 31 Juli 2013 pukul 16:00 WIB)
A. Status Internus
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 110x/ menit
Suhu
: 36,7 oC
Pernafasan
: 24 x/ menit
TB/BB
: 150 cm / 50 kg
Case report
Page 10
BMI
: 22 kg/m2 (Normal)
Kulit
Kepala
Mata
Hidung
: Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-), sekret
-/-.
Telinga
Mulut
Lidah
Gigi geligi
: Baik
Uvula
Tonsil
Tenggorokan
Leher
Thorax
Paru
Inspeksi
Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun
dinamis, efloresensi
primer/ sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal (-), gerak napas simetris, irama
teratur, retraksi suprasternal (-)
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Case report
Page 11
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi
Abdomen
Inspeks
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar,
balotemen (-)
Ekstremitas
-
Atas
Bawah
Genitalia
: Tidak diperiksa
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII)
: Baik
: Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis
: (+) normal
4. Refleks patologis
: Tidak ada
5. Motorik
: Baik
6. Sensorik
: Baik
7. Fungsi luhur
: Baik
8. Gangguan khusus
: Tidak ada
9. Gejala EPS
Case report
Page 12
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Lab
Tidak dilakukan
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang Laki-laki berusia 34 tahun, datang ke puskesmas kecamatan kemayoran
karena dalam 1 bulan terakhir ini pasien sering marah-marah dan lebih memilih menyendiri
saat berada dirumah. Pasien sering terlihat gelisah dan bisa tiba-tiba saja mengamuk kepada
keluarga yang ada di rumah. Pasien pernah mencoba untuk melakukan bunuh diri, namun tidak
jadi dilakukan karena teringat dengan keluarga di rumah, terutama orang tua
Hingga sampai 2 minggu SMRS pasien belum juga membaik. Menurut keluarga, pasien
tidak bisa tidur saat malam hari, lalu marah-marahnya menjadi lebih parah dari sebelumnya.
Pasien dapat tiba-tiba saja dapat membanting barang-barang yang ada di rumah, seperti gelas
dan piring. Karena tidak kunjung membaik, maka orang tua pasien mengantarkan pasien ke
Puskesmas Kecamatan Kemayoran untuk berobat lagi
Dari pemeriksaan psikiatri didapatkan : Kesadaran neurologisnya compos mentis.
Bicaranya normal, motorik tenang, Suasana perasaan hypotim, Afek terbatas, tidak serasi,
fungsi intelektual baik, produktivitas pada arus pikir miskin ide, Daya nilai realitas normal,
Tilikannya derajat 2. Pemeriksaan status internus dan neurologis dalam batas normal.
pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
Case report
Page 13
2. Distress / penderitaan: Sedih, sering menangis, marah-marah tanpa alasan yang jelas,
3. Gangguan jiwa ini termasuk Gangguan Mental Non Organik ( GMNO), karena:
Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat dan psikoaktif yang berefek pada
episode saat ini.
lebih
Adanya penarikan diri dan larut dalam diri sendiri
Tidak memenuhi kriteria diagnostic skizoafektif
Page 14
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
: GAF 70
C. Sosiobudaya
: Penyebab stressor akibat kehidupan sosialnya
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
Page 15
XI. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
THP
Clozapine
2. Psikoterapi
Dilakukan melalui:
Supportif :
Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah serta
memberikan dukungan agar pasien lebih terbuka jika mempunyai masalah.
Melibatkan pasien ke dalam kegiatan di lingkungan.
Melibatkan pasien agar dapat berinteraksi dengan masyarakat lain sehingga pasien
dapat memahami keadaannya dan mau menjalani terapi dengan baik.
Memotivasi pasien agar lebih rajin beribadah.
Reedukatif
Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit yang
dideritanya,
gejala-gejala,
dampak,
faktor-faktor
penyebab,
pengobatan,
komplikasi, prognosis, dan risiko kekambuhan agar pasien tetap taat meminum
obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa di kemudian hari
Memberi nasihat kepada pasien untuk teratur minum obat. Memberikan edukasi
kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita pasien, agar keluarga ikut
membantu mengawasi pasien untuk minum obat.
Case report
Page 16